Visitor

Thursday, January 26, 2017

LAPORAN BAKTEOROLOGI (P) PEWARNAAN TAHAN ASAM "AnaLis Kesehatan"





Terima kasih teLah Mengunjungi bLog Kami.... jangan Lupa TinggaLkan Komentar anda di koLom bagian bawah... demi keberLanjutan BLog Kami... syukran :) salama'Ki :)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri.Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA).Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya.Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.Sebagai tenaga analis kesehatan dibutuhkan keterampilan dalam membuat spesimen yang berguna dalam pemeriksaan spesimen di laboratorium. Bakteri umumnya memiliki warna yang transparan maka dari itu diperlukan pewarnaan bakteri agar bentuk dan struktur bakteri dapat terlihat lebih jelas jika diamati dengan mikroskop cahaya. Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat permasalahan ini sebagai masalah yang akan dibahas dalam laporan praktikum dengan judul “Pembuatan dan Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) Preparat”.

B.      Tujuan
Untuk melihat dan sifat tahan asam dari bakteri














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol.Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap.Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.
Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora.Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm.
Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen.Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif.
Pewarnaan diferensial artinya pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu macam zat warna, seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam.Sedangkan pewarnaan khusus artinya pewarnaan yang dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel atau bakteri tertentu yang sukar diwarnai dengan menggunakan pewarnaan biasa.Pewarnaan khusus dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman atau kuman tertentu yang sukar diwarnai (Noverita, 2009).
Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam.Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat.Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis.Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat diisolasi dari sputum penderita TBC.Reaksi hasil pewarnaannya jika positif terdapat bakteri TBC berwarna merah.Selain menyerang manusia juga menyerang hewan seperti marmut, dan kera.Penularannya dapat melalui udara yang masuk ke saluran pernafasan (Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri yang tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan anilin biasa kecuali dengan menggunakan fenol dan dengan pemanasan.Bakteri ini memilki dinding sel berlilin karena mengandung sejumlah besar materi lipoidal oleh karena itu bakteri ini hanya dapat diwarnai dengan pewarnaan BTA (Acid-Fast Stain). Dinding sel hidrofobik dan impermeabel terhadap pewarnaan dan bahan kimia lain pada cairan atau larutan encer. Ketika proses pewarnaan, bakteri tahan asam ini melawan dekolorisasi dengan asam sehingga bakteri tersebut disebut bakteri tahan asam (Ball, 1997).
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang langsing, lurus atau berbentuk filament.Bakteri ini bersifat aerobik, tidak membentuk spora, non motil, tahan asam, dan merupakan bakteri gram positif.Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam.Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies NocardiaRhodococcusLegionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya.Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan adalah suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga. Mikobakteria dapat tumbuh lebih cepat pada pH 6 dan 8 dengan pH optimum sekitar 6.5 - 6.8 untuk tipe pathogen.Sel mikobakteria terdiri dari tiga lapisan penting yaitu lipid, protein, dan polisakarida (Thomas, 1999).
Mycobacterium tuberculosis termasuk gram positif, berbentuk batang panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat (2-8 minggu), suhu optimal 37-380C yang merupakan suhu normal manusia.Pertumbuhannya membutuhkan tambahan makanan seperti darah, egg yolk, serum, dan bahan kimia tertentu. Dalam jaringan, basil tuberkel adalah bakteri batang lurus dengan ukuran sekitar 0,4 – 3 μm. Pada media buatan, bentuk kokoid dan filamentous tampak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Segera setelah diwarnai dengan pencelupan dasar mereka tidak dapat didekolorisasi oleh alkohol, tanpa memperhatikan pengobatan dengan iodine. Basil tuberkel secara umum dapat diwarnai dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Media untuk membiakan mikobakteria adalah media nonselektif dan media selektif. Media selektif berisi  antibiotik untuk mencegah pertumbuhan kontaminan bakteri dan fungi yang berlebihan. Ada tiga formulasi umum yang dapat digunakan untuk kedua media nonselektif dan selektif, yaitu media agar semisintetik (middlebrook 7H10 dan 7H11), media telur inspisasi (Lowenstein-jensen), media kaldu (broth media) (Jawetz et al., 2001).
Mikobakteria merupakan aerobik obligat yang memperoleh energi dari oksidasi beberapa senyawa sederhana. Penambahan CO2 meningkatkan pertumbuhan. Tidak ada aktivitas biokimia yang menandai. Dan kecepatan pertumbuhan lebih rendah dari pada sebagian besar bakteri. Waktu untuk menggandakan basil tuberkel sekitar 18 jam, bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, poliferasi terjadi pada temperatur 22-23˚C, untuk menghasilkan pigmen yang lebih banyak dan mengurangi bentuk ”cepat asam” daripada bentuk patogenik. Mikobakteria cenderung lebih resisten terhadap agen kimia daripada bakteri lain karena sifat hidrofobik permukaan sel dan pertumbuhannya. Basil tuberkel reisten terhadap kekeringan dan bertahan hidup selama periode waktu yang lama dalam sputum kering. Variasi dapat terjadi dalam koloni, pigmentasi, virulensi, temperatur petumbuhan yang optimal dan beberapa tanda pertumbuhan atau seluler lainnya (Fardiaz, 1992).
Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik pewarnaan Ziehl Neelson, Kinyoun Gabber, dan Fluorochrom. Pengambilan sputum (sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis dapat dilakukan setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum:
-          Sputum pagi                           :  sputum yang dikeluarkan oleh penderita pada saatbangun pagi
-          Spot sputum                            :  sputum yang dikeluarkan pada saat itu.
-          Collection sputum                  : sputum yang keluar dan ditampung selama 24 jam
     Sputum yang telah diperoleh dapat disimpan dalam lemari es selama satu minggu.
Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen, yaitu dengan menggunakan zat warna carbol fuchsin 0,3 %, asam alkohol 3 %, dan methylen blue 0,3%. Pada pemberian warna pertama, yaitu carbol fuchsin, BTA bersifat mempertahankannya. Carbol fuchsinmerupakan fuksin basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5 %. Larutan ini memberikan warna merah pada sediaan dahak. Fenol digunakan sebagai pelarut untuk membantu pemasukan zat warna ke dalam sel bakteri sewaktu proses pemanasan. Fungsi pemanasan untuk melebarkan pori-pori lemak BTA sehingga carbol fuchsin dapat masuk sewaktu BTA dicuci dengan larutan pemucat, yaitu asam alkohol, maka zat warna pertama tidak mudah dilunturkan.Bakteri kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menutup pori-pori dan menghentikan pemucatan. BTA akan terlihat berwarna merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan melarutkan carbol fuchsin dengan cepat sehingga sel bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan zat warna kedua yaitu methylen blue, bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru (Lay, 1994).
Menurut Entjang (2003), pada pewarnaan bakteri dengan metode Ziehl-Neelsendapat menggolongkan bakteri menjadi dua, yaitu :
1.      Bakteri yang berwarna merah dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut bakteri tahan asam (acid fast)
2.       Bakteri yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut bakteri tidak tahan asam (non acid fast).
Metode Ziehl-Neelsen digunakan karena cukup sederhana dan mempunyai sensitivitas serta spesifitas yang cukup tinggi.Spesifitas dan sensitivitas yang tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode fluorokrom.Bakteri yang terwarnai menunjukkan warna yang kontras dengan lingkungannya dan tidak membutuhkan perbesaran sampai 1000x sehingga bisa mempercepat waktu.Akan tetapi, alat yang digunakan tidak ada yaitu mikroskop fluorescens (Kurniawati et al., 2005).
Larutan kimia yang digunakan adalah alkohol asam 3% , carbol fuchsin 0,3%, serta methylen blue 0,3% yang masing-masing mempunyai fungsi antara lain asam alkohol digunakan sebagai peluntur, carbol fuchsin mempunyai fungsi membuka lapisan lilin agar menjadi lunak sehingga cat dapat menembus masuk ke dalam sel bakteri M. tuberculosis. Methylen blue berfungsi sebagai cat lawan dan pada pemberian methylen blue pada bakteri akan tetap berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau (Jutono dkk., 1980).
Standar yang terdapat dalam IUATLD (International Union Against Tuberculosis Lung Disease) seperti berikut :










BAB III
 METODE PRAKTIKUM

III.1.          Waktu dan tanggal praktikum
Hari/tanggal    : jumat, 29 April 2016
Waktu             : 11.00- selesai
Tempat                        : Lab. Anakes
III.2.          Alat dan Bahan
a.       Preparat hapus dari sputum penderita 1 yang sydah di fiksasi
b.      Satu set bahan pewarnaan Ziel-Neelsen, yang terdiri dari
-          Larutan karbon fuchsin
-          Alkohol Asam
-          Larutan methylen blue
c.       Satu obor kecil yang terdiri dari kapas yang di pintal pada ujung satu kawat
d.      Spritus

III.3.          Prinsip Praktikum
                  Prinsip bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecetan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol , sehingga tidak mampu mengikat warna kedua. Sekali sitoplasma tewarnai, maka sel-sel organisme seperti mikobakteri menahan zat warna tersebut dengan erat, artinya tidak terpucatkan sekalipun oleh zat yang bersifat keras seperti asam alkohol (yaitu 3 % HCL dalam Etanol 95% ). Bakteri tahan asam akan berwarna merha karena mengikat zat warna carbol fuchsin sedangkan bakteri tidak tahan asam berwarna biru karena akan melepaskan zat warna primer pada pencucian alkohol asam dan akan mengikat zat warna sekunder.

III.4.          Cara Kerja
1.      Letakan kaca benda tersebut mendatar pada rak pewarnaan, dan tuangi lartan karbon fuchsin sampai seluruh kaca benda tergenang zat warna
2.      Panasi zat warna tersebut sampai menguap, dinginkan dan panasi lagi. Hal tersebut di ulangi sebanyak 3 kali dalam 10 menit
3.      Cuci denagn air mengalir
4.      Lunturkan dengan alkohol asam 3`%. Pelunturan di lakukan sampai preparat nampak berwarna merah muda
5.      Segera cuci dengan air mengalir
6.      Beri zat warna kontraks, yaitu larutan methylen blue 0,5% selama 1 menit
7.      Cuci dengan air mengalir
8.      Kerimgkan dengan kertas isap dan lihat di bawah mikroskop dengan penambahan emersi

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1.          Hasil
Tabel

Bentuk
Warna
L.Belakang
Sel epitel dan PMN
Basil tahan asam
Basil
Merah
Biru
Biru
Bakteri tidak tahan asam
Tidak ada
  -
    -
  -
§  Latar belakang            : Biru
§  Sel epitel dan PMN     :  Biru

Gambar










IV.2.          Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada bakteri tahan asam, dengan menggunakan larutan  karbon fuchsin, alkohol asam dan larutan methylen blue di dapatkan bentuk bakteri pada BTA yaitu basil, warna merah, latar belakang biru.. Hal ini terjadi karena bakteri tahan asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke dalam sel bakteri. selain itu disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). sehingga bakteri terlihat berwarna merah.
Sedangkan pada bakteri yang non BTA adalah bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna dan didapat menyerap biru saja
Untuk menetukan sifat bakteri yang termasuk bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam harus diwarnai dengan pewarnaan khusus.Pada umumnya, bakteri tahan asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke dalam sel bakteri.
Untuk mewarnainya maka lapisan lilin pada sel itu harus dihilangkan, yaitu dengan cara pemanasan yang dimaksudkan supaya lilinnya meleleh, sehingga sel tersebut bias dengan mudah menerima zat warna. Selain sukar menerima zat warna, bakteri tahan asam juga sukar menyerap bahan penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun dicuci dengan larutan asam encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna yang telah masuk. Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru saja, ini berarti bakteri merupakan bakteri tidak tahan asam.

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel.
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya.Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Pewarnaan BTA ini dilakukan dengan menggunakan pewarnaan Ziehl Neelson yng menggunakan 3 jenis warna sebagai berikut :
1.      Pewarnaan dengan Carbol Fuchsin 3 %
Pewarnaan pertama ini, akan sulit menembus dinding dari Bakteri tahan asam, sehingga dilakukan pemanasan untuk memuaikan dinding sel bakteri tersebut sehingga warna carbol fuchsin ini mampu diserap oleh sel-sel bakteri. Namun perlu diperhatikan, pemanasan dilalukan jangan sampai mendidih cukup samapai menguap agar sel-sel bakteri tersebut tidak rusak.
2.      Penambahan larutan asam alcohol 3 %
Penambahan alkohol berfungsi untuk membilas atau melunturkan zat warna (decolorization) pada sel bakteri (mikroorganisme). Saat sel-sel bakteri sudah mampu menyerap warna carbol fuchsin maka dinding sel tersebut akan kembali tertutup dalam pada suhu semula. Sehingga sebelum dilakukan penambahan asam alcohol ditunggu samapai 5 menit. Saat penambahan asam alcohol ini, maka bakteri yang bukan BTA akan dilunturkan kembali warna carbol fuchsin tersebut karena tidak mampu mengikat kuat seperti halnya bakteri BTA.
3.      Pemberian zat warna Methylene Blue 0,5%
Terakhir dilakukan penambahan Methylene blue.Methylene Blue merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder.Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan asam alkohol.
Zat warna methylene blue masuk ke dalam sel bakteri non BTA yang permeabilitas dinding selnya membesar akibat lapisan lipid pada bakteri non BTA terekstraksi oleh asam alkohol, sehingga menyebabkan sel bakteri non BTA tersebut menjadi berwarna biru. Pada bakteri BTA dinding selnya sudah terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga zat warna methylene blue tidak dapat masuk sehingga sel bakteri BTA berwarna merah.










BAB VI
KESIMPULAN
Preparat dituangi larutan karbon fuchsin dipanasi sampai menguap , lalu dicuci menggunakan air mengalir lau diberi larutan methylen blue kemudian dicuci lagi menggunakan air mengalir, terakhir di amati menggunakan mikroskop.
Pewarnaan Basil tahn Asam menghasilkan latr biru , warna basil tahan asam sendiri berwarna merah dan berbentuk basil.













DAFTAR PUSTAKA
            

Jutono, dkk. (1980). Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan]
Jawetz et al. 2001. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta [11 Juni 2016)
Lay, B. W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada. [11 Juni 2016]
Syahrurachmandkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.


 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)











No comments:

Post a Comment