MAKALAH
KELOMPOK
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA KASUS SERANGAN JANTUNG (stroke)
Disusun Oleh :
KELOMPOK
7
ZULFITRIANI B (113145105060)
SUHARTINI S.ALI (113145105116)
NURSINAM SAHDIN (113145105104)
WASNI WAHID (113145105058)
Stikes Mega Rezky Makassar
T.A 2012/2013
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.....................................................................................................
1
DAFTAR ISI..................................................................................................................
2
TINJAUAN
REFERENSI..............................................................................................
3
PEMBAHASAN..........................................................................................................4
- 8
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................9
-10
TINJAUAN REFERENSI
Buku yang berjudul : PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN
SERANGAN JANTUNG
Penerbit : PT.GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Pengarang : IMAN SOEHARTO
Materi yang diambil dari halaman 42- 52
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
STROKE
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo,
2000)
KLASIFIKASI STROKE
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya
stroke dapat diklasifikasikan menjadi :
1. stroke
hemoragik
Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga
perdarahan subarachnoid yeng disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya
terjadi pada saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat
istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah
akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
2. stroke
non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun
thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama
atau angun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi
proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
Stroke non hemoragik dapat
juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu :
1. TIA’S
(Trans Ischemic Attack)
Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit
atau beberapa jam saja dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari
24 jam.
2. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)
Gangguan neurologist setempat yang akan hilang
secara sempurna dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu..
ADA BEBERAPA FAKTOR RISIKO STROKE YANG SERING
TERIDENTIFIKASI, YAITU :
1.
Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses
ini dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga
dapat mengganggu aliran darah cerebral.
2. Aneurisma
pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa
penebalan pada satu tempat yang diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada
daerah penipisan dengan maneuver tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
3. Kelainan
jantung / penyakit jantung
Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial
fibrilasi dan endokarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak
output dan menurunkan aliran darah ke otak. Ddisamping itu dapat terjadi proses
embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.
4. Diabetes
mellitus (DM)
Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2
alasan, yeitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat
aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga
berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.
5. Usia
lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi
pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.
6.
Polocitemia
Pada policitemia viskositas darah meningkat dan
aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun.
7.
Peningkatan kolesterol (lipid total)
Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan
aterosklerosis dan terbentuknya embolus dari lemak.
8. Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan
peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada
pembuluh darah, salah satunya pembuluh drah otak.
9. Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah
oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis.
10. kurang
aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi
kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah (embuluh darah menjadi
kaku), salah satunya pembuluh darah otak.
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada
daerah dan luasnya daerah otak yang terkena.
1. Pengaruh
terhadap status mental
· Tidak sadar : 30% – 40%
· Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar
2. Daerah
arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:
· Hemiplegia kontralateral yang disertai
hemianesthesia (30%-80%)
· Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%)
· Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%)
3. Daerah
arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:
· hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral
terutama tungkai (30%-80%)
· inkontinensia urin, afasia, atau apraksia
tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah
arteri serebri posterior
· Nyeri spontan pada kepala
· Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)
5. Daerah
vertebra basiler akan menimbulkan:
· Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di
batang otak
· Hemiplegia alternans atau tetraplegia
· Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata,
kesulitan menelan, emosi labil)
Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena,
gejala dapat berupa:
6. Stroke
hemisfer kanan
· Hemiparese sebelah kiri tubuh
· Penilaian buruk
· Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral
sebagai kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan
7. stroke
hemisfer kiri
· mengalami hemiparese kanan
· perilaku lambat dan sangat berhati-hati
· kelainan bidang pandang sebelah kanan
· disfagia global
· afasia
· mudah frustasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupaka suatu pernyataan dari
masalah pasien yang nyata ataupun potensial dan membutuhkan tindakan
keperawatan sehingga masalah pasien dapat ditanggulangi atau dikurangi.
(Lismidar, 1990)
·
Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan
perdarahan intracerebral. (Marilynn E. Doenges, 2000)
·
Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia (Donna D.
Ignativicius, 1995)
·
Gangguan
persepsi sensori berhubungan dengan penurunan sensori, penurunan penglihatan (
Donna D. Ignativicius, 1995)
·
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Wendra,
1999, Petunjuk Praktis Rehabilitasi Penderita Stroke, Bagian Neurologi FKUI
/RSCM,UCB Pharma Indonesia, Jakarta.
Carpenito,
Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Depkes RI,
1996, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan,
Diknakes, Jakarta.
Doenges,
M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
EGC, Jakarta.
Engram,
Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC,
Jakarta.
Harsono,
1996, Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Harsono,
2000, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hudak
C.M.,Gallo B.M.,1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, Volume
II, EGC, Jakarta.
Ignatavicius
D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach,
An HBJ International Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Ignatavicius
D.D., Workman M.L., Mishler M.A., 1995, Medical Surgical Nursing, A Nursing
Process Approach, 2nd edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Islam,
Mohammad Saiful, 1998, Stroke : Diagnosis Dan Penatalaksanaannya, Lab/SMF Ilmu
Penyakit Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Juwono, T.,
1996, Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek, EGC, Jakarta.
Lismidar,
1990, Proses Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Mardjono M.,
Sidharta P., 1981, Neurologi Klinis Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta.
Price S.A.,
Wilson L.M., 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4,
Buku II, EGC, Jakarta.
Rochani,
Siti, 2000, Simposium Nasional Keperawatan Perhimpunan Perawat Bedah Saraf
Indonesia, Surabaya.
Satyanegara,
1998, Ilmu Bedah Saraf, Edisi Ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Susilo,
Hendro, 2000, Simposium Stroke, Patofisiologi Dan Penanganan Stroke, Suatu
Pendekatan Baru Millenium III, Bangkalan.
Widjaja,
Linardi, 1993, Patofisiologi dan Penatalaksanaan Stroke, Lab/UPF Ilmu Penyakit
Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
No comments:
Post a Comment