YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
Urine
A.
Urine
1. Pengertian Urine
Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjagahomeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin
sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin
disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun
tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun Ada baiknya Anda mengetahui hal ini
untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal
melalui proses penyaringan darah. Oleh kaena itu kelainan darah dapat
menunjukkan kelainan di dalam urin.
2. Komposisi Urine
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin
berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang
penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi
dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang
keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui
urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos.Diabetes adalah
suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
3. Pandangan Awal Mengenai Warna
a.
Kuning jernih
Urin berwarna
kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh Anda sehat. Urin ini tidak berbau.
Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan
mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang
khas.
b.
Kuning tua atau pekat
Warna ini
disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun bila terjadi terus,
segera periksakan diri Anda ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit
liver.
c.
Kemerahan
Urin merah.
Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun bisa
juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
d.
Oranye
Mengindikasikan
penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan
untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin
menjadi oranye.
Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit.
Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis,
sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung
berbau menyengat.
4. Fungsi Urin
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang
"kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal
dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan
mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup
steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi
akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Terapi urinAmaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional India, Ayurveda.
5. Proses
Terbentuknya Urine
Penyaringan
darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui pembuluh
nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat
dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh
darah kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer.
Proses ini disebut filtrasi. Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui
saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini
zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah
melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk
urine sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi.
Urine
sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami
penambahan zat sisa metabolism maupun zat yang tidak mampu disimpan dan
akhirnya terbentuklah urnine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih
melalui ureter. Proses ini disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah
penuh dengan urine, tekanan urine pada dinding kandung kamih akan menimbulkan
rasa ingin buang air kecil atau kencing.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit.
Pada saat
minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu
jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang
berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan,
jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna
urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
B.
Pengambilan sampel Urine
1. Jenis sampel urine :
a. Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang
dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel
encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri,
dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk
pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
b. Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari
setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine
satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga
unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk
pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan
adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
c. Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang
dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine
jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine,
misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol
besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya
toluene.
d. Urin Porsi Tengah.
Urin porsi tengah sebagai sampel
pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan
dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko
kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan
antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan
menyebabkan kultur false-negatif.
2. Proses Pengambilan Urine
Persiapan alat
Botol
yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)
Label
spesimen
Sarung
tangan sekali pakai
Larutan
anti septik
Kapas
sublimat
Formulir
Laboratorium
Urinal
(Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
Baskom
air hangat
Waslap
Sabun
Handuk
Prosedur plaksanaan
1) Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan
2) Untuk klien yang dapat berjalan
ü Antar klien ke kamar kecil
ü Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah
ginetal dan parineal dengan sabun dan air
3) Untuk klien wanita : Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas desinfektan steril hanya sekali pakai
4) Untuk klien laki – laki :
ü Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran
penis tertarik
ü Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran
kencing. Gunakan steril hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan area
beberapa inci dari penis
5) Untuk klien yang memerlukan bantuan
ü Siapkan klien dan peralatannya
ü Bersihkan daerah parineal dengan sabun
kemudian keringkan
ü Posisikan klien setegak mungkin jika di
perbolehkan
ü Buka peralatan, hati – hati jangan sampai
mengontaminasi tempat sampel
ü Pakai sarung tangan
ü Bersihkan saluran kencing seperti yang
dijelaskan di atas
ü Ambil sampel dari klien yang tidak dapat
berjalan atau ajarkan klien yang dapat berjalan bagaimana mengambil sampel.
6) Perintah klien untuk BAK
ü Tempatkan wadah di tempat aliran urine dan
ambil sampel, jangan sampai wadah tersentuh penis
ü Ambil ± 30 – 60 ml urine di dalam wadah
ü Tutup wadah sentuh hanya dalam luar wadah
ü Jika perlu, bersihkan wadah dengan disinfektan
ü Untuk pengambilan urine aliran tengah
anjurkan, klien kencing dulu kemudian menahannya dan kencing kembali, lalu
urine dimasukkan kedalam botol +_ 30 – 60 cc, kemudian klien di anjurkan
mengeluarkan urine/ mengosongkan kandung kemih secara keseluruhan.
7) Beri label pada botol dan bawa kelaboratorium
ü Pastikan pada label tertera informasi yang
sesuai dan benar, letakkan pada botol
ü Usahakan agar spesiment dapat dibawa ke
laboratorium secepatnya
ü Catat data yang bersangkutan
ü Catat data seperti warna,bau, konsistensi ,
dan kesulitan yang di alami klien selama pengambilan sampel
8) Spesimen kulit periodik(urine tampung)
ü Dapatkan wadah spesimen dengan zat pengawet
dari laboratorium , labeli wadah dengan identitas klien, kapan pengumpulan
dimulai dan selesai.
ü Guanakan tempat yang bersih untuk mengambil
sampel
ü Simpan semua sampel dari setiap pengambilan
sampel dalam wadah dan disimpan wadah dari lemari pendingin. Jagalah sampel
agar tidak terkontaminasi dengan kertas toilet atau feses.
ü Pada akhir periode pengambilan, perintahkan
klien untuk mengosongkan kantong kemih dan simpan urine sebagai bagian spesimen
, bawa semua sampel ke laboratorium
ü Catat dalam dokumen sampel, waktu pengambilan
dan waktu selesainya serta hasil pengamatan lain terhadap urine
9) Pengambilan spesimen urine dari kateter
ü Gunakan sarung tangan sekali pakai
ü Jika tidak ada urine dalam kateter , jepit
tabung penampung selama +_ 30 menit.hal ini menyebabkan segera terkumpul di
dalam kateter .
ü Bersihkan daerah penyuntikan jarum dengan
menggunakan desinfektan. Daerah penyuntikan ini sebaiknya agak jauh dari
gelembung tabung untuk mencegah tertusuknya gelembung tersebut. Dengan
menyucihamakan jarum , mikroorganisme akan menghilang pada pembukaan kateter.
Jadi , cegahlah kontaminasi jarum dan masuknya mikroorganisme dalam kateter
ü Masukkan jarum dengan sudut 30 – 450
ü Lepaskan penjepit kateter
ü Ambil sampel urin secukupnya ( 3cc untuk
kultur urine dan 30cc untuk analisis urine rutin)
ü Pindahkan urine kedalam wadah, pastikan jarum
tidak menyenth luar wadah
ü Buang jarum dan suntikkan kedalam tempat
penampungan
ü Tutup wadahnya
ü Lepaskan sarung tangan , dan taruh pada tempat
yang disediakan
ü Beri label dan kirim kelaboratorium secepatnya
untuk analisis atau taruh di lemari pendingin
ü Catat dan dokumentasikan hasil spesimen dan
pengamatan spesimen.
3. Cara Pengambilan Sampel
Bahan urin untuk pemeriksaaan harus
segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Pengambilan spesimen urine dilakukan
oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum
pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara
pengambilan yang benar. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik
(suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream
urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang
ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
Tabel 1.1 Prosedur
pengambilan sampel urine
NO
|
LANGKAH KERJA
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
I
|
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1.
Urinal
2.
Pengalas
3.
Tissu
4.
Sampiran
5.
Baskom
6.
Sabun
|
|||
II
|
A.
TAHAP PRA INTERAKSI
1.
Periksa
catatan keperawatan
2.
Kaji
kebutuhan pasien
3.
Ekplorasi
dan falidasi perasaan pasien
B.
TAHAP ORIENTASI
1. Beri
salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan
pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Berikan
kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya sebelum tindakan
dimulai
4. Tanya
keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien, lalu pasang sampiran
C.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci
tangan
2. Jelakan
prosedur pada pasien
3. Pasang
sampiran, tutup kelambu atau pintu
4. Pasang
alas urinal dibawah glutea
5. Lepas
pakaian bawah pasien
6. Pasang
urinal dibawah glutea/pinggul atau diantara kedua paha
7. Anjurkan
pasien untuk berkemih
8. Setelah
selesai rapikan alat
9. Cuci
tangan, catat warna dan jumlah produksi urine
D.
TAHAP TERMINASI
1. Tanyakan
perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Simpulkan
hasil prosedur yang dilakukan
3. Rapikan
peralatan dan cuci tangan
4. Catat
tanggal dan jam defikasi serta karakteristiknya
5. Dokumentasikan
tindakan yang telah dilakukan serta hasilnya
6. Lakukan
observasi
|
C.
Pemeriksaan Urine
Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik,
mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin
rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen,
darah samar dan nitrit.
1.
Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH
urin. Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan
kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan
kelainan dalam keseimbangan cairan badan.
Pemeriksaan
Makroskopik adalah pemeriksaan yang meliputi :
a)
Volume urin
Banyak sekali
faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin,
makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan.
Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk
orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka
keadaan itu disebut poliuri.
Bila volume
urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini
mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuri
adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal
ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal
b)
Warna urin
Pemeriksaan
terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan
kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda,
kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu
dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan
maupun makanan.
Warna normal
urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa
macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin.
c)
Berat jenis urin
Pemeriksaan berat
jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno
meter, refraktometer dan reagens 'pita'
d)
Bau urin
Bau urin
normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan
dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti
mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Interpretasi bau urine normal
yaitu bau ammoniak.
e)
pH urin
Penetapan pH
diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan
tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain
itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah
etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam,
sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi
atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa
2.
Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan
mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui
adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit.
Unsur-unsur sedimen terbagi dalam 2 golongan yaitu unsure organic dan
anorganik.
v Unsur organic adalah unsur yang berasal dari
suatu organ atau jaringan, dan unsure anorganik adalah unsur yang tidak berasal
dari jaringan. Unsur organic lebih bermakna daripada unsure anorganik. Contoh
unsur organic: sel epitel, eritrosit, leukosit, silinder, mikroorganisme
(jamur, ragi bakteri), spermatozoa.
v Unsur anorganik Dibedakan menjadi
kristal-kristal normal dalam urin antara lain: asam urat, kalsium oksalat, urat
ammorf, tripel fosfat dan kristal-kristal abnormal antara lain: bilirubin,
tirosin dan leucine.
Pemeriksaan Sedimen Urine
1. Campur urin terlebih dahulu, setelah itu
Urin dimasukkan sebanyak 7-8 ml ke dalam tabungreaksi.
2. Kemudian dilakukan pemusingan selama 5 menit
1500-2000 rpm.
3. Supernatant dibuang, sehingga tinggal
endapan dan sedikit cairan kira-kira 0,5 ml.
4. Berikan cat urin (Stein Hammer Malbine) 1
tetes.
5. Tabung dikocok untuk mensuspensikan
sedimen.
6. Dengan menggunakan pipet tetes, suspense
sedimen diteteskan ke atas obyek gelas dan tutup dengan
kaca penutup.
7.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
Gambar 1.1 Beberapa unsur dalam urine
3.
Pemeriksaan Kimia Urin
Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan
cara yang lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif
yaitu memakai reagens pita. Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah
banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan protein,
glukosa, keton, bilirubin, urobilinogen dan urobilin.
a)
Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu
penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro.
Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang
mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa,
laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin,
salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara
reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl,
sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.
Cara kerja
1. Masukan 40 tetes urine ke dalam tabung reaksi
2. Meneteskan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes
3. Menjapit tabung reaksi dengan penjepit. Panaskan ujung tabung reaksidengan
api bunsen, janagn sampai mendidih. Pemanasan yang berlebihan menyebabkan perubahan
warna yang tidak cocok. Kurang lebih panasi 3-5 menit.
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi. Apabila mengandung gula, bahan ini
menunjukkan endapan berwarna merah bata.
Tabel 1.2 Interpretasi hasil Pemeriksaan
glukosa
Warna
|
Nilai
|
Konsentrasi
|
Biru / hijau keruh
|
-
|
-
|
Hijau/ hijau
kekuningan
|
+1
|
Kurang dari 0,5 %
|
Kuning kehijauan
atau kuning
|
+2
|
0,5 – 1,0 %
|
Jingga
|
+3
|
1,0 – 2 %
|
Merah
|
+4
|
Lebih dari 2 %
|
b)
Benda- benda keton
Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi
butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar.
Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam
asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton
dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu
mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan
pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.
Cara kerja (Metode Rothera)
1. Tebung reaksi di isi 5 ml urin.
2. Ditambah 1 gr (sepucuk batang pengaduk)
regen rothera dan campur sampai larut.
3. Ditambah 1-2 ml NH4OH pekat 28 % melalu
dinding tabung secara hati-hati sehingga menyusun lapisan atas dari cairan di
dalm tabung.
4. Letakkan tabung tegak lurus, diamkan 5 menit
lalu diamati perbatasan kedua larutan.
Interpretasi
hasil : negatif : tidak berubah warna. Positif : warna ungu kemerahan pada
perbatasan kedua lapisan cairan menandakan adanya benda keton dalam jumlah yang
tinggi.
Metode Gerhard
1. Tabung reaksi di isi 5 ml urin.
2. Ditambah beberapa tetes FeCl3 10 %
dicampur, dimati perubahan warna yang terjadi.
Interpretasi
hasil : negatif : tidak berubah warna. Positif : warna ungu merah coklat
c)
Pemeriksaan bilirubin
Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam
suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium
terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam
yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.
Cara kerja
1.
5 ml urine
ditambah 2 tetes larutan lugol
- Tambahkan 7,5 ml reagen Schlesinger, kemudian kocok
- Saring sampai di dapat filtrate
- Filtrate diperiksa / dilihat dengan latar belakang hitam
- Positif bila didapat flourescen hijau pada filrate
Interpretasi
hasil : Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan hasil positif dan
keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu
dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan
kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung
metabolit pyridium atau serenium.
d)
Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar
urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan
ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran
empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh.
Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam
urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang
sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug
hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada
eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin.
Cara kerja
1. diambil 5 ml dari larutan tersebut diatas (i)
+ 5 aquades + 1 ml perekasi, bila merah bearti positif (penegnceran 1/20 X)
2. Kemudian diambil 5 ml dari larutan (ii) + 5
aquades + 1 ml perekasi, bila merah bearti positif (penegnceran 1/40 X)
3. Kemudian diambil 6 ml larutan (iii) + 5 ml
aquades + 1 ml pereaksi, bila merah berarti positif
Catatan : Bila masih memberikan warna merah,
terus dilakukan pengenceran sampai tidak memberikan warna merah.
Interpretasi hasil : Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C
lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung
oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari
infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.
e) Pemerikasaan Urobilin dengan reaksi
Schlesinger.
Pada urin segar pereaksi tidak ada
Urobilin. Zat Urobilin timbul apabila terjadi proses oksidasi urobilinogen.
Pada pemeriksaan urobilin + larutan Iodium (lugol) sedikit gunanya untuk
mempercepat oksidasi urobilinogen menjadi urobilin.
Cara kerja : 5 ml Urin ditambahkan beberapa
tetes NH4OH + 2-3 tetes larutan Lugol + 5 ml pereaksi Schlesinger, kemudian
dikocok dan disaring. Filtratnya diperiksa dengan latar belakang gelap.
Interpretasi hasil :
Fluoresensi hijau menunjukkan urobilin positif + atau ++. Tidak ada Fluoresensi
menunjukkan urobilin negatif
f)
Pemerikasaan protein
Protein dalam urine mengalami denaturasi oleh asam nitrat pekat yang tampak
sebagai cincin putih pada perbatasan kedua cairan
Cara kerja
1.
Pembuatan
reagen asam asetat 10%
2.
Tabung
diisi dengan urin sebanyak ¾ nya
3.
Didihkan
selama 30 detik
4.
Kekeruhan
yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin
5.
Tambahkan
3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes
6.
Didihkan
kembali dan amati.
Interpretasi
hasil :
·
Tidak
ada kekeruhan (-)
·
Kekeruhan
sedikit sekali (+)
·
Kekeruhan
(+) 0,01-0,05 %
·
Kekeruhan
sedikit (++) 0,05-0,2 %
·
Kekeruhan
jelas (+++) 0,2-0,5 %
·
Kekeruhan
menggumpal (++++) >0,5 %
LAMBUNG
A. Lambung
1. Pengertian Lambung
Lambung merupakan organ yang berbentuk kantong
seperti huruf ‘J’, dengan volume 1200-1500ml pada saat berdilatasi. Pada bagian
superior, lambung berbatasan dengan bagian distal esofagus, sedangkan pada
bagian inferior berbatasan dengan duodenum. Lambung terletak pada daerah
epigastrium dan meluas ke hipokhondrium kiri. Kecembungan lambung yang meluas
ke gastroesofageal junction disebut kurvatura mayor. Kelengkungan lambung
bagian kanan disebut kurvatura minor, dengan ukuran ¼ dari panjang kurvatura
mayor. Seluruh organ lambung terdapat di dalam rongga peritoneum dan ditutupi
oleh omentum dengan fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan
sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
2. Anatomi Lambung
Lambung
terletak di bawah diafrgama, di depan pankreas dan limpa menempel pada sebelah kiri fundus, lambung
mempunyai dua buah lengkungan atau kurvatura yaitu kurvatura minor yang
membentuk batas kanan lambung dan kurvatura mayor yang membentuk batas kiri
lambung.Berikut merupakan
gambaran bentuk anatomi dari lambung yang dapat dilihat pada Gambar2.1
Gambar 1.2
Pembagian daerah anatomi lambung
Secara anatomik, lambung terbagi atas
5 daerah (gambar 2.1.) yaitu:
1. Kardia, daerah yang kecil terdapat pada bagian
superior di dekat gastroesofageal junction
2. Fundus, bagian berbentuk kubah yang berlokasi
pada bagian kiri dari kardia dan meluas ke superior melebihi tinggi
gastroesofageal junction;
3. Korpus, merupakan 2/3 bagian dari lambung dan
berada di bawah fundus sampai ke bagian paling bawah yang melengkung ke kanan
membentuk huruf ‘J’
4. Antrum pilori, adalah bagian 1/3 bagian distal
dari lambung. Keberadaannya secara horizontal meluas dari korpus hingga ke
sphincter pilori
5. Sphincter pilori, merupakan bagian tubulus
yang paling distal dari lambung. Bagian ini secara kelesulurhan dikelilingi
oleh lapisan otot yang tebal dan berfungsi untuk mengontrol lewatnya makanan ke
duodenum. Permukaan fundus dan korpus banyak dijumpai lipatan rugae lambung.
Pembuluh darah yang mensuplai lambung merupakan percabangan dari arteri celiac,
hepatik dan splenik. Aliran pembuluh vena lambung dapat secara langsung masuk
ke sistem portal atau secara tidak langsung melalui vena splenik dan vena
mesenterika superior. Nervus vagus mensuplai persyarafan parasimpatik ke
lambung dan pleksus celiac merupakan inervasi simpatik. Banyak ditemukan
pleksus saluran limfatik dan kelenjar getah bening lainnya. Drainase pembuluh
limfe di lambung terbagi atas empat daerah yaitu:
ü Kardia dan sebagian kurvatura minor ke
kelenjar getah bening gastrik kiri
ü Pilorik dan kurvatura minor distal ke kelenjar
getah bening gastrik dan hepatik kanan
ü Bagian proksimal kurvatura mayor ke kelenjar
limfe pankreatikosplenik di hilum splenik; serta
ü Bagian distal kurvatura mayor ke kelenjar
getah bening gastroepiploik di omentum mayor dan kelenjar getah bening pilorik
di kaput pankreas.
Setiap hari lambung mengeluarkan
sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang bertanggung jawab untuk fungsi
sekresi, terletak di lapisan mukosa lambung. Secara umum, mukosa lambung dapat
dibagi menjadi dua bagian terpisah : (1) mukosa oksintik yaitu yang melapisi
fundus dan badan (body), (2) daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian
antrum. Sel-sel kelenjar mukosa terdapat di kantong lambung (gastric pits),
yaitu suatu invaginasi atau kantung pada permukaan luminal lambung. Variasi sel
sekretori yang melapisi invaginasi ini beberapa diantaranya adalah eksokrin,
endokrin, dan parakrin. Semua
sekresi eksokrin ini dikeluarkan ke lumen lambung dan mereka berperan dalam
membentuk getah lambung (gastric juice ) (Sherwood, 2010).
3. Histologi Lambung
Dinding lambung tersusun dari empat
lapisan dasar utama, sama halnya dengan lapisan saluran cerna secara umum
dengan modifikasi tertentu yaitu lapisan mukosa, submukosa, muskularis
eksterna, dan serosa (Schmitz &
Martin, 2008).
a) Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan,
lamina propia, dan muskularis mukosa. Epitel permukaan yang berlekuk ke dalam
lamina propia dengan kedalaman yang bervariasi, dan membentuk sumur-sumur
lambung disebut foveola gastrika. Epitel yang menutupi permukaan dan melapisi
lekukan-lekukan tersebut adalah epitel selapis
silindris dan semua selnya menyekresi mukus alkalis. Lamina propia
lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang disusupi sel otot polos dan sel
limfoid. Muskularis mukosa yang memisahkan mukosa dari submukosa dan mengandung
otot polos, Lapisan sub mukosa mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, sistem
limfatik, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus
submukosa . Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1)
inner oblique, (2) middle circular,
(3) outer longitudinal. Pada muskularis
propia terdapat pleksus myenterik (auerbach). Lapisan oblik terbatas pada bagian
badan (body) dari lambung.
b) Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun
atas epitel selapisskuamos (mesotelium) dan jaringan ikat areolar. Lapisan
serosa adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dariviseral peritoneum.
Gambar 1.3 Histologi dari lambung
B. Cairan Lambung
1. Pengertian cairan lambung
Cairan lambug adalah cairan
pencernaan, terbentuk dalam perut. Ini memiliki pH 1 sampai 2 dan terdiri
dari asam klorida (HCl) (sekitar 0,5%, atau 5000 bagian per juta), dan sejumlah
besar kalium klorida (KCl) dan natrium klorida (NaCl). Asam memainkan
peran kunci dalam pencernaan protein, dengan mengaktifkan enzim pencernaan, dan
membuat protein dicerna sehingga enzim pencernaan dapat memecah rantai panjang
asam amino.
SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA DEMI KELANGSUNGAN BLOG KAMI.... THANKS SAY,... SALAMA'KI :)
No comments:
Post a Comment