Terima
kasih teLah Mengunjungi bLog Kami.... jangan Lupa TinggaLkan Komentar
anda di koLom bagian bawah... demi keberLanjutan BLog Kami... syukran :)
salama'Ki :)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pewarnaan diferensial merupakan
teknik pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau
bagian-bagian sel mikroba.Teknik pewarnaan ini menggunakan tidak hanya satu
jenis larutan zat warna, berbeda dengan teknik pewarnaan sederhana (pewarnaan
tunggal) yang hanya menggunakan satu jenis zat warna saja. Pewarnaan
diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah pewarnaan gram, pewarnaan spora,
pewarnaan tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan flagel.
Pada praktikum kali ini, digunakan teknik pewarnaan kapsul.
Beberapa jenis bakteri dan amoeba
hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada
permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut kompak
dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti (bundar/ lonjong) maka disebut
kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang
erat maka disebut selaput lendir.Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa
glukosa (misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula amino
(misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya
polimer asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida
protein (misalnya B disentri).sampai biasanya
diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi dari cara itu.
Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini (metode Welch) meliputi pemberian
larutan kristal ungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan
tembaga sulfat. Tembaga sulfat ini digunakan untuk menghilangkan zat warna
berlebihan karena pencucian biasa dengan air akan melarutkan simpai. Garam
tembaga memberi pula warna pada latar belakang, sehingga sel dan latar belakang
akan tampak biru tua dan simpai berwarna biru yang lebih muda.
Beberapa jenis bakteri dan amoeba
hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada
permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut
kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti ( bundar/lonjong)
maka disebut kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya
pada sel kurang erat maka disebut selaput lendir. Kapsul dan lendir tidaklah
esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai makanan cadangan,
perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas)
atau perlindungan terhadap dehidrasi.Kemampuan menghasilkan kapsul
merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi
medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan.Komposisi medium juga
dapat mempengaruhi ukuran kapsul.Ukuran kapsul berbeda-beda menurut
jenis bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang
berlainan dalam satu spesies.Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai
petunjuk virulensi.Semua kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam
air.Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa (misalnya dektrosa pada
leokonostok mesendteroides), polimer gula amino (misalnya asam hialuronat pada
Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer asam
D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau kompleks polisakarida protein
(misalnya B disentri). Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan
negatif atau modifikasi dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini
(metode Welch) meliputi pemberian larutan kristal ungu panas disusul kemudian
dengan pencucian dengan larutan tembaga sulfat.
B. Tujuan
Untuk
melihat bentuk bakteri dengan mewarnai latar belakangnnya
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Bakteri merupakan organisme bersel
tunggal yang bereproduksi dengan cara sederhana, yaitu dengan pembelahan biner.
Setiap macam bakteri dianggap suatu spesies, yang dibentuk dari kumpulan strain
yang memberikan beberapa gambaran sangat berbeda dari strain lain. Suatu strain
merupakan progeni atau subkultur dari isolat koloni tunggal dalam kultur murni.
Dinding selnya merupakan struktur yang kaku berfungsi membungkus dan melindungi
protoplasma dari kerusakan akibat faktor fisik dan kimia seperti menjaga
keseimbangan antara kondisi intrasel dengan ekstrasel.Sebagian besar sel
bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran plasma, dinding sel
yang mengandung protein dan polisakarida.Sejumlah bakteri dapat membentuk
kapsul dan lendir (Kusnadi, 2003).Bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan
selnya, kemudian melapisi dinding sel. Apabila lapisan lapisan lendir tersebut
cukup tebal dan kompak maka disebut kapsula (Hastuti, 2008).
Kapsul merupakan substansia yang
bersifat viskous sehingga membentuk suatu selubung yang mengelilingi dinding
sel, memiliki fungsi lain yakni melindungi tubuh bakteri dari kekeringan
sementara dengan mengikat molekul-molekul air serta memudahkan melekatkan
bakteri pada permukaan atau substrat, misalnya Streptokokus mutans, sejenis
bakteri yang berhubungan dengan karies gigi yang dapat melekat pada permukaan
gigi yang lain akibat sekret yang dihasilkan.(Tarigan, 1988)
Virulensi patogen sering
berhubungan dengan produksi kapsula.Hilangnya kemampuan untuk membentuk kapsul
melalui mutasi berhubungan dengan kehilangan virulensi dan kerusakan oleh
fagosit namun tidak mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri sehingga tidak
semua bakteri memiliki kapsula, ada juga yang tidak memiliki kapsula (Kusnadi,
2003). Jika bakteri tersebut kehilangan kapsulnya sama sekali maka ia akan dapat
kehilangan virulensinya dan dengan demikian akan kehilangan kemampuannya untuk
menyebabkan infeksi. Bakteri-bakteri berkapsula juga menyebabkan adanya
gangguan seperti lendir dalam beberapa proses industri (Pelczar, 1986).
Bentuk kapsula yang kental yang
cenderung melekat kepada sel, sedangkan lendir dan polimer ekstraseluler lebih
mudah tercuci.Kapsula ini lebih mudah dilihat dari pewarnaan negatif.Di bawah
mikroskop, dalam campuran tinta cina kapsul terlihat lebih terang mengelilingi
sel. Kapsul juga dapat diwarnai secara khusus.Sel bakteri yang tidak membentuk
kapsula dan secara serologi dapat bereaksi dengan serum antikapsul, dikatakan
menghasilkan mikrokapsul (Kusnadi, 2003).
Kapsula merupakan lapisan polimer
yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan polimer ini terletak berlekatan
dengan dinding sel maka lapisan ini disebut kapsula. Tetapi jika polimer atau
polisakarida ini tidak berlekatan dengan
dinding sel maka lapisan ini disebut lendir (Darkuni: 2001). Baik
kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek
polisakarida dengan protein).Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan
sel bakteri.Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk
kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam medium.Kapsula berfungsi dalam
penyesuaian diri dengan lingkungannya.Misalnya berperan dalam mencegah terhadap
kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag,
bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan sifat virulen bagi
bakteri.Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada permukaan
seperti yang dilakukan oleh Streptococcus muans (Darkuni, 2008).
Hal yang serupa juga dijelaskan
dalam Dwidjoseputro (2005) bahwa lapisan lendir terdiri atas karbohidrat dan
pada beberapa spesies tertentu, lendir itu juga mengandung unsur N atau P.
Lendir bukan suatu bagian integral dari sel, melainkan suatu hasil pertukaran
zat. Lendir memberikan perlindungan terhadap kekeringan, seakan-akan merupakan
suatu ”benteng” untuk bertahan. Kapsula merupakan gudang cadangan makanan
(Pelczar: 2007). Kapsula bakteri-bakteri penyebab penyakit (patogen) berfungsi
untuk menambah kemampuan bakteri untuk menginfeksi. Selain itu, bakteri
berkapsula juga menyebabkan adanya gangguan lendir dalam proses industri.
(Pelczar: 2007). Ukuran kapsula sangat dipengaruhi oleh medium tempat
ditumbuhkannya bakteri tersebut.Pada beberapa kejadian tebalnya kapsula hanya
satu per sekian diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainya ukuran kapsula
jauh lebih besar daripada diameter selnya.
Lapisan kapsul cukup tebal sehingga
sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara
pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna larutan
formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi cara untuk
perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak
langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat warna negatif
sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa.Kapsula tidak menyerap
warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang
berwarna.
Kapsul tidak memiliki aktifitas
yang besar terhadap bahan-bahan cat basa.Beberapa kapsul cepat rusak oleh
gangguan mekanis atau larut bila dicuci dengan air.Karena kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam
susunan zat-zatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperlihatkan dalam proses
pewarnaan yang sama. Beberapa cara pewarnaan telah dikemukakan dalam usaha
memperlihatkan adanya kapsul, cara tersebut antara lain adalah cara pewarnaan
negatif dan cara pewarnaan kapsul (Irianto, 2006). Hasil pewarnaan dengan
menggunakan cara pewarnaan negatif menunjukkan bakteri berwarna merah,
sedangkan kapsul tampak sebagai daerah yang kosong di sekitar tubuh bakteri,
dan latar belakang berwarna gelap. Cara pewarnaan negatif ini dikemukakan oleh
Burri-Gins (Irianto, 2006). Menurut Tarigan (1988), pengecatan negatif
bertujuan untuk mewarnai latar belakang atau bidang pandang di bawah mikroskop
dan bukan untuk mewarnai sel-sel mikroba yang diperiksa. Pengecatan negatif
dapat digunakan untuk melihat kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri dengan
hanya menggunakan satu macam cat saja.Sedangkan pewarnaan kapsul (pewarnaan
positif) pertama dikemukakan oleh Tyler. Dalam pewarnaan positif ini digunakan
senyawa kristal violet 0,18 gram. Hasil dari pewarnaan kapsula
Beberapa jenis bakteri dan amoeba
hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang amat berlendir dan lengket pada
permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan berlendir tersebut
kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti (bundar/lonjong)
maka disebutkapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya
pada sel kurang erat makadisebut selaput lendir.Kapsul dan lendir tidaklah
esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai makanancadangan,
perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh inang maupun dialam bebas)
atau perlindungan terhadap dehidrasi.
Kemampuan menghasilkan kapsul
merupakan sifatgenetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi
medium tempatditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan.Komposisi medium juga dapat
mempengaruhiukuran kapsul.
Ukuran kapsul berbeda-beda menurut
jenis bakterinya dan juga dapat berbedadiantara jalur-jalur yang berlainan
dalam satu spesies.Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk
virulensi.Semua kapsul bakteritampaknya dapat larut dalam air. Komposisi
kimiawi kapsul ada yang berupa glukosa (misalnya dektrosa pada leokonostok
mesendteroides),polimer gula amino (misalnya asamhialuronat pada Staphylococcus
piogenik),polipeptid(misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus
antraksis) atau kompleks polisakarida protein ( misalnya B disentri).Simpai
biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi dari cara
itu.Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini ( metode Welch) meliputi pemberian
larutan kristalungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan
tembaga sulfat. Tembagasulfat ini digunakan untuk menghilangkan zat warna
berlebihan karena pencucian biasadengan air akan melarutkan simpai. Garam
tembaga memberi pula warna pada latar belakang,sehingga sel dan latar belakang
akan tampak biru tua dan simpai berwarna biru yang lebihmuda.
Kebanyakan bakteri mengeluarkan
lendir pada permukaan selnya yang melapisi dinding sel. Jika lapisan lendir ini
cukup tebal dan kompak maka disebut dengan kapsula.Pada beberapa bakteri adanya
kapsula menunjukkan sifat yang virulen.Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga
untuk mengetahui ada tidaknya kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus
(Hastuti, 2008). Pewarnaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan nigrosin,
merah kongo atau tinta cina. Setelah ditambahkan pewarna yang tidak menembus
kapsul, maka kapsul dapat tampak dengan menggunakan mikroskop cahaya.Ini
merupakan penampilan negatif kapsul yang terlihat jernih dengan latar
belakang gelap (Schlegel, 1994).
Kapsula merupakan lapisan polimer
yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan polimer ini terletak berlekatan
dengan dinding sel maka lapisan ini disebut kapsula. Tetapi jika polimer atau
polisakarida ini tidak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini
disebut lendir (Darkuni: 2001). Baik kapsula maupun lendir terdiri dari
polisakarida dan polipeptin (komplek polisakarida dengan protein).Kapsula bukan
organ yang penting untuk kehidupan sel bakteri.Hal ini terbukti bahwa sel
bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam
medium.Kapsula berfungsi dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya.Misalnya
berperan dalam mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau menghambat terjadinya
pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan sifat
virulen bagi bakteri.Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada
permukaan seperti yang dilakukan olehStreptococcus muans (Darkuni, 2008).
kapsul cukup tebal sehingga sulit
diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan khusus. Salah satu cara
pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan menggunakan pewarna larutan
formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu lagi cara untuk
perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif (pewarnaan tidak
langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat warna negatif
sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak menyerap
warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang yang
berwarna (Waluyo, Lud: 2007).
Pada dinding sel, banyak bakteri
terdapat zat dengan kadar air tinggi, beberapa lapisan-lapisan dengan berbagai
ketebalan merupakan selubung lendir dan kapsul. Bagi bakteri, selubung lendir
dan kapsul ini tidak begitu penting untuk hidup, akan tetapi dengan memiliki
selubung, banyak bakteri patogen menjadi resisten terhadap fagositosis,
sehingga meningkatkan virulensinya untuk hewan percobaan, sel dapat berfungsi
sebagai cadangan makanan, erlindungan terhadap kekeringan karena dehirasi.
Kapsul tidak memiliki afinitas yang besar terhadap bahan-bahan zat warna yang
bersifat basa.Kapsul tampaknya tidak larut dalam air.Beberapa kapsul tidak
dirusak oleh gangguan mekanik atau larut bila dicuci dengan air. Karena kapsul
dari berbagai species bebeda dalam susunan zat-zatnya, maka tidak semua kapsul
dapat diperhatikan dalam proses pewarnaan yang sama. Komposisi kimiawi kapsul
berbeda-beada menurut organismenya, ada yang berupa polimer glukosa contohnya: dekstran
pada Leucunostoc mesentroides, polmer gula-amino misalnya pada Staphilococcus
spPolipeptida misalnya: Bacillus disentri, polimer asam D-glutamat, yaitu:
Bacillus anthracis.
Tanpa pewarnaan, kapsul bakteri
sangat sukar diamati dengan mikroskop cahaya biasa karena tidak berwarna
dan mempunyai ideks bias yang rendah. Karena kapsul bersifat non-ionik, maka
pewarnaanya tidak dapat dilakukan menggunakan prosedur yang sederhana dan
biasa.Masalah utama dalam pewarnaan kapsul ialah bila olesan bakteri yang telah
disiapkan difiksasi dengan panas menurut metode yang biasa. Masalah utama dalam
pewarnaan kapsul ialah bila olean bakteri yang telah isiapkan itu difiksasi
dengan panas menurut metode yang biasa, maka kapsul tersebut akan rusak, namun
apabila tidak difikasi dengan panas, maka organisme tersebut akan meluncur pada
waktu pencucian. Dalam banyak pekerjaan bakteriologis, yang kita perlukan
hanyalah sekedar memperagakan ada atau tidaknya kapsul. Tujuan ini dapat
digunakan dengan cara menggabungkan proses pewarnaan negatif dengan pewarnaan
sederhana. Teknik pewarnaan lain untuk melihat kapsul pada bakteri antara lai
dengan metoda pewarnaan Anthony, Pewarnaan Hiss, Pewarnaan Leifson, dan
pewarnaan Tyler.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
III.1. Waktu
dan tanggal praktikum
Hari/tanggal :
Jumat, 23 April 2016
Waktu :
11.00 - selesai
Tempat :
Lab. Anakes
III.2. Alat
dan Bahan
1. Biakan
bakteri C pada agar miring
2. Satu buah kaca benda
3. Tinta
cina
4. Air
Fuchsin
5. Aquades
6. Minyak
emersi
III.3. Prinsip
Praktikum
Pewarnaan
kapsul dapat diamatai dengan mikroskop dengan teknik pewarnaan langsung tidak
langsung. Pewarnaan ini menggunakan tinta cina unutuk mewarnai latar
belakangnya sehingga berwarna hitam. Hal ini terjadi karena bakteri tidak dapat
menyerap warna hitam.
Tinta
cina merupakan larutan yang mempunyai kromofhore atau butir membawa warna yang
bermuatan negatif (memiliki anion), sedangkan muatan yang ada disekeliling
bakteri juga bermuatan negatif (memiliki anion) sehingga terjadi adanya tolak
menolak antara kedua ion tersebut. Hal
inilah yang menyebabkan bakteri berwarna transparan dan nampak hanya warna
latar belakangnya yaitru hitam. Terbentuknya wartna transparan ini dikarenakan
sel bakteri ini tidak mampu menyerap warna.
III.4. Cara
Kerja
1. Buat
suspensi tebal dari bakteri C dengan air garam fisiologi pada salah satu ujung
dari kaca benda pertama
2. Letakan
satu tetes tinta cina di dekat suspensi bakteri tadi, lalu pelan-pelan campur
baik-baik suspensi bakteri tersebut dengan tinta gambar
3. Letakan
kaca benda kedua dengan kemiringan 45
di depan campuran tadi, lalu tarik kebelakang
sampai campuran tinta merata pada ujung kaca benda II. Segera dorong laca benda
II kearah depan dengan rata dan cepatKeringkan preparat di atas api dan fiksasi
dengan melewatkannya 3 kali pada nyala
api
4. Tambahkan
karbon fuchsin 1/10 selama 1 menit
5. Buang
sisa cat dan keringkan
6. Amati
di bawah mikroskop pembesaran 10
100, perhatikan dan gambar morfologi bakteri
dan latar belakang yang kita lihat
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel
Nama
bakteri
|
Warna
|
Warna Kapsul
|
Warna L.belakang
|
Bacillus Sp
|
Merah
|
Bening
|
Hitam
|
Gambar
IV.2. Pembahasan
Kapsul adalah lapisan polimer yang
terdapat diluar dinding sel. Kapsul pada bakteri dapat diamati dengan mikroskop
dengan teknik pewarnaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
(Hadioetomo,1990).
Pada kegiatan praktikum ini
pewarnaan secara tidak langsung dilakukan dengan menggunakan tinta
cina.Pewarnaan secara tidak langsung ini dimaksudkan untuk mewarnai latar
belakangnya. Apabila bakteri mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan sel
bakteri akan tampak transparan dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna
kecoklatan.
Pada praktikum yang
kami lakukan, Kami mendapatkan bentuk bakteri bacillus sp denag warna merah,
warna kapsulnya bening dan latar belakangnya hitam.Latar belakang bakteri
berwarna hitam karena bakteri tidak dapat menyerap warna.
Tinta cina merupakan larutan yang
mempunyai kromophore atau butir pembawa warna yang bermuatan negatif (memiliki
anion), sedangkan muatan yang ada di sekeliling bakteri juga bermuatan negatif
(memiliki anion), sehingga terjadi adanya tolak menolak antara kedua ion
tersebut.Hal inilah yang menyebabkan bakteri berwarna transparan dan nampak
hanya warna latar belakangnnya yaitu hitam.Terbentuknya warna transparan ini
dikarenakan sel bakteri tidak mampu menyerap warna.
Bacillus sp merupakan bakteri Gram
positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob.Sporanya
tahan terhadap panas (suhu tinggi), mampu mendegradasi Xylandan karbohidrat
(Cowandan Stell’s, 1973). Bacillus spp mempunyai sifat: (1) mampu tumbuh pada
suhu lebih dari 50 oC dan suhu kurang dari 5 oC, (2) mampu bertahan terhadap
pasteurisasi, (3) mampu tumbuh pada konsentrasi garam tinggi (>10%), (4)
mampu menghasilkan spora dan (5) mempunyai daya proteolitik yang tinggi
dibandingkan mikroba lainnya. Bacillus adalah salah satu genus bakteri yang
berbentuk batang dan merupakan anggota dari divisi Firmicutes. Bacillus
merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat atau fakultatif, dan positif
terhadap uji enzim katalase.
Bacillus secara alami terdapat
dimana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas atau bersifat
patogen.Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler seperti protease,
lipase, amilase, dan selulase yang bisa membantu pencernaan dalam tubuh hewan
(Wongsa dan Werukhamkul, 2007). Jenis Bacillus (B. cereus, B. clausii
dan B. pumilus) termasuk dalam lima produk
probiotik komersil terdiri dari spora bakteri yang telah dikarakterisasi
dan berpotensi untuk kolonisasi, immunostimulasi, dan aktivitas antimikrobanya
(Duc et al., 2004)
Pada paraktikum
kali ini, dengan menggunakan larutan funcsin dan tinta cina, kami menemukan
bentuk bakteri bacillus Sp dengan warna merah, warna kapsul bening dan warna
latar belakang hitam.
BAB
VI
PENUTUP
Kesimpulan
1. Contoh
bakteri berkapsul antara lain: Bacillus anthracis, Diplooccus pneumoniae,
Klebsiella, Acetobacter xylinium, Bacillus subtilis, Betacrocus dextranicus.
2. Hasil
pengamatan: bakteri bewarna merah, sedangkan kapsul tampak sebagai bagian yang
kosong di sekitar tubuh bakteri dan sekitar kapsul berwarna gelap / agak pekat.
3. Bakteri
Bacillus subtilis disamping merupakan bakteri yang dapat membentuk spora juga
memiliki kapsul.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakrta
: PT Penerbit Djambatan.
Hadioetomo,
R.S.1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.
Hadioetomo,
Ratna S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan prosedur laboratorium. Jakarta: Gramedia
Kusnadi.2003.
Mikrobiologi. Bandung: JICA IMSTEP
Pelczar, Michael
J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press. .
Razali,
U. 1987. Mikrobiologi Dasar.Jatinangor:FMIPA UNPAD
Volk,
W.A dan Margaret Fwheeler.1988.Mikrobiologi Dasar, diterjemahkan
oleh: Markham,
M.sc.Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment