BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG TEORI
Bakteri
adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan
lebih tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat
yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain.
Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki
klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik (http://makalah biologiku.com).
Mikroorganisme dapat menyebabkan
banyak bahaya kerusakan. Hal itu terlihat dari kemampuannya menginfeksi
manusia, hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi
ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari makanan, dan
menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan dan minuman
tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Escherichia
coli,
atau biasa disingkat E. coli,
adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya,
bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus
besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa,
seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang
serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan
manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi
lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa
genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu
yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
Escherichia coli merupakan salah satu yang paling
sering menyebabkan banyak infeksi bakteri umum, termasuk kolesistitis , bakteremia , kolangitis , infeksi saluran kemih (ISK), dan
traveler's diare, dan infeksi klinis lain seperti neonatal meningitis dan
pneumonia. Infeksi saluran kemih adalah salah satu penyakit saluran kemih yang
dilalui urin. Infeksi saluran kemih merupakan penyakit nomor dua paling banyak
yang menyerang manusia tiap tahunnya.Saat urin akan melewati saluran kemih maka
"jalur" yang dilaluinya berurutan sebagaimana posisi dari atas ke
bawah, yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria (kantung kemih), dan uretra.
Ginjal merupakan organ yang menyaring sisa metabolisme dari saluran darah,
mengatur keseimbangan cairan, dan pembentukan hormon. Ureter berfungsi
mengalirkan cairan hasil penyaringan ginjal ke kandung kemih untuk disimpan
sementara dan bila kandung kemih sudah penuh maka akan dikeluarkan melalui
saluran uretra.
Biasanya sakit yang timbul pada
penderita infeksi saluran kencing ada di daerah atas tulang kemaluan, bagian
bawah perut yang pada dunia kedokteran disebut dengan regio hypogastrica.
Apabila Anda merasa anyang-anyangan (rasa ingin kencing terus-menerus) dan
keluarnya kencing tidak lancar atau sedikit-sedikit disertai rasa nyeri pada
bagian bawah perut, Anda perlu mencurigai terserang ISK. Apalagi jika
berdasarkan pemeriksaan dokter dan hasil laboratorium pada urin Anda ditemukan
kadar leukosit j-ang tinggi di dalam urin melebihi batas normal 4.1-10.9 dengan
satuan 109/L. Hal itu menandakan adanya infeksi. Infeksi saluran kemih terbagi
menjadi dua jenis, yaitu dengan penyulit dan tidak dengan penyulit.
Infeksi saluran kencing dengan
penyulit adalah terjadinya infeksi saluran kencing diakibatkan adanya sumbatan
pada saluran kencing, yaitu sumbatan pada prostat atau adanya batu pada saluran
kemih. Biasanya pada penderita batu ureter atau batu saluran kemih akan terjadi
gesekan batu dengan dinding epitel (kulit) saluran ureter atau dinding epitel
(kulit) vesika urinaria, sehingga menyebabkan adanya kandungan eritrosit di
dalam hasil pemeriksaan urin.
Infeksi saluran kemih tidak dengan
penyulit adalah terjadinya infeksi saluran kencing diakibatkan oleh bakteri
atau kuman yang masuk ke dalam saluran kencing yang dapat masuk dari luar,
misalnya dari air ketika membersihkan sehabis buang air. Infeksi saluran kemih
dapat menyerang segala usia, baik pria maupun wanita. Namun yang paling sering
terkena biasanya adalah wanita. Mungkin hal ini disebabkan saluran ureter pada
wanita lebih pendek dibandingkan dengan pria, bedanya sekitar 3-5 sentimeter.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
pengertian dari Escherichia coli ?
2. Bagaimana
gambaran morfologi dan sifat dari Escherichia coli ?
3. Bagaimana
struktur antigen dari Escherichia coli ?
4. Apa
sajakah sumber penularan dari Escherichia coli ?
5. Bagaimana
patogenitas dari Escherichia coli ?
6. Bagaimana
identifikasi dan diagnosa lab dari Escherichia coli ?
7. Bagaimana
pengobatan demam tifoid yang disebabkan Escherichia coli ?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dari Escherichia coli.
2. Untuk
mengetahui gambaran morfologi dan sifat dari Escherichia coli.
3. Untuk
mengetahui struktur antigen dari Escherichia coli.
4. Untuk
mengetahui sumber penularan dari Escherichia coli.
5. Untuk
mengetahui patogenitas dari Escherichia coli.
6. Untuk
mengetahui identifikasi dan diagnosa lab dari Escherichia coli.
7. Untuk
mengetahui pengobatan demam tifoid yang disebabkan oleh Escherichia coli.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. PENGERTIAN
UMUM
Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh
dokter hewan Jerman, Theodor Escherichdalam studinya mengenai sistem pencernaan
pada bayi hewan. Pada tahun 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai
komunitas bakteri coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di
infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium
coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan
Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Col.
Escherichia coli merupakan salah satu spesies dari
keluarga Enterobacteriaceae. Kelompok bakteri Enterobakteriaceae
merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan hewan. Meskipun
demikian, beberapa jenis E. coli
dapat bersifat pathogen.
Escherichia coli menjadi patogen
jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar
usus. Escherichia coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus
diare. Escherichia coli berasosiasi
dengan entero patogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel Manifestasi
klinik infeksii oleh Escherichia coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak
dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain. Dalam jumlah yang berlebihan bakteri
Escherichia coli dapat mengakibatkan
diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat
menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri Escherichia coli sampai masuk ke saluran kencing dapat
mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing (ISK).
Penyakit
yang disebabkan Escherichia coli, yaitu
:
1. Infeksi
saluran kemih
Infeksi saluran kemih adalah infeksi
bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih. Gejala dari saluran kemih
meliputi buang air kecil terasa sakit.
2. Diare
Escherichia
coli yang
menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia. Escherichia coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat
virulensinya, dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang
berbeda. Ada lima kelompok galur Escherichia coli yang patogen, yaitu :
a) Coli
Enteropatogenik (EPEC)
b) Coli
Enterotoksigenik (ETEC)
c) Escherichia coli
Enteroinvasif (EIEC)
d) Escherichia
coli
Enterohemoragik (EHEK)
e) Escherichia
coli
Enteroagregatif (EAEC)
3.
Sepsis
4. Meningitis
B. MORFOLOGI DAN SIFAT
Berikut adalah klasifikasi bakteri Escherichia coli :
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Eschericha
Spesies : Escherichia coli
Escherichia coli umumnya
merupakan bakteri pathogen yang banyak ditemukan pada saluran pencernaan
manusia sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk
batang pendek (coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm,
sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul, tidak
berspora, aeroik dan anaerobic fakultatif.
Escherichia
coli tumbuh
baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium mikrobiologi
pada media yang dipergunakan untuk isolasi kuman enterik. Sebagian besar strain
E. coli tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa. E. coli bersifat
mikroaerofilik. Beberapa strain bila ditanam pada agar darah menunjukkan
hemolisis tipe beta. Koloni yang berwarna merah pada agar Mac Conkey
menunjukkan bahwa basil memfermentasi laktosa dan bersifat non patogen di dalam
intestine.
Escherichia coli memproduksi bermacam–macam fimbria
atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas
antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages disekelilingi
dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai
pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan
faktor virulensi yang penting. Pada uji biokimia, bakteri Escherichia coli
(Supardi, 1999) :
1. Menguraikan banyak gula-gula yang
membentuk asam dan gas.
2. Pada reaksi IMVIC akan menghasilkan:
++–
3. Sensitif terhadap Brilliant Green
Citrat dan Na dioxycholat.
Bakteri Escherichia coli yang
berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri
jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa
makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari Escherichia coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui
proses pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah
misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa
membantu menghentikannya, E .Coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa
zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik
yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini
menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O,
energi, dan mineral. Di dalam lingkungan,bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai
pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan.
Tempat yang paling sering terkena
infeksi Escherichia coli adalah saluran kemih, saluran empedu, dan
tempat-tempat lain di rongga perut. Bakteri ini juga menghasilkan enterotoksin
penyebab diare. Escherichia coli memproduksi enterotoksin yang tahan
panas (termostabil (LT))tahan terhadap pemanasan pada suhu 100oC
selama 15 menit dapat menyebabkan diare yang ringan, sedangkan enterotoksin yang tidak tahan panas
(Termolabil (ST)) dapat menyebabkan sekresi air dan klorida ke
dalam lumen usus, menghambat reabsorbsi natrium.
C. STRUKTUR ANTIGEN
Escherichia
coli memiliki antigen O tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid dengan
fraksi protein yang tahan terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai
antigen permukaan yang tahan panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen
kapsul atau amplop. Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O
kontak dengan antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria
terletak pada fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan
tersusun dari protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak
tahan panas.
Antigen
yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai berikut:
1. Somatik atau antigen O. Dituliskan
menggunakan numeral Arabik; sebagai contoh, O33 (Carter, 2004). Antigen O
merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang
lipopollisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik.
Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara
aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM. Sedangkan tiap
jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan kelompok khusus O sehingga tiap
organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E.
coli dapat bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan
salmonella. Biasanya antigen O berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia,
misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan pada diare dan infeksi saluran
kemih.
2. Antigen K (permukaan atau amplop).
Ada lebih dari 80 Antogen K yang berbeda-beda. Dituliskan menggunakan numeral
Arabik; contoh, K4 (Carter, 2004). Antigen K merupakan bagian luar dari antigen
O pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa antigen K
adalah polisakarida, termasuk antigen K dari E. coli dan yang lainnya protein.
Antigen K dapat berpengaruh pada reaksi aglutinasi dengan antisera O dan mereka
dapat dihubungkan dengan virulensi misalnya strain E. coli memproduksi K1 yang
merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli
menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang memungkinkan invasi ke
sistem gastrointestinal atau saluran kemih).
3. Antigen H atau flagella. Ditulis
dengan H diikuti dengan numeral Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada flagella
, dituliskan dengan NM (nonmotil). Antigen H terletak pada flagella dan
denaturasi atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat diawetkan
dengan pemberian formalin pada varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan
aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu dalam antigen H merupakan
fungsi dari rangkaian asam amino pada protein flagella (flagellin).
D. SUMBER PENULARAN
Penularan pada bakteri ini adalah
dengan kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, berikut merupakan
cara penularannya seperti :
1. makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh
tangan yang kotor
2. Tidak mencuci tangan dengna bersih
setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja yang terinfeksi,
sehingga kontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
3. Melalui
air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
4. Melalui
binatang seperti seperti sapi, kambing dan domba.
Berikut ini beberapa faktor yang
bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri E. coli.
·
Usia. Anak-anak dan orang tua lebih
berisiko mengalami sakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli.
·
Sistem kekebalan tubuh lemah. Misalnya penderita AIDS atau yang
sedang menjalani kemoterapi akan lebih berisiko terkena infeksi E. coli.
·
Penurunan kadar asam dalam perut. Asam lambung bisa memberikan
perlindungan terhadap bakteri E. coli. Sebagian obat-obatan ada yang berfungsi
menurunkan kadar asam perut dalam tubuh dan sebagai akibatnya risiko terinfeksi
E. coli bisa meningkat.
E. PATOGENITAS
1) Infeksi sistem saluran kencing
Escherichia coli merupakan penyebab paling banyak
dari infeksi sistem saluran kencing dan jumlah untuk infeksi saluran kencing
pertama kurang lebih 90% pada wanita muda. Pada infeksi sistem saluran kencing
dapat terjadi bakterimia dengan tanda klinis adanya sepsis. (Jawetz, 2005)
2) Escherichia coli yang berhubungan dengan penyakit
diare
Berdasarkan mekanisme dalam
menimbulkan penyakit, serologi dan epidemiologi, bakteri Escherichia coli dibedakan
menjadi 5 tipe (Jawetz, 2005) :
a) Enteropathogenic Escherichia coli
(EPEC)
Merupakan penyebab penting diare
pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC melekat pada mukosa usus
kecil. Terjadi kehilangan microvili (effacement), pembentukan
filamentous actin atau struktur seperti cangkir dan biasanya EPEC masuk
ke dalam mukosa. (Jawetz, 2005)
Strain Escherichia coli dari
tipe ini tidak memproduksi racun dan sifat-sifat patogennya tidak jelas.
(Soemarno, 2000)
b) Enterotoxigenic Escherichia coli
(ETEC)
Merupakan penyebab umum diare pada
musafir dan merupakan penyebab yang sangat penting dari diare pada bayi di
negara berkembang. (Jawetz, 2005).
Strain Escherichia coli dari
tipe ini dapat memproduksi racun, Stable dan/atau Label toxin. Stable
toxin yaitu racun yang tahan panas sedangkan Labile Toxin yaitu
racun yang tidak tahan panas. Racun-racun ini dapat menimbulkan diare seperti
pada cholera. (Soemarno, 2000)
c) Enteroinvasive Escherichia coli
(EIEC)
Enteroinvasive Escherichia coli menyebabkan penyakit yang mirip
dengan shigellosis. Penyakit yang terjadi umumnya pada anak di negara
berkembang. (Jawetz, 2005)
Identifikasi bakteri ini dapat
dilakukan dengan Sereny test yaitu dengan meneteskan suspensi pekat bakteri ini
pada mata marmot. (Soemarno, 2000)
d) Enterohaemorraghic Escherichia coli
(EHEC)
Bakteri ini memproduksi verotoksin
(sitotoksik pada sel vero). Enterohaemorraghic Escherichia coli (EHEC)
banyak dihubungkan dengan hemorrhagic colitis (sebuahbentuk diare parah)
dan dengan sindroma uremic hemolytic (sebuah penyakit akibat kegagalan
ginjal akut), microangiopathi hemolytic anemia dan thrombocytopenia.
(Jawetz, 2005)
e) Enteroagregative Escherichia coli
(EAEC)
Bakteri ini menyebabkan diare yang
akut dan kronis (dalam jangka waktu lebih dari 14 hari) pada orang di negara
berkembang. Organisme ini menyebabkan penyakit makanan di negara industri.
Bakteri ini digolongkan berdasar pada bentuk dan perlekatan pada sel manusia.
Patogenesis EAEC menyebabkan diare yang tidak begitu dipahami dengan
baik. Meskipun demikian EAEC dinyatakan bahwa dapat melekat pada mukosa
intestinal dan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan mukosa, pengeluaran sejumlah besar mukus dan terjadinya
diare. (Jawetz, 2005)
BAB
III
PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN
LABORTORIUM DAN IDENTIFIKSI BAKTERI
Untuk pemeriksaan Esceherichia coli
secara laboratorium dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara.
Bahan pemeriksaannya dapat berupa:
1.
Makanan
2.
Minuman
Ada
dua pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis
penyait yang disebabkan oleh bakteri Escherichia
coli yaitu:
1. Pemeriksaan
kuantitatif
a. Uji pendugaan coliform (presumptive coliform)
1. Siapkan pengenceran 102
dengan cara melarutkan 1 ml larutan 101 ke dalam 9 ml larutan pengencer Butterfield’s
Phosphate Buffered.
2. Ambil sebanyak 1 ml larutan
dari setiap pengenceran ke dalam 3 seri tabung Lauryl Sulfate Broth
(LSB) yang berisi tabung durham.
3. Tabung-tabung
tersebut diinkubasikan selama 48 ± 2 jam pada suhu 35 ±
1oC. Tabung positif ditandai dengan
kekeruhan dan gas dalam tabung durham.
b. Uji pendugaan Escherichia coli (presumtive E. coli).
1. Inokulasikan dari setiap tabung LSB
yang positif ke tabung-tabung EC Broth yang berisi tabung durham
dengan menggunakan jarum ose, Inkubasi EC Broth selama 48 ± 2 jam pada suhu 45
± 0,5oC.
2. Periksa tabung-tabung EC Broth
tersebut diatas yang menghasilkan gas selama 48 ± 2 jam. Tabung positif
ditandai dengan kekeruhan dan gas dalam
tabung durham.
c. Uji Konfirmasi
1. Uji penegasan Escherichia coli
a. Dari tabung-tabung EC Broth yang
positif dengan menggunakan jarum ose goreskan ke LEMB agar. Inkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu 35 ± 1oC.
b. Koloni Escherichia coli
terduga memberikan ciri yang khas (typical) yaitu hitam pada bagian tengah dengan atau tanpa hijau metalik.
c. Ambil satu koloni (typical saja) Escherichia
coli dari masing-masing cawan LEMB dan
goreskan ke media PCA miring dengan
menggunakan jarum ose. Inkubasi selama 24 ± 2
jam pada suhu 35 ± 1oC.
2. Uji
biokimia
a. Produksi
indol ( i )
Ambil 1 ose dari PCA miring (butir 6.2.3.c)
diinokulasikan ke dalam Tryptone Broth atau MIO medium, inkubasi selama
24 ± 2 jam pada suhu 35 ± 1oC. Uji
Indol dilakukan dengan menambahkan 0,2 ml - 0,3
ml pereaksi Kovacs. Reaksi positif jika terbentuk cincin merah pada
lapisan bagian atas media dan negatif bila terbentuk cincin warna kuning.
b. Uji
voges proskauer (VP) dan uji methyl red (MR)
Ambil 1 ose dari PCA miring (butir 6.2.3.c) miring
diinokulasikan ke dalam MRVP Broth. Inkubasi selama 24 ± 2 atau tunggu
hingga 48 ± 2 jam pada suhu 35± 1oC. Uji VP dengan menggunakan
reagen VP barrit (1-Naphtol & KOH 40%). Sedangkan uji MR dengan
indikator methyl red. Hasil uji VP positif ditandai dengan warna merah
muda atau mirah delima (ruby), negatif tidak ada perubahan warna,
sedangkan hasil uji MR positif ditandai dengan warna merah, negatif tidak ada
perubahan warna atau warna kuning,
c. Uji sitrat (C)
Goreskan 1 ose dari PCA miring (butir 6.2.3.c) ke permukaan simmon
citrat agar. Inkubasi selama 24 ± 2 atau tunggu hingga 48 ± 2 jam pada
suhu 35 ± 1oC. Reaksi positif jika terjadi pertumbuhan
dan media berubah warna menjadi biru, reaksi negatif jika tidak ada pertumbuhan
dan media tetap hijau.
d. Produksi gas
dari laktosa
Ambil 1 ose dari PCA miring (butir 6.2.3.c) diinokulasikan kedalam Laktosa. Inkubasi selama 24
± 2 atau tunggu hingga 48 ± 2 jam pada suhu 35 ± 1oC
reaksi positif jika warna kuning,negatif jika warna tetap atau merah.
3. Uji morfologi
Dilakukan uji morfologi dengan
melakukan pewarnaan gram dari setiap koloni Escherichia coli terduga.
Biakan diambil dari PCA miring (butir 6.2.3.c) yang
telah diinkubasi selama 24 jam. Dengan menggunakan mikroskop, bakteri
Escherichia coli termasuk bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek
4. Interpretasi
hasil
Tabel
Interpretasi hasil,sbb
Kriteria
|
Biotipe 1
|
Biotipe 2
|
Gas pada tabung LSB
|
+
|
+
|
Indol
|
+
|
-
|
MR
|
+
|
+
|
VP
|
-
|
-
|
Citrat
|
-
|
-
|
Uji Morfologi
|
Gram negatif, bentuk batang pendek
|
Gram negatif, bentuk batang pendek
|
5. Pelaporan
Berdasarkan Tabel Interpretasi hasil tersebut di
nyatakan Escherichia coli dalam APM/g dengan menggunakan Angka Paling Memungkinkan (APM).
Lihat Tabel 2. menggunakan 3 seri tabung pengenceran.
Syarat mutu dan keamanan pangan
hasil perikanan untuk bakteri pathogen E. coli < 3 APM /g. Jika
tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan pangan hasil perikanan untuk
bakteri pathogen Escherichia coli
maka ditulis sesuai Tabel Indeks APM.
2. Pemeriksaan
kualitatif
Metode yang digunakan adalah TPC
(total plate count). 1 ml sampel air yang diencerkan di tanam menggunakan
metode cawan tuang dengan megia kaldu agar untuk mengetahui total bakteri dalam
sampel air uji dan media SSA untuk mengetahui keberadaan bakteri Salmonella dan
Shigella dalam sampel air uji. Kemudiam diinkubasi selama 24 jam pada suhu
kamar (37° C). Koloni yang muncul dihitung populasinya dan bila jumlah koloni
lebih dari 300 koloni, maka digunaka quebec colony counter sebagai alat bantu
menghitung. Jumlah koloni yang telah ditemukan adalah jumlah bakteri per ml
sampel air uji.
B. PENGOBATAN
Infeksi bakteri E. coli yang
menyebabkan infeksi saluran pencernaan biasanya tidak ditangani dengan
antibiotik karena bisa meningkatkan risiko komplikasi yang lebih serius. Yang
terpenting dalam menangani kondisi ini adalah dengan meminum banyak air putih
untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare dan muntah-muntah. Selain
itu Anda juga disarankan untuk istirahat secukupnya.
Untuk mengatasi dehidrasi pada anak
yang mengalami diare, cairan oralit bisa membantu memulihkan cairan dalam tubuh
mereka. Selain itu, oralit juga berfungsi menggantikan sodium, potasium, dan
juga glukosa dalam tubuh.
Jangan memberikan obat-obatan
antidiare yang akan melambatkan sistem pencernaan Anda karena obat ini akhirnya
akan mencegah terbuangnya racun keluar dari tubuh. Jika infeksi E. coli yang
terjadi cukup serius dan menyebabkan sindrom hemolitik uremik, Anda harus
segera dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
BAB
IV
KESIMPULAN
Escherichia coli merupakan salah satu spesies dari
keluarga Enterobacteriaceae. Kelompok bakteri Enterobakteriaceae
merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan hewan. Meskipun
demikian, beberapa jenis E. coli
dapat bersifat pathogen.
Penularan
pada bakteri ini adalah dengan kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, berikut merupakan cara penularannya seperti makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi, Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air
besar atau membersihkan tinja yang terinfeksi, Melalui
air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan, Melalui
binatang seperti seperti sapi, kambing dan domba.
Dalam
kebanyakan kasus ringan, perawatan bisa dilakukan di rumah. Penderita harus
banyak minum air, banyak istirahat, dan selalu mengawasi timbulnya gejala yang
lebih berat yang memerlukan penanganan dokter seperti adanya diare berdarah
atau demam, dehidrasi dan gejala lainnya seperti yang telah disebutkan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://zulfiprint19.blogspot.co.id/2017/01/bunga-wisuda-selempang-wisuda-boneka.html
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment