Terima
kasih teLah Mengunjungi bLog Kami.... jangan Lupa TinggaLkan Komentar
anda di koLom bagian bawah... demi keberLanjutan BLog Kami... syukran :)
salama'Ki :)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mikroorganisme
yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,
begitu pula dengan bakteri.Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara
untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah
dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
melalui serangkaian pengecatan.
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan
bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 -
95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam
lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri
yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis,
Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae.
Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan
penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai
bakteri tahan asam (BTA).Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui
jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau
pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan
bakteri lainnya.Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat
mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan
pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada
bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan
melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak
berwarna (Lay, 1994).
Dinding bakteri yang tahan asam
mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh
fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic
fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat
kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas.
Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru
dari methylen blue.Sebagai tenaga analis kesehatan dibutuhkan keterampilan
dalam membuat spesimen yang berguna dalam pemeriksaan spesimen di laboratorium.
Bakteri umumnya memiliki warna yang transparan maka dari itu diperlukan
pewarnaan bakteri agar bentuk dan struktur bakteri dapat terlihat lebih jelas
jika diamati dengan mikroskop cahaya. Hal tersebut yang melatarbelakangi
penulis untuk mengangkat permasalahan ini sebagai masalah yang akan dibahas
dalam laporan praktikum dengan judul “Pembuatan dan Pewarnaan Bakteri Tahan
Asam (BTA) Preparat”.
B. Tujuan
Untuk melihat
dan sifat tahan asam dari bakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri
tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin
basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci
dengan asam klorida dalam alkohol.Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram
dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap.Setelah itu,
zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru
atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes
yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna
kontras.
Mycrobakteria
adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora.Walaupun
tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi)
oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri
khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang
ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm.
Pada
perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen.Mycobakteria tidak dapat
diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif.
Pewarnaan diferensial artinya pewarnaan yang
menggunakan lebih dari satu macam zat warna, seperti pewarnaan gram dan
pewarnaan tahan asam.Sedangkan pewarnaan khusus artinya pewarnaan yang dipakai
untuk mewarnai bagian-bagian sel atau bakteri tertentu yang sukar diwarnai
dengan menggunakan pewarnaan biasa.Pewarnaan
khusus dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman atau kuman tertentu yang
sukar diwarnai (Noverita, 2009).
Bakteri tahan asam merupakan bakteri
yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi
pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam.Kelompok bakteri ini
disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama
sewaktu dicuci dengan larutan pemucat.Golongan bakteri ini biasanya bersifat
patogen pada manusia contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis.Bakteri
Mycobacterium tuberculosis dapat diisolasi dari sputum penderita
TBC.Reaksi hasil pewarnaannya jika positif terdapat bakteri TBC berwarna
merah.Selain menyerang manusia juga menyerang hewan seperti marmut, dan
kera.Penularannya dapat melalui udara yang masuk ke saluran pernafasan (Pelczar
dan Chan, 1988).
Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri yang tidak
dapat diwarnai dengan pewarnaan anilin biasa kecuali dengan menggunakan fenol
dan dengan pemanasan.Bakteri ini memilki dinding sel berlilin karena mengandung
sejumlah besar materi lipoidal oleh karena itu bakteri ini hanya dapat diwarnai
dengan pewarnaan BTA (Acid-Fast Stain). Dinding sel hidrofobik dan
impermeabel terhadap pewarnaan dan bahan kimia lain pada cairan atau larutan
encer. Ketika proses pewarnaan, bakteri tahan asam ini melawan dekolorisasi
dengan asam sehingga bakteri tersebut disebut bakteri tahan asam (Ball, 1997).
Mycobacterium tuberculosis berbentuk
batang langsing, lurus atau berbentuk filament.Bakteri ini bersifat aerobik,
tidak membentuk spora, non motil, tahan asam, dan merupakan bakteri gram
positif.Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna
tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam.Oleh karena itu, maka mycobacteria
disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang
juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella
micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium.
Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan
peptidoglikan di bawahnya.Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga
mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan adalah suatu molekul
lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan
patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam
makrofaga. Mikobakteria dapat tumbuh lebih cepat pada pH 6 dan 8 dengan pH
optimum sekitar 6.5 - 6.8 untuk tipe pathogen.Sel mikobakteria terdiri dari
tiga lapisan penting yaitu lipid, protein, dan polisakarida (Thomas, 1999).
Mycobacterium tuberculosis termasuk
gram positif, berbentuk batang panjang atau pendek, tidak berspora, tidak
berkapsul, pertumbuhan sangat lambat (2-8 minggu), suhu optimal 37-380C
yang merupakan suhu normal manusia.Pertumbuhannya membutuhkan tambahan makanan
seperti darah, egg yolk, serum, dan bahan kimia tertentu. Dalam jaringan, basil tuberkel adalah bakteri batang
lurus dengan ukuran sekitar 0,4 – 3 μm. Pada media buatan, bentuk kokoid dan
filamentous tampak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Segera setelah
diwarnai dengan pencelupan dasar mereka tidak dapat didekolorisasi oleh
alkohol, tanpa memperhatikan pengobatan dengan iodine. Basil tuberkel secara
umum dapat diwarnai dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Media untuk membiakan
mikobakteria adalah media nonselektif dan media selektif. Media selektif
berisi antibiotik untuk mencegah pertumbuhan kontaminan bakteri dan
fungi yang berlebihan. Ada tiga formulasi umum yang dapat digunakan untuk kedua
media nonselektif dan selektif, yaitu media agar semisintetik (middlebrook 7H10
dan 7H11), media telur inspisasi (Lowenstein-jensen), media kaldu (broth media)
(Jawetz et al., 2001).
Mikobakteria merupakan aerobik obligat yang memperoleh
energi dari oksidasi beberapa senyawa sederhana. Penambahan CO2 meningkatkan
pertumbuhan. Tidak ada aktivitas biokimia yang menandai. Dan kecepatan
pertumbuhan lebih rendah dari pada sebagian besar bakteri. Waktu untuk
menggandakan basil tuberkel sekitar 18 jam, bentuk saprofit cenderung tumbuh
lebih cepat, poliferasi terjadi pada temperatur 22-23˚C, untuk menghasilkan pigmen
yang lebih banyak dan mengurangi bentuk ”cepat asam” daripada bentuk patogenik.
Mikobakteria cenderung lebih resisten terhadap agen kimia daripada bakteri lain
karena sifat hidrofobik permukaan sel dan pertumbuhannya. Basil tuberkel
reisten terhadap kekeringan dan bertahan hidup selama periode waktu yang lama
dalam sputum kering. Variasi dapat terjadi dalam koloni, pigmentasi, virulensi,
temperatur petumbuhan yang optimal dan beberapa tanda pertumbuhan atau seluler
lainnya (Fardiaz, 1992).
Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik
pewarnaan Ziehl Neelson, Kinyoun Gabber, dan Fluorochrom.
Pengambilan sputum (sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis
dapat dilakukan setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum:
-
Sputum pagi : sputum
yang dikeluarkan oleh penderita pada saatbangun pagi
-
Spot sputum : sputum
yang dikeluarkan pada saat itu.
-
Collection sputum : sputum
yang keluar dan ditampung selama 24 jam
Sputum
yang telah diperoleh dapat disimpan dalam lemari es selama satu minggu.
Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen, yaitu dengan
menggunakan zat warna carbol fuchsin 0,3 %, asam
alkohol 3 %, dan methylen blue 0,3%. Pada pemberian warna pertama,
yaitu carbol fuchsin, BTA bersifat mempertahankannya. Carbol
fuchsinmerupakan fuksin basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5
%. Larutan ini memberikan warna merah pada sediaan dahak. Fenol
digunakan sebagai pelarut untuk membantu pemasukan zat warna ke dalam sel
bakteri sewaktu proses pemanasan. Fungsi pemanasan untuk melebarkan pori-pori
lemak BTA sehingga carbol fuchsin dapat masuk sewaktu BTA
dicuci dengan larutan pemucat, yaitu asam alkohol, maka zat warna pertama tidak
mudah dilunturkan.Bakteri kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menutup
pori-pori dan menghentikan pemucatan. BTA akan terlihat berwarna merah,
sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan melarutkan carbol fuchsin dengan
cepat sehingga sel bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan zat warna kedua
yaitu methylen blue, bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru (Lay, 1994).
Menurut Entjang (2003), pada pewarnaan
bakteri dengan metode Ziehl-Neelsendapat menggolongkan bakteri menjadi
dua, yaitu :
1. Bakteri
yang berwarna merah dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut bakteri tahan asam (acid
fast)
2. Bakteri
yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut bakteri tidak tahan
asam (non acid fast).
Metode Ziehl-Neelsen digunakan karena cukup
sederhana dan mempunyai sensitivitas serta spesifitas yang cukup
tinggi.Spesifitas dan sensitivitas yang tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode
fluorokrom.Bakteri yang terwarnai menunjukkan warna yang kontras dengan
lingkungannya dan tidak membutuhkan perbesaran sampai 1000x sehingga bisa
mempercepat waktu.Akan tetapi, alat yang digunakan tidak ada yaitu mikroskop
fluorescens (Kurniawati et al., 2005).
Larutan kimia yang digunakan adalah
alkohol asam 3% , carbol fuchsin 0,3%, serta
methylen blue 0,3% yang masing-masing mempunyai fungsi antara lain
asam alkohol digunakan sebagai peluntur, carbol fuchsin mempunyai
fungsi membuka lapisan lilin agar menjadi lunak sehingga cat dapat menembus
masuk ke dalam sel bakteri M. tuberculosis. Methylen blue berfungsi
sebagai cat lawan dan pada pemberian methylen blue pada bakteri akan tetap
berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau (Jutono dkk.,
1980).
Standar
yang terdapat dalam IUATLD (International Union Against Tuberculosis Lung
Disease) seperti berikut :
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
III.1. Waktu
dan tanggal praktikum
Hari/tanggal :
jumat, 29 April 2016
Waktu : 11.00- selesai
Tempat : Lab. Anakes
III.2. Alat
dan Bahan
a. Preparat hapus dari sputum penderita 1 yang sydah di
fiksasi
b. Satu set bahan pewarnaan Ziel-Neelsen, yang terdiri dari
-
Larutan karbon
fuchsin
-
Alkohol Asam
-
Larutan methylen
blue
c. Satu obor kecil yang terdiri dari kapas yang di pintal
pada ujung satu kawat
d. Spritus
III.3. Prinsip
Praktikum
Prinsip
bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecetan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap
mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol , sehingga tidak
mampu mengikat warna kedua. Sekali sitoplasma tewarnai, maka sel-sel organisme
seperti mikobakteri menahan zat warna tersebut dengan erat, artinya tidak
terpucatkan sekalipun oleh zat yang bersifat keras seperti asam alkohol (yaitu
3 % HCL dalam Etanol 95% ). Bakteri tahan asam akan berwarna merha karena
mengikat zat warna carbol fuchsin sedangkan bakteri tidak tahan asam berwarna
biru karena akan melepaskan zat warna primer pada pencucian alkohol asam dan
akan mengikat zat warna sekunder.
III.4. Cara
Kerja
1. Letakan kaca benda tersebut mendatar pada rak pewarnaan,
dan tuangi lartan karbon fuchsin sampai seluruh kaca benda tergenang zat warna
2. Panasi zat warna tersebut sampai menguap, dinginkan dan
panasi lagi. Hal tersebut di ulangi sebanyak 3 kali dalam 10 menit
3. Cuci denagn air mengalir
4. Lunturkan dengan alkohol asam 3`%. Pelunturan di lakukan
sampai preparat nampak berwarna merah muda
5. Segera cuci dengan air mengalir
6. Beri zat warna kontraks, yaitu larutan methylen blue 0,5%
selama 1 menit
7. Cuci dengan air mengalir
8. Kerimgkan dengan kertas isap dan lihat di bawah mikroskop
dengan penambahan emersi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Tabel
Bentuk
|
Warna
|
L.Belakang
|
Sel epitel dan PMN
|
|
Basil tahan asam
|
Basil
|
Merah
|
Biru
|
Biru
|
Bakteri tidak tahan asam
|
Tidak ada
|
-
|
-
|
-
|
§
Latar belakang : Biru
§
Sel epitel dan
PMN :
Biru
Gambar
IV.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada
bakteri tahan asam, dengan menggunakan larutan
karbon fuchsin, alkohol asam dan larutan methylen blue di dapatkan
bentuk bakteri pada BTA yaitu basil, warna merah, latar belakang biru.. Hal ini
terjadi karena bakteri tahan asam merupakan bakteri yang lapisan
paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat warna
sukar masuk ke dalam sel bakteri. selain itu disebut
bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol
fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). sehingga bakteri terlihat berwarna merah.
Sedangkan pada
bakteri yang non BTA adalah bakteri yang tidak tahan asam karena
larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin
dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna dan didapat
menyerap biru saja
Untuk menetukan sifat bakteri yang
termasuk bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam harus diwarnai dengan
pewarnaan khusus.Pada umumnya, bakteri tahan asam merupakan bakteri yang
lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin, sehingga menyebabkan zat
warna sukar masuk ke dalam sel bakteri.
Untuk mewarnainya maka lapisan lilin
pada sel itu harus dihilangkan, yaitu dengan cara pemanasan yang dimaksudkan
supaya lilinnya meleleh, sehingga sel tersebut bias dengan mudah menerima zat
warna. Selain sukar menerima zat warna, bakteri tahan asam
juga sukar menyerap bahan penghilang zat warna (pencuci), sehingga walaupun
dicuci dengan larutan asam encer, sel bakteri ini akan tetap mengikat zat warna
yang telah masuk. Sedangkan hasil bakteri yang telah didapat menyerap biru
saja, ini berarti bakteri merupakan bakteri tidak tahan asam.
Bakteri tahan asam adalah bakteri
yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam
suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam
alkohol. Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri
yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang
tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada
bisa mencapai 60% dari berat dinding sel.
Pewarnaan Ziehl Neelson atau
pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan
bakteri lainnya.Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat
mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan
pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada
bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan
melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak
berwarna (Lay, 1994).
Pewarnaan BTA ini dilakukan dengan
menggunakan pewarnaan Ziehl Neelson yng menggunakan 3 jenis warna sebagai
berikut :
1. Pewarnaan
dengan Carbol Fuchsin 3 %
Pewarnaan pertama ini, akan sulit
menembus dinding dari Bakteri tahan asam, sehingga dilakukan pemanasan untuk
memuaikan dinding sel bakteri tersebut sehingga warna carbol fuchsin ini mampu
diserap oleh sel-sel bakteri. Namun perlu diperhatikan, pemanasan dilalukan
jangan sampai mendidih cukup samapai menguap agar sel-sel bakteri tersebut
tidak rusak.
2.
Penambahan larutan asam
alcohol 3 %
Penambahan alkohol berfungsi untuk
membilas atau melunturkan zat warna (decolorization) pada sel bakteri
(mikroorganisme). Saat sel-sel bakteri sudah mampu menyerap warna carbol
fuchsin maka dinding sel tersebut akan kembali tertutup dalam pada suhu semula.
Sehingga sebelum dilakukan penambahan asam alcohol ditunggu samapai 5 menit.
Saat penambahan asam alcohol ini, maka bakteri yang bukan BTA akan dilunturkan
kembali warna carbol fuchsin tersebut karena tidak mampu mengikat kuat seperti
halnya bakteri BTA.
3.
Pemberian
zat warna Methylene Blue 0,5%
Terakhir dilakukan penambahan
Methylene blue.Methylene Blue merupakan pewarna tandingan atau pewarna
sekunder.Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan
pewarna utama setelah perlakuan dengan asam alkohol.
Zat
warna methylene blue masuk ke dalam sel bakteri non BTA yang permeabilitas
dinding selnya membesar akibat lapisan lipid pada bakteri non BTA terekstraksi
oleh asam alkohol, sehingga menyebabkan sel bakteri non BTA tersebut menjadi
berwarna biru. Pada bakteri BTA dinding selnya sudah terdehidrasi dengan
perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran
menurun sehingga zat warna methylene blue tidak dapat masuk sehingga sel
bakteri BTA berwarna merah.
BAB VI
KESIMPULAN
Preparat dituangi larutan karbon fuchsin dipanasi sampai menguap , lalu
dicuci menggunakan air mengalir lau diberi larutan methylen blue kemudian
dicuci lagi menggunakan air mengalir, terakhir di amati menggunakan mikroskop.
Pewarnaan Basil tahn Asam menghasilkan latr biru , warna basil tahan asam
sendiri berwarna merah dan berbentuk basil.
DAFTAR PUSTAKA
Jutono, dkk.
(1980). Pedoman Praktikum Mikrobiologi
Umum Untuk Perguruan]
Jawetz et al. 2001. Departemen Mikrobiologi Fakultas
Pertanian UGM. Yogyakarta [11 Juni 2016)
Lay, B. W.
(1994). Analisis Mikroba di Laboratorium.
Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada. [11 Juni 2016]
Syahrurachmandkk.
1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment