Terima
kasih teLah Mengunjungi bLog Kami.... jangan Lupa TinggaLkan Komentar
anda di koLom bagian bawah... demi keberLanjutan BLog Kami... syukran :)
salama'Ki :)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-Sifat yangkhas.Bakteri merupakan
mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga
hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air.Sehingga melihat
dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit.Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan
salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal
itu untuk mempernudah proses identifikasi bakteri.
Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mulamula
diamati morfologi sel secara mikroskopik melalui pengecetan atau pewarnaa,
salah satunya adalah dengan pewarnaan gram.Pewarnaan gram merupakan salah satu
prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari
pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk
sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode
empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram
positif dan gram negatif, berdasarka sifat kimia dan fisika dinding sel mereka,
metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans Christian
gram 1884. Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena
menggunakan lebih dari satu macam zat warna.Dan pewarnaan diferensial karena
pewarnaan ini mampu mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri
dapat digolongkan menjadi dua yaitu Gram negatif dan Gram positif.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui
teknik pewarnaan gram.Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna
merah dan ungu.Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan
yang positif berwarna merah.Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada
bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah.Selain itu, ada
endospore yang bisa diwarnai.Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam
kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap
berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Rudi, 2010).
Teknik pewarnaan gram haruslah
sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah
gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini dilakukan
agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram.Habitat endospora bakteri ini
adalah tanah.Mikroba tersebut dalam bentuk spora yang kekurangan
nutrisi.Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik selama
sporulation.Contohnya polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin.Banyak
dari mikroba Bacillus dapat menurunkan Polymers seperti protein, pati, dan
pektin, sehingga bakteri ini merupakan penyumbang penting kepada siklus karbon
dan nitrogen.Akan tetapi apabila terkontaminasi, dapat menyebabkan
pembusukan.Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan warna kemerahan dan
warna endosporanya adalah hijau (Schaechter 2006).
B. Tujuan Percobaan
1.
Melihat bentuk (morfologi) bakteri
2.
Melihat reaksi /sifat pewarnaan gram dari bakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode
empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram
positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif
adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada
uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda.Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri
ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram
positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol,
sementara bakteri gram negative tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri
jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri
gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua
jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel
bakteri (Aditya,2010).
Bakteri gram negatif memiliki 3
lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan
tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna
merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan
yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel
menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan
warna biru (Fitria, 2009)
Mikrobioligi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk hidup yang
kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop (mikros= kecil, bios= hidup,
dan logos= ilmu). Makhluk hidup yang kecil ini disebut mikroba atau
mikro-organisme. Bakteri berasal dari kata latin bacterium (jamak, bacteria) , adalah kelompok raksasa dari
organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler
(bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nucleus
(inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitoondria dan kloroplas.
Istilah “bakteria” telah diterapkan
untuk semua prokariota atau kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan
mengenai hubungan mereka. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua
organisme. Mereka tersebar (tersebar dimana-mana) di tanah, air, dan sebagai
simbiosis dari organisme lain. Banyak pathogen merupakan bakteri. Kebanyakan
dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5
, meski ada jenis yang dapat mencapai 0,3mm.
Meski umumnya memiliki dinding, seperti sel tumbuhan dan jamur, tertapi dengan
komposisi yang sanngat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak
menggunakan flagella, yang berbeda dalam strukturnya dari flagella kelompok
lain. Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leewenhoek pada tahun
1674.Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir
tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana el-sel bakteri tersebut di
suspensikan,.salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasi ialah degan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut
juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi
dinding sel bakteri melalui serangakaian pengecatan (Entjang, 2003).
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya
ukuran bakteri sangat kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat
berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Bakteri
merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 µm. Bentuk bakteri
bermacam – macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering
diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah
diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan
struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat berbentuk seperti
bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Pelczar & Chan, 2007).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan
sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna
pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana,
pengecatan diferensial dan pengecatan struktural.Pemberian warna pada bakteri
atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna
pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan
sederhana.Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel
mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial
(Pelczar & Chan, 2007).Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial
dan pengecatan struktural.Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik
lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau
olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana.Prosedur pewarnaan
yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel
mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007).
Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram
terbagi dua golongan, yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama
(karbol gentian violet) tetap bertahan, dengan demikian warna se bakteri tampak
ungu tua; dan Gram negatif, bila warna zat pewarna pertama tidak bertahan
(luntur) kemudian tercat oleh zat pewarna tandingannya, misal: air fuchsin,
safranin, dan oleh zat pewarna tandingan lainnya. (Razali, 1987)
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram
positif danGram negatif ialah setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini,
berhubungan dengan struktur dan komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan
antara kedua golongan itu dapat merupakan hal yang penting; dinding sel bakteri
Gram negatif pada umumnnya lebih tipis dari yang dimiliki bakteri Gram
positif. Presentasi kandungan lipid bakteri Gram negatif lebih tinggi daripada
Gram positif. Kenyataannya dalam eksperimen pengecatan mennjukkan bahwa
perlakuan dengan alkohol mengeskstrak lipid, yang menyebabkan poisitas atau
permeabilitas didding sel meningkat. Denagn demikian, kompleks karbol gentian
violet dan lugol dapat disari keluar dan bakteri Gram negatif terwarnakan.
Keterangan lain yang hampir sama juga mendasarkan pada perbedaan permeabilitas
antara kedua golongan bakteri itu, yaitu pada bakteri Gram negatif kandungan
peptidoglikan jauh lebih sedikit sehingga kerapatan jalinannya jauh lebih
sedikit daripada baktri gram posiif. Pori-pori dalam peptidoglikan bakteri Gram
negatif tetap masih cukup besar untuk dapat disari keluar kompleks karbol
gentian violet dan lugol. Selautnya, bila sel-sel Gram psitif diperlakukan
dngan lisozim untuk menyingkirkan dinding selnya, sisa strukturnya yang disebut
protoplas atau sel tanpa dinding akan tercatat juga oleh kompleks karbol
gentian violet dan lugol. Tetapi, sel ini mudah dihapuskan oleh alkohol.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa struktur dinding sel bakteri Gram positif itu
yag menjadi tempat tertahannya zat pewarna pertama yaitu karbol gentian violet.
(Razali, 1987).
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna.Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif.
Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena
reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah
yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri.Sel-sel warna dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu asam dan basa.Jika warna terletak pada muatan
positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa.Jika warna terdapat pada
ion negatif, maka disebut zat warna asam.Contoh zat warna basa adalah methylen
blue, safranin, netral red, dan lain-lain.Sedangkan anionnya pada umumnya
adalah Cl-, SO4-, CH3COO-,
COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat
dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan
bagian-bagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan
penggunaan zat warna penutup (Sutedjo, 1991).
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan
ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang
disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik
pada komponen seluler maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan
yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan
sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai
serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode
pewarnaan yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri (Umsl, 2008).
Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan ion negatif,
salah satu di antaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna
terdapat pada ion positif (zat pewarna+ Cl-) dan pada
pewarna asam, warna akan terdapat pada ion negatif (zat pewarna- Na+).
Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol disebabkan
terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma sel. Jadi,
jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri akan
bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa, Kristal violet, safranin dan
metilin blue adalah beberapa zat pewarna basa yang biasa digunakan. Sebaliknya
zat pewarna asam ditolak oleh muatan negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnai
bakteri dengan zat pewarna asam akan menghasilkan hanya pewarnaan pada daerah
latar belakang saja. Karena sel bakteri tak berwarna di atas latar belakang
yang berwarna (Volk & Wheeler, 1993).
Pewarnaan terhadap bakteri yang paling sering
dilakukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl‐Nelsen.Pewarnaan tersebut untuk mengetahui
morfologi, struktur, dan karakteristik bakteri.Pewarnaan Gram dapat
mengidentifikasi penyakit infeksi. Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan
pemberian kristal violet, setelah itu ditambahkan larutan iodium maka semua
bakteri akan berwarna biru. Setelah itu ditambah alkohol.Bakteri Gram positif
membentuk kompleks Kristal iodine yang berwarna biru. Setelah di tambahkan
safranin, bakteri Gram positif akan berwarna ungu. Contoh bakteri Gram positif
adalah Streptococcus, Bacillus, Stapilococcus, Clostridia, Corynebacterium
dhypteriae, Peptococcus, Peptostreptococcus, dll. Sedangkan bakteri Gram
negatif akan terdekolorisasi oleh alcohol dan pemberian safranin akan
memberikan warna merah pada bakteri Gram negatif. Contoh bakteri Gram negative
adalah Neisseria, Klebesiella, Vellonella, Shigella, Salmonella, Hemophillus,
dll (Cappuccino & Sherman, 1983).
Proses pewarnaan gram
ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi atas dua kelompok berdasarkan
pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Perbedaan
ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan bakteri. Reagen pertama disebut warna
dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai dengan jelas. Reagen
kedua disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya
warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel
kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen
dinding sel tidak kuat mengikat warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen
terakhir adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna
pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar.
Larutan yang biasa dipakai adalah ungu kristal, lartan iodium, alkohol dan
safranin (Tracy, 2005).
Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur
dinding sel bakteri ; sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas
zat warna dan penambahan larutan pencuci (Dwidjoseputro.1998).
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel
yang kuat dan lapisan peptidoglikan sebanyak 30 lapisan sehingga permeabilitas
dinding selnya menjadi berkurang.Sedangkan bakteri Gram negatif hanya memiliki
1‐2 lapisan peptidoglikan sehingga memiliki permeabilitas dinding sel yang
lebih besar.Pewarnaan Gram terdiri atas Gram A (violet) (Kristal violet,
Aalkohol, Ammonium oksalat, Aquades), Gram B (cokelat) (Iodium, Kalium iodide,
Aquades), Gram C (Aseton, Alcohol), Gram D (merah) (Safranin, Alcohol, Aquades)
(Madigan, 2003).
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri
dapat dikategorikan sebagai berikut: pewarnaan sederhana, pewarnaan
differensial (pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam), pewarnaan khusus untuk
melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan spora, pewarnaan
kapsul, pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri (pewarnaan
Neisser (granula volutin), pewarnaan yodium (granula glikogen) dan
pewarnaan negatif (Gozali, 2009).
Memurut Pelezar and Chan, 2007 secra
morfologi sel bakteri memnyai bagian-bagian sebagai berikut:
1.
Kapsul : lapisan tebal dari lendir yang membungkus sel. Fungsi kapsul
adalah melindungi sel dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan sebagai
sarana pengikat antar sel satu dengan yang lainnya. Kapsul berhubungan dengan
sifat patogenitas dimana bakteri yang berkapsul biasanya bersifat patogen akan
hilang/ berkurang. Hal ini terjadi karena kapsul melindungi bakteri dari dari
sistem imun tubuh, sehingga ketika bakteri masuk ke tubuh hospes, sistem imun
tubuh tidak mampu lelawan bakteri.
2.
Dinding sel : bagian sel yang membungkus isi sel, terletak antara kapsul
dan membran sitoplasma dengan struktur sangat kaku. Tebal sel 10-35mm. Fungsi
dindiing sel adalah pelindung sel dari tekanan osmosis, memberi bentuk pada
sel, dan berperann dalam reproduksi.
3.
Membran sel/sitoplasma : lapisan tipis yang bersifat permiabel,
fungsinya untuk mengatur zat-zat masuk dan keluar sel.
4.
Pili :
benang-benag halus yang keluar dari dinding sel (seperti filamen tetapi bukan
flagela).Jumlah pili lebih banyak, lebih pendek, dan lebih kecil dari flagela.
5.
Flagela : alat gerak dari bakteri terdiri dari rambut
tipis yang mencuat menembus dinding sel dan bermula dari dasar tubuh, merupakan
suatu struktur granular yang tepat dibawah membran sel dalam sitoplasma.
Flagela terdiri dari tiga bagian yaitu tubuh dasar, struktur seperti kait dan
sehellai filamen panjang di luar dinding sel. Panjang flagel: beberapa kali
panjang sel, namun diameternya lebih kecil daripada diameter ssel (10-20).
6.
Kromoson : merupakan pembawa sifat yang diturunkan pada
sel anakan.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
III.1 Waktu dan
tanggal praktikum
Hari/
tanggal : jumat, 22 April 2016
Waktu : 11.00 - selesai
Tempat : Lab.bakteri, Stikes Mega
Rezky Makassar
III.2. Alat
dan Bahan
1. Biakan bakteri A pada agar miring
2. Biakan bakteri B pada agar miring
3. Satu buah kaca benda
4. Air garam fisiologis steril
5. Satu set bahan untuk pewarnaan gram
III.3. Prinsip
Praktikum
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan kandungan lipid
yang rendah serta peptidoglikan yang tebal. Sehingga ketika pemberian zat warna
pertama, bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna pertama
meskipundibilas dengan alkohol. Ketika diberi alkohol pori-pori dari bakteri
gram positif akan mengecel dan mempertahankan zat warna. Sedangkan bakteri gram
negatif yang memilikikandungan lipid yang tinggi dan peptidoglikan yang tipis
ketika diberi larutan alkohol maka pori-pori akan membesar dan tidak
mempertahankan warna pertama dan mengikat warna terakhir.
III.4. Cara
Kerja
1. Ambil sebuah kaca benda dan bersihkan
2. Bagi kaca benda tersebut atas dua bagian dan beri tanda A
dan B
I II
3. Buat
preparat yang tipis dan rata dari bakteri
A pada bagian A,dab bakteri B di bagian B pada kaca benda 2.
4. Keringkan preparat pada suhu kamar an fiksasi.
5. Letakan kaca benda/ preparat mendatar di atas rak
preparat dan tuangi masing-masing preparat dengan larutan kristal violet dan
biarkan selama 1-2menit
6. Buang zat warna
,dan cuci dengan air mengalir.
7. Tetesi seluruh preparat dengan larutan lugol , biarkan
selama 30 detik
8. Buang larutan lugol dan bilas preparat dengan air
mengalir.
9. Lunturkan preparat dengan alkohol 96% sampai semua zat
warna luntur, dan segera cuci dengan air mengalir
10. Tetesi dengan zat warna kontraks yaitu larutan air
fuchsin ,biarkan selama 2 menit
11. Buang zat warna dan cuci dengan air mengalir
12. Periksalah di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali .gunakan
minyak emersi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Tabel
Bahan
|
Bentuk sel
|
Sifat berkelompok
|
Sifat gram
|
A
|
Batang (basil)
|
Individu
|
Gram (possitif)
|
B
|
Kokus (bulat)
|
Berantai
|
Gram (negatif)
|
Bakteri gram positif : Berwarna ungu
Bakteri gram negatif: Berwarna merah
Gambar
IV.2. Pembahasan
Pewarnaan gram
merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri gram positif dan
gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet
dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram
negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol,
dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna
merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi
dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram antara lain :
crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).
Crystal violet
atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane.Pewarna ini digunakan sebagai
histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki
sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan sebelumnya penting sebagai
antiseptik topikal (Sutedjo,1991).
Safranin dalah noda biologis yang
digunakan dalam histologi dan sitologi.Safranin digunakan sebagai conterstain
dalam beberapa protokol pewarnaan.Mewarnai seluruhinti sel darah merah. Ini
adalah counterstain klasik dalam gram stain. Hal ini juga dapat digunakan untuk
deteksi tulang rawan, musin dan butiran sel mast.Safranin biasanya memilki
struktur kimia.Ada juga trimetil safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya
identik dan aplikasi pewarnaan biologi dan kebanyakan prosedur safranin tidak
membedakan diantara keduanya.Persiapan safranin komersial sering mengandung
campuran dari kedua jenis. Safranin juga digunakan sebagai indikator redok
dalam kimia analitik (Sutedjo,1991)
Fiksasi adalah suatu metode
persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik dengan
menggunakan grutaldehid dengan proses pemabakaran. Fiksasi bertujuan untuk
mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada objek glass tanpa merusak
struktur selnya (Lay,1994).
Pada pewarnaan
gram ditemukan bakteri jenis gram negatif dengan warna merah dan memiliki
bentuk basil pada perbesaran mikroskop hingga 100.
Beberapa faktor kesalahan pada praktikum antara lain pemberian zat warna yang
berlebihan sehingga sel bakteri tidak nampak, kurang maksimalnya dalam proses
fiksasi sehingga masih ada bakteri yang belum mati, dan faktor yang lain adalah
pada proses pencucian terlalu deras dalam membilas zat warna dengan air
sehingga dapat menyebabkan bakteri larut terbawa air.
Pada praktikum kali,
dengan kristal violet, larutan lugol,alkohol 96 % dan air fuchsin di dapatkan
bentuk bakteri kokus dan basil, preparat A berbentuk basil, sifat gram positif. Pada preparat B
berbentuk kokus dengan sifat gram negatif.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan
perubahan yang dilakukan , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pewarnaan gram
merupakan pewarnaan diferensial karena dapat digunakan untuk membedakan antara
bakterigram negatif dan gram positif. Pewarnaan ini sering digunakan untuk
identifikasi dan klasifiksi bakteri. Komposisi dinding sel bkateri gram positif
berbeda dengan bakteri gram negatif sehingga hasil pewarnaan gram akan berbeda.
2.
Bakteri gram
positif (+) berwarna ungu, brsifat individu dan berbentuk basil,sedangkan
bakteri gram negatif (-) berwarna merah, bersifat berantai, dan bebrbentuk
coccus.
DAFTAR PUSTAKA
Cappuccino,J., G., Natalie., S, 1983, Microbiology ALaboratory Manual, Addison-Wesley
Publishing Company : New York.
Dwidjoseputro.
1994. Mikrobiologi untuk Universitas. Ganesha Expect.
Razali,
U., 1987, Mikrobiologi Dasar, Jatinangor: FMIPA UNPAD.
Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi.Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sutedjo, M., 1991, Mikrobiologi Tanah,
Rineka Cipta. Jakarta
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment