Tugas Individu
KONSEP
BERMAIN
Disusun Oleh
:
NAMA : ZULFITRIANI B
N I M : 11 3145 105
060
TINGKAT : IC Keperawatan
Program
SI-Keperawatan
Stikes
Mega Rezky Makassar
T.A 2012/2013
KONSEP BERMAIN
A.
Definisi Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas di
mana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mepersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa.
B.
Tujuan Bermain
1.
Untuk melanjutkan tukem
yg normal pada saat sakit .
2.
Mengekspresikan
perasaan , keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3.
Mengembangkan
kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4.
Dapat beradaptasi
secara efektif thp stres karena sakit dan di rawat di RS.
C.
Fungsi Bermain Pada Anak
1.
Membantu
perkembangan sensorik dan motorik
2.
Membantu
perkembangan kognitif
3.
Meningkatkan
sosialisasi anak
4.
Meningkatkan
kreatifitas
5.
Meningkatkan
kesadaran diri
6.
Mempunyai
nilai terapeutik
7.
Mempunyai
nilai moral pada anak
D.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain
1.
Tahap
perkembangan anak
Perawat harus
mengetahui dan memberikan jenis permainan yang
tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
2.
Status
kesehatan anak
Perawat harus mengetahui kondisi ana
pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yg dapat dilakukan anak sesuai
dgn prisnsip bermain pd anak yg sedang dirawat di RS.
3.
Jenis
kelamin
Dalam melakukan aktifitas bermain tidak
membedaskan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ada pendapat yangdiyakini bahwa
permainan adalah
salah satu alat mengenal identitas dirinya.
4.
Lingkungan yang mendukung
Lingkungan
cukup luas untuk
bermain memungkinkan anak
mempunyai cukup ruang untuk bermain.
5.
Alat
dan jenis permainan yg cocok
Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tukem anak. Alat permaianan tidak
selalu harus dibeli ditoko dan harus mahal
E. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi :
a.
“Social
Play” : belajar memberi respon, misalnya orang dewasa berbicara/memanjakan
anak, maka anak akan merasa senang dengan respon mengeluarkan suara tersenyum.
b. “Sense Of Pleasure Play” : dengan
bermain akan memperoleh kesenangan dsri suatu objek disekelilingnya, misalnya :
bermain pasir, air.
c.
“Skill
Play” dengan bermain anak dapat memperoleh ketrampilan sehingga anak akan
memperoleh berulang-ulang.
d. “Dramatik Play atau Role Play”
dengan bermain anak akan dapat melakukan peran, misalnya : sebagai perawat,
dokter, guru, ibu, ayah dan anak akan membuat fantasi dari permainan tersebut.
2. Menurut Karakterisitik Sosial :
a.
“Solitery Play” bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya(1–3 ).
b.
“Paralel Play”, bermain sejenis , anak bermain dalam suatu kelompok,
masing-masing mempunyai mainan yang sama, tetapi tidak ada interaksi diantara
mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi belum bersosialisasi) Todler,
Preschool.
c.
“Associative Play” bermain dalam kelompok. Anak bermain dalam suatu aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada pembagian tugas, mereka bermain
sesuai keinginannya.
d.
“Cooperative”
pelayanan bermain dalam kelompok. Permainan terorganisir, terencana, ada
tujuan, ada aturan-aturan misalnya : main kartu, balap sepeda.
e.
“Unlocker play” (pengamat). Anak melihat bahwa bermain merupakan hal yang
dapat menurunkan stress.
E.
Pedoman Untuk Keamanan Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat
bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
1.
Ekstra energi
Untuk bermain
diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil kemungkinan untuk
melakukan permainan.
2.
Waktu
Anak harus
mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat
optimal.
3.
Alat permainan
Untuk bermain
alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak serta
memiliki unsur edukatif bagi anak.
4.
Ruang untuk bermain
Bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu,
halaman, bahkan di tempat tidur.
5.
Pengetahuan cara bermain
Dengan
mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan
lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut.
6.
Teman bermain
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi
anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan
bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab.
F. Bentuk-Bentuk Permainan Berdasarkan Kelompok
Usia
1.
Umur 1 bulan
(sense of pleasure play).
·
Visual :dpt melihat dgn jarak dekat
·
Audio : berbicara dgn bayi
·
Taktil : memeluk, menggendong
·
Kinetik : naik kereta, jalan-jalan.
2.
Umur 2-3 bln
·
Visual : memberi objek terang,membawa bayi keruang yang
berbeda .
·
Audio :berbicara dgn bayi,memyanyi
·
Taktil : membelai waktu mandi, menyisir rambut.
3.
Umur 4-6 bln
·
Visual : meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi
nontong TV.
·
Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil namanya,
memeras kertas.
·
Kinetik : bantu bayitengkurap, mendirikan bayi pada paha
ortunya.
·
Taktil : memberikan bayi bermain air.
4.
Umur 7-9 bln
·
Visual : memainkan kaca dan membiarkan main dgn kaca
serta berbicara sendiri.
·
Audio : memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yg
diucapkan seperti mama,papa.
·
Taktil :
membiarkan main pada air mengalir.
·
Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat.
5.
Umur 10-12 bln
·
Visual : Memperlihatkan gambar terang dlm buku.
·
Audio : membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan
tubuh dan menyebutnya.
·
Taktil : membiarkan anak merasakan dingin dan hangat,
membiarkan anak merasakan angin.
·
Kinetik : memberikan anak mainan besar yg dapat ditarik
atau didorong, seperti sepeda atau kereta.
·
Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat.
6.
Umur 2-3 tahun
·
Paralel play dan
sollatary play
·
Anak bermain
secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak
mainan)
·
Jenis mainan
:boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar.
7.
Pra sekolah 3-6
thn
·
Mulai terbentuk perkembangan moral
·
Sudah dapat bermain kelompok
·
Jenis mainan : roda tiga, balok besar dgn macam-macam
ukuran.
8.
Usia sekolah
·
Anak sering bermain kelompok
·
Belajar untuk tidak bergantung pada orang tua.
9.
Masa remaja
·
Anak lebih dekat dengan kelompok
·
Permainan : sepak bola, badminton, basket dan mendengar
musik
G. Terapi
Bermain Pada Anak Yang Dihospitalisasi
Ada banyak
manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain dilaksanakan di suatu
rumah sakit, antara lain:
1. Memfasilitasi
situasi yang tidak familiar
2.
Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3.
Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
4.
Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan
bagian tubuh
5.
Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan
dan tujuan peralatan dan prosedur medis
6.
Memberi peralihan dan relaksasi
7.
Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang
asing
8.
Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk
mengekspresikan perasaan,
9.
Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan
sikap-sikap yang positif terhadap orang lain
10.
Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan
minat
11. Memberi cara
mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).
Prinsip bermain di RS :
1.
Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana.
2.
Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.
3.
Kelompok umur yg sama.
4.
Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan
5.
Semua alat permaianan dpt dicuci
6.
Melibatkan ortu.
No comments:
Post a Comment