YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
PERCOBAAN I
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS URINE
1. Volume Urine
Urin atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Sampel urin
yang dipakai untuk urinalisis :
-
Urin sewaktu
-
Adalah urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak
ditentukan secara khusus.
-
Urin pagi
-
Adalah urin yang pertama dkeluarkan pada pagi hari
setelah bangun tidur. Baikcuntuk
pemeriksaan sedimen, berat jenis (BJ), protein dan untuk tes kehamilan
berdasarkan adanya hormone human chorionic gonadotropin (HCG).
-
Urin post prandial
-
Pasien disuruh berkemih sebelum makan pagi hari, porsi
tersebut dibuang kemudian urin
ditampung setelah 2 jam makan. Porsi urin kedua ini digunakan untuk memeriksa
glukosa dan pemantauan pengobatan insulin pada penderita diabetes mellitus.
-
Timed specimen atau sampel terjadwal
-
Urin 24 jam, contohnya :
-
Urin yyang dikeluarkan jam 7 pagi dibuang. Seluruh urin
yang dikeluarkan kemudian
termasuk urin jam 7 pagi esok harinya ditampung. Urin 24 jam biasanya
memerlukan pengawet.
-
Urin siang 12 jam, contohnya :
-
Urin yang dikumpulkan dari jam 7 sampai jam 7 malam.
-
Urin malam 12 jam, contohnya :
-
Urin yang dikumpulkan dari jam 7 malam sampai jam 7 pagi
esok harinya.
-
Urine 3 gelas dan urin 2 gelas
-
Berguna untuk memberikan gambaran letak radang atau lesi
yang terdapat pad saluran kemih pria.
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
Tidak
ada pengawet urin yang dapat digunakan secara universal untuk menghindari
perubahan urin dari segala macam perubahan yang mungkin terjadi. Dari itu ada
berbagai macam bahan pengawet urin, antara lain :
- Toluena : Merupakan pengawet urin yang berfungsi untuk menghambat perombakan urin oleh kuman,yang bekerja optimal pada keadaan dingin, biasanya digunakan untuk pengawetan glukosa, aseton dan asam aseto-asetat. Toluena biasanya digunakan sebanyak 2- 5 ml untuk mengawetkan urin 24 jam, 2 – 5 ml toluena dimasukan ke dalam botol penampung, dan setiap kali botol penampung ditambahkan urin, botol harus dikocok dengan baik.
- Thymol : Thymol merupakan bahan pengawet yang memiliki daya seperti toluena. Pada pengawetan urin menggunakan thymol, thymol hanya digunakan sebanyak satu butir, apabila jumlah thymol terlalu banyak ada kemungkinan terjadi hasil positif palsu pada reaksi terhadap proteinuria.
- Formaldehid : Merupakan bahan pengawet urin yang husus digunakan untuk mengawetkan sedimen, pengawetan sedimen merupakan hal yang sangat penting apabila hendak melakukan pemeriksaan kuantitatif unsur – unsur dalam sedimen. Larutan formaldehi 40 % sebanyak 1 – 2 ml digunakan untuk mengawetkan urin 24 jam. Kelemahan penggunaan formaldehid sebagai pengawet urin apabila menggunakannya dengan jumlah besar, ada kemungkinan akan mengadakan reduksi pada tes benedict dan menggaggu tes obermayer.
- Asam Sulfat Pekat : Merupakan bahan pengawet urin yang digunakan guna menetapkan kuantitatif calsium, nitrogen dan kebanyakan zat anorganik lainnya. Yang berekasi dengan cara mencegah terlepasnya N dalam bentk amoniak dan mencegah terjadinya endapatn calsiumfosfat. Jumlah penggunaan asam sulfat pekat untuk mengawetkan urin disesuaikan dengan keadaan urin, yang harus ditekankan adalah PH urin harus tetap lebih rendah dari 4,5.
- Natrium karbonat : Merupakan bahan pengawet urin yang khusus dipakai untuk mengawetkan urobilinogen abila hendak memeriksa ekskresi per 24 jam. Penggunaan natrium karbonat adalah dengan memasukan 5 gram natrium karbonat dalam botol penampung bersama dengan beberapa ml toluena.
- Natrium Klorida Pekat : Natrium Klorida pekat digunakan sebagai bahan pengawet urin. Natrium klorida pekat menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir.
- Natrium Klorida dan Asam Benzoat : Asam benzoat (C6H5COOH) dan garamnya merupakan bahan pengawet urin yang efektif untuk mencegah pertumbuhan khamir, kapang dan bakteri pada tingkat keasaman pH 2.5 – 4.0.
- Asam Borak 0,8 % : Berfungsi mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen, asam borak 0,8 % dapat mengawetkan urin selama lebih dari 7 hari, Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa, protein dan mempertahankan PH.
Pengukuran
volume urine berguna untuk menentukan
adanya gangguan faal ginjal. Banyak
sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan,
jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang
bersangkutan. keseimbangan cairan tubuh, serta
penentuan kuantitatif suatu zat dalam
urine, biasanya dilakukan pada urine kumpulan
24 jam.
Alat
:
- Pot
Urine
- Gelas
Ukur
- Label
Bahan :
- Urine
sewaktu
Pra
Analitik : Persiapan pasien ; Tidak ada persiapan khusus
Analitik :
- Urine
di tampung pada pot , beri label pada masing-masing sampel (label berisi Nama;
Alamat; Umur; Jenis kelamin)
- Ukur
volume urine menggunakan gelas ukur
Pasca Analitik : Catat
hasil pengamatan
Interpretasi
Hasil :
·
Volume Urine Normal : 800 - 1300 ml/24 jam
·
Poliuri : > 2000 ml/24 jam ( Pemasukan cairan yang berlebihan,
nervositas,
minuman yang mempunyai efek
diuretika, diabetes mellitus, diabetes
insipidus, hipertensi,
pengeluaran cairan dari edema )
·
Oliguri
: 300-750 ml/24 jam (diarrhea, muntah -muntah, demam edema, nefritis
menahun)
·
Anuri
: <300 ml/jam (shock dan kegagalan ginjal)
·
Nokturia
: Urine malam 12 jam 2-4 kali lebih
banyak dari urine pagi (Diabetes
Mellitus)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
YANG
MINAT BELANJA PAKAIAN MURAH & BERKUALITAS, BONEKA, BUNGA & SELEMPANG
WISUDA, SILAHKAN INVITE BBM, INTAGRAM, FACEBOOK KAMI ... SYUKRAN :)
2. Warna Urine
Kelainan pada warna, kejernihan, dan
kekeruhan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di
urin (hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh.
Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urin. Kencing berbusa sangat
mungkin mewakili jumlah besar protein dalam urin (proteinuria). Urin yang
baru di kemihkan berwarna jernih.
Alat
:
- Tabung Reaksi
Bahan :
- Urine sewaktu
Pra Analitik :
·
Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus
·
Persiapan Sampel: Siapkan urine sewaktu,
urine ditampung pada saat praktikum
hendak dilakukan
Analitik :
- Masukkan urine ke dalam tabung
reaksi ± 3/4 tabung
- Amati warna urine
Pasca Anaitik : Catat hasil pengamatan
Interpretasi
Hasil :
Kuning Muda – Kuning Tua : Normal
Merah : Penyebab patologik : hemoglobin,
mioglobin, porfobilinogen, porfirin.
Penyebab nonpatologik : banyak
macam obat dan zat warna
Oranye : Penyebab patologik : pigmen empedu.
Penyebab nonpatologik : obat
untuk infeksi saluran kemih (piridium),
obat
lain termasuk fenotiazin.
Kuning : Penyebab patologik :
urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin.
Penyebab
nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.
Hijau : Penyebab patologik : biliverdin, bakteri
(terutama Pseudomonas).
Penyebab nonpatologik : preparat
vitamin, obat psikoaktif, diuretik.
Biru : Tidak ada penyebab patologik.
Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran.
Coklat : Penyebab patologik : hematin asam,
mioglobin, pigmen empedu.
Pengaruh obat :
levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.
Hitam atau hitam kecoklatan : Penyebab patologik : melanin, asam
homogentisat, indikans, urobilinogen,
methemoglobin. Pengaruh obat
levodopa, cascara, kompleks besi, fenol.
Seperti
susu : Penyebab patologik : fosfat dan urat jumlah besar, getah prostat
protein yang membeku.
3. Kejernihan
Urine
Kejernihan urine dinyatakan dengan
jernih, agak keruh, keruh, atau sangat keruh. Kekeruhan pada urine disebut
sebagai nubecula yang terdiri dari lender, sel epitel, dan leukosit yang lambat
laun mengendap. Kekeruhan didalam urine dapat pula disebabkan oleh urat amorf,
fosfat amorf yang mengendap dan dari bakteri dari botol penampung. Urin yang
telah keruh pada waktu dikeluarkan dapat desebabkan oleh chilus, bakteri,
sedimen sel epitel, leukosit, dan eritrosit dalam jumlah banyak.
Alat
:
- Tabung reaksi
Bahan
:
- Urine sewaktu
Pra Analitik :
- Tidak ada persiapan khusus
Analitik :
- Masukkan urine ke dalam tabung
reaksi ± 3/4 tabung
- Nilai kejernihan urine di tempat yang terang (cahaya matahari)
Pasca Analitik : Catat hasil pengamatan
Interpretasi
Hasil :
Normal
: Jernih
Abnormal
: Keruh
- kekeruhan dapat disebabkan oleh Phosphate
: Biasanya berwarna putih, dan akan hilang bila di tetesi asam;
- Urat Amorph : Biasanya berwarna
kuning coklat dan didapatkan pada urine yang asam, dan bila dipanaskan akan
menghilang.
- Nanah / Pus : Biasanya berwarna
putih keruh seperti susu, tetapi bila di saring akan kembali jernih. Bila
kekeruhan di sebabkan oleh kuman, maka bila di saring urine akan tetep keruh.
- Fosfat amorf dan karbonat amorf
dalam jumlah besar, mungkin terjadi sesudah seseorang makan banyak . kekeruhan
itu hilang jika urine diberikan asam asetat encer . sedimen banyak mengandung
banyak Kristal fosfat atau karbonat
- Bakteri-bakteri . kekeruhan yang
terjadi bukan saja disebabkan oleh berkembangbiaknya kuman, tetapi oleh
bertambahnya unsure sedimen seperti sel epitel, leukosit dan sebagainya.
Kekeruhan yang disebabkan oleh kuman tidak dapat dihilangkan dengan filtrasi
atau dengan pemusingan biasa
- Eritrosit yang menyebabkan urine
menjadi keruh dan berwarna serupa air daging. Adanya dibenarkan dengan
pemeriksaan mikroskopis sedimen
- Leukosit adanya dibenarkan dengan
pemeriksaan mikroskopis sedimem. Jika sedimen urine yang mengandung banyak
leukosit dibubuhi larutan NaOH pekat maka akan terjadi suatu massa yang sangat
kental (percobaan Donne)
Sebab urine keruh setelah diabiarkan
:
- Nubecula (Urine
yang normal yang keruh jika dibiarkan
atau didinginkan, kekeruhan ringan itu disebut dan terjadi dari lendir, sel-sel
epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap).
- Urat-urat amorf yang terbentuk dalam
urine asam dan dingin. Warna kekeruhan dan endapan putih atau merah jambu dan
akan lenyap jika urine dipanasi
- Fosfat amorf dan Karbonat . Zat – zat ini mengendap
dalam urine lindi atau urine yang menjadi lindi (basa)
4.
Bau urine
Bau urine normal
disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap.
Bau urine dipengaruhi pula oleh jenis makanan dan obat-obat tertentu. Bau
busuk dapat disebabkan oleh perombakan protein, bau
amoniak oleh perombakan ureum, dan
bau aseton pada ketonuria.
Alat
:
- Tabung reaksi
Bahan
:
- Urine sewaktu
Pra Analitik :
- Tidak ada persiapan khusus
Analitik :
- Masukkan urine ke dalam tabung
reaksi ± 3/4 tabung
- Nilai bau urine
Pasca Analitik : Catat hasil pengamatan
Interpretasi Hasil :
5.
Derajat Keasaman /pH Urine
Penetapan
pH dapat memberi kesan tentang keadaan
dalam tubuh pada gangguan keseimbangan asam
basa. pH urine juga dapat memberi
petunjuk etiologi infeksi saluran kencing.
Infeksi oleh E. coli biasanya menghasilkan urine
asam, sedangkan infeksi oleh proteus biasanya menyebabkan
urine alkali. Penetapan pH urine dapat dilakukan dengan menggunakan indikator
strip atau reagen strip.
pH urine normal (urine harus segar) berkisar antara 4,6-8,5.
pH urine normal (urine harus segar) berkisar antara 4,6-8,5.
Untuk
pemeriksaan derajad keasaman urine ini harus dipakai urne yang segar
(baru).Karena urine yang telah lama derajad keasamannya akan berubah menjadi
alkalis.Pada urine yang telah dikeluarkan dari tubuh, maka ammonium yang
terkandung didalamnya akan diubah oleh bakteri dalam urine menjadi amoniak yang
bersifat alkalis.
Alat
:
- Tabung reaksi
Bahan
:
- Urine sewaktu
Pra Analitik :
- Tidak ada persiapan khusus
Analitik :
- Masukkan urine ke dalam tabung
reaksi ± 3/4 tabung
- Masukkan pH indicator ke dalam urine
Pasca Analitik : Catat hasil pengamatan
Interpretasi Hasil :
Normal,
PH urine berkisar antara : 4,6-8,0 dengan rata-rata : 6,5.
Beberapa
keadaan yang dapat membuat urine menjadi asam adalah :
·
Acidosis.
·
Kelaparan.
·
Diarrhea.
·
Diabetes
Mullitus.
·
Beberapa
keadaan yang dapat membuat urine menjadi alkalis adalah :
·
Alkalosis.
·
Muntah-muntah
yang hebat.
·
Infeksi
saluran kencing (UTK).
No comments:
Post a Comment