Visitor

Thursday, January 12, 2017

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL CARE (INC)





YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)


A.      DEFINISI.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.
B.       JENIS-JENIS PERSALINAN
1.        Partus biasa (normal) adalah proses lahirnya bayi cukup bulan dengan letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partograf normal dan lahir secara spontan
2.        Partus luar biasa (abnormal) adalah persalian pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesaria.
C.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
1.        Teori penurunan hormone : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun
2.        Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar progesterone dan estrogen yang mneyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini kan menimbulkan kontraksi rahim
3.        Teori distensi rahim : rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4.        teori iritasi–mekanik : dibelakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus frankenhauser. Bila ganglion ini digeser dan ditekan , misalnya oleh kepala janin, akan timbul ontraksi uterus.
5.         induksi partus : Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a.       Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b.      Amniotomi : pemecahan ketuban
c.       Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
D.      GERAKAN –GERAKAN  PENGELUARAN JANIN PADA PERSALINAN
1.        Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2.        Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3.        Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4.        Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5.        Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6.        Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7.        Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
E.       TANDA-TANDA INPARTU
1.        Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2.        Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3.        Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4.        pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
F.       FACTOR- FACTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN
1.        Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
a.    His (kontraksi uterus)
b.    Kontraksi otot-otot dinding perut
c.    Kontraksi diafragma
d.   Dan ligamentous action terutama ligamentum rotundum
2.        Factor janin (passenger)
3.        factor jalan lahir (passase)
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan dasar panggul.
G.      TANDA-TANDA PERSALINAN
1.        Kala I
a.    Inpartu ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah karena serviks mulai membuka, dilatasi dan mendatar
b.    Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase yaitu :
a.        Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam
Perubahan fisiologis :
a.         His interval 10-15 menit yang lamanya 20-40 detik
b.        Pembukaan serviks 0-3 cm, PP 8-10 jam, MP 3-5 jam
Perubahan psikologis :
a.         Respon positif karena kehamilan akan berakhir
b.        Adanya perasaan khawatir dan ambivalen
c.         Masih dapat menerima arahan atau bimbingan, merasa nyeri di pinggang perut bagian bawah tembus ke belakang
b.        Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam, dibagi atas 3 sub fase :
1)        Periode akselerasi
Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
Perubahan fisiologis :
a.       His interval 35 menit, frekuensi 40-60 detik
b.      Pembukaan serviks 3-4 cm, PP 2 jam, MP ½-1 jam
Perubahan psikologis
Nyeri meningkat, butuh perhatian, mulai tehnik bernapas dan
relaksasi, dukungan moral, cemas meningkat
2)        Periode dilatasi maksimal (steady)
Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
Perubahan fisiologi :
a.         His semakin kuat dan teratur, interval maksimal 3 menit
b.        Serviks terbuka 4-9 cm, PP 1-1½  jam, MP ½ - 1 jam
Perubahan psikologis :
Cemas meningkat, gelisah, his kuat, ingin dukungan dan pengobatan, respon menurun, nyeri meningkat.
3)        Periode deselerasi
Berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
Perubahan fisiologis :
a.         His semakin kencang, tekanan 50-100 mmHg, lamanya 60-90 detik, interval 2-3 menit bahkan seakan-akan tidak ada interval
b.        Pembukaan 9-10 cm, PP 1½ jam, MP 1 jam
Perubahan psikologi :
Mudah tersinggung, putus asa, kadang minta pulang, berkeringat, menggigil, ingin mengedan
Tanda dan gejala persalinan kala I aktif :
a)        His sudah adekuat
b)        Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm.
c)        Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah.
d)       Sering BAK
e)        Akhir kala I primigravida keluar darah menetes.
His dianggap adekuat bila :
a)        Bersifat teratur minimal 2 kali tiap 10 menit dan berlangsung selam sedikitnya 40 detik.
b)        Uterus mengeras waktu kontraksi sehingga tidak didapatkan cekungan lagi bila dilakukan penekana dengan ujung jari
c)        Serviks membuka
Fase-fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada primigravida. Bedakan dengan multigravida ialah :    
a.      Primi
1.        Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
2.        Berlangsung 13-14 jam
b.      Multi
1.        Mendatar dan membuka bersamaan
2.        Berlangsung 6-7 jam   
2.        Kala II
Kala II adalah kala pengeluaran janin yang ditandai dengan pembukaanserviks secara lengkap (10 cm) hingga lahirnya janin secara keseluruhan.
c.         Tanda dan gejala :
1.        His lebih kuat dan cepat
2.        Ibu ingin mengedan
3.        Perineum menonjol
4.        Vulva dan anus membuka
5.        Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
6.        Kepala telah turun di dasar panggul
d.        Fisiologi kala II
Bila kepala janin sampai di dasar panggul, vulva mulai mebuka, rambut kepala kelihatan.Tiap his kepala lebih maju, anus terbuka, perineum meregang, penolong harus menahan perineum dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain duk steril, supaya tidak terjadi robekan.
3.        Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi lengkap dan berakhir dengan lahirnya plasenta dengan lengkap.
Pada orang normal, menurut Galdeyro-Barcla, plasenta akan lahir spontan dalam 6 menit. Ada juga yang mengatakan bahwa plasenta akan lahir spontan dalam 10-15 menit. Dapat ditunggu sampai 1 jam. Tetapi bila terjadi perdarahan maka plasenta harus segera dilahirkan.
Mekanisme pelepasan uri
Kontraksi rahim akan mengurangi area plasenta, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah berat beberapa cm. Kontraksi-kontraksi tadi menyebabkan bagian-bagian yang longgar dan lemah dari uri pada dinding rahim. Bagian ini akan terlepas, mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal bebas dalam cavum uteri. Kadang-kadang ada sebagian kecil uri yang masih melekat pada dinding rahim.
Proses pelepasan uri inibiasanya setahap demi setahapdan pengumpulan darah dibelakang uri akan membantu pelepasan uri ini. Bila pelepasan sudah komplit, maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas di SBR, lalu ke vagina dan dilahirkan.
Selaput ketubanpun dikeluarkan, sebagian oleh kontraksi rahim, sebagian sewaktu keluarnya uri.
Kala III terdiri dari 2 fase yaitu :
a)      Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa macam :
1)      Schultze
Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini yang paling sering ada sekitar 80% yang lepas duluan adalah bagian tengah, lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula bagian tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
2)      Duncan
Lepasnya uri mulai dari pinggir (20%). Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
b)     Fase pengeluaran uri
Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong ke bawah, yang oleh rahim sekarang dianggap sebagai benda asing. Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan, maka uri akan dilahirkan, 20% secara spontan dan selebihnya memerlukan pertolongan.
Tanda dan gejala :
a)        Bentuk uterus dan TFU
Setelah bayi dilahirkan dan sebelum mimetrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah umbilikus. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta di dorong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas pusat (seringkali mengarah kesisi kanan)
b)        Tali pusat memanjang
Semburan darah yang tiba-tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus
c)        Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba menandakan bahwa kantung retroplasenta telah robek ketika plasenta memisah.
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :
a)        Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada, diatas simpisis, tali pusat ditegangkan, bila tali pusat masuk berarti belum lepas, bila diam atau maju maka, sudah lepas
b)        Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali berarti belum lepas, bila tali pusat diam/turun berarti sudah lepas
c)        Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, bila tali pusat tidak bergetar berarti sudah lepas.
Tanda-tanda lain tali pusat sudah lepas yaitu :
a)        Rahim menonjol diatas simfisis
b)        Tali pusat bertambah panjang
c)        Rahim bundar dank eras
d)       Keluar darah secara tiba-tiba
4.        Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa kritis ibu dan anak, bukan hanya proses secar fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia, uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal 100-300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan ke kamarnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mninggalkan ibu yang baru melahirkan :
a.         Kontraksi  rahim : baik atau tidak dapat diketahui dengan palpasi. Bila perlu lakukanlah massage dan barikan uterus tonika : methergin, ermetrin dan pitocin
b.        Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa
c.         Kandung kemih : harus kosong ,kalau ibu disuruh kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateter.
d.        Luka-luka : jahitannya baik atau tidak,ada perubahan atau tidak
e.         Uri dan selaput ketuban harus lengkap
f.         KU ibu : TD, nadi, pernapasan, rasa sakit
g.        Bayi dalam keadaan baik

 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)



 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)




ASUHAN KEPERAWATAN
A.  Kala I Persalinan
1.        Pengkajian
a.    Riwayat masuk perawatan
b.    Riwayat Prenatal
c.    Riwayat Pembedahan Dan Penyakit kronis
d.   Sakit selam hamil / terakhir sakit / infeksi yang dialami
e.    Hasil pemeriksaan laboratorium yang diperiksa selam kehamilan
f.     Persiapan Kelahiran anak
g.    Pengkajian Perubahan fisiologi selama kala satu persalinan
1.        Perubahan kardiovaskular
2.        Perubahan gastrointestinal
3.        Perubahan sistem urinary
4.        Perubahan system pernapasan
h.    Pemeriksaan Fisik
1.        Tanda-tanda vital: TD, suhu, nadi, RR, DJJ, dan pergerakan janin
2.        Status  kontraksi uterus
3.        Pemeriksaan vagina kecuali jika ada perdarahan vaginal yang abnormal
4.        Pengeluaran pevaginam
5.        Pemeriksaan abdominal
i.      Pemeriksaan psikososial
j.      Pemeriksaan diagnostic
2.        Diagnosa Keperawatan
a.    Perubahan pola eliminasi urin berhibungan dengan proses persalinan
b.    Ancietas berhubungan dengan persalinan dan kelahiran
c.    Resiko tinggi kekurangan volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang berlebihan
3.        Intervensi Dan rasional
a.    Perubahan pola eliminasi urin berhibungan dengan proses persalinan
Intervensi
Rasionalisasi
1.     Palpasi di atas simfisis pubis

2.     Anjurkan upaya berkemih yang sering, sedikitnya 1-2 jam



3.     Ukur suhu dan nadi, perhatikan peningkatan. Kaji kekeringan kulit dan membran mukosa.
4.     Kolaborasi kateterisasi sesuai indikasi
1.    Mendeteksi adanya urin dalam kandung kemih dan derajat kepenuhan
2.    Tekanan dari bagian persentasi pada kandung kemih sering menurunkan sensasi dan menggangu pengosongan komplet. Ansietas regional juga dapat menimbulakn kesulitan berkemih
3.    Memantau derajat hidrasi


4.    Kandung kemih terlalu distensi dapat menyebabkan atoni, menghalangi turnnya janin, atau menimbulkan trauma karena bagian persentasi janin

b.   Ansietas berhubungan dengan persalinan dan kelahiran
Intervensi
Rasionalisasi
1.   Kaji tingkat ansietas klien melalui  isyarat verbal dan non verbal



2.   Anjurkan penggunaan tehnik pernapasan relaksasi.


3.   Pantau DJJ dan variabilitasnya, pantau TD ibu.


4.   Evaluasi pola kontraksiatau kemajuan persalinan
1.   Mengidentifikasikan tingkat intervensi yang perlu. Ansietas berlebihan meningkatkan persepsi nyeri dan dapat mempunyai dampak negatif terhadap hasil persalinan
2.   Membantu dalam menurnkan ansietas dan persepsi terhadap nyeri dalam korteks serebral, meningkatkan rasa control
3.   Ansietas yang lama dapat mengakibatkan ketidak seimbangan endokrin, dengan kelebihan perlepasan epinefrin, meningkatkan TD dan nadi
4.   Peningkatan kekuatan atau intensitas kontraksi uterus dapat meningkatkan masalah klien tentang kemampuan pribadi dan hasil persalinan.selain itu, peningkatan epinefrin dapat juga menghambat aktifitas miometrium.

c.    Resiko tinggi kekurangan volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi
Rasionalisasi
1.   Pantau TD dan nadi setiap 15 menit




2.   Kaji tingkat ansietas klien

3.   Ukur suhu setiap 4 jam sesuai indikasi (setiap 2 jam setelah membran ruptur). Kaji kekringan kulit dan mulut.
4.   Catat masukan dan haluran. Perhatian konsentrasi urin. Ukur berat jenis urin, sesuai indikasi





5.   Posisikan klien pada miring kiri bila tepat


6.   Kolaborasi berikan dan pantau infus cairan I.V
1.     Peningkatan TD dan nadi dapat menandakan retensi cairan;penurunan TD dan peningkatan nadi mungkin merupakan tanda yamg lambat dari kehilangan volume cairan atau dehidrasi
2.     Ansietas mengubah TD dan nadi, mempengaruhi temaun pengkajian
3.     Dehidrasi dapat berakibat pada peningkatan suhu tubuh, kulti kering dan penurunan produksi saliva

4.     Tirah baring mengakibatkan penurunan aktivitas korteks adrenal, peningkatan laju filtrasi glomerulus, dan peningkatan haluran urin. Bila volume cairan menurun, aldosteron bertindak untuk mereabsorpsi air dan dan natrium dari tubulus ginjal, menurnkan haluran urin
5.     Meningkatkan aliran balik vena dengan memindahkan tekanan dari uterus gravid terhadap vena kava inferior dan aorta desenden
6.     Mempertahankan hidrasi dengan menggambarkan kehilangan cairan. Kecepatan daapt diselaraskan untuk memenuhi kebutuhan individual, tetaqpi pemberian terlalu cepat dapat menimbulkan kelebihan beban cairan khususnya pada klien lemah 

B.  Kala II  Persalinan
1.    Pengkajian
a.    Pemeriksaan Fisik
1.    Pemeriksaan vagina
2.    Kontraksi
3.    Diaphoresis
4.    Pemeriksaan fisik bayi secara umum setelah dilakukan vacum
b.    Psikososial
c.    Prosedur diagnostic: Persalinan Yang dibantu melalui vacum
2.    Diagnosa Keperawatan
a.    Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan tekanan oleh bagian presentasi janin
b.    Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan usahan pengeluaran janin
3.    Intervensi Dan rasional
a.    Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan tekanan oleh bagian presentasi janin
Intervensi
Rasionalisasi
1.   Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung   kemi
2.   Lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh dan klien  tidak mampu berkemih

3.   Monitor intake dan output klien
1.      Jika kandung kemih penuh dpat menekan bayi
2.      Kandung kemih terlalu distensi dapat menyebabkan atoni, menghalangi turnnya janin, atau menimbulkan trauma karena bagian persentasi janin
3.      Mengetahui jumlah cairan yang masuk dan keluar

b.   Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan usahan pengeluaran janin
Intervensi
Rasionalisasi
1.    Anjurkan klien untuk berbaring dengan posisi dorsal recumben
2.    Monitor secara ketat Tanda-tanda vital setelah pemberian analgesic atau anastesi
3.    Hindari valsava manuver yang lama pada saat mengeran
4.    Berikan oksigen jika ada indikasi
5.    Pertahankan intake cairan yang adekuat


C.  Kala III  Persalinan
1.    Pengkajian
a.    Pemerikaan Fisik
e.         Tanda-tanda lepasnya plasenta
1.    Terjadi perdarahan
2.    Tali pusat memanjang saat vagina membuka
3.    Fundus uteri naik ke abdomen
4.    Bentuk uterus berubah dari lunak menjadi keras dan bundar pada saat plasenta turun ke segmen bawah uterus
2.    Diagnosa Keperawatan
a.       Ansietas berhubungan dengan merawat bayi baru lahir
b.      Resiko  tinggi kekurangan volume cairan  berhubungan dengan kehilangan darah
3.    Intervensi Dan rasional
a.    Ancietas berhubungan dengan merawat bayi baru lahir
Intervensi
Rasionalisasi
1.     Lakukan kontak dini antara bayi dan ibu sesegera mungkin: letakkan bayi diatas perut ibu setelah kelahiran jika tidak ada kontraindikasi
2.     Anjurkan untuk mernyentuh dan memeluk bayi
3.     Jelaskan beberapa prosedur untuk menstimulasi atau meresusitasi bayi untuk mengurangi kecemasan
4.     Yakinkan ibu tentang status kesehatan bayinya
1.    Memberikan stimulus awal pada bayi setelah dilahirkan



2.    Memberikan rasa hangat pada bayi

b.   Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
Intervensi
Rasionalisasi
1.    Pastikan bahwa plasenta dilahirkan dalam waktu 30 menit setelah kala dua
2.    Monitor perdarahan pervaginam saat mengeluarkan plasenta
3.    Monitor kontraksi uterus
4.    Berikan oksitosin sesuai indikasi 


D.  Kala IV persalinan
1.    Pengkajian
a.    Pemeriksaan fisik
1.        Tanda-tanda vital
2.        Pemeriksaan vagina: setiap 15 menit
3.        Inspeksi pengeluaran lochia: setiap 15 menit
4.        Inspeksi perineal
b.    Psikososial
1.        Gembira: perasaan damai dan senang
2.        Banyak bicara, mata terbuka, lapar dan haus
3.        Proses kasih sayang dimulai
2.    Diagniosa Keperawatan
a.    Risiko tinggi perubahan proses keluarga berhubungan dengan penerimaan bayi baru lahir
b.    Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan  pada awal periode post partum
c.    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan persalinan
3.    Intervensi Dan Rasional
a.    Risiko tinggi perubahan proses keluarga berhubungan dengan penerimaan bayi baru lahir
Intervensi
Rasionalisasi
1.     anjurkan klien menggendong dan menyentuh bayi (Bounding & attachment)
2.     Anjurkan ayah untuk menyentuh dan mengendong bayi dan membantu dalam perawatan bayi  sesuai kondisi
3.     Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode pemulihan
1.    jam-jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan unik untuk terjadinya  ikatan keluarga
2.    Membantu memfasilir\tasi ikatan antara ayah dan bayi


3.    Meningkatkan unit keluarga dan membantu sibling untuk memulai proses adaptasi positif. 

b.   Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan  pada awal periode post partum
Intervensi
Rasionalisasi
1.     Monitor Tanda-tanda vital

2.     Berikan cairan intravena dan peroral sesuai dengan indikasi
3.     Monitor pengeluaran pervaginam untuk mengetahui perdarahan yang berlebihan
1.    Peningkatan TD dan nadi dapat menandakan retensi cairan
2.    Memenuhi kebutuhan cairan dlam tubuh ibu
3.    Pendarahan yang berlebihan dapat mengakibatka ibu kekuranagn volume cairan,dengan memonitor dapat mengetahiu tindakan yang sesuia

c.    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan persalinan
Intervensi
Rasionalisasi
1.     Gunakan tehnik aseptic


2.     Inspeksi kerusakan area perineal
3.     Ajarkan tehnik cuci tangan yang benar kepada klien
4.     Monitor adanya penyimpangan suhu dan nadi dari normal
1.    Mencegah masukknya organism kedalam tubuh yang mungkin dapat menyebabkan infeksi
2.    Menccegah terjadinya infeksi

3.    Untuk menghilangkan semua caran tubuh dari kulit / instrument
4.    Penambahan suhu dan nadi lebih dari 100 dpm menandakan infeksi












 YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)



DAFTAR PUSTAKA
1.        Dra. Jumiarni, Sri mulyati, nurlina S, Asuhan Keperawatan Perinatal, EGC, 1995
2.        Hellen Farrer, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, 2001
3.        Marylinn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, EGC, 2001
4.        Obstetric fisiologis, bagian obstetric & ginekologi fakultas Kedokteran,  Unimversitas Padjajaran Bandung, Eleman, 1983

No comments:

Post a Comment