Visitor

Thursday, January 26, 2017

LAPORAN BAKTEOROLOGI (P) PEWARNAAN KAPSUL "Analis Kesehatan"



Terima kasih teLah Mengunjungi bLog Kami.... jangan Lupa TinggaLkan Komentar anda di koLom bagian bawah... demi keberLanjutan BLog Kami... syukran :) salama'Ki :)

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba.Teknik pewarnaan ini menggunakan tidak hanya satu jenis larutan zat warna, berbeda dengan teknik pewarnaan sederhana (pewarnaan tunggal) yang hanya menggunakan satu jenis zat warna saja. Pewarnaan diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah pewarnaan gram, pewarnaan spora, pewarnaan tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan flagel. Pada praktikum kali ini, digunakan teknik pewarnaan kapsul.
Beberapa jenis bakteri dan amoeba hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti (bundar/ lonjong) maka disebut kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat maka disebut selaput lendir.Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa (misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula amino (misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida protein (misalnya B disentri).sampai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini (metode Welch) meliputi pemberian larutan kristal ungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan tembaga sulfat. Tembaga sulfat ini digunakan untuk menghilangkan zat warna berlebihan karena pencucian biasa dengan air akan melarutkan simpai. Garam tembaga memberi pula warna pada latar belakang, sehingga sel dan latar belakang akan tampak biru tua dan simpai berwarna biru yang lebih muda.
Beberapa jenis bakteri dan amoeba hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti ( bundar/lonjong) maka disebut kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat maka disebut selaput lendir. Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai makanan cadangan, perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi.Kemampuan menghasilkan kapsul merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan.Komposisi medium juga dapat mempengaruhi ukuran kapsul.Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies.Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi.Semua kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air.Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa (misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula amino (misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida protein (misalnya B disentri). Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini (metode Welch) meliputi pemberian larutan kristal ungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan tembaga sulfat.
B.     Tujuan
Untuk melihat bentuk bakteri dengan mewarnai latar belakangnnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri merupakan organisme bersel tunggal yang bereproduksi dengan cara sederhana, yaitu dengan pembelahan biner. Setiap macam bakteri dianggap suatu spesies, yang dibentuk dari kumpulan strain yang memberikan beberapa gambaran sangat berbeda dari strain lain. Suatu strain merupakan progeni atau subkultur dari isolat koloni tunggal dalam kultur murni. Dinding selnya merupakan struktur yang kaku berfungsi membungkus dan melindungi protoplasma dari kerusakan akibat faktor fisik dan kimia seperti menjaga keseimbangan antara kondisi intrasel dengan ekstrasel.Sebagian besar sel bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran plasma, dinding sel yang mengandung protein dan polisakarida.Sejumlah bakteri dapat membentuk kapsul dan lendir (Kusnadi, 2003).Bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya, kemudian melapisi dinding sel. Apabila lapisan lapisan lendir tersebut cukup tebal dan kompak maka disebut kapsula (Hastuti, 2008).
Kapsul merupakan substansia yang bersifat viskous sehingga membentuk suatu selubung yang mengelilingi dinding sel, memiliki fungsi lain yakni melindungi tubuh bakteri dari kekeringan sementara dengan mengikat molekul-molekul air serta memudahkan melekatkan bakteri pada permukaan atau substrat, misalnya Streptokokus mutans, sejenis bakteri yang berhubungan dengan karies gigi yang dapat melekat pada permukaan gigi yang lain akibat sekret yang dihasilkan.(Tarigan, 1988)
Virulensi patogen sering berhubungan dengan produksi kapsula.Hilangnya kemampuan untuk membentuk kapsul melalui mutasi berhubungan dengan kehilangan virulensi dan kerusakan oleh fagosit namun tidak mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri sehingga tidak semua bakteri memiliki kapsula, ada juga yang tidak memiliki kapsula (Kusnadi, 2003). Jika bakteri tersebut kehilangan kapsulnya sama sekali maka ia akan dapat kehilangan virulensinya dan dengan demikian akan kehilangan kemampuannya untuk menyebabkan infeksi. Bakteri-bakteri berkapsula juga menyebabkan adanya gangguan seperti lendir dalam beberapa proses industri (Pelczar, 1986).
Bentuk kapsula yang kental yang cenderung melekat kepada sel, sedangkan lendir dan polimer ekstraseluler lebih mudah tercuci.Kapsula ini lebih mudah dilihat dari pewarnaan negatif.Di bawah mikroskop, dalam campuran tinta cina kapsul terlihat lebih terang mengelilingi sel. Kapsul juga dapat diwarnai secara khusus.Sel bakteri yang tidak membentuk kapsula dan secara serologi dapat bereaksi dengan serum antikapsul, dikatakan menghasilkan mikrokapsul (Kusnadi, 2003).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut kapsula. Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan  dinding sel maka lapisan ini disebut lendir (Darkuni: 2001). Baik kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek polisakarida dengan protein).Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan sel bakteri.Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam medium.Kapsula berfungsi dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya.Misalnya berperan dalam mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan sifat virulen bagi bakteri.Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada permukaan seperti yang dilakukan oleh Streptococcus muans (Darkuni, 2008).
Hal yang serupa juga dijelaskan dalam Dwidjoseputro (2005) bahwa lapisan lendir terdiri atas karbohidrat dan pada beberapa spesies tertentu, lendir itu juga mengandung unsur N atau P. Lendir bukan suatu bagian integral dari sel, melainkan suatu hasil pertukaran zat. Lendir memberikan perlindungan terhadap kekeringan, seakan-akan merupakan suatu ”benteng” untuk bertahan. Kapsula merupakan gudang cadangan makanan (Pelczar: 2007). Kapsula bakteri-bakteri penyebab penyakit (patogen) berfungsi untuk menambah kemampuan bakteri untuk menginfeksi. Selain itu, bakteri berkapsula juga menyebabkan adanya gangguan lendir dalam proses industri. (Pelczar: 2007). Ukuran kapsula sangat dipengaruhi oleh medium tempat ditumbuhkannya bakteri tersebut.Pada beberapa kejadian tebalnya kapsula hanya satu per sekian diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainya ukuran kapsula jauh lebih besar daripada diameter selnya.
Lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna larutan formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi cara untuk perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat warna negatif sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa.Kapsula tidak menyerap warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang berwarna.
Kapsul tidak memiliki aktifitas yang besar terhadap bahan-bahan cat basa.Beberapa kapsul cepat rusak oleh gangguan mekanis atau larut bila dicuci dengan air.Karena  kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam susunan zat-zatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperlihatkan dalam proses pewarnaan yang sama. Beberapa cara pewarnaan telah dikemukakan dalam usaha memperlihatkan adanya kapsul, cara tersebut antara lain adalah cara pewarnaan negatif dan cara pewarnaan kapsul (Irianto, 2006). Hasil pewarnaan dengan menggunakan cara pewarnaan negatif menunjukkan bakteri berwarna merah, sedangkan kapsul tampak sebagai daerah yang kosong di sekitar tubuh bakteri, dan latar belakang berwarna gelap. Cara pewarnaan negatif ini dikemukakan oleh Burri-Gins (Irianto, 2006). Menurut Tarigan (1988), pengecatan negatif bertujuan untuk mewarnai latar belakang atau bidang pandang di bawah mikroskop dan bukan untuk mewarnai sel-sel mikroba yang diperiksa. Pengecatan negatif dapat digunakan untuk melihat kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri dengan hanya menggunakan satu macam cat saja.Sedangkan pewarnaan kapsul (pewarnaan positif) pertama dikemukakan oleh Tyler. Dalam pewarnaan positif ini digunakan senyawa kristal violet 0,18 gram. Hasil dari pewarnaan kapsula
Beberapa jenis bakteri dan amoeba hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti (bundar/lonjong) maka disebutkapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat makadisebut selaput lendir.Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai makanancadangan, perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi.
Kemampuan menghasilkan kapsul merupakan sifatgenetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi medium tempatditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan.Komposisi medium juga dapat mempengaruhiukuran kapsul.
Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat berbedadiantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies.Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi.Semua kapsul bakteritampaknya dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa (misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides),polimer gula amino (misalnya asamhialuronat pada Staphylococcus piogenik),polipeptid(misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida protein ( misalnya B disentri).Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi dari cara itu.Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini ( metode Welch) meliputi pemberian larutan kristalungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan tembaga sulfat. Tembagasulfat ini digunakan untuk menghilangkan zat warna berlebihan karena pencucian biasadengan air akan melarutkan simpai. Garam tembaga memberi pula warna pada latar belakang,sehingga sel dan latar belakang akan tampak biru tua dan simpai berwarna biru yang lebihmuda.
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya yang melapisi dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak maka disebut dengan kapsula.Pada beberapa bakteri adanya kapsula menunjukkan sifat yang virulen.Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga untuk mengetahui ada tidaknya kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus (Hastuti, 2008). Pewarnaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan nigrosin, merah kongo atau tinta cina. Setelah ditambahkan pewarna yang tidak menembus kapsul, maka kapsul dapat tampak dengan menggunakan mikroskop cahaya.Ini merupakan penampilan negatif kapsul yang terlihat jernih dengan latar belakang gelap (Schlegel, 1994).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut kapsula. Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan  dinding sel maka lapisan ini disebut lendir (Darkuni: 2001). Baik kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek polisakarida dengan protein).Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan sel bakteri.Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam medium.Kapsula berfungsi dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya.Misalnya berperan dalam mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan sifat virulen bagi bakteri.Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada permukaan seperti yang dilakukan olehStreptococcus muans (Darkuni, 2008).
kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna larutan formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi cara untuk perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat warna negatif sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak menyerap warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang berwarna  (Waluyo, Lud: 2007).
Pada dinding sel, banyak bakteri terdapat zat dengan kadar air tinggi, beberapa lapisan-lapisan dengan berbagai ketebalan merupakan selubung lendir dan kapsul. Bagi bakteri, selubung lendir dan kapsul ini tidak begitu penting untuk hidup, akan tetapi dengan memiliki selubung, banyak bakteri patogen menjadi resisten terhadap fagositosis, sehingga meningkatkan virulensinya untuk hewan percobaan, sel dapat berfungsi sebagai cadangan makanan, erlindungan terhadap kekeringan karena dehirasi. Kapsul tidak memiliki afinitas yang besar terhadap bahan-bahan zat warna yang bersifat basa.Kapsul tampaknya tidak larut dalam air.Beberapa kapsul tidak dirusak oleh gangguan mekanik atau larut bila dicuci dengan air. Karena kapsul dari berbagai species bebeda dalam susunan zat-zatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperhatikan dalam proses pewarnaan yang sama. Komposisi kimiawi kapsul berbeda-beada menurut organismenya, ada yang berupa polimer glukosa contohnya: dekstran pada Leucunostoc mesentroides, polmer gula-amino misalnya pada Staphilococcus spPolipeptida misalnya: Bacillus disentri, polimer asam D-glutamat, yaitu: Bacillus anthracis.
Tanpa pewarnaan, kapsul bakteri sangat sukar diamati dengan mikroskop cahaya  biasa karena tidak berwarna dan mempunyai ideks bias yang rendah. Karena kapsul bersifat non-ionik, maka pewarnaanya tidak dapat dilakukan menggunakan prosedur yang sederhana dan biasa.Masalah utama dalam pewarnaan kapsul ialah bila olesan bakteri yang telah disiapkan difiksasi dengan panas menurut metode yang biasa. Masalah utama dalam pewarnaan kapsul ialah bila olean bakteri yang telah isiapkan itu difiksasi dengan panas menurut metode yang biasa, maka kapsul tersebut akan rusak, namun apabila tidak difikasi dengan panas, maka organisme tersebut akan meluncur pada waktu pencucian. Dalam banyak pekerjaan bakteriologis, yang kita perlukan hanyalah sekedar memperagakan ada atau tidaknya kapsul. Tujuan ini dapat digunakan dengan cara menggabungkan proses pewarnaan negatif dengan pewarnaan sederhana. Teknik pewarnaan lain untuk melihat kapsul pada bakteri antara lai dengan metoda pewarnaan Anthony, Pewarnaan Hiss, Pewarnaan Leifson, dan pewarnaan Tyler.












BAB III
METODE PRAKTIKUM

III.1.          Waktu dan tanggal praktikum
Hari/tanggal    : Jumat, 23 April 2016
Waktu             : 11.00 - selesai
Tempat            : Lab. Anakes
III.2.          Alat dan Bahan
1.      Biakan bakteri C pada agar miring
2.      Satu buah kaca benda
3.      Tinta cina
4.      Air Fuchsin
5.      Aquades
6.      Minyak emersi
III.3.          Prinsip Praktikum
                  Pewarnaan kapsul dapat diamatai dengan mikroskop dengan teknik pewarnaan langsung tidak langsung. Pewarnaan ini menggunakan tinta cina unutuk mewarnai latar belakangnya sehingga berwarna hitam. Hal ini terjadi karena bakteri tidak dapat menyerap warna hitam.
                  Tinta cina merupakan larutan yang mempunyai kromofhore atau butir membawa warna yang bermuatan negatif (memiliki anion), sedangkan muatan yang ada disekeliling bakteri juga bermuatan negatif (memiliki anion) sehingga terjadi adanya tolak menolak antara kedua  ion tersebut. Hal inilah yang menyebabkan bakteri berwarna transparan dan nampak hanya warna latar belakangnya yaitru hitam. Terbentuknya wartna transparan ini dikarenakan sel bakteri ini tidak mampu menyerap warna.
III.4.          Cara Kerja
1.      Buat suspensi tebal dari bakteri C dengan air garam fisiologi pada salah satu ujung dari kaca benda pertama
2.      Letakan satu tetes tinta cina di dekat suspensi bakteri tadi, lalu pelan-pelan campur baik-baik suspensi bakteri tersebut dengan tinta gambar
3.      Letakan kaca benda kedua dengan kemiringan 45  di depan campuran tadi, lalu tarik kebelakang sampai campuran tinta merata pada ujung kaca benda II. Segera dorong laca benda II kearah depan dengan rata dan cepatKeringkan preparat di atas api dan fiksasi dengan melewatkannya 3 kali  pada nyala api
4.      Tambahkan karbon fuchsin 1/10 selama 1 menit
5.      Buang sisa cat dan keringkan
6.      Amati di bawah mikroskop pembesaran 10  100, perhatikan dan gambar morfologi bakteri dan latar belakang yang kita lihat

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1           Hasil
Tabel
Nama bakteri
Warna
 Warna Kapsul
 Warna L.belakang
Bacillus  Sp
Merah
Bening
Hitam

Gambar








IV.2.          Pembahasan
Kapsul adalah lapisan polimer yang terdapat diluar dinding sel. Kapsul pada bakteri dapat diamati dengan mikroskop dengan teknik pewarnaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Hadioetomo,1990).
Pada kegiatan praktikum ini pewarnaan secara tidak langsung dilakukan dengan menggunakan tinta cina.Pewarnaan secara tidak langsung ini dimaksudkan untuk mewarnai latar belakangnya. Apabila bakteri mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan sel bakteri akan tampak transparan dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna kecoklatan.
Pada praktikum yang kami lakukan, Kami mendapatkan bentuk bakteri bacillus sp denag warna merah, warna kapsulnya bening dan latar belakangnya hitam.Latar belakang bakteri berwarna hitam karena bakteri tidak dapat menyerap warna.
Tinta cina merupakan larutan yang mempunyai kromophore atau butir pembawa warna yang bermuatan negatif (memiliki anion), sedangkan muatan yang ada di sekeliling bakteri juga bermuatan negatif (memiliki anion), sehingga terjadi adanya tolak menolak antara kedua ion tersebut.Hal inilah yang menyebabkan bakteri berwarna transparan dan nampak hanya warna latar belakangnnya yaitu hitam.Terbentuknya warna transparan ini dikarenakan sel bakteri tidak mampu menyerap warna.
Bacillus sp merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob.Sporanya tahan terhadap panas (suhu tinggi), mampu mendegradasi Xylandan karbohidrat (Cowandan Stell’s, 1973). Bacillus spp mempunyai sifat: (1) mampu tumbuh pada suhu lebih dari 50 oC dan suhu kurang dari 5 oC, (2) mampu bertahan terhadap pasteurisasi, (3) mampu tumbuh pada konsentrasi garam tinggi (>10%), (4) mampu menghasilkan spora dan (5) mempunyai daya proteolitik yang tinggi dibandingkan mikroba lainnya. Bacillus adalah salah satu genus bakteri yang berbentuk batang dan merupakan anggota dari divisi Firmicutes. Bacillus merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat atau fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase.
Bacillus secara alami terdapat dimana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas atau bersifat patogen.Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa dan Werukhamkul, 2007). Jenis Bacillus (B. cereus, B. clausii dan B. pumilus) termasuk dalam lima produk  probiotik komersil terdiri dari spora bakteri yang telah dikarakterisasi dan berpotensi untuk kolonisasi, immunostimulasi, dan aktivitas antimikrobanya (Duc et al., 2004)
Pada paraktikum kali ini, dengan menggunakan larutan funcsin dan tinta cina, kami menemukan bentuk bakteri bacillus Sp dengan warna merah, warna kapsul bening dan warna latar belakang hitam.


















BAB VI
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Contoh bakteri berkapsul antara lain: Bacillus anthracis, Diplooccus pneumoniae, Klebsiella, Acetobacter xylinium, Bacillus subtilis, Betacrocus dextranicus.
2.      Hasil  pengamatan: bakteri bewarna merah, sedangkan kapsul tampak sebagai bagian yang kosong di sekitar tubuh bakteri dan sekitar kapsul berwarna gelap / agak pekat.
3.      Bakteri Bacillus subtilis disamping merupakan bakteri yang dapat membentuk spora juga memiliki kapsul.



 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)









DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakrta : PT Penerbit Djambatan.
Hadioetomo, R.S.1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.
Hadioetomo, Ratna S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan  prosedur laboratorium. Jakarta: Gramedia
Kusnadi.2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA IMSTEP
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press. .
Razali, U. 1987. Mikrobiologi Dasar.Jatinangor:FMIPA UNPAD
Volk, W.A dan Margaret Fwheeler.1988.Mikrobiologi Dasar, diterjemahkan oleh:            Markham, M.sc.Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment