Visitor

Thursday, January 12, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI PROTEIN D.IV ANALIS STIKES MEGA REZKY MAKASSAR







A.Judul Praktikum    :   Uji Protein
B.Tujuan Praktikum :1.Untuk mengidentifikasi unsure-unsur penyusun protein
2.Untuk mengidentifikasi daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu
3.Untuk mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi terhadap sifat kelarutan protein
4.Untuk membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein
5.Utuk membuktikan adanya molekul-molekul peptide dari protein
C. Latar Belakang
Protein merupakan salah satu zat penting yang diperlukan untuk tubuh kita agar tetap sehat.Namun apakah sebenarnya pengertian dari protein?Protein merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks dimana didalamnya terkandung hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai asam amino.
Ini adalah komponen utama dari semua sel hidup yang mencakup banyak zat seperti hormon, enzim, serta antibodi yang dibutuhkan untuk fungsi organisme.Zat ini sangat penting karena digunakan untuk perbaikan jaringan dan pertumbuhan. Zat ini bisa diperoleh dari berbagai sumber makanan seperti telur, susu, ikan, daging, dan kacang-kacangan.
Jika melihat dari pengertian protein, zat ini tidak bisa diproduksi sendiri dari dalam tubuh manusia sehingga harus diambil melalui sumber lainnya yaitu lewat makanan.Kebutuhan sisanya bisa dibuat oleh hati bila seluruh komponen kimia yang dibutuhkan tersedia. Senyawa ini memiliki fungsi yang bermacam-macam untuk tubuh kita dan semua fungsi tersebut dibangun dari satu set asam amino. Fungsi utama sekaligus yang paling penting adalah untuk pemeliharaan dan pertumbuhan semua sel-sel di dalam tumbuh dan struktur tubuh seperti sel darah, otot, tulang, rambut, dan kulit.Selain itu, mereka juga merupakan komponen utama dari enzim karena asam amino tersebut membantu memfasilitasi berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, termasuk terjadinya pencernaan. Protein juga turut berperan penting dalam produksi berbagai hormon penting bagi tubuh seperti hormon tiroid, hormon insulin, hormon testosteron, dan hormon estrogen.
Saat kita mengkonsumsi makanan berprotein, maka perut akan mengeluarkan asam pencernaan yang membantu proses pemecahan struktur kimia. Selanjutnya pencernaan berlangsung di usus kecil dimana sebagian besar pemecahan unsur senyawa protein terjadi di sini. Pada akhirnya, protein dikembalikan lagi ke struktur asam amino dasar sehingga bisa diserap oleh tubuh melalui usus dan diserap lewat aliran darah. Dari usus dan darah, asam amino mengalir ke hati yang mengatur penggunaan asam amino. Selain itu, asam amino kadang-kadang juga digunakan untuk mensintesis protein dalam hati dan kadang dikirim ke bagian tubuh lain untuk digunakan.
Protein dalam makanan bisa berasal dari dua macam sumber yang berbeda, yaitu:
Protein nabati, sumber utamanya adalah tumbuh-tumbuhan.Protein nabati tidak mempunyai profil asam amino yang lengkap.Walaupun demikian ternyata ada salah satu sumber makanan yang mempunyai asam amino yang paling lengkap yaitu kedelai. Tetapi, soy protein sekalipun juga masih kekurangan asam amino esensial yang disebut methionine.Makanan yang kaya protein nabati adalah kacang-kacangan dan biji-bijian.
Protein hewani, sumbernya diperoleh dari hewan, di antaranya adalah susu, daging, dan telur. Protein hewani mengandung asam amino yang lengkap jika dibandingkan dengan yang nabati sehingga dapat digunakan secara optimal untuk perkembangan tubuh manusia. Asam amino esensial tidak bisa diproduksi oleh tubuh.Oleh sebab itu, asam amino ini hanya bisa didapat dari makanan yang dikonsumsi.
Diet sehat minimal harus mencakup 2 hingga 3 porsi protein per hari.Protein hewani biasanya mengandung lemak jenuh yang lebih tinggi sehingga konsumsinya harus dibatasi.Jika Anda ingin mengkonsumsi sumber asam amino yang tidak mengandung lemak adalah ayam panggang atau kalkun panggang tanpa kulit, ikan, dan daging sapi tanpa lemak. Kekurangan protein dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit kwashiorkor dan marasmus.Tetapi kelebihan zat ini juga dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas dan memberatkan kinerja hati dan ginjal. Demikian pengertian protein dan mengapa zat ini penting untuk tubuh. Sehingga kita melakukan praktikum ini untuk membuktikan kandungan protein pada salah satu sampel yaitu pada putih telur.

D. Tinjauan Pustaka
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting sel hewan atau manusia sehingga fungsi utama protein yaitu sebagai zat pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor. Tersusun dari serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya (Devi, 2010).
                Protein sangat berperan penting dalam proses tubuh. Proses kimia tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah (eritrosit) yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah suatu jenis protein. Demikian juga zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri atau yang biasa disebut antigen juga suatu protein. Protein merupakan jenis zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan juga untuk pertumbuhan. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.
 Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut denganpeptid atau polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinaman protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam amino namun juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein) (Handito, dkk, 2014).
         Protein merupakan komponen itama dalam semua hal hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesa setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdidi atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012).
         Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzi, suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau erittrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen juga suatu protein (Poedjiadi, 2009).
      Protein dalam tubuh berguna sebagai zat pembangun atau pertumbuhan karena protein merupakan pembentuk jaringan baru dalam tubuh terutama pada bayi, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang yang baru sembuh dari penyakit. Protein juga berfungsi sebagai pengatur dalam metabolisme tubuh. Selain itu protein juga merupakan komponen pembentuk antibodi untuk mempertahankan daya tahan tubuh (Andayani, 2011).
a.  Sifat Fisis Protein
         Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein yang monomernya banyak mengandung asam amino sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak. Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein, yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit. Pada umumnya, protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya sedikit sekali yang terdapat dalam bentuk Kristal. Protein nabati umumnya lebih mudah membentuk Kristal dibandingkan dengan protein hewani. Protein hewani seperti hemoglobin mudah membentuk suatu Kristal, sedangkan albumin sukar. Kandungan protein pada setiap bahan berbeda-beda. Beberapa protein enzim, seperti tripsin, pepsin, urease, dan katalase juga dapat membentuk Kristal (Sumardjo, 2008).
b. Sifat Amfoter
        Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa). Dalam kimia, amfoter merujuk pada zat yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa. Perilaku ini dapat terjadi karena memiliki dua gugus asam dan basa sekaligus atau karena zatnya sendiri mempunyai kemampuan seperti itu. Zat amfoter yang klasik adalah asam amino, protein, dan air. Beberapa logam, seperti seng, timah, aluminium, dan berilium, dapat membentuk oksida amfoterik. Gejala ini dapat dimanfaatkan untuk memisahkan kation dalam larutan, misalnya seng dari mangan (Linggih, 2004).
c.  Putih Telur (Egg White)
                    Putih telur atau albumin merupakan cairan yang tidak berwarna, mengandung kurang lebih 78% air. Beberapa karakteristik protein putih telur mentah antara lain bersifat racun baik untuk hewan maupun manusia seperti avidin, flavoprotein dan sebagainya. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan pemanasan supaya daya racunnya sirna (S. Emma, 2005). Menurut Paran (2009), putih telur mengandung 86% air di dalamnya. Biasanya putih telur yang lebih dekat dengan kuning telur bersifat lebih kental daripada putih telur yang dekat dengan cangkang/kulit telur. Kandungan nutrisi pada putih telur antara lain: karbohidrat 0,8 g; mineral 0,60 g; kalsium 6,0 mg; fosfor 17,0 mg; Besi 0,2 mg; vitamin A (retinol) 0 mcg; vitamin B1 (tiamin) 0,01 mg; dan vitamin C (asam askorbat) 0 mg.
Beberapa uji terhadap protein, yaitu :
1. Uji Ninhidrin
      Ninhidrin adalah suatu senyawa oksidator kuat yang apabila bereaksi dengan asam α amino akan menghasilkan warna ungu. Reaksi ini terjadi dengan senyawa amin primer dan ammonia tanpa pembebasan CO. Reaksi ninhidrin digunakan untuk mengetahui adanya kandungan asam α-amino. Ninhidrin adalah suatu reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Apabila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. Reagen ini dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Berbahaya jika tertelan dan berbahaya jika diserap melalui kulit atau terhirup. Biuret adalah reagen yang digunakan untuk mendeteksi adanya ikatan peptida. Dalam uji biuret ini terdapat 2 reagen, yakni CuSO4 dan NaOH. Reagen-reagen ini dapat berbahaya jika tertelan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan iritasi saluran pernafasan dengan luka bakar, menyebabkan iritasi mata dan kulit dan luka bakar, higroskopis, mutagen dan kemungkinan sensitizer.
    2. Uji Biuret
   Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur peptida dari protein.
    3. Uji pengendapan dengan logam
      Pada pH di atas titik isoelektrik protein bermuatan negative, sedangkan di bawah titik isoelektrik protein bermuatan positif. Olehkarena itu untuk mengendapkan protein dengan ion logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik, sedangkan untuk pengendapan protein dengan ion negative memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik. Ion- ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+,Pb2+,Cu2+,Fe2+. Sedangkan ion-ion negative yang dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat, tanat dan sulfosalisilat.

E. Cara Pembuatan Larutan
1. larutan NaOH 10%
  Ditimbang NaOH dalam neraca analitik sebanyak 10 gram kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
2.   Larutan Pb-asetat 5%
      Ditimbang Pb-asetat dalam neraca analitik seberat 5 gram, kemudian dilarutkan dalam  100 ml aquadest.
3.   Larutan HCL 10%
       Ditimbang 10 gram HCL dalam neraca analitik, kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
4.   Larutan NaCl 5%
    Ditimbang NaCL dalam neraca analitik seberat 5 gram, kemudian dilarutkan dalaam aquadest.
5.   Larutan BaCL 5%
        Ditimbang 5 gram BaCl dalam neraca analitik, kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
6.   Larutan CaCl 5%
       Ditimbang 5 gram CaCl dalaam neraca anaalitik, kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
7.   Larutan MgSO4 5%
       Ditimbang 5 gram MgSO4 dalam neraca analitik kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
8.   Larutan Kasein 0,5%
       Ditimbang kasein sebanyak 0,5 gram dalam neraaca analiitik, kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
9.   Larutan Gelatin 2%
       Ditimbang 2 gram gelatin dalam neraca analitik, kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
10.     Larutan Ninhidrin 0,1 N

YANG MAU BELANJA PAKAIAN MURAH, BUKU UKOM, BUNGA & SELEMPANG  WISUDA  SILAHKAN INVITE INTAGRAM, FACEBOOK, & BBM KAMI


  

F. Metode Kerja
1. Uji Susunan Elemen Protein
a. Alat dan Bahan
1). Alat
a)      Cawan porselin
b)      Tabung reaksi
c)      Kaki tiga
d)     Bungsen
e)      Objek gelas
f)       Pipet tetes
g)      Rak tabung
h)      Penjepit tabung
2). Bahan
a)      Telur 3 butir
b)      NaOH 10 %
c)      Kertas lakmus merah
d)     Aquades
e)      Pb asetat 5 %
f)       HCl 10 %
b. Prinsip
1).uji adanya (C,H,O)
       Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Nitrogen (N). Ada pula protein yang mengandung sedikit Belerang (S) dan Fosfor (P). Dengan metode pembakaran atau pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein, yaitu C, H, O, dan N.
2).Uji adanya nitrogen
Mendeteksi protein dengan mereaksikan protein putih telur dengan reagen.
3)Uji adanya sulfur
Mendeteksi protein dengan mereaksikan protein putih telur dengan reagen yang digunakan.
c. Cara Kerja
1). Uji adanya C,H,dan O
a)   Dimasukkan 1 ml albumin telur kedalam cawan porselin
b)   Diletakkan kaca objek di atas cawan porselin kemudian panaskan
c)   Diperhatikan adanya pengembungan pada kaca objek yang menunjukkan adanya H dan O
d)  Diambil kaca objek lalu diamati bau yang tejadi, apabila ttercium bau seperti rambut terbaakar berarti mengandung nitrogen
e)   Bila terjadi pengurangan berarti mengandung C
2). Uji adanya unsur nitrogen
a). Sebanyak 1 ml albumin telur dimasukkan kedalam tabung reaksi
b). Ditambahkan 1 ml NaOH 10 %
c). Dipanaskan di api bungsen,perhatikan bau amoniak (amis) yang terjadi dan uapnya diuji dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi dengan aquades
d). Terbentuknya amoniak menunjukkan adanya nitrogen
3). Uji adanya sulfur(Belerang)
a). Dimasukan sebanyak 1 ml albumin telur dimasukan kedalam tabung reaksi
b). Ditambahkan 4 tetes larutan Pb asetat 5 %,bila larutan menghitam berarti terbentuk PbS,ditambahkan HCl 10 %



2. Uji Kelarutan Protein
a. Alat dan Bahan
1). Alat
a)      5 tabung reaksi
b)      Pipet tetes
c)      Rak tabung
2). Bahan
a)      Albumin telur
b)      Aquades
c)      HCl 10 %
d)     NaOH 40 %
e)      Alkohol 96 %
f)       Kloroform
b. Prinsip
    protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun  basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yng sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkup molekul-molekul protein.
c. Cara Kerja
1). Disediakan 5 tabung reaksi masing-masing diisi dengan aquades ,HCl 10 %, NaOH 40 %,Alkohol, dan kloroform sebanyak 1 ml
2). Ditambahkan albumin 2 ml albumin telur pada setiap tabung
3). Dihomogenkan kemudian diambil sifat kelarutannya
3. Uji Pengendapan Protein
a. Alat dan Bahan
1). Alat
a)      4 tabung reaksi
b)      Pipet tetes
c)      Rak tabung
2). Bahan
a)      Albumin telur
b)      NaCl 5 %
c)      BaCl2 5 %
d)     CaCl2 5 %
e)      MgSO4 5 %
b. Prinsip
                 pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein oleh garam berkonsentrasi tinggi disebut salting out.
c. Cara Kerja
1). Disediakan 4 tabung reaksi masing-masing didisi denga 2 ml albumin telur
2). Ditambahkan pada tabung 1,2,3,dan 4 berturut-turut NaCl,BaCl2,CaCl2,MgSO4,tetes demi tetes sampai ada endapan
3). Ditambahkan kembali larutan garam secara berlebih
4). Dihomogenkan lalu diamati perubahan yang terjadi

4. Uji Ninhidrin
a. Alat dan Bahan
1). Alat
a)      3 tabung reaksi
b)      Rak tabung
c)      Pipet tetes
d)     Bungsen
e)      Gegep
2). Bahan
a)      Albumin telur
b)      Gelatin 2 %
c)      Kasein 0,5 %
d)     Pereaksi ninhidrin 0,1 %
b. Prinsip
Berdasakan pada uji Ninhidrin yang membentuk aldehid yang lebih rendah.
c. Cara Kerja
1). Disiapkan 3 tabung reaksi, masing-masing diisi albumin telur, gelatin 2 %, kasein 0,5 %, sebanyak 1 ml
2). Ditambahkan pada setiap tabung pereaksi ninhidrin 0,1 % sebanyak 5 tetes
3). Dipanaskan diatas api bungsen dan lihat perubahan warna yang terjadi

5. Uji Pengendapan Biuret
a. Alat dan Bahan
1).Alat
a)      3 tabung reaksi
b)      Piper tetes
c)      Rak  tabung
2). Bahan
a)      Albumin telur
b)      Gelatin 2 %
c)      Kasein 0,5 %
d)     NaOH 10 %
e)      CuSO4 0,2 %
b. Prinsip
 Berdasarkan pada uji Biuret untuk mengetahui ikatan peptida dalam suatu protein.
c. Cara Kerja
1). Disediakan 3 tabung reaksi,masing-masing diisi dengan larutan albumin telur,gelatin 2% dan kasein 0,5 % sebanyak 1 ml
2). Ditambahkan pada setiap tabung 1 ml NaOH dan 3 tetes CuSO4 0,2 %
3). Dihomogenkan dan amati perubahan warna yang terjadi

G. Hasil Pengamatan
1. Uji Sususnan Elemen Protein
a. Uji Adanya C,H,dan O
1). Tabel



Perlakuan

Hasil uji

Pengarangan

Bau rambut terbakar

Pengembunan
1 ml albumin telur di panaskan


+


+


+

2). Gambar
Bahan(telur)                 

                                        
                              
b. Uji Adanya Nitrogen
1). Tabel


Perlakuan
Hasil uji
Bau amoniak
Kertas lakmus merah

1 ml albumin telur ditambah 1 ml NaOH 10 % kemudian dipanaskan



+



Merah menjadi biru

2). Gambar
Ditambahkan pereaksi               dipanaskan              dibasahi aquades
Kertas lakmus dimasukan     perubahan warna yang terjadi
c. Uji Adanya Sulfur
1). Tabel

Perlakuan
Hasil uji
Penghitaman
Bau khas belerang
1 ml albumin telur + 1 ml NaOH + 10% lalu dipanaskan, +  4 tetes Pb asetat 5% +  4 tetes HCl 10%



+



+

    2). Gambar


2. Uji Kelarutan Protein
a. Tabel
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
Akuades
1 ml
-
-
-
-
HCl 10%
-
1 ml
-
-
-
NaOH 40%
-
-
1 ml
-
-
Alkohol 96%
-
-
-
1 ml
-
Kloroform
-
-
-
-
1 ml
Dihomogenkan
Hasil
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5

Larut atau tidak larut

Larut

Larut

Larut

Lilin

Tidak larut










b. Gambar


3. Uji Pengendapan
a. Tabel

Bahan

Tabung 1

Tabung 2

Tabung 3

Tabung 4
Abumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
NaCl  5%
Berlebih
-
-
-
BaCl  5%
-
Berlebih
-
-
CaCl  5%
-
-
Berlebih
-
MgSO4  5%
-
-
-
Berlebih

Dihomogenkan

Hasil

Tidak ada endapan

Endapan banyak

Endapan sedikit

Tidak ada endapan

b. Gambat
                        
a.       Sebelum ditambahkan                       b.   sesudah ditambahkan      pereaksi                                                     pereaksi
     
c.pereaksi yang digunakan                      d. albumin 

4. Uji  Ninhidrin
a. Tabel

Tabung

Zat uji

Penambahan

Perubahan

Keterangan
1
Albumin
5 tetes
Merah
-
2
Gelatin 2%
Pereaksi
Biru
+
3
Kasein 0,5%
Kasein
Biru
+

b. Gambar
5. Uji Biuret
a. Tabel

Tabung

Zat uji

Penambahan

Perubahan warna

Keterangan

1

Albumin
1 ml NaOH dan 3 tetes CuSO4 0,2%

Ungu

+

2

Gelatin 2%
1 ml NaOH dan 3 tetes CuSO4 0,2%

Ungu

+

3

Kasein 0,5%
1 ml NaOH dan 3 tetes CuSO4 0,2%

Merah muda

+


b. Gambar

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum di atas diperoleh pembahasan bahwa pada percobaan :
1. Uji Susunan Elemen Protein
 uji susunan elemen  protein digunakan putih telur yang dimasukkan dalam cawan porselin serta di atasnya diletakkan gelas objek. Setelah beberapa saat dipanaskan, terjadi pengembunan pada gelas objek. Hal ini menandakan pada zat yang diuji terdapat unsur hidrogen dan oksigen, di mana unsur ini bereaksi dan membentuk ikatan karena pemanasan, maka akan membentuk unsur dalam bentuk gas. Sedangkan pada pengamatan bau rambut terbakar untuk membuktikan adanya unsur nitrogen, keduanya positif menghasilkan bau rambut terbakar. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam rumus empiris kedua larutan sama-sama memiliki unsur nitrogen. Lalu pada uji kandungan unsur karbon, terbukti pada kedua larutan positif mengandung karbon.Hal ini, ditandai oleh adanya pada hasil pemanasan kedua larutan tersebut menyisakan gumpalan hitam (arang). Pada percobaan uji adanya atom N, hasil yang di dapatkan adalah albumin memberikan hasil positif terhadap bau amoniak dan kertas lakmus merah, yang mengidentifikasikan adanya atom N yaitu dengan berubahnya kertas lakmus merah menjadi biru. Dan pada percobaan uji adanya atom S, albumin yang ditambahkan NaOH lalu dipanaskan kemudian ditambahkan Pb-asetat dan HCl pekat memberikan sama-sama hasil positif terhadap terbentuknya PbS dan bau khas belerang.
2. Uji Kelarutan Protein
Pada uji kelarutan protein dengan munggunakan albumin diperoleh hasil bahwa pada tabung yang berisi air suling, diteteskan kedalam larutan albumin dan dikocok didapatkan hasil yaitu larut pada tabung. Dan  pada HCl 10%  juga larut dalam tabung serta pada tabung yang berisi NaOH 40%  didapatkan hasil yaitu  larut. Sedangkam untuk kloroform di dapatkan hasil tidak larut dan alkohol 96% didapatkan hasil pada fase jell atau lilin. Percobaan tersebut sesuai dengan teori yang ada, karena albumin termasuk jenis protein. Protein memiliki sifat amfoter yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa.Namun, semua protein tidak dapat larut dalam pelarut lemak seperti kloroform atau eter.
3.   Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Pada praktikum uji pengendapan protein dengan garam, didapatkan hasil bahwa albumin telur yang masing- masing telah ditetesi dengan NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5 %, MgSO4 5%, dan kemudian dihomogenkan. Berdasarkan teori yang ada, albumin telur yang ditambahkan NaCl tidak membentuk endapan, BaCl2 membentuk sedikit endapan, CaCl2 membentuk sedikit sekali  endapan, dan MgSO4 membentuk sedikit endapan. Namun dari hasil praktikum, diperoleh hasil bahwa albumin yang ditetesi dengan NaCl 5% tidak membentuk endapan, BaCl2 5% membentuk banyak endapan, CaCl membentuk sedikit endapan, MgSO4 5% tidak membentuk endapan. Sehingga, pada hasil larutan MgSO4 5% tidak sesuai degan teori.
     Hal yang menyebabkan ada tidaknya endapan pada larutan yaitu, semakin besar berat molekul yang dimiliki oleh suatu garam,maka endapan dan kecepatan reaktifitasnya akan semakin besar. Banyaknya endapan yang diperoleh juga dapat disebabkan karena jumlah biloks yang ada pada garam. Protein juga akan mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi di dalam larutan protein. Garam – garam anorganik dapat mengendapkan protein.Penyebab perbedaan hasil yang diperoleh adalah pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-beda, yang tergantung pada kosenterasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan.Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Kemungkinan penyebab perbedaan hasil pada saat praktikum dengan teori adalah kesalahan pada saat melakukan prosedur kerja, ataupun factor lain yang dapat menyebabkan kesalahan tersebut.
4.   Uji Ninhidrid
     Pada uji ninhidrin menunjukkan hasil positif yaitu pada larutan sampel  gelatin yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan.Perubahan warna yang terjadi adalah warna biru muda dengan intesitas kepekatan warna yang beragam. Pada larutan albumin terjadi perubahan warna menjadi merah. Pada larutan Gelatin 2% terjadi perubahan warna menjadi warna biru yang menunjukkan bahwa terdapatnya sedikit asam α-amino bebas dengan pemberian notasi +1 karena kurangnya kepekatan warna biru. Pada larutan Kasein 0,5% terjadi perubahan warna menjadi biru yang berarti positif. Namun, pada larutan albumin dan kasein terjadi kesalahan karena hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan landasan teori. Sedangkan teori menunjukan bahwa jika ninhidrin bereaksi dengan larutan albumin, gelatin, dan pepton akan menghasilkan warna biru yang berarti pada ketiga bahan tersebut  terdapat asam amino bebas. Perubahan warna biru menunjukkan bahwa terdapatnya sedikit asam α-amino bebas dengan pemberian notasi +1 karena kurangnya kepekatan warna biru. Dan kasein seharusnya mendapatkan hasil negative karena berdasarkan teori, kasein tidak mengandung sedikitnya 1 gugus karboksil dan amino yang terbuka. Sehingga dalam praktikum ini terjadi kesalahan mungkin karena adanya kontaminasi dari bahan yang lain.

5.   Uji Biuret


Pada uji biuret, larutan yaitu albumin dan gelatin menghasilkan warna ungu dan kasein menghasilkan warna merah muda yang menunjukkan  hasil positif adanya molekul-molekul peptida dari protein. Pada albumin, gelatin dan kasein memiliki rumus bangun yang lebih kompleks dan mengikat dua atau lebih asam amino esensial, sehingga terbentuk ikatan peptida. Akan tetapi, ketiga larutan tersebut memiliki kepekatan warna yang berbeda-beda, semakin pekat warna ungu yang dihasilkan maka semakin tinggi kadar polipeptidanya. Urutan kepekatan dari tinggi ke rendah ketiga larutan tersebut adalah gelatin (+3), albumin (+2) dan kasein (+1).

H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa uji protein dapat dilakukan dengan cara diantaranya uji susunan elementer protein, uji kelarutan protein, uji pengendapan protein dengan garam, uji biuret,dan uji ninhidrin.
b. Pada uji susunan elementer protein, albumin tersusun atas unsure C, H,O, N dan S. Pada uji kelarutan protein menunjukkan bahwa albumin ada yang larut dan ada yang tidak larut pada sampel yaitu pada larutan dalam air suling, HCl 10%, NaOH 40%, dan  Alkohol 96%.
d.   Pada uji pengendapan protein pada larutan garam terdapat hasil yang mengendap dan ada yang tidak mengendap.
   Pada uji biuret ketiga larutan menghasilkan positif mengandung peptide, dengan urutan kepekatan dari tinggi ke rendah yaitu, gelatin (3+), albumin (+2), dan kasein (+1).
   d. Pada uji ninhidrin ada yang berubah menjadi warna biru dan warnah merah. Namun, seharusnya semua larutan yang digunakan pada praktikum ini berubah menjadi biru.
2. Saran
Adapun saran dari praktikan dari praktikum selanjutnya agar lebih berhati-hati ketika melakukan praktikum, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan lebih memastikan hasil yang diperoleh sesuai dengan prediksi  menghadapi hambatan praktikum dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan.

I. Daftar Pustaka
1. Hana. 2014. Protein Laboratorium Biokimia. Dalam
2.  Linggih, S.  1986.  Ringkasan Kimia.  Bandung:  Genexa Excat
3. Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga
4. Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
5. Yazid,Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI


No comments:

Post a Comment