YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
A.
DEFINISI.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni
luar.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan
presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva
partopgraf normal dan lahir secara spontan.
B.
JENIS-JENIS
PERSALINAN
1.
Partus
biasa (normal) adalah proses lahirnya bayi cukup bulan dengan letak belakang
kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir
sesuai dengan kurva partograf normal dan lahir secara spontan
2.
Partus
luar biasa (abnormal) adalah persalian pervaginam dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operasi caesaria.
C.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSALINAN
1.
Teori
penurunan hormone : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesterone turun
2.
Teori
plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar progesterone dan
estrogen yang mneyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini kan menimbulkan
kontraksi rahim
3.
Teori
distensi rahim : rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4.
teori iritasi–mekanik : dibelakang
serviks terdapat ganglion servikale (fleksus frankenhauser. Bila ganglion ini
digeser dan ditekan , misalnya oleh kepala janin, akan timbul ontraksi uterus.
5.
induksi partus : Partus dapat pula ditimbulkan
dengan jalan :
a.
Gagang laminaria : beberapa laminaria
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser.
b.
Amniotomi : pemecahan ketuban
c.
Oksitosin
drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
D.
GERAKAN –GERAKAN
PENGELUARAN JANIN PADA PERSALINAN
1.
Kepala
masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu
atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas
panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2.
Kepala
turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
3.
Fleksi
: kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter
suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4.
Rotasi
interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5.
Ekstensi
: setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.
6.
Rotasi
eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior
sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7.
Ekspulsi
: setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan
dan belakang, tungkai dan kaki.
E.
TANDA-TANDA
INPARTU
1.
Rasa
sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2.
Keluar
lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3.
Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya
4.
pada
pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
F.
FACTOR-
FACTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN
1.
Kekuatan
mendorong janin keluar (power) :
a.
His
(kontraksi uterus)
b.
Kontraksi
otot-otot dinding perut
c.
Kontraksi
diafragma
d.
Dan
ligamentous action terutama ligamentum rotundum
2.
Factor
janin (passenger)
3.
factor
jalan lahir (passase)
Pada
waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan
dasar panggul.
G.
TANDA-TANDA
PERSALINAN
1.
Kala I
a.
Inpartu ditandai dengan keluarnya
lender bercampur darah karena serviks mulai membuka, dilatasi dan mendatar
b.
Darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks
mendatar dan membuka.
Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase
yaitu :
a.
Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung
lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam
Perubahan fisiologis :
a.
His
interval 10-15 menit yang lamanya 20-40 detik
b.
Pembukaan
serviks 0-3 cm, PP 8-10 jam, MP 3-5 jam
Perubahan
psikologis :
a.
Respon positif karena kehamilan akan
berakhir
b.
Adanya perasaan khawatir dan ambivalen
c.
Masih dapat menerima arahan atau
bimbingan, merasa nyeri di pinggang perut bagian bawah tembus ke belakang
b.
Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam, dibagi atas 3
sub fase :
1)
Periode akselerasi
Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
Perubahan fisiologis :
a.
His interval 35 menit, frekuensi 40-60
detik
b.
Pembukaan serviks 3-4 cm, PP 2 jam, MP
½-1 jam
Perubahan psikologis
Nyeri meningkat, butuh perhatian, mulai tehnik bernapas
dan
relaksasi, dukungan moral, cemas meningkat
2)
Periode dilatasi maksimal (steady)
Selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm
Perubahan fisiologi :
a.
His
semakin kuat dan teratur, interval maksimal 3 menit
b.
Serviks
terbuka 4-9 cm, PP 1-1½ jam, MP ½ - 1
jam
Perubahan psikologis :
Cemas meningkat, gelisah, his kuat,
ingin dukungan dan pengobatan, respon menurun, nyeri meningkat.
3)
Periode deselerasi
Berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
Perubahan fisiologis :
a.
His
semakin kencang, tekanan 50-100 mmHg, lamanya 60-90 detik, interval 2-3 menit
bahkan seakan-akan tidak ada interval
b.
Pembukaan
9-10 cm, PP 1½ jam, MP 1 jam
Perubahan psikologi :
Mudah tersinggung, putus asa, kadang
minta pulang, berkeringat, menggigil, ingin mengedan
Tanda dan gejala persalinan kala I
aktif :
a)
His
sudah adekuat
b)
Penipisan dan pembukaan serviks
sekurang-kurangnya 3 cm.
c)
Keluar cairan dari vagina dalam bentuk
lendir bercampur darah.
d)
Sering BAK
e)
Akhir kala I primigravida keluar darah
menetes.
His dianggap adekuat bila :
a)
Bersifat teratur minimal 2 kali tiap 10
menit dan berlangsung selam sedikitnya 40 detik.
b)
Uterus mengeras waktu kontraksi
sehingga tidak didapatkan cekungan lagi bila dilakukan penekana dengan ujung
jari
c)
Serviks membuka
Fase-fase yang dikemukakan diatas
dijumpai pada primigravida. Bedakan dengan multigravida ialah :
a. Primi
1.
Serviks mendatar (effacement) dulu baru
dilatasi
2.
Berlangsung 13-14 jam
b.
Multi
1.
Mendatar dan membuka bersamaan
2.
Berlangsung 6-7 jam
2.
Kala II
Kala II adalah kala pengeluaran janin
yang ditandai dengan pembukaanserviks secara lengkap (10 cm) hingga lahirnya
janin secara keseluruhan.
c.
Tanda dan gejala :
1.
His
lebih kuat dan cepat
2.
Ibu ingin mengedan
3.
Perineum menonjol
4.
Vulva dan anus membuka
5.
Meningkatnya pengeluaran darah dan
lendir
6.
Kepala telah turun di dasar panggul
d.
Fisiologi kala II
Bila
kepala janin sampai di dasar panggul, vulva mulai mebuka, rambut kepala
kelihatan.Tiap his kepala lebih maju, anus terbuka, perineum meregang, penolong
harus menahan perineum dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain duk
steril, supaya tidak terjadi robekan.
3.
Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah
lahirnya bayi lengkap dan berakhir dengan lahirnya plasenta dengan lengkap.
Pada orang normal, menurut
Galdeyro-Barcla, plasenta akan lahir spontan dalam 6 menit. Ada juga yang
mengatakan bahwa plasenta akan lahir spontan dalam 10-15 menit. Dapat ditunggu
sampai 1 jam. Tetapi bila terjadi perdarahan maka plasenta harus segera
dilahirkan.
Mekanisme pelepasan uri
Kontraksi rahim akan mengurangi area
plasenta, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah berat beberapa
cm. Kontraksi-kontraksi tadi menyebabkan bagian-bagian yang longgar dan lemah
dari uri pada dinding rahim. Bagian
ini akan terlepas, mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal bebas
dalam cavum uteri. Kadang-kadang ada sebagian kecil uri yang masih melekat pada
dinding rahim.
Proses
pelepasan uri inibiasanya setahap demi setahapdan pengumpulan darah dibelakang
uri akan membantu pelepasan uri ini. Bila pelepasan sudah komplit, maka
kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas di SBR, lalu ke vagina dan
dilahirkan.
Selaput
ketubanpun dikeluarkan, sebagian oleh kontraksi rahim, sebagian sewaktu
keluarnya uri.
Kala III terdiri dari 2 fase yaitu :
a)
Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa macam :
1)
Schultze
Lepasnya seperti kita menutup payung,
cara ini yang paling sering ada sekitar 80% yang lepas duluan adalah bagian
tengah, lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula bagian
tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada
sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
2)
Duncan
Lepasnya uri mulai dari pinggir (20%).
Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Serempak dari
tengah dan pinggir plasenta
b)
Fase pengeluaran uri
Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi
rahim akan didorong ke bawah, yang oleh rahim sekarang dianggap sebagai benda
asing. Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan, maka uri akan
dilahirkan, 20% secara spontan dan selebihnya memerlukan pertolongan.
Tanda dan
gejala :
a)
Bentuk uterus dan TFU
Setelah bayi dilahirkan dan sebelum
mimetrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada
dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah umbilikus. Setelah uterus berkontraksi
dan plasenta di dorong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi
diatas pusat (seringkali mengarah kesisi kanan)
b)
Tali pusat memanjang
Semburan darah yang tiba-tiba yang
diikuti dengan memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan
plasenta dari dinding uterus
c)
Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul dibelakang
plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari
gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba menandakan bahwa kantung retroplasenta
telah robek ketika plasenta memisah.
Perasat-perasat untuk mengetahui
lepasnya uri :
a)
Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai
tekanan pada, diatas simpisis, tali pusat ditegangkan, bila tali pusat masuk
berarti belum lepas, bila diam atau maju maka, sudah lepas
b)
Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong
sedikit, bila tali pusat kembali berarti belum lepas, bila tali pusat
diam/turun berarti sudah lepas
c)
Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada
fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, bila tali pusat tidak
bergetar berarti sudah lepas.
Tanda-tanda lain tali pusat sudah
lepas yaitu :
a)
Rahim
menonjol diatas simfisis
b)
Tali
pusat bertambah panjang
c)
Rahim
bundar dank eras
d) Keluar darah secara tiba-tiba
4.
Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa
kritis ibu dan anak, bukan hanya proses secar fisik setelah melahirkan tetapi
juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu
masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,
misalnya karena atonia, uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata
jumlah perdarahan normal 100-300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka
dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum
boleh dipindahkan ke kamarnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
mninggalkan ibu yang baru melahirkan :
a.
Kontraksi rahim : baik atau tidak dapat diketahui
dengan palpasi. Bila perlu lakukanlah massage dan barikan uterus tonika :
methergin, ermetrin dan pitocin
b.
Perdarahan : ada atau tidak, banyak
atau biasa
c.
Kandung kemih : harus kosong ,kalau ibu
disuruh kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateter.
d.
Luka-luka : jahitannya baik atau
tidak,ada perubahan atau tidak
e.
Uri dan selaput ketuban harus lengkap
f.
KU ibu : TD, nadi, pernapasan, rasa
sakit
g.
Bayi dalam keadaan baik
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kala I
Persalinan
1.
Pengkajian
a. Riwayat masuk perawatan
b. Riwayat
Prenatal
c. Riwayat
Pembedahan Dan Penyakit kronis
d. Sakit selam
hamil / terakhir sakit / infeksi yang dialami
e. Hasil
pemeriksaan laboratorium yang diperiksa selam kehamilan
f. Persiapan
Kelahiran anak
g. Pengkajian
Perubahan fisiologi selama kala satu persalinan
1.
Perubahan
kardiovaskular
2.
Perubahan
gastrointestinal
3.
Perubahan
sistem urinary
4.
Perubahan
system pernapasan
h. Pemeriksaan Fisik
1.
Tanda-tanda vital: TD, suhu, nadi, RR,
DJJ, dan pergerakan janin
2.
Status kontraksi uterus
3.
Pemeriksaan
vagina kecuali jika ada perdarahan vaginal yang abnormal
4.
Pengeluaran
pevaginam
5.
Pemeriksaan
abdominal
i. Pemeriksaan psikososial
j. Pemeriksaan diagnostic
2.
Diagnosa
Keperawatan
a. Perubahan pola
eliminasi urin berhibungan dengan proses persalinan
b. Ancietas
berhubungan dengan persalinan dan kelahiran
c. Resiko tinggi kekurangan
volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang berlebihan
3.
Intervensi
Dan rasional
a. Perubahan pola
eliminasi urin berhibungan dengan proses persalinan
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Palpasi di atas simfisis pubis
2. Anjurkan upaya berkemih yang
sering, sedikitnya 1-2 jam
3. Ukur suhu dan nadi, perhatikan
peningkatan. Kaji kekeringan kulit dan membran mukosa.
4. Kolaborasi kateterisasi sesuai
indikasi
|
1. Mendeteksi adanya urin dalam
kandung kemih dan derajat kepenuhan
2. Tekanan dari bagian persentasi
pada kandung kemih sering menurunkan sensasi dan menggangu pengosongan
komplet. Ansietas regional juga dapat menimbulakn kesulitan berkemih
3. Memantau derajat hidrasi
4. Kandung kemih terlalu distensi
dapat menyebabkan atoni, menghalangi turnnya janin, atau menimbulkan trauma
karena bagian persentasi janin
|
b.
Ansietas
berhubungan dengan persalinan dan kelahiran
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Kaji tingkat ansietas klien
melalui isyarat verbal dan non verbal
2. Anjurkan penggunaan tehnik
pernapasan relaksasi.
3. Pantau DJJ dan variabilitasnya,
pantau TD ibu.
4. Evaluasi pola kontraksiatau
kemajuan persalinan
|
1.
Mengidentifikasikan
tingkat intervensi yang perlu. Ansietas berlebihan meningkatkan persepsi
nyeri dan dapat mempunyai dampak negatif terhadap hasil persalinan
2.
Membantu
dalam menurnkan ansietas dan persepsi terhadap nyeri dalam korteks serebral,
meningkatkan rasa control
3.
Ansietas
yang lama dapat mengakibatkan ketidak seimbangan endokrin, dengan kelebihan
perlepasan epinefrin, meningkatkan TD dan nadi
4. Peningkatan
kekuatan atau intensitas kontraksi uterus dapat meningkatkan masalah klien
tentang kemampuan pribadi dan hasil persalinan.selain itu, peningkatan
epinefrin dapat juga menghambat aktifitas miometrium.
|
c. Resiko tinggi kekurangan
volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Pantau TD dan nadi setiap 15 menit
2. Kaji tingkat ansietas klien
3. Ukur suhu setiap 4 jam sesuai
indikasi (setiap 2 jam setelah membran ruptur). Kaji kekringan kulit dan
mulut.
4. Catat masukan dan haluran.
Perhatian konsentrasi urin. Ukur berat jenis urin, sesuai indikasi
5. Posisikan klien pada miring kiri
bila tepat
6. Kolaborasi berikan dan pantau
infus cairan I.V
|
1. Peningkatan TD dan nadi dapat
menandakan retensi cairan;penurunan TD dan peningkatan nadi mungkin merupakan
tanda yamg lambat dari kehilangan volume cairan atau dehidrasi
2. Ansietas mengubah TD dan nadi,
mempengaruhi temaun pengkajian
3. Dehidrasi dapat berakibat pada
peningkatan suhu tubuh, kulti kering dan penurunan produksi saliva
4. Tirah baring mengakibatkan
penurunan aktivitas korteks adrenal, peningkatan laju filtrasi glomerulus,
dan peningkatan haluran urin. Bila volume cairan menurun, aldosteron
bertindak untuk mereabsorpsi air dan dan natrium dari tubulus ginjal,
menurnkan haluran urin
5. Meningkatkan aliran balik vena
dengan memindahkan tekanan dari uterus gravid terhadap vena kava inferior dan
aorta desenden
6. Mempertahankan hidrasi dengan
menggambarkan kehilangan cairan. Kecepatan daapt diselaraskan untuk memenuhi
kebutuhan individual, tetaqpi pemberian terlalu cepat dapat menimbulkan
kelebihan beban cairan khususnya pada klien lemah
|
B. Kala II Persalinan
1.
Pengkajian
a.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Pemeriksaan
vagina
2.
Kontraksi
3.
Diaphoresis
4.
Pemeriksaan fisik bayi secara umum setelah dilakukan
vacum
b.
Psikososial
c.
Prosedur
diagnostic: Persalinan Yang dibantu melalui vacum
2. Diagnosa
Keperawatan
a.
Perubahan
eliminasi urin berhubungan dengan tekanan oleh bagian presentasi janin
b.
Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan usahan pengeluaran janin
3. Intervensi
Dan rasional
a.
Perubahan
eliminasi urin berhubungan dengan tekanan oleh bagian presentasi janin
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Anjurkan
klien untuk mengosongkan kandung kemi
2. Lakukan
kateterisasi jika kandung kemih penuh dan klien tidak mampu berkemih
3. Monitor intake dan output klien
|
1. Jika kandung
kemih penuh dpat menekan bayi
2. Kandung kemih terlalu distensi
dapat menyebabkan atoni, menghalangi turnnya janin, atau menimbulkan trauma
karena bagian persentasi janin
3. Mengetahui jumlah cairan yang
masuk dan keluar
|
b.
Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan usahan pengeluaran janin
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Anjurkan
klien untuk berbaring dengan posisi dorsal recumben
2. Monitor
secara ketat Tanda-tanda vital setelah pemberian analgesic atau anastesi
3. Hindari valsava manuver yang lama
pada saat mengeran
4. Berikan oksigen jika ada indikasi
5. Pertahankan intake cairan yang
adekuat
|
C. Kala III Persalinan
1.
Pengkajian
a.
Pemerikaan
Fisik
e.
Tanda-tanda
lepasnya plasenta
1.
Terjadi
perdarahan
2.
Tali pusat memanjang saat vagina
membuka
3.
Fundus
uteri naik ke abdomen
4.
Bentuk uterus berubah dari lunak
menjadi keras dan bundar pada saat plasenta turun ke segmen bawah uterus
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Ansietas berhubungan dengan merawat
bayi baru lahir
b.
Resiko
tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan darah
3.
Intervensi Dan rasional
a.
Ancietas
berhubungan dengan merawat bayi baru lahir
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
Lakukan
kontak dini antara bayi dan ibu sesegera mungkin: letakkan bayi diatas perut
ibu setelah kelahiran jika tidak ada kontraindikasi
2.
Anjurkan
untuk mernyentuh dan memeluk bayi
3.
Jelaskan
beberapa prosedur untuk menstimulasi atau meresusitasi bayi untuk mengurangi
kecemasan
4.
Yakinkan ibu tentang status kesehatan
bayinya
|
1. Memberikan stimulus awal pada bayi
setelah dilahirkan
2. Memberikan rasa hangat pada bayi
|
b.
Resiko
tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Pastikan bahwa plasenta dilahirkan
dalam waktu 30 menit setelah kala dua
2. Monitor
perdarahan pervaginam saat mengeluarkan plasenta
3. Monitor kontraksi uterus
4. Berikan oksitosin sesuai
indikasi
|
D. Kala
IV persalinan
1.
Pengkajian
a.
Pemeriksaan
fisik
1.
Tanda-tanda
vital
2.
Pemeriksaan
vagina: setiap 15 menit
3.
Inspeksi
pengeluaran lochia: setiap 15 menit
4.
Inspeksi
perineal
b.
Psikososial
1.
Gembira:
perasaan damai dan senang
2.
Banyak bicara, mata terbuka, lapar dan
haus
3.
Proses
kasih sayang dimulai
2.
Diagniosa Keperawatan
a.
Risiko
tinggi perubahan proses keluarga berhubungan dengan penerimaan bayi baru lahir
b.
Resiko
tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan pada awal periode post partum
c.
Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan persalinan
3.
Intervensi Dan Rasional
a.
Risiko tinggi perubahan proses
keluarga berhubungan dengan penerimaan bayi baru lahir
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. anjurkan klien menggendong dan menyentuh
bayi (Bounding & attachment)
2. Anjurkan ayah untuk menyentuh dan
mengendong bayi dan membantu dalam perawatan bayi sesuai kondisi
3. Terima keluarga dan sibling dengan
senang hati selama periode pemulihan
|
1. jam-jam pertama setelah kelahiran
memberikan kesempatan unik untuk terjadinya
ikatan keluarga
2. Membantu memfasilir\tasi ikatan
antara ayah dan bayi
3. Meningkatkan unit keluarga dan
membantu sibling untuk memulai proses adaptasi positif.
|
b.
Resiko
tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan pada awal periode post partum
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Monitor Tanda-tanda vital
2. Berikan
cairan intravena dan peroral sesuai dengan indikasi
3. Monitor
pengeluaran pervaginam untuk mengetahui perdarahan yang berlebihan
|
1. Peningkatan TD dan nadi dapat
menandakan retensi cairan
2. Memenuhi kebutuhan cairan dlam
tubuh ibu
3. Pendarahan yang berlebihan dapat
mengakibatka ibu kekuranagn volume cairan,dengan memonitor dapat mengetahiu
tindakan yang sesuia
|
c.
Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan persalinan
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
Gunakan
tehnik aseptic
2.
Inspeksi
kerusakan area perineal
3.
Ajarkan
tehnik cuci tangan yang benar kepada klien
4.
Monitor adanya penyimpangan suhu dan
nadi dari normal
|
1. Mencegah masukknya organism
kedalam tubuh yang mungkin dapat menyebabkan infeksi
2. Menccegah terjadinya infeksi
3. Untuk menghilangkan semua caran
tubuh dari kulit / instrument
4. Penambahan suhu dan nadi lebih
dari 100 dpm menandakan infeksi
|
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INSTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dra.
Jumiarni, Sri mulyati, nurlina S, Asuhan Keperawatan Perinatal,
EGC, 1995
2.
Hellen
Farrer, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, 2001
3.
Marylinn
E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Rencana Perawatan Maternal/Bayi,
Edisi 2, EGC, 2001
4.
Obstetric
fisiologis, bagian obstetric & ginekologi fakultas Kedokteran, Unimversitas Padjajaran Bandung, Eleman, 1983
No comments:
Post a Comment