Visitor

Thursday, January 12, 2017

KIMIA KLINIK 1 URINE



YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)

 
Urine
A.        Urine
1.      Pengertian Urine
Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjagahomeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun Ada baiknya Anda mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.
2.      Komposisi Urine
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
3.      Pandangan Awal Mengenai Warna
a.      Kuning jernih
Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh Anda sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas.
b.      Kuning tua atau pekat
Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun bila terjadi terus, segera periksakan diri Anda ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit liver.
c.       Kemerahan
Urin merah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun bisa juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
d.      Oranye
Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi oranye.
Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
4.      Fungsi Urin
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Terapi urinAmaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional India, Ayurveda.
5.      Proses Terbentuknya Urine
Penyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini disebut filtrasi. Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urine sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi.
Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolism maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urnine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses ini disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah penuh dengan urine, tekanan urine pada dinding kandung kamih akan menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit.
Pada saat minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.
YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)


 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
B.        Pengambilan sampel Urine
1.      Jenis sampel urine :
a.      Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
b.      Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
c.       Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.
d.      Urin Porsi Tengah.
Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negatif.
2.      Proses Pengambilan Urine
Persiapan alat
         Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)
         Label spesimen
         Sarung tangan sekali pakai
         Larutan anti septik
         Kapas sublimat
         Formulir Laboratorium
         Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
         Baskom air hangat
         Waslap
         Sabun
         Handuk
Prosedur plaksanaan
1)      Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan
2)      Untuk klien yang dapat berjalan
ü  Antar klien ke kamar kecil
ü  Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal dan parineal dengan sabun dan air
3)      Untuk klien wanita      : Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas desinfektan steril hanya sekali pakai
4)      Untuk klien laki – laki :
ü  Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik
ü  Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci dari penis
5)      Untuk klien yang memerlukan bantuan
ü  Siapkan klien dan peralatannya
ü  Bersihkan daerah parineal dengan sabun kemudian keringkan
ü  Posisikan klien setegak mungkin jika di perbolehkan
ü  Buka peralatan, hati – hati jangan sampai mengontaminasi tempat sampel
ü  Pakai sarung tangan
ü  Bersihkan saluran kencing seperti yang dijelaskan di atas
ü  Ambil sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan klien yang dapat berjalan bagaimana mengambil sampel.
6)      Perintah klien untuk BAK
ü  Tempatkan wadah di tempat aliran urine dan ambil sampel, jangan sampai wadah tersentuh penis
ü  Ambil ± 30 – 60 ml urine di dalam wadah
ü  Tutup wadah sentuh hanya dalam luar wadah
ü  Jika perlu, bersihkan wadah dengan disinfektan
ü  Untuk pengambilan urine aliran tengah anjurkan, klien kencing dulu kemudian menahannya dan kencing kembali, lalu urine dimasukkan kedalam botol +_ 30 – 60 cc, kemudian klien di anjurkan mengeluarkan urine/ mengosongkan kandung kemih secara keseluruhan.
7)      Beri label pada botol dan bawa kelaboratorium
ü  Pastikan pada label tertera informasi yang sesuai dan benar, letakkan pada botol
ü  Usahakan agar spesiment dapat dibawa ke laboratorium secepatnya
ü  Catat data yang bersangkutan
ü  Catat data seperti warna,bau, konsistensi , dan kesulitan yang di alami klien selama pengambilan sampel
8)      Spesimen kulit periodik(urine tampung)
ü  Dapatkan wadah spesimen dengan zat pengawet dari laboratorium , labeli wadah dengan identitas klien, kapan pengumpulan dimulai dan selesai.
ü  Guanakan tempat yang bersih untuk mengambil sampel
ü  Simpan semua sampel dari setiap pengambilan sampel dalam wadah dan disimpan wadah dari lemari pendingin. Jagalah sampel agar tidak terkontaminasi dengan kertas toilet atau feses.
ü  Pada akhir periode pengambilan, perintahkan klien untuk mengosongkan kantong kemih dan simpan urine sebagai bagian spesimen ,  bawa semua sampel ke laboratorium
ü  Catat dalam dokumen sampel, waktu pengambilan dan waktu selesainya serta hasil pengamatan lain terhadap urine
9)      Pengambilan spesimen urine dari kateter
ü  Gunakan sarung tangan sekali pakai
ü  Jika tidak ada urine dalam kateter , jepit tabung penampung selama +_ 30 menit.hal ini menyebabkan segera terkumpul di dalam kateter .
ü  Bersihkan daerah penyuntikan jarum dengan menggunakan desinfektan. Daerah penyuntikan ini sebaiknya agak jauh dari gelembung tabung untuk mencegah tertusuknya gelembung tersebut. Dengan menyucihamakan jarum , mikroorganisme akan menghilang pada pembukaan kateter. Jadi , cegahlah kontaminasi jarum dan masuknya mikroorganisme dalam kateter
ü  Masukkan jarum dengan sudut 30 – 450
ü  Lepaskan penjepit kateter
ü  Ambil sampel urin secukupnya ( 3cc untuk kultur urine dan 30cc untuk analisis urine rutin)
ü  Pindahkan urine kedalam wadah, pastikan jarum tidak menyenth luar wadah
ü  Buang jarum dan suntikkan kedalam tempat penampungan
ü  Tutup wadahnya
ü  Lepaskan sarung tangan , dan taruh pada tempat yang disediakan
ü  Beri label dan kirim kelaboratorium secepatnya untuk analisis atau taruh di lemari pendingin
ü  Catat dan dokumentasikan hasil spesimen dan pengamatan spesimen. 
3.      Cara Pengambilan Sampel
Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.
YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
Tabel 1.1 Prosedur pengambilan sampel urine
NO
LANGKAH KERJA
NILAI
0
1
2
I
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1.                  Urinal
2.                  Pengalas
3.                  Tissu
4.                  Sampiran
5.                  Baskom
6.                  Sabun



II
A.                  TAHAP PRA INTERAKSI
1.                  Periksa catatan keperawatan
2.                  Kaji kebutuhan pasien
3.                  Ekplorasi dan falidasi perasaan pasien
B.                  TAHAP ORIENTASI
1.       Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2.       Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3.       Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya sebelum tindakan dimulai
4.       Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien, lalu pasang sampiran
C.                  PROSEDUR PELAKSANAAN
1.       Cuci tangan
2.       Jelakan prosedur pada pasien
3.       Pasang sampiran, tutup kelambu atau pintu
4.       Pasang alas urinal dibawah glutea
5.       Lepas pakaian bawah pasien
6.       Pasang urinal dibawah glutea/pinggul atau diantara kedua paha
7.       Anjurkan pasien untuk berkemih
8.       Setelah selesai rapikan alat
9.       Cuci tangan, catat warna dan jumlah produksi urine
D.                 TAHAP TERMINASI
1.       Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2.       Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3.       Rapikan peralatan dan cuci tangan
4.       Catat tanggal dan jam defikasi serta karakteristiknya
5.       Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan serta hasilnya
6.       Lakukan observasi




C.        Pemeriksaan Urine
Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.
1.      Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin. Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan.
Pemeriksaan Makroskopik adalah pemeriksaan yang meliputi :
a)      Volume urin
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.
Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal
b)      Warna urin
Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan.
Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin.
c)      Berat jenis urin
Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens 'pita'
d)      Bau urin
Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Interpretasi bau urine normal yaitu bau ammoniak.
e)      pH urin
Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa
2.      Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit. Unsur-unsur sedimen terbagi dalam 2 golongan yaitu unsure organic dan anorganik.
v  Unsur organic adalah unsur yang berasal dari suatu organ atau jaringan, dan unsure anorganik adalah unsur yang tidak berasal dari jaringan. Unsur organic lebih bermakna daripada unsure anorganik. Contoh unsur organic: sel epitel, eritrosit, leukosit, silinder, mikroorganisme (jamur, ragi bakteri), spermatozoa.
v  Unsur anorganik Dibedakan menjadi kristal-kristal normal dalam urin antara lain: asam urat, kalsium oksalat, urat ammorf, tripel fosfat dan kristal-kristal abnormal antara lain: bilirubin, tirosin dan leucine.
Pemeriksaan Sedimen Urine
1.      Campur urin terlebih dahulu, setelah itu Urin dimasukkan sebanyak 7-8 ml ke dalam tabungreaksi.
2.      Kemudian dilakukan pemusingan selama 5 menit 1500-2000 rpm.
3.      Supernatant dibuang, sehingga tinggal endapan dan sedikit cairan kira-kira 0,5 ml.
4.      Berikan cat urin (Stein Hammer Malbine) 1 tetes.
5.      Tabung dikocok untuk mensuspensikan sedimen.
6.      Dengan menggunakan pipet tetes, suspense sedimen diteteskan ke atas obyek gelas dan tutup dengan kaca penutup.
7.     

Amati dengan menggunakan mikroskop memakai lensa obyektif 40x.





 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)



 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)

Gambar 1.1 Beberapa unsur dalam urine
3.      Pemeriksaan Kimia Urin
Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita. Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan protein, glukosa, keton, bilirubin, urobilinogen dan urobilin.
a)      Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.
Cara kerja
1.      Masukan 40 tetes urine ke dalam tabung reaksi
2.      Meneteskan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes
3.      Menjapit tabung reaksi dengan penjepit. Panaskan ujung tabung reaksidengan api bunsen, janagn sampai mendidih. Pemanasan yang berlebihan menyebabkan perubahan warna yang tidak cocok. Kurang lebih panasi 3-5 menit.
4.      Mengamati perubahan warna yang terjadi. Apabila mengandung gula, bahan ini menunjukkan endapan berwarna merah bata.
Tabel 1.2 Interpretasi hasil Pemeriksaan glukosa
Warna
Nilai
Konsentrasi
Biru / hijau keruh
-
-
Hijau/ hijau kekuningan
+1
Kurang dari 0,5 %
Kuning kehijauan atau kuning
+2
0,5 – 1,0 %
Jingga
+3
1,0 – 2 %
Merah
+4
Lebih dari 2 %
b)      Benda- benda keton
Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.
Cara kerja (Metode Rothera)
1.     Tebung reaksi di isi 5 ml urin.
2.     Ditambah 1 gr (sepucuk batang pengaduk)  regen rothera dan campur sampai larut.
3.     Ditambah 1-2 ml NH4OH pekat 28 %  melalu dinding tabung secara hati-hati sehingga menyusun lapisan atas dari cairan di dalm tabung.
4.     Letakkan tabung tegak lurus, diamkan 5 menit lalu diamati perbatasan kedua larutan.
Interpretasi hasil : negatif : tidak berubah warna. Positif : warna ungu kemerahan pada perbatasan kedua lapisan cairan menandakan adanya benda keton dalam jumlah yang tinggi.
Metode Gerhard
1.    Tabung reaksi di isi 5 ml urin.
2.    Ditambah beberapa tetes FeCl3 10 % dicampur, dimati perubahan warna yang terjadi.
Interpretasi hasil : negatif : tidak berubah warna. Positif : warna ungu merah coklat
c)      Pemeriksaan bilirubin
Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.
Cara kerja
1.      5 ml urine ditambah 2 tetes larutan lugol
  1. Tambahkan 7,5 ml reagen Schlesinger, kemudian kocok
  2. Saring sampai di dapat filtrate 
  3. Filtrate diperiksa / dilihat dengan latar belakang hitam 
  4. Positif bila didapat flourescen hijau pada filrate
Interpretasi hasil : Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan hasil positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium.
d)       Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh.
Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin.
Cara kerja
1.      diambil 5 ml dari larutan tersebut diatas (i) + 5 aquades + 1 ml perekasi, bila merah bearti positif (penegnceran 1/20 X)
2.      Kemudian diambil 5 ml dari larutan (ii) + 5 aquades + 1 ml perekasi, bila merah bearti positif (penegnceran 1/40 X)
3.      Kemudian diambil 6 ml larutan (iii) + 5 ml aquades + 1 ml pereaksi, bila merah berarti positif
Catatan : Bila masih memberikan warna merah, terus dilakukan pengenceran sampai tidak memberikan warna merah.
Interpretasi hasil : Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.
e)   Pemerikasaan Urobilin dengan reaksi Schlesinger.
Pada urin segar pereaksi tidak ada Urobilin. Zat Urobilin timbul apabila terjadi proses oksidasi urobilinogen. Pada pemeriksaan urobilin + larutan Iodium (lugol) sedikit gunanya untuk mempercepat oksidasi urobilinogen menjadi urobilin.
Cara kerja : 5 ml Urin ditambahkan beberapa tetes NH4OH + 2-3 tetes larutan Lugol + 5 ml pereaksi Schlesinger, kemudian dikocok dan disaring. Filtratnya diperiksa dengan latar belakang gelap.
Interpretasi hasil : Fluoresensi hijau menunjukkan urobilin positif + atau ++. Tidak ada Fluoresensi menunjukkan urobilin negatif
f)       Pemerikasaan protein
Protein dalam urine mengalami denaturasi oleh asam nitrat pekat yang tampak sebagai cincin putih pada perbatasan kedua cairan
Cara kerja
1.      Pembuatan reagen asam asetat 10%
2.      Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya
3.      Didihkan selama 30 detik
4.      Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin
5.      Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes
6.      Didihkan kembali dan amati.
Interpretasi hasil :
·         Tidak ada kekeruhan (-)
·         Kekeruhan sedikit sekali (+)
·         Kekeruhan (+) 0,01-0,05 %
·         Kekeruhan sedikit (++) 0,05-0,2 %
·         Kekeruhan jelas (+++) 0,2-0,5 %
·         Kekeruhan menggumpal (++++) >0,5 %











LAMBUNG
A.      Lambung
1.      Pengertian Lambung
Lambung merupakan organ yang berbentuk kantong seperti huruf ‘J’, dengan volume 1200-1500ml pada saat berdilatasi. Pada bagian superior, lambung berbatasan dengan bagian distal esofagus, sedangkan pada bagian inferior berbatasan dengan duodenum. Lambung terletak pada daerah epigastrium dan meluas ke hipokhondrium kiri. Kecembungan lambung yang meluas ke gastroesofageal junction disebut kurvatura mayor. Kelengkungan lambung bagian kanan disebut kurvatura minor, dengan ukuran ¼ dari panjang kurvatura mayor. Seluruh organ lambung terdapat di dalam rongga peritoneum dan ditutupi oleh omentum dengan fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
2.      Anatomi Lambung
Lambung terletak di bawah diafrgama, di depan pankreas dan limpa  menempel pada sebelah kiri fundus, lambung mempunyai dua buah lengkungan atau kurvatura yaitu kurvatura minor yang membentuk batas kanan lambung dan kurvatura mayor yang membentuk batas kiri lambung.Berikut merupakan gambaran bentuk anatomi dari lambung yang dapat dilihat pada Gambar2.1
Gambar 1.2 Pembagian daerah anatomi lambung
Secara anatomik, lambung terbagi atas 5 daerah (gambar 2.1.) yaitu:
1.      Kardia, daerah yang kecil terdapat pada bagian superior di dekat gastroesofageal junction
2.      Fundus, bagian berbentuk kubah yang berlokasi pada bagian kiri dari kardia dan meluas ke superior melebihi tinggi gastroesofageal junction;
3.      Korpus, merupakan 2/3 bagian dari lambung dan berada di bawah fundus sampai ke bagian paling bawah yang melengkung ke kanan membentuk huruf ‘J’
4.      Antrum pilori, adalah bagian 1/3 bagian distal dari lambung. Keberadaannya secara horizontal meluas dari korpus hingga ke sphincter pilori
5.      Sphincter pilori, merupakan bagian tubulus yang paling distal dari lambung. Bagian ini secara kelesulurhan dikelilingi oleh lapisan otot yang tebal dan berfungsi untuk mengontrol lewatnya makanan ke duodenum. Permukaan fundus dan korpus banyak dijumpai lipatan rugae lambung. Pembuluh darah yang mensuplai lambung merupakan percabangan dari arteri celiac, hepatik dan splenik. Aliran pembuluh vena lambung dapat secara langsung masuk ke sistem portal atau secara tidak langsung melalui vena splenik dan vena mesenterika superior. Nervus vagus mensuplai persyarafan parasimpatik ke lambung dan pleksus celiac merupakan inervasi simpatik. Banyak ditemukan pleksus saluran limfatik dan kelenjar getah bening lainnya. Drainase pembuluh limfe di lambung terbagi atas empat daerah yaitu:
ü  Kardia dan sebagian kurvatura minor ke kelenjar getah bening gastrik kiri
ü  Pilorik dan kurvatura minor distal ke kelenjar getah bening gastrik dan hepatik kanan
ü  Bagian proksimal kurvatura mayor ke kelenjar limfe pankreatikosplenik di hilum splenik; serta
ü  Bagian distal kurvatura mayor ke kelenjar getah bening gastroepiploik di omentum mayor dan kelenjar getah bening pilorik di kaput pankreas.
Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang bertanggung jawab untuk fungsi sekresi, terletak di lapisan mukosa lambung. Secara umum, mukosa lambung dapat dibagi menjadi dua bagian terpisah : (1) mukosa oksintik yaitu yang melapisi fundus dan badan (body), (2) daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian antrum. Sel-sel kelenjar mukosa terdapat di kantong lambung (gastric pits), yaitu suatu invaginasi atau kantung pada permukaan luminal lambung. Variasi sel sekretori yang melapisi invaginasi ini beberapa diantaranya adalah eksokrin, endokrin, dan parakrin. Semua sekresi eksokrin ini dikeluarkan ke lumen lambung dan mereka berperan dalam membentuk getah lambung (gastric juice ) (Sherwood, 2010).
3.      Histologi Lambung
Dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama, sama halnya dengan lapisan saluran cerna secara umum dengan modifikasi tertentu yaitu lapisan mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa  (Schmitz & Martin, 2008).
a)      Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan, lamina propia, dan muskularis mukosa. Epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia dengan kedalaman yang bervariasi, dan membentuk sumur-sumur lambung disebut foveola gastrika. Epitel yang menutupi permukaan dan melapisi lekukan-lekukan tersebut adalah epitel selapis  silindris dan semua selnya menyekresi mukus alkalis. Lamina propia lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang disusupi sel otot polos dan sel limfoid. Muskularis mukosa yang memisahkan mukosa dari submukosa dan mengandung otot polos, Lapisan sub mukosa mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, sistem limfatik, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus submukosa . Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner oblique,  (2) middle circular, (3)  outer longitudinal. Pada muskularis propia terdapat pleksus myenterik (auerbach). Lapisan oblik terbatas pada bagian badan (body) dari lambung.
b)      Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapisskuamos (mesotelium) dan jaringan ikat areolar. Lapisan serosa adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dariviseral peritoneum.
Gambar 1.3 Histologi dari lambung

B.      Cairan Lambung
1.      Pengertian cairan lambung
Cairan lambug adalah cairan pencernaan, terbentuk dalam perut. Ini memiliki pH 1 sampai 2 dan terdiri dari asam klorida (HCl) (sekitar 0,5%, atau 5000 bagian per juta), dan sejumlah besar kalium klorida (KCl) dan natrium klorida (NaCl). Asam memainkan peran kunci dalam pencernaan protein, dengan mengaktifkan enzim pencernaan, dan membuat protein dicerna sehingga enzim pencernaan dapat memecah rantai panjang asam amino.

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA DEMI KELANGSUNGAN BLOG KAMI.... THANKS SAY,... SALAMA'KI :)

No comments:

Post a Comment