YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Makhluk
hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk
hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga
mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan
teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad
renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan
manusia. Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya
dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk
pertumbuhannya, antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat,
lemak, mineral dan vitamin).
Mikroorganisme
dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya melalui pertumbuhan
menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga
keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum
bagi pertumbuhannya.
Pembiakan
mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi tempat tumbuh
dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari
garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh
(ZPT). Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan komponen lain
seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya. Oleh
karena itu, dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara pembuatan medium
pertumbuhan mikroba dan penanaman bakteri pada
medium.
Teknik pewarnaan gram haruslah
sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah
gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini
dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram. Habitat endospora
bakteri ini adalah tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk spora yang kekurangan
nutrisi. Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik selama sporulation. Contohnya
polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin. Banyak dari mikroba Bacillus
dapat menurunkan Polymers seperti protein, pati, dan pektin, sehingga bakteri
ini merupakan penyumbang penting kepada siklus karbon dan nitrogen. Akan tetapi
apabila terkontaminasi, dapat menyebabkan pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel
vegetatif didapatkan warna kemerahan dan warna endosporanya adalah hijau.
B. Tujuan
praktikum
1.
Mahasiswa dapat melakukan pembuatan medium dasar dan melakukan penanaman pada medium tersebut untuk bakteri pada Swap kulit
tangan.
2. Mahasiswa
dapat melakukan pewarnaan bakteri gram pada medium M
S A dan MC CONKEY
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroorganisme
sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya, sangat membutuhkan
energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam sintesa
protoplasma dan bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah
kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi
yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme
yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat
berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator
organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat
memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia angat
dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).
Medium
adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
digunakan untukpemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung
semua zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa organik
yang terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium
digunakan untuk melihat gerakan dari suatu mikrooranisme apakah bersifat motil
atau nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Ratna, 1993).
Peran utama
nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan sebagai akseptor
elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber
karbon, sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan
nitrogen. Selai itu, secra umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung
seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme baru (Arfiandi,
2009).
Mikroorganisme
dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula hanya menggunakan
bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan
makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut
holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam
bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna di luar sel
dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek, 2009).
Medium yang
digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme harus sesuai
susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,
1993).
Memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagai macam ketentuan seperti jika yang ingin
kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika
agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suat medium perlu dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba;
2. Medium harus mempunyai tekanan osmosis;
3. Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat;
4. Medium harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
Bahan
yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar : Agar
dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther
Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan
berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar,
terutama pada pH yang asam.
2. Peptone : Peptone
adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati
seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin,
gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana
cara memperolehnya.
3. Meat extract : Meat
extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan daging sapi.
4. Yeast
extract : Yeast extract terbuat dari ragi pengembang
roti atau pembuat alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap
& vitamin B kompleks.
5. Karbohidrat : Karbohidrat
ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat.
Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa,
galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan untuk
analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Menurut
Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7
golongan, yaitu:
1) Medium umum,
merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi
pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh: Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulasi pertumbuhan
fungi.
2) Medium
khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu. Contoh:
medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3) Media
diperkaya (enrichment media), merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam
suatu campuran berbagai mikroba. Contoh: Chocolatemedia dan
Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
4) Media
selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu
spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan
kimia lainnya.
5) Media
differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia
tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6) Medium
penguji (Assay medium), merupakan medium dengan susunan ertentu yang digunakan
untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri. Contoh: medium
untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain.
7) Medium perhitungan
jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba dalam suatu bahan. Contoh: medium untuk menghitung jumlah bakteri E.
Coli air sumur.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut madium. Medium yang digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium yang ditambah darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
(Volk,1993)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
Media pertumbuhan mikroorganisme
merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi
yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media yang berupa moleku-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga manipulasi komposisi media
pertumbuhan (Pratiwi, 2008).
Pembuatan media didasarkan pada
fungsi komposisi media dan konsistensinya sehingga dapat tumbuh dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba,
isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan
metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. (Hadietomo,1993)
Pewarnaan Gram atau metode Gram
adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua
kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia
dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini
pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna
penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua
bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini
berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur
dinding sel mereka.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Alat
dan bahan
Ø Alat
1. Autoklaf
2. Tabung reaksi
3. Cawan petri
4. batang
pengaduk
5. gelas kimia
6. corong
7. Erlenmeyer
8. Ose
9. Spiritus
10. gelas ukur
11. hot plate
12. kulkas
13. oven
14. spatula
15. mikroskop
16. neraca
analitik.
Ø Bahan
1. M S A
2. B H I B
3. Mackonkey
4. L I A
5. Aquadest
6. Air fuchsin
7. Lugol
8. Kristal violet
9. Alkohol
10. Oil emersi
11. Swab kulit tangan
12. Objek glass
B. Prinsip
praktikum
Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram
terbagi dua golongan, yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama
(karbol gentian violet) tetap bertahan, dengan demikian warna sel bakteri
tampak ungu tua; dan Gram negatif, bila warna zat pewarna pertama tidak
bertahan (luntur) kemudian tercat oleh zat pewarna tandingannya, misal: air
fuchsin, safranin, dan oleh zat pewarna tandingan lainnya.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
C. Cara
kerja
1. Garam fisiologis dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak 5 ml
2. Disterilisasi sampai suhu 121o
3. Swab yang telah dibuat dimasukkan kedalam Garam
fisiologis
4. Lalu mengambil sampel pada kulit bagian tangan
Pembuatan Media
1.
B H I B
a. Menimbang
massa media dasar B H I B
yang akan dibuat dengan
menggunakan neraca/timbangan analitik
b. Mengukur
volume aquadest yang dibutuhkan untuk pembuatan media B H I B.
c. Media
B H I B mempunyai pH 7.4 ± 0.2 dan pH
aquadest yang telah diukur mempunyai pH 7. Sehingga pHnya telah sesuai
d. Masukkan
media dasar BHIB yang telah di timbang kedalam Erlenmeyer bersama aquadest yang
telah sesuai pHnya.
e. Larutkan
larutan tersebut dengan cara melakukan penggocokan erlemeyer hingga larut.
f. Tutup
erlenmeyer yang berisi larutan B H I B
dengan kapas
g. Sterilkan
tabung yang akan digunakan dengan menggunakan autoclave
h. Tuangkan
larutan yang telah larut kedalam tabung yang telah steril secara hati-hati
i.
Pastikan tabung berdiri tegak. Sebaiknya
gunakan rak tabung.
j.
Diamkan media yang telah jadi di dalam
lemari pendingin.
2.
MAC CONKEY
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menimbang bahan : Penimbangan reagent dilakukan sesuai
dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat dan berpedoman kepada cara pembuatan
yang tertera pada botol reagent.
c. Pada botol tertera 52 gram dalam 1
liter, sementara yang akan dibuat 10 plate, dalam 1 cawan terdiri dari 20 ml dalam 200 ml
d. Melarutkan bahan : Bahan yang telah di timbang
dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 ml, sisa bahan yang menempel pada cawan yang
digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan
aquadest sampai pada garis tanda 200 ml lalu diaduk.
e. Karena tidak semua langsung larut
maka untuk melarutkannya digunakan waterbath. Waktu pelarutan tidak ditentukan,
namun sesekali harus di cek hingga tidak ada lagi butiran zat pada dinding
tabung atau larutan.
f. Mensterilkan Media : Larutan yang telah larut kemudian
disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai 121°C
g. Menuang kedalam cawan : Setelah 15 menit larutan dikeluarkan
dari autoclave, kemudian dituang kedalam cawan yang telah disiapkan lebih dahulu. Tiap-tiap cawan diisi hingga permukaan cawan tertutupi oleh larutan media, tidak
boleh terlalu tipis maupun terlalu tebal. Pada saat menuang tutup cawan dibuka sedikit saja untuk
menghindari terjadinya kontaminasi.
h. Menyimpan Media : cawan yang telah diisi tadi disimpan
sampai dingin dan padat. Setelah dingin media tersebut dibalik agar uap air
yang ada pada tutup plat tidak jatuh kembali kepermukaan agar. Selanjutnya di
bungkus lalu dimasukkan kedalam lemari es
3.
Manitol Salt
Agar (MSA)
a. Larutksn 60 gram dehydrate medium dalam 1000 ml aquadest dingin.
b. Kocok dan panasi sampai mendidih ( jangan terlalu lama mendidih) sampai
larut sempurna
c.
tuang pada cawan Petri 20 ml
4. LIA (Lysine Iron Agar)
a. Diambil media
merk MERCK sebanyak 32 gram
b. dilarutkan
sampai 1000 ml akuades dalam erlenmeyer yang diberi stirer magnetik, untuk
dihomogenkan
c. disterilisasi
dengan autoclave pada suhu 121OC selama 15
menit.
d. Selanjutnya dituang
ke tabung reaksi, ± 5 ml
e. didinginkan
pada posisi miring dengan bagian tegak sepanjang 1,5-2 cm.
Penanaman (inokulasi) bakteri
1. Proses
penanaman : Campuran sampel swab
kulit dan garam fisiologis ini diambil
sedikit dengan ose bulat steril lalu ditanam pada media B H I B, lalu simpan
medium B H I B dalam inkubator selama 24 jam.
2. B
H I B yang telah dibiakkan selama 24 jam ini ditanam kembali pada media MAC
CONKEY dan M S A menggunakan
ose bulat steril secara zigzag di permukaan media. Simpan MAC CONKEY dan M S A Dalam Inkubator selama
24 jam.
3. MAC
CONKEY yang telah dibiakkan selama 24 jam ini ditanam kembali pada media L I A menggunakan ose lurus steril,
caranya yaitu fiksasi ose diatas api sampai menyala lalu dinginkan dibagian
dinding tabung kemudian tusukkan
tabung tersebut pada media MAC CONKEY kemudian tanam pada media L I A. Simpan media L I A Dalam Inkubator selama 24 jam.
Metode ini dinamakan metode penusukan karena media yang digunakan bersifat
padat, Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu,
hanya sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika
ujung kawat inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah
disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka
beberapa waktu kemudian (kurang lebih 12 jam) akan nampaklah koloni-koloni yang
letaknya tersebar di permukaan medium.
Pewarnaan gram pada biakan MAC
CONKEY dan M S A
1. Ambil
sebuah kaca benda dan bersihkan
2. Buat
preparat yang tipis dan dan rata dari bakteri media mac conkey dan bakteri pada media M S A.
3. Keringkan
preparat pada suhu kamar dan fiksasi
4. Letakkan
kaca benda atau preparat mendatar diatas rak preparat dan tuanngi masing masing
preparat dengan larutan Kristal violet dan biarkan selama 1-2 menit
5. Buang
zat warna, dan cuci menggunakan air mengalir
6. Tetesi seluruh preparat dengan lugol,
biarkan selama 30 detik
7. Buang
larutan logol
dan bilas preparat dengan air mengalir
8. Lunturkan
preparat dengan alcohol 70% sampai semua zat warna luntur dan segera cuci
dengan air mengalir
9. Tetesi
dengan warna kontras yaitu larutan air fuchsin, biarkan selama 2 menit
10. Buang
zat warna dan cuci dengan air mengalir
11. Periksalah
dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x gunakan minyak emersi
12. Amati bentuk bakteri dan sifatnya
BAB
IV
HASIL
PRAKTIKUM
A.
Tabel
Hasil pembuatan media dan penanaman bakteri swap kulit
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Media M S A
|
|
2
|
Media ditanamkan bakteri pada cawan yang berisi media
|
|
3
|
Biakan
bakteri pada B H I B
|
|
4
|
Biakan
bakteri pada M S A
|
|
5
|
Biakan
bakteri pada MAC CONKEY
|
|
6
|
Biakan
bakteri pada L I A
|
B. Tabel hasil pewarnaan gram
Bahan
|
Morfologi
|
Warna
|
Gambar
|
Media
Mac conkey
|
Bacillus
|
Ungu
|
|
Media M S A
|
Streptococcus
|
Merah
|
Bahan
|
Bentuk sel
|
Sifat berkelompok
|
Sifat gram
|
mac conkey
|
Bacillus
|
Individu
|
Positif
|
M S A
|
Coccus
|
Bergerombol
|
Negatif
|
Keterangan
ü Bakteri gram positif berwarna ungu
ü Bakteri gram negatif berwarna merah
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada
penanaman bakteri hal yang paling penting selain menanam bakteri ialah
bagaimana kita membuat media tanam. Media tanam merupakan campuran zat-zat
organik maupun non organik yang dibuat untuk menumbuhkan bakteri. Pada pembuatan
media tanam ini digunakan B H
I B, MC CONKEY, M S A dan L I A
Kemudian
dilakukan pelarutan pada setiap
medium tersebut, pelarutan ini dilakukan
sebaik mungkin dengan tujuan tidak ada lagi butiran agar yang belum terlarut
dalam air. Oleh sebab itu dilakukan penggojogkan yang kemudian dilanjutkan
dengan pengadukan menggunakan batang pengaduk steril, digunakan batang pengaduk
steril dimaksudkan untuk meminimalisir kontaminasi dengan makhluk hidup lain.
Setelah dilakukan pelarutan tutup erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil,
yang kemudian dilakukan sterilisasi dalam autoclave.
Sterilisasi
ini bertujuan mematikan segala bentuk kehidupan yang ada di dalam media, agar
pada saat penanaman bakteri yang ingin ditanam tidak terkontaminasi dengan
bakteri-bakteri lain. Sterilisasi dilakukan selama 15 menit dengan suhu 1210C.
setelah sterilisasi dilakukan, dilanjutkan dengan pembuatan media. Dimana untuk media B H I B dituang kedalam tabung, MC
CONKEY dituang kedalam cawan petri, M S A dituang kedalam cawan petri dan L I A
dituang kedalam tabung masing – masing sebanyak 5 ml.
L I A ter masuk media agar miring,
digunakan media agar miring karena berfungsi untuk memperluas permukaan
sehingga banyak bakteri yang tumbuh.
Setelah
pembuatan medium, dilakukan penanaman bakteri atau biasa disebut dengan
inokulasi. Penanaman bekteri harus dilakukan dengan steril. Praktikan yang
melakukan penanaman diwajibkan mencuci tangan dengan alkohol 70 % yang
bertujuan untuk mematikan bakteri yang ada ditangan praktikan sehingga tidak
terjadi kontaminasi dengan bakteri yang akan ditanam. Penanaman bakteri
dilakukan dengan teliti agar tidak terkontaminasi dengan bakteri lainnya.
Pengambilan bakteri menggunakan jarum ose yang telah dipijar di atas bunsen,
setelah itu lakukan penanaman di media dengan cara menz-zigzagkan jarum ose
yang terdapat bakteri swab kulit ke
dalam media. Penanaman
dilakukan dari garam fisiologis ke B H I B, B H I B ke M S A dan MAC CONKEY,
MAC CONKEY ke L I A.
Bakteri
yang ditanam yaitu berasal dari
kulit yang dinamakan swab kulit. Setelah dilakukan penanaman mulut
tabung reaksi atau cawan petri yang
terdapat media dipanaskan
dengan bunsen. Bertujuan untuk mematikan bekteri yang terdapat dimulut tubus.
Kemudian tutup tubus menggunakan kapas yang juga telah disterilisasi. Inkubasi
penanaman bakteri didalam inkubator selama 1 x 24 jam. Setelah diinkubasi dapat
terlihat bakteri yang ditanam bermunculan dimedia.
Pada
praktikum kali ini dilakukan teknik pewarnaan yaitu pewarnaan pada
bakteri. Diawali dengan mengoleskan isolat bakteri (Bacillus SP) dengan tujuan
agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat. Lalu dilakukan fiksasi untuk
melekatkan mikroorganisme di kaca preparat. Sedangkan pemberian Iodium
bertujuan untuk memperkuat warna pada bakteri. Alkohol 96% berfungsi sebagai
pemucat atau peluntur warna pada bakteri. Dan tahap terakhir yaitu pemberian
safranin yang berfungsi untuk memberi warna kembali pada bakteri yang telah
kehilangan warna pada proses pemucatan dengan menggunakan alkohol. Apabila
bakteri di preparat menunjukkan warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa bakteri
di preparat merupakan bakteri gram positif dikarenakan pada bakteri ini
mengandung banyak peptidogligan sehingga mudah berikatan dengan kristal ungu.
Jika berwarna merah muda menunjukan bakteri gram negatif dikarenakan pada
bakteri tersebut mengandung banyak lipid sehingga mudah berikatan dengan
safranin.
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, sampel MAC CONKEY diidentifikasi bakteri jenis bacillus merupakan bakteri
berbentuk basil (batang) karena zat warna gentian
violet tetap / tidak berubah, tergolong
dalam bakteri gram positif. Untuk bakteri sampel M S A diidentifikasi
bakteri jenis coccus merupakan bakteri berbentuk bulat, dan
tergolong dalam bakteri gram Negatif
karena zat pewarna air fucsin tetap yaitu
warna merah.
BAB
VI
KESIMPULAN
Pada
praktikum yang telah dilakukan disimpulkan bahwa penanaman bakteri yang paling
penting dilakukan adalah pembuatan media tanam. Pada pembuatan media tanam pada
praktikum kali ini digunakan bahan B H I B, MC CONKEY, M S A, L I A dan aquadest
sebagai pelarutnya. Digunakan untuk menanam bakteri pada swab kulit. dan
waktu inkubasi bakteri selama 1 x 24 jam. Setelah itu dapat terlihat hasil dari
bakteri yang telah ditanam.
Dari
percobaan pewarnaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan : Pewarnaan bakteri dipengaruhi
faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi
pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan bakteri
gram positif berbentuk basil
( batang ) yang berwarna ungu
sedangkan
untuk bakteri gram
negatif berbentuk coccus
berwarna merah.
DAFTAR
PUSTAKA
Arfiandi, 2009.
Media Pertumbuhan Bakteri, http://freebussines.blogspot.com, diakses
pada 26 November 2016, Makassar.
Hadietomo, 1993. Mikrobiologi Dasar
dalam Praktek. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Natsir, Djide dan Sartini, 2006, Mikrobiologi
Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Pelczar, 1996, Dasar-Dasar Mikrobiologi,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Pratiwi, S. T, 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Jakarta : Erlangga
Ratna, 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek,
PT Gramedia, Jakarta.
Volk dan Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5, Erlangga, Jakarta.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment