Nama Keterampilan : Teknik
Pemasangan AKDR/IUD Cooper T 380A
Mata Kuliah : Pelayanan
Keluarga Berencana
Waktu : 100 menit
REFERENSI
|
1. Hartanto
Hanafi. 2003. Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
2. Manuaba,
Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC.
3. Mardiya. 2002. Petunjuk Praktis Cara
Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta.
4. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2003. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP Sarwono Prawirohardjo.
5. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2002. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP Sarwono Prawirohardjo.
Objektif Perilaku Siswa
|
1. Tanpa
melihat jobsheet mahasiswa dapat menyiapkan peralatan, perlengkapan dan bahan
yang dibutuhkan untuk pemasangan AKDR/ IUD Cooper
T 380 A
2. Dengan
menggunakan peralatan dan bahan yang telah disediakan,mahasiswa mampu melakukan
pemasangan AKDR/ IUD Cooper T 380 A sesuai dengan
prosedur pelaksanaan.
DASAR
TEORI SINGKAT
|
IUD (Intra Uterine Device) adalah
alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam
plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk
yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral.
Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan
terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk
memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera
40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).
Bentuk AKDR
telah disesuaikan berulang kali, untuk menurunkan tingkat kegagalannya dan
mengurangi efek sampingnya. Walaupun demikian, masih selalu ada wanita yang
merasa tidak puas akan efek sampingnya.
Kira-kira
10-15% pemakai AKDR akan menghentikan pemakaiannya karena nyeri, haid tidak
teratur, atau haid terlalu banyak. Sekitar 5-15% AKDR-nya akan copot spontan,
dan pada wanita yang dipasang segera setelah melahirkan tingkat ekspulsinya
makin tinggi lagi.
PETUNJUK
|
1. Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Baca
dan pelajari lembaran kerja yang
tersedia
3. Perhatikan
dan ikutilah petunjuk instruktur
4. Tanyakan
pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti
5. Laporkan
hasil kerja setelah selesai praktek.
6. Laporkan
hasil kerja setelah selesai praktek.
KESELAMATAN KERJA
|
1. Pastikan
syarat dan indikasi pemasangan AKDR pada klien sudah terpenuhi sebelum
melakukan tindakan pemasangan akdr
2. Jagalah
kesterilan alat dan bahan yang digunakan
3. Letakan
peralatan yang telah disiapkan pada tempat yang terjangkau
4. Lakukan
pencegahan infeksi pada klien melalui tindakan pencucian dan pengosongan
kandung kemih sebelum memulai tindakan pemasangan AKDR
5. Lakukan
tindakan pemasangan AKDR dalam ruangan yang sesuai standar
6. Lakukan
tekhnik pembuangan sampah atau limbah bekas pakai sesuai prosedur.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
|
1. Menyapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri
2. Memberitahu ibu dan keluarga
tindakan yang akan dikerjakan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengajukan pertanyaan
3. Mendengarkan apa yang disampaikan
oleh ibu/keluarga
4. Memberikan dukungan emosional
kepada ibu dan jaminan pelayanan
5. Menjelaskan manfaat dan
kekurangan AKDR/ IUD dan memastikan klewn setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
A.
PEKERJAAN LABORATORIUM
|
1. Hand
Out
2. Job
Sheet
3. Penuntun
Belajar
4. Daftar
tilik/Cheklist
B.
Peralatan
1. Bed Gynaecologi
2. Duk
steril
3. Mangkok
untuk kapas DTT
4. Mangkok
untuk kassa steril
5. Mangkok
untuk tempat betadine 5%
6. Bak
instrumen tertutup
·
Handscooen
: 2 pasang
7. Spekulum
cocor bebek : 2 pasang
8. Tenakulum/penjepit
porsio : 1
9. Tampon
tang : 1
10. Gunting
mayo : 1
11. Sonde
uterus : 1
12. Sabun
untuk mencuci tangan dalam tempat
13. Ember larutan clorin 0,5%
14. Ember tempat sampah
C.
Bahan
1.
Phantom panggul pemasangan AKDR
2.
AKDR Cooper T 380 A : 1 set
3.
Betadin
4.
Kapas DTT dalam
tempat
5.
Kassa dalam
tempat
6.
Larutan klorin 0,5%
D.
Prosedur
Pelaksanaan
LANGKAH KERJA
|
KEY POINT
|
1.
Mempersiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan
|
Menyusun peralatan secara berurutan / ergonomis
|
2.
Melakukan
konseling, penjelasan tindakan serta informed consent
|
a. Melakukan dengan ramah, penuh perhatian dan dengan bahasa yang mudah
dimengerti pasien
b. Mengupayakan komunikasi
dua arah
|
3. Memastikan kandung kemih kosong
|
a.
Memastikan kandung kemih telah kosong
b.
Memperhatikan privacy dan keadaan psikisnya
c. Memberikan support, agar ibu tenang dan tidak cemas
|
4. Mengatur posisi pasien dalam posisi litotomi
|
Jangan lupa pasang alas bokong
|
5.
Mencuci
tangan dengan sabun dibawah air
mengalir sesuai dengan standar
1
2
3
4
5
6
7
|
a.
Lepaskan semua perhiasan dan jam tangan
b. Lakukan
7 langkah cuci tangan efektif
c.
Keringkan dengan handuk bersih
|
6.
Memakai
Alat Perlindungan Diri (scort
dan sarung tangan steril/DTT)
|
a.
Pastikan
sarung tangan tidak bocor
b. Pasang
sarung tangan dengan hati – hati, jangan menyentuh bagian steril/ lateral
sarung tangan
|
7. Palpasi atau tekan perut bagian tengah kiri dan kanan
|
tanyakan
pada klien apakah ada nyeri, dan rasakan apakah ada benjolan atau kelainan
lainnya di daerah supra pubis
|
8. Lakukan
inspeksi pada genetalia eskternal
|
a.
Keadaan vulva
b.
Flor albus
c.
Tanda
kemerahan
d.
Bekas garutan
e.
Tanda infeksi
|
9. Membersihkan vulva dan vagina (vulva hygine) dengan menggunakan kapas dan
air DTT
|
a.
Sisi kapas
yang sudah digunakan jangan
diusapkan lagi
b. Arah
usapan dari atas kebawah
|
10.
Memasang
spekulum steril ke dalam vagina dengan tangan kiri menekan
komisura posterior dan tangan kanan memasukkan secara hati-hati dan kunci
|
a. Untuk mengurangi nyeri, miringkan posisi spekulum dan masukkan secara perlahan.
b. Perhatikan dan nilai keadaan portio adakah polip atau
erosi dan keputihan yang berlebihan.
|
11. Mengambil spesimen pemeriksaan dari vagina dan serviks
(bila ada indikasi)
|
Spesimen
diambil dengan cara mengusap lendir vagina dan serviks dengan menggunakan
spatel vagina steril kemudian usap pada objek glass.
|
12. Keluarkan spekulum dan letakan pada tempat yang
disediakan
|
Buka kunci
spekulum, miringkan kembali & tarik keluar secara perlahan
kemudian letakan alat ditempat DTT.
|
13. Melakukan pemeriksaan bimanual
|
Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai besar, posisi,
konstitensi dan mobilitas uterus.
|
14. Melepaskan sarung tangan dan letakan pada tempat yang
disediakan
|
Melepaskan
sarung tangan secara terbalik dan letakan pada tempat DTT selama 10 menit
|
15. Masukan lengan AKDR didalam kemasan sterilnya
|
Jangan memasukan
lengan AKDR lebih dari 5 menit sebelum pemasangan,karena lengan AKDR tidak
kembali seperti bentuk semula (lurus) setelah dipasang
|
16. Memakai kembali sarung tangan yang baru
|
Menggunakan handscoen dengan cara yang benar jangan
sampai robek atau menyentuh bagian luar handscoen
|
17. Memasang speculum vagina untuk menampilkan serviks
|
Masukan speculum kedalam jalan
lahir secara hati-hati dengan cara speculum dimiringkan terlebih dahulu
kemudian dikunci setelah porsio terlihat.
|
18. Melakukan tindakan aseptic-antiseptic pada vagina dan
serviks
|
Mengusap
seluruh vagina dan serviks dengan larutan antiseptic (2 kali atau lebih)
|
19. Menjepit bibir atas serviks dengan tenakulum
|
Memasang tenakulum secara hati-hati pada posisi
vertikal (jam 10/jam 2) jepit dengan pelan hanya pada satu tempat untuk
mengurangi sakit
|
20. Memasukkan sonde
uterus untuk mengetahui kedalaman kavum uteri dan posisi uterus
|
Masukan secara perlahan-lahan dan
hati-hati tanpa menyentuh spekulum
|
21. Mengukur AKDR
Cooper T 380A sesuai dengan ukuran uterus
|
Mengatur
letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan kedalaman kavum uteri.
|
22. Memasukkan AKDR ke kanalis servikalis dengan tekhnik
tanpa sentuh kemudian dorong kedalam kavum uteri hingga mencapai fundus.
|
Jangan
memaksa bila terasa ada tahanan.
|
23. Menahan pendorong (plunger) dan tarik selubung
(inserter) kebawah sehingga lengan AKDR bebas
|
Setelah
lengan AKDR lepas, dorong secara perlahan-lahan tabung inserter kedalam kavum
uteri sampai leher biru menyentuh serviks.
|
24. Setelah pendorong ditarik keluar, baru keluarkan
selubung
|
Pastikan
AKDR telah terpasang sampai fundus
|
25. Menggunting benang AKDR, keluarkan tenakulum dan
speculum dengan hati-hati, kurang lebih 3-4 cm
|
Pastikan
sisa benang AKDR yang telah terpotong masih berada telah terpotong masih
berada dalam tabung inserter, untuk memudahkan pembuangannya.
|
26. Memeriksa serviks
|
Apabila
ada perdarahan dari tempat bekas jahitan tenakulum, tekan dengan kasa selama
30-60 detik.
|
27. Mengeluarkan speculum
|
Mengeluarkan
speculum dengan hati-hati
|
28. Merendam semua alat-alat yang telah digunakan kedalam
larutan klorin 0,5% selama
10 menit
|
a. Bersihkan sarung tangan dari darah & cairan tubuh
pasien.
b. Alat - alat yang telah digunakan direndam dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit.
|
29. Melepaskan
sarung tangan ke dalam
larutan klorin
0,5%
|
Melepaskan
sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5 secara terbalik dan merendamnya
selama 10 menit.
|
30. Cuci tangan kembali setelah melakukan pekerjaan dengan
air mengalir dan sabun.
|
a.
Melakukan 7 langkah cuci tangan
b. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih
|
31. Menemui pasien kembali dan berikan konseling pasca
pemasangan
.
|
Meminta klien menunggu diklinik
selama 15-30 menit setelah pemasangan AKDR
|
32. Melakukan pendokumentasian dan melengkapi kartu IUD
untuk ibu
|
Melakukan pendokumentasian secara
lengkap
|
EVALUASI
|
Dosen
pembimbing mengobservasi mahasiswi dengan menggunakan daftar tilik sesuai
dengan tuntutan job sheet :
1. Penempatan alat sedekat mungkin
untuk mempermudah pekerjaan
2. Setiap langkah dilakukan secara
sistematis, terampil, teliti
dan hati-hati sesuai prosedur
3. Memperhatikan kenyamanan, privasi
dan keamanan pasien dalam setiap prosedur.
4. Memperhatikan keadaan umum pasien
selama melakukan tindakan.
5. Pembimbing klinik menilai
tindakan pemasangan AKDR/IUD oleh mahasiswa dengan menggunakan checklist.
No comments:
Post a Comment