Visitor

Thursday, January 12, 2017

Bakteri Staphylococcus Aureus



BAB I
PENDAHULUAN


a.      Latar belakang
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti pada bakteri, yeast, dan mikroalga. Bentuk lain dapat berupa filamen atau benang, yaitu rangkaian sel yang terdiri dari dua atau lebih yang menyambung seperti rantai. Bentuk benang umum terdapat pada fungi (jamur benang) dan mikroalga. Bentuk filamen pada kenyataannya dapat berupa filamen-semu dan filamen-benar. Filamen semu kalau hubungan antara sel satu dengan lainnya tidak menyatu, seperti pada yeast dan streptomyces. Filamen benar jika hubungan satu sel dengan sel lainnya menyatu, baik hubungan secara morfologis (bentuk sel) ataupun hubungan secara fisiologis (fungsi sel), seperti yang ada pada jamur benang dan mikroalga benang. Bentuk lain yang perlu diperhatikan adalah koloni dan jaringan semu (Dewi, 2012).
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri gram negatif  lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan karena perbedaan komponen penyusun dinding sel (Lay,1999:172)



b.       Tujuan
Untuk mengisolasi stapylacocus sp dari sampel makanan dan minuman.







BAB II
TINJAUAN UMUM


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga untuk mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat dengan mata telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler.
Media selektif memungkinkan beberapa jenis organisme untuk tumbuh, dan menghambat pertumbuhan organisme lain. Selektivitas dicapai dengan beberapa cara. Sebagai contoh, organisme yang memanfaatkan gula sebagai satu-satunya sumber karbon dapat dipisahkan dengan menambahkan gula dalam medium. Di sisi lain, penghambatan selektif beberapa jenis mikroorganisme dapat dicapai dengan menambahkan zat pewarna, antibiotik, garam atau inhibitor spesifik yang mempengaruhi metabolisme atau sistem-sistem enzim organisme.
Media Diferensial digunakan untuk membedakan organisme atau kelompok organisme yang terkait erat. Karena adanya zat pewarna atau bahan kimia tertentu di media, organisme akan menghasilkan perubahan karakteristik atau pola pertumbuhan yang digunakan untuk identifikasi atau diferensiasi
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon .
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan.Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwiyana, 2012).
Pewarnaan gram termasuk pengecatan diferensial yang digunakan untuk membedakan bakteri gram negative dan bakteri gram positif. Pengecatan ini menggunakan 4 jenis larutan yaitu Kristal violet sebagai cat utama, larutan iodine sebagai pengintensifan cat utama, alkohol asam untuk pencucian dan safranin sebagai cat penutup. Pada saat bakteri Gram positif ditambahkan dengan kristal violet maka gram positif akan mengabsorbsi larutan tersebut hanya pada dinding sel, dengan pemberian larutan lugol maka kristal violet akan masuk sampai ke inti sel, pemberian alkohol menyebabkan pori-pori dinding sel mengecil sehingga warna ungu tertahan di dalam sel disebabkan oleh rendahnya kandungan lipid.
Uji yang digunakan untuk mengetahui jenis bakteri adalah Uji IMVIC, yang merupakan sigkatan dari ( Indol, Methyl Red, Voges-Proskauer, dan sitrat ) serta beberapa uji biokimia lainya yaitu Urea, Sukrosa, Glukosa, Laktosa, Manitol. Dari suspense bakteri yang dibuat di uji lengkap, masing-masing dinkubasi menggunakan jarum ose kedalam tiga tabung msing-masing berisi media yang berbeda.
Uji TSIA bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri menferentasi dekstrosa, sukrosa, dan laktosa serta kemampuan mempreduksi hydrogen sulfide. Perubahan pH karena adanyana fermentasi yang menyebabkan terjadinya warna kuning, dengan adanya incikator Phonol red.
Uji MIO/SIM ( Monoliti, Idol Ornilitin) atau media SIM ( Sulfida, indol, Motility) digunakan untuk mengetahui reaksi terhdap ornitin, dapat juga digunakan untuk mengetahui adanya pergerakan bakteri yang diperiksa serta kemampuanya menghasilkan indol. Pada MIO terjadi perubahan warna dari wrna ungu menjadi kuning. Karena terjadinya dekarbobilasi ornitin oleh bakteri dilepaskanya karbondioksid warna indicator brom kresol dari ungu menjadi kuning.
Uji sitrat perbenihan ini digunakan untuk melihat kemampuan organisme enterik berdasarkan kemampuan memfermentasi sitrat sebagai sumber karbon. Perbenihan Simmon’s Citrate ini mengandung indikator biru bromtimol yang akan berubah menjadi biru pada reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi negatif (Volk dan Wheeler, 1993)
Uji urea bertujuan untuk mengetahui bakteri yang memiliki enzim urase. Bakeri tertentu dapat menghidrolisis urea dan membentuk ammonia dengan menimbulkan warnah merah karena indicator phenol red. Terbentuknya ammonia menyebabkan nilai pH menjadi alkali sehinga jika uji urea terjadi warna merah pada media berarti tes positif. Perubahan warna dari merah jinga menjafi merah unggu menunjukan terjadi hidrolisis pada urea.
Uji MRPerbenihan ini digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi glukosa menghasilkan produk asam berkonsentrasi tinggi yang stabil sehingga menyebabkan pH media turun hingga dibawah 4,4 yang ditandai dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan Methyl Red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP (Lehninger, 1995).
Uji VPDengan hasil negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan α-napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri inibukan asetil metil karbinol (asetolin) (Volk dan Wheeler, 1993).
Uji fermentasimerupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh mikroba. Fermentasi adalah proses pengunahan senyawa makromolekul organik menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob. Fermentasi dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi karbohidrat yang dapat menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan propionet, ester-ester, keton dan gas (Pelczar, 2008).
Jenis karbohidrat yang digunakan pada uji fermentasi karbohidrat antara lain: Sukrosa, Laktosa, Maltosa, Manitol. Glukosa dapat langsung masuk dalam jalur fermentasi tahap pertama. Sedangkan, sukrosa, laktosa mantol, dan maltosa akan di hidrolisis terlebih dahulu menjadi monosakarida penyusunnya. Laktosa dihidrolisis menjadi galaktosa dan glukosa. Monosakarida jenis manosa dan galaktosa terlebih dahulu akan diubah menjadi glukosa melalui reaksi epimerisasi. Sedangkan fruktosa akan diubah terlebih dahulu menjadi fruktosa 6-fosfat dan kemudian fruktosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat dan glukosa hasil epimerisasi galaktosa dan manosa akan masuk dalam tahap awal proses fermentasi untuk menghasilkan asam piruvat, asam asetat dan CO2 dan kemudian pada tahap kedua fermentasi asam piruvat dan asam asetat di reduksi kembali oleh atom hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk asam laktat dan etanol (Volk dan Wheeler, 1993).
Uji oksidaseberfungsi untuk menentukan adanya oksidase sitokrom yang ditemukan pada mikroorganisme tertentu. Bila kolonil bakteri yang bersifat oksidase-positif diberi reagen oksidase (dimetil-p- penillendiamin oksalat). Maka kolonil akan berubah menjadi hitam. Perubahan ini terjadi karena oksidase sitokrom mengoksidasikan larutan reagen.
Uji katalasemerupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat dan digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida dengan menghasilkan enzim katalase. Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya anti metabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim merupakan katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah secara permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim merupakan biokatalis yang berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Enzim memiliki kemampuan untuk mengkatalisis suatu reaksi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hampir tiap rekasi biokimia dikatalis oleh enzim.
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan sporadan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon. adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroidatau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang. (Moretti et al. 2009).




BAB III
METODE KERJA


A.    Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa ,04 Oktober 2016 pada pukul 10.00-12.00 WITA. Bertempat dilaboratorium Mikrobiologi jurusan DIII Analis Kesehatan Stikes Mega Rezky Makassar.

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
-          Cawan petrit
-          Ose
-          Kaca preparat
-          Erlenmeyer
-          Swab steril
2.      Bahan
-          Medium Blood Agar
-          Nutrient agar (NA)
-          Medium gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa, manitol)
-          NaCl 10%

C.    Cara kerja
1.      Ditimbang 1 gram sampel (untuk sampel padat ) atau pipet 1 ml (untuk sampel cair) kemudian dimasukkan secara aseptis kedalam 10 ml aquadest steril lalu homogenkan.
2.       Disiapkan tabung reaksi 10-2 dan 10-3 yng telah berisi 9 ml aquadest steril. Dan tabung pengencer 10-1 diambil 1 ml sampel lalu dimassukan kedalm tabung pengencer 10-2kemudian diambil 1 ml dari tabung pengencer 10-2 dimassukan kedalam tabung 10-3
3.      Dari tabung 10-3 sampel ditanam kedalam Blood Agar Plate (agar darah) dengan metode  sebesar (0,1) dengan menggunakan jarum ose steril. Kemudian dimassukan kedalam inkubator  dengan suhu 37° C selama 18-24 jam.
4.      Koloni yang tersanka staphylacocus dibuat preparat, kemudaian dilakukan pewarnaan gram
5.      Jika betul bakteri staphylacocus Gram (+) kemudian  ditanam pada media nutrient agarD-Nase agar dan gula manitol kemudian dimassukan kedalam inkuator degan suhu 37° C selama 18-24 jam.
6.      Dilakukan uji biokimia untuk mentukan spesies bakteri.




BAB III
PEMBAHASAN

Mikroorganisme terdapat di mana - mana, seperti pada tanah, debu, udara, air, makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan mikroorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan manusia misalnya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapat menimbulkan kerusakan akibat kontaminasi. Keberadaan mikroorganisme dapat menyebabkan kontaminasi, hal ini sangat berpengaruh pada ruang yang seharusnya terjaga keseterililanya misal ruang operasi, laboratorium dan lainya (Ariyadi, 2009).
Sebagian bakteri Staphylococcus aureus sebenarnya merupakan flora normal pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri ini juga dapat kita temukan di udara dan lingkungan sekitar.S. aureus yang patogen akan bersifat invasif yang menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol (Warsa, 1994). Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan adanya kerusakan jaringan dan dikuti dengan abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang juga disebabkan oleh S. aureus antara lain: bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi lebih berat dapat disebabkan oleh S. aureus seperti pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. 
Staphylococcus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Ryan, et al., 1994; Warsa, 1994).Staphylococcus aureus ini juga mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk olehStaphylococcus aureus yaitu haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lainnya yang dihasilkan oleh S. aureus yaitu leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan, leukosidin dapat menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun sedangkan eksofoliatin adalah toksin yang dapat menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar. (Boyd, 1980; Schlegel, 1994).
Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada media cair dan padat seperti NA (Nutrien Agar) dan BAP (Blood Agar Plate) dan melakukan metabolisme secara aktif, mampu memfermentasikan karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning. Koloni yang masih sangat muda tidak berwarna. Pembentukan pigmen akan sangat baik jika koloni S. aureus tersebut ditumbuhkan dalam media Nutrien Agar miring. Staphylococcus aureus  dapat memanfaatkan berbagai komponen organik sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Asam-asam amino juga dibutuhkan sebagai sumber nitrogen, sedangkan tiamin dan asam nikotinat sangat dibutuhkanStaphylococcus aureus dibandingkan dengan vitamin lainnya. Apabila S. aureus ditumbuhkan pada kondisi yang cenderung anaerob, maka urasil sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk kondisi aerob, monosodium glutamatlah yang akan berperan sebagai sumber C, N dan energi. (Bennet dan Monday dalam Militois dan Bier, 2003; Jay, 2000).
Sifat biakn Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi dibawah suasana aerobic atau mikroaerofilik. Koloni akan tumbuh dnegan cepat pada temperature 37 derajat celcius namun pembentukan pigmen yang terbaik adalah pada temperature kamar (sekitar antara 20 sampai 35 derajat celcius). Koloni bakteri ini pada media padat akan berbentuk bulat, lembut, dan mengkilat.
Pewarnaan Gram memisahkan bakteri ke dalam dua kelompo yaitu bakteri gram negative dan bakteri gram positif. Pada pewarnaan grm positif Perbedaan hasil dari pewarnaan ini disebabkan oleh perbedaan struktur dinding sel antara kedua kelompok tersebut. Pewarna kristal violet pada awalnya diserap oleh kedua kelompok tersebut. Langkah berikutnya, larutan iodin sebagai penguat, menstabilkan kristal violet ke dalam lapisan peptidoglikan dinding sel. Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri gram positif lebih tebal dibanding pada gram negatif. Pada bakteri gram positif, peptidoglikan yang tebal terdapat pada bagian terluar menyelubungi membran sitoplasma.
Sedangkan pada bakteri gram negatif lapisan peptidoglikan dilapisi lagi oleh membran luar yang banyak mengandung lipida. Oleh karena itu, pewarna kristal violet terkurung lebih banyak di dalam peptidoglikan bakteri gram positif.Langkah yang ketiga yaitu pelunturan pewarna utama dengan alkohol. Alkohol memecah lipida pada membran luar bakteri gram negatif dan mengeluarkan kristal violet dari lapisan peptidoglikan. Setelah langkah alkohol, hanya bakteri gram negatif yang dapat menerima safranin sebagai pewarna penutup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bakteri Staphylococcus aureus seperti pengruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba panas, konsentrasi ion hydrogen (PH), adanya air, oksigen dan cahaya mempengharuhi pertumbuhan mikroorganisme. Enzim dapat mempercepat reaksi kimiawi.



No comments:

Post a Comment