Visitor

Wednesday, January 25, 2017

MAKALAH ANALIS KESEHATAN "BAKTERI Shigella dysenteriae"




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Penyakit akibat bakteri merupakan penyakit yang sudah sering dijumpai di berbagai negara-negara berkembang terutama di Indonesia. Penyakit   ini  juga  bisa disebut penyakit merakyat karena menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat. Diantara penyakit infeksi yang disebabkan berbagai bakteri, yang masih menjadi perhatian yaitu infeksi bakteri Shigella dysenteriae.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni: sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, dan tinja mengandung darah dan lendir. Adanya darah dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para ahli.
Dulu dikenal hanya dua macam disentri berdasarkan penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh Shigella spp. dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Tapi sekarang telah diketahui banyak penyebab lain berupa parasit dan bakteri, yaitu Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter spp., Vibrio parahaemolyticus, I’leisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba  histolytica atau Giardia lambha.
Diare merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita di Negara berkembang. Sekitar 15% dari seluruh kasus kematian balita akibat diare di seluruh dunia adalah disentri yang disebabkan oleh Shigella sp. Invasi bakteri Shigella pada epitel usus dapat diperantarai oleh pili yang ada pada permukaan dinding bakteri. Bakteri kemudian menempel dan membuat koloni pada epitel usus yang akhirnya akan menimbulkan manifestas klinis pada penderita. Untuk mengkonfirmasi hal tersebut diperlukan adanya pembuktian bahwa protein sub-unit pili bakteri Shigella dysenteriae merupakan molekul adhesin dari bakteri. Protein adhesi dideteksi tubuh sebagai antigen dan akan berperan dalam menginduksi respon imun untuk menghasilkan antibodi.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari Shigella dysenteriae?
2.      Bagaimana morfologi dari Shigella dysenteriae?
3.      Bagaimana struktur antigen dari Shigella dysenteriae?
4.      Bagaimana sumber penularan dari Shigella dysenteriae?
5.      Bagaimana patogenitas dari Shigella dysenteriae?
6.      Bagaiman identifikasi/diagnosa laboratorium Shigella dysenteriae?
7.      Bagaimana cara pengobatan infeksi dari Shigella dysenteriae?
8.      Bagaimana cara pencegahan infeksi Shigella dysenteriae?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Shigella dysenteriae
2.      Untuk mengetahui morfologi dari Shigella dysenteriae
3.      Untuk mengetahui struktur antigen dari Shigella dysenteriae
4.      Untuk mengetahui sumber penularan dari Shigella dysenteriae
5.      Untuk mengetahui patogenitas dari Shigella dysenteriae
6.      Untuk mengetahui identifikasi/diagnosa laboratorium Shigella dysenteriae
7.      Untuk mengetahui cara pengobatan infeksi dari Shigella dysenteriae
8.      Untuk mengetahui cara pencegahan infeksi Shigella dysenteriae



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN UMUM
Shigella dysenteriae ditemukan oleh Shiga (1889 & 1901), Kruse (1900), dan Schmitzii (1927) merupakan salah satu dari 4 spesies Shigella (S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii, S. sonnei). Shigella spp. merupakan bakteri penyebab disentri atau shigellosis pada manusia dan beberapa primata yang telah dikenali sejak tahun 1890an. Shigella spp. endemik di daerah Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Shigellosis merupakan penyakit diare yang disebabkan terjadinya inflamasi akut pada tractus intestinum.
Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pncernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies menimbulkan disentri basiler.
Bakteri Shigella  dysenteriae dapat menyebabkan penyakit disentri basilar. Disentri basilar adalah infeksi usus besar oleh bakteri patogen genus Shigella. Shigella dysenteriae merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan menimbulkan epidemi hebat di daerah tropis dan subtropis (Soedarto,1996). Pengobatan infeksi dapat digunakan dengan antibiotik yang telah diresepkan secara luas seperti pada saat sekarang ini (Gould and Brooker, 2003).
Shigellosis adalah  infeksi enterik invasif akut yang disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam genus Shigella, secara klinis ditunjukkan dengan diare yang sering berdarah. Shigellosis banyak menjadi endemik di banyak negara berkembang dan juga menjadi epidemi yang menyebabkan cukup morbiditas dan kematian.
Di antara empat jenis shigella, Shigella dysenteriae tipe 1 ( sd1 ) merupakan yang penting karena dapat menyebabkan penyakit yang paling parah dan dapat menjadi epidemi di daerah besar. Kendala utama untuk mengontrol Shigellosis adalah cepat menyebarnya Shigella dari orang ke orang dan perlawanan antimikrobial yang berkembang cepat.
Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang terkontaminasi. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basiler atau Shigellosis yang disebabkan oleh Shigella.
B.     MORFOLOGI DAN SIFAT
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJa4Nvf0DizgwFDeQ8vlMtUaYS9ZiG0ROjwgo7vTNPKwz2ak05ETOgj8tlfk_LtuTSwkSozSnQaPUZAJxStREHrBnzh_U3IQ3Qy_AXobV45NGPt_-wudvyLd657paWeGZPfhhYQaEJ_g/s1600/Shigella+dysenteriae.JPGKingdom    : Bacteria
Filum          : Proteobacteria
Kelas          : Gammaproteobacteria
Ordo           : Enterobacteriales
Famili         : Enterobactericeae
Genus         : Shigella
Spesies       : Shigella dysenteriae

Shigella dysenteriae merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil dan lurus, non-motile, facultative anaerob, tidak berspora, tidak berkapsul, suhu optimum mencapai 37°C. Ukuran Shigella dysenteriae sekitar 2-3μm x 0,5-0,7 μm dan susunannya tidak teratur. Koloni Shigella dysenteriae berbentuk konveks, bulat, transparan dengan pinggir utuh dan berukuran mencapai 2nm.
Shigella mempunyai struktur antigen yang kompleks. Sebagian besar kuman mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh kuman enterik lainnya. Antigen somatik O Shigella adalah lipopolisakarida. Spesifikasi serologiknya bergantung pada polisakarida itu. Terdapat lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan antigennya.

C.     SUMBER PENULARAN
Shigellosis disebut juga Disentri basiler . Disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon dan disertai nyeri perut , tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lender. Disentri basiler dapat ditemukan di seluruh dunia. Disentri ini dapat terjadi di daerah yang populasinya padat tetapi sanitasinya sangat buruk, seperti kurangnya air bersih dan di tempat-tempat yang terlalu padat.
Spesies dari genus shigella berbeda dengan genus salmonella, pada dasarnya terbatas pada manusia sebagai reservoir alamiah. Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir kuman. Shigellosis ditularkan  melalui rute fekal-oral melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan bahan tinja. Hal ini umumnya terjadi jika tangan tidak dicuci dengan baik terutama setelah menggunakan kakus. Infeksi Shigella sp juga dapat diperoleh dari makanan yang tercemar dengan bakteri ini. Selain itu sumber infeksi juga dapat disebabkan oleh vector lalat yang membawa Shigella sp. Namun faktor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air besar.
Kejadian penyakit ini biasanya juga diikuti oleh infeksi sekunder lainnya seperti kasus enteritis dan infeksi bakterial E.coli pada saluran pencernaan. Dosis infektif yang rendah, sedikitnya 200 organisme yang dapat memfasilitasi penyebaran dari orang yang satu dengan orang yang lain. Manusia dan beberapa primata hanya menjadi reservoir Shigella.

D.    PATOGENITAS
Habitat alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana kuman tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi dalam darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit yang sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103 organisme.
Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lendir, mikroab-ses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung mengakibatkan nekrosis selaput lendir, ulserasi superfisial, perdarahan, pembentukan “pseudo-membran” pada daerah ulkus. Ini terdiri dari fibrin, lekosit, sisa sel, selaput lendir yang nekrotik, dan kuman. Waktu proses berkurang, jaringan granulasi mengisi ulkus dan terbentuk jaringan parut.
Shigella dysenteriae menyerang manusia dengan menginvasi dan memfagositosis sel epitel mukosa Shigella dysenteriae kemudian keluar dari vakuola fagositik dan bermultiplikasi serta menyebar di dalam sitoplasma yang pada akhirnya menyebar ke sel lain di dekatnya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQTv5vGoL8flRnQuzYxrwnypHXtAD71Cab190phaK8f5D3CnBNqdXi7lkLsweKUDYqhHuvsY89TiwkDG3zW4AFfouVMvC3YCAo9aFm0bPsVZPMxPSxYlH3yvOUBslj1-1gUlf60M-KJg/s1600/Shigella+dysenteriae_1.JPG
Perkembangan Shigella dysenteriae dalam menginvasi sel targetnya
dari sel yang satu ke sel yang lain.
Shigella dysenteriae yang difagosit oleh makrofag akan merangsang terjadinya apoptosis namun sebelum apoptosis terjadi, Shigella dysenteriae dapat keluar dari vakuola fagositik dan menyerang sel disekitarnya

Shigella sebagai penyebab diare mempunyai 3 faktor virulensi yaitu :
1.      Dinding polisakarida sebagai antigen halus.
2.      Kemampuan mengadakan invasi enterosit dan proliferasi.
3.      Mengeluarkan toksin sesudah menembus sel.
Struktur kimiawi dari dinding sel tubuh bakteri ini dapat berlaku sebagai antigen O (somatic) adalah sesuatu yang penting dalam proses interaksi bakteri shigella dengan sel enterosit. Dupont (1972) dan Levine (1973) mengutarakan bahwa Shigella seperti Salmonella setelah menembus enterosit dan berkembang didalamnya sehingga menyebabkan kerusakan sel enterosit tersebut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGeCJl_ceLQ65CEc7g5ZrQLlYGCpir2UzSrFOhTzlJqTbptwPDP7aeH_wwD7AuyBxgqvMAlketDt6wguKWyt4QPalI7xyakxEgRcfpXVSa9O0SjmPH9ye5pT5_-HLu4rAqP7K4ZAKx5g/s1600/Shigella+dysenteriae_2.JPGPeradangan mukosa memerlukan hasil metabolit dari kedua bakteri dan enterosit, sehingga merangsang proses endositosis sel-sel yang bukan fagositosik untuk menarik bakteri ke dalam vakuola intrasel, yang mana bakteri akan memperbanyak diri sehingga menyebabkan sel pecah dan bakteri akan menyebar ke sekitarnya serta menimbulkan kerusakan mukosa usus. Sifat invasif dan pembelahan intrasel dari bakteri ini terletak dalam plasmid yang luas dari kromosom bakteri Shigella. Invasi bakteri ini mengakibatkan terjadinya infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadilah tukak-tukak kecil didaerah invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus serta akhirnya ke luar bersama tinja.










Proses inveksi Shigella dysenteriae.
Shigella juga mengeluarkan toksin (Shiga toksin) yang bersifat nefrotoksik, sitotoksik (mematikan sel dalam benih sel) dan enterotoksik (merangsang sekresi usus) sehingga menyebabkan sel epithelium mukosa usus nekrosis.
Semua Shigella mengeluarkan lipopolisakarida yang toksik. Endotoksin ini mungkin menambah iritasi dinding usus. Selain itu Shigella dysenteriae tipe 1 menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas yang dapat menambah gambaran klinik neurotoksik dan enterotoksik yang nyata.

E.     IDENTIFIKASI/DIAGNOSA LABORATORIUM
1.      Spesimen
Spesimen untuk biakan dapat berasal dari feses segar, bercak lendir, dan asupan rektal. Pada pemeriksaan mikroskopis sering ditemukan banyak leukosit dan beberapa eritrosit pada sediaan feses. Jika spesimen serum dibutuhkan, harus diambil dengan jarak 10 hari untuk dapat melihat peningkatan tiyer antibodi aglutinasi.
2.      Kultur
Spesimen digoreskan pada media diferensial (misalnya, agar MacConkey atau EMB dan pada media selektif (agar enterik Hektoen atau agar Salmonella-Shigella) yang menekan pertumbuhan Enterobacteriaceae lain dan organisme gram-positif. Koloni yang tidak berwarna (laktosa-negatif) diinokulasi ke dalam agar triple sugar iron. Organisme yang gagal membentuk  dan menghasilkan asam tanpa disertai gas di bagian dasar dengan lereng yang basa pada medium triple sugar iron, dan organisme yang nonmotil harus diperiksa lebih lanjut dengan aglutinasi slide menggunakan antiserum yang spesifik untuk Shigella.
3.      Serologi
Individu normal sering memiliki aglutinin yang aktif terhadap beberapa spesies shigella. Namun, pemeriksaan serial titer antibodi dapat memperlihatkan peningkatan yang spesifik. Serologi tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi shigella.
4.      Prosedur laboratorium untuk diagnosis etiologi penyakit infeksi :
a.       Mikroskopis langsung
Melalui pengecatan/pewarnaan spesimen dan mengidentifikasi mikroorganisme secara morfologis biakan/kultur
b.      Tes Serologi
Diagnosis molekuler, hibridisasi DNA-DNA atau DNA-RNA untuk deteksi adanya gen-gen spesifik patogen dari spesimen pasien.
5.      Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan dalam bidang mikrobiologi klinik meliputi pemeriksaan mikroskopis, penanaman pada media perbenihan, uji kepekaan, pemeriksaan imunologis, dan pemeriksaan mikrobiologi molekuler.
Pemeriksaan mikroskopis dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan mikroskopis tanpa pengecatan dan pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan.
Penanaman dalam media perbenihan bertujuan memperoleh isolat murni. Media yang dipergunakan ada dua macam, yaitu media umum dan media khusus. Prinsip pemilihan media didasarkan pada mikroba yang akan dicari. Uji kepekaan bertujuan memperoleh obat yang paling tepat untuk mikroba tertentu. Obat yang paling tepat untuk mikroba tertentu terkenal dengan istilah drug of choice.
Contoh pemeriksaan imunologis dalam bidang mikrobiologi adalah Uji Widal dan Uji Wassermann. Uji Widal berdasarkan prinsip reaksi aglutinasi. Uji Wassermann berdasarkan prinsip uji fiksasi komplemen (complement fixation test).
Pemeriksaan mikrobiologi molekuler memanfaatkan prinsip-prinsip biologi molekuler. Contoh pemeriksaan mikrobiologi molekuler adalah polymerase chain reaction (PCR).
F.      PENGOBATAN
Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral. Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena. umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan.
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari. Terapi antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya penyakit dan penyebaran bakteri. Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan.
Siprofrklosasin, ampisilin, doksiklin, dan trimetoprimsulfametoksazol umumnya menghambat isolat shigella dan dapat menekan serangan klinis akut disentri serta memperpendek lamanya gejala. Obat tersebut mungkin tidak dapat memberantas organisme dari saluran cerna. Resistensi terhadap berbagai obat dapat ditransmisikan melalui plasmid, dan infeksi yang resisten ini telah tersebar luas. Banyak kasus disentri shigella.

G.    PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang meliputi :
1.      Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah kunci untuk kesadaran masyarakat akan kesehatan, sehingga dapat mencegah transmisi penyakit. Masyarakat diberi pengetahuan tentang bagaimana Shigella dapat menyebabkan diare dan bagaimana pencegahan transmisinya. Masyarakat juga diberitahu jika terjadi diare berdarah untuk segera melakukan pengobatan di tempat fasilitas kesehatan terdekat.
2.      Cuci tangan
Cuci tangan dengan sabun adalah langkah yang sederhana dan efektif untuk mencegah penyebaran Shigella, cuci tangan juga harus dipromosikan di setiap rumah tangga. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum menyiapkan atau menangani makanan dan sebelum makan.
3.      Ketersediaan air
Shigella dapat mencemari air pada semua tahap distribusi, dari sumber air sampai saat di konsumsi. Air minum harus dipastikan aman, termasuk selama transportasi dan penyimpanan. Tempat pembuangan air besar tidak dibolehkan 10 meter dari sumber air.
4.      Sistem pembuangan tinja
Sistem pembuangan tinja harus aman dan bersih, system yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang baik agar tetap terjaga kesehatan masyarakat.
5.      Menyusui
Anak yang mendapatkan ASI akan lebih sedikit resiko terkena diare atau disentri karena ASI eksklusif dapat memberikan perlindungan atau daya tahan terhadap resiko diare.
6.      Keamanan makanan
Makanan dapat terkontaminasi oleh Shigella pada semua tahap produksi dan persiapan. Termasuk di tempat umum seperti pasar, selama persiapan makanan di rumah atau di restoran dan makanan tanpa pendingin setelah disiapkan.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Bakteri Shigella dysenteriae dapat menyebabkan penyakit disentri basilar.
B.     SARAN
1.      Selalu menjaga higienitas diri seperti selalu mencuci tangan sebelum makan
2.      Memakan makanan yang benar-benar matang
3.      Selalu menjaga kebersihan lingkungan




DAFTAR PUSTAKA

http://zulfiprint19.blogspot.co.id/2017/01/bunga-wisuda-selempang-wisuda-boneka.html

  YANG MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)

No comments:

Post a Comment