Visitor

Thursday, January 12, 2017

Protozoa




BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Dasar Teori
Manusia merupakan hospes enam spesies ameba yang hidup dalam rongga usus besar yaitu Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmanni, Jodamoeba butschlii, Dientamoeba fragilis, Endolimax nana, dan satu spesies ameba yang hidup dalam rongga mulut yaitu Entamoeba gingifalis. Di mana semua spesies Entamoeba ini hidup sebagai komensal pada manusia kecuali Entamoeba histolytica.
Selain hidup pada rongga usus besar, golongan Rhizopoda ada pula yang hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat berlumpur. Di antara ameba golongan Rhizopoda yang hidup secara bebas ( free living ameba ) ada dua genus yang hidup fakultatif dan patogen pada manusia, yaitu genus Naegleria dan Achantamoeba yang dapat menyebabkan penyakit Meningitis amebic
 Oleh karena itu perlunya menambah wawasan tentang beberapa spesies rhizopoda khususnya spesies – spesies yang patogen terhadap manusia. Agar dapat mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh spesies – spesies Rhizopoda ini.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui bentuk tropozoit dan kista





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Defenisi
Protozoa merupakan makhluk hidup yang menyerupai hewan. Protozoa hidup di air tawar (selokan, parit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman jerami, dan di dalam tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang mati.
Protozoa merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat membentuk dirinya menjadi kista. Protozoa dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi.
Protozoa dibagi menjadi enam filum, yaitu Rhizopoda atau Sarcodina (berkaki semu), Actinopoda, Foraminifera, Flagellata atau Mastigophora (bercambuk), Ciliata (berambut getar), dan Sporozoa (penghasil spora).
Rhizopoda adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Salah satu contoh Rhizopoda adalah Amoeba sp. Manusia merupakan  hospes enam spesies ameba yang hidup di rongga usu besar yaitu Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmanni, Iodamoeba butschilii, Dientamoeba fragilis, Endolimax nana dan satu spesies yang hidup di mulut, yaitu Entamoeba gingivalis. Semua ameba ini tidak pathogen, hidup sebagai komensal pada manusia, kecuali E,histolytica yang menjadi pathogen.
Rhizopoda termasuk protista mirip hewan. Rhizopoda bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia). Tubuh Rhizopoda bersel tunggal dan bentuk selnya dapat berubah-ubah. Hewan dari filum ini hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat berlumpur.
B.     Sifat dan Jenis

Pembagisn protozoa berdasarkan habitatnya :
-          Protozoa usus
-          Protozoa rongga tubuh (rongga artial)
-         Protozoa darah dan jaringan
Morfologi dan Siklus Hidup :
Protozoa merupakan suatu unit tunggal yang ditandai dengan berbagai ukuran dan bentuk. Beberapa spesies dapat dilihat dengan mata telanjang (Balantidium coli) dan yang lainnya hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Bentuk ada yang sperik atau ovoidal, lainnya tidak teratur. Beberapa yang radial simetri, bilateral simetri dan ada yang memiliki torsi longitudinal pada badannya. Protozoa ada yang memiliki bentuk tetap, ada juga yang bentuknya berubah-ubah setiap saat. Misalnya Plasmodium spp sebagai penyebab penyakit malaria. Disamping itu bentuknya akan berubah sesuai stadium yang dilalui dalam siklus hidupnya. Umumnya protozoa usus memiliki dua stadium pokok yaitu tofozoit dan kista.
Stadium trofozoit (trophos = makan) disebut juga stadium vegetatif atau proliferatif, dan bergerak aktif, berbiak secara belah pisang akan tetapi pada umumnya tidak resisten terhadap perubahan lingkungan, sehingga untuk masuk kepada hospes baru perlu berubah menjadi bentuk kista yang lebih resisten. Perubahan bentuk dari trofozoit menjadi kista disebut enkistasi terjadi di usus besar. Beberapa keadaan yang mengharuskan terjadinya enkistasi yaitu : (a) Kekurangan atau berlebihan suplai makanan, (b) Kelebihan produksi katabolisme dari organisme, (c) Perubahan pH, (d) Pengeringan, (e) Kekurangan atau kelebihan oksigen dan (f) Populasi parasit sangat banyak
Stadium Kista (cystis = kantong), dinding kista merupakan hasil sekresi dari ektoplasma sehingga menjadi resisten daripada bentuk trofozoit. Kista selain untuk mempertahankan diri ada juga yang berfungsi untuk pembiakan. Pada Balantidium coli kista befungsi untuk mempertahankan diri, akan tetapi parasit dalam dinding kista tidak banyak mengalami perubahan morfologi, sedangkan fungsi mempertahankan tubuh dan pembiakan terdapat pada beberapa amoeba dan flagelata yang dimulai dengan pembelahan inti dan berakhir dengan terbentuknya beberapa trofozoit (eksistasi) yang terjadi si usus halus. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan eksistasi yaitu : (a) Perubahan tekanan osmotik pada medium, (b) Pengaruh enzim pada lapisan dalam dinding kista, (c) pH (pada beberapa protozoa parasit) serta aktifitas enzim hospes yang menguntungkan bagi parasit. Ada beberapa protozoa yang tidak melalui stadium kista, hanya stadium trofozoit, misalnya Entamoeba gingivalis, Dientamoeba fragilis, Trichomonas spp, sehingga penularan dapat terjadi secara langsung.

Bagian bagian Protozoa
Protozoa hanya terdiri dari satu sel sehingga tidak memilki organ-organ seperti pada metazoa, untuk kehidupannya dilakukan oleh hanya satu sel tersebut, bagian-bagian sel (organel) memiliki fungsi tertentu. Bagian-bagian protozoa terdiri atas inti dan sitoplasma.
Inti merupakan bagian penting untuk mempertahankan hidup serta untuk reproduksi. Bagian ini terdiri  atas membran (selaput inti), nukleoplasma, kariosom (endosoma, nucleolus), serabut inti yang akromatik dan butir kromatin. Kadang-kadang untuk identifikasi protozoa, perlu diketahui morfologi inti. Misalnya pada amoeba usus dibedakan tiga macam inti yaitu : inti Entamoeba, Endolimax, dan Iodamoeba. Jumlah inti pada trofozoit biasanya satu, sedangkan pada kista bervariasi tergantung spesies. Inti mengandung kromosom sebagai pembawa sifat organism.
Sitoplasma terdiri atas ektoplasma dan endoplasma. Endoplasma, keruh, bergranula didapat inti, vakuola (makanan, kontraktil), apparatus golgi, mitokondria, serta makanan  cadangan berupa granula volutin, benda kromatid dan organel lain. Vakuola makanan (gastriol) bergerak ritmis, yaitu gerak memenuhi (sistol) dan mengosongkan (diastole), berfungsi sebagai osmoregulator dan sel eksresi. Ektoplasma, tampak jernih, homogen, berfungsi sebagai alat gerak, alat menangkap dan membuang sisa makanan, respirasi serta alat mempertahankan diri. Pada trofozoit terdapat selaput tipis yang tidak member bentuk tetap pada amoeba, tetapi memberi bentuk tetap pada protozoa lain.
Pada flagelata terdapat kinetoplast (terdiri dari blefaroplast dan benda parabasal) yang merupakan tempat munculnya flagella. Kinetoplas banyak mengandung banyak DNA yang membawa sifat warisan organisme serta berhubungan dengan mitokondria yang berfungsi untuk bergeraknya organisme.
Alat gerak protozoa terdapat pada stadium trofozoit amoeba, flagelata dan ciliate, alat gerak dapat berupa pseudopodia, flagella, dan silia. Pseudopodia atau kaki semu merupakan alat gerak pada amoeba,  geraknya disebut gerak pada amoeba, merupakan penonjolan ektoplasma, geraknya disebut gerak amoeboid, terjadi karena perubahan sifat sitoplasma dari cair menjadi kental (gel). Flagellum (flagella) atau bulu cambuk, terdapat pada bagian anterior tubuh, merupakan alat gerak flagelata, dikenal alat gerak lain, yaitu membran undulant (membran bergelombang) misalnya pada Trypanosoma. Cilium (siliata) atau bulu getar yang merupakan bulu getar, jumlahnya banyak dan menutupi seluruh permukaan tubuh parasit.
Pengambilan makanan, disamping difusi, sari makanan lewat membran sel terdapat tiga cara makan yang lain untuk protozoa yaitu  fagositosis, pinositosis, dan makan melalui sitostoma. Akhir-akhir ini istilah endoditosis digunakan ahli parasitologi untuk mencakup fagositosis (pengambilan bahan-bahan padat) dan pinositosis (pengambilan bahan dalam larutan lewat vesikula)
Eksresi terutama dilakukan dengan difusi lewat membran sel. Respirasi dilakukan secara aerobic (Plasmodium) ataupun anaerobic (Entamoeba hystolitica). Reproduksi (perkembangbiakan) protozoa terdiri dari pembelahan biner (belah pasang) sederhana, pembelahan multiple/berganda (skizogoni) atau reproduksi integrasi seksual dan aseksual yang rumit. Belah pasang longitudinal misalnya pada Giardia lamblia yaitu proses pembentukkan dua individu dengan cara membelah inti diikuiti pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Diawali pembelahan kinetoplas, kemudian flagel, inti akhirnya sitoplasma.
Skizogoni merupakan suatu bentuk perkembangbiakan aseksual.
Berhubung kejadian ini tidak melibatkan gamet, proses tersebut kadang-kadang disebut agamogoni yang berbeda dengan pembentukan gamet yang disebut gamogomi. Dalam skizogoni, inti mengalami pembelahan berulang-ulang setiap inti kemudian dikelilingi oleh sedikit sitoplasma yang terpisah dan membran sel yang asli pecah, membebaskan sel anak sebanyak sama dengan jumlah inti baru. Sel – sel anak ini dinamakan merozoit. Sel induk yang mengalami pembelahan ini  disebut dengan skizon. Jika sel yang berinti banyak itu membelah menjadi bagian-bagian yang masih berinti banyak proses ini disebut plasmotomi. Jika yang dihasilkan suatu sinsitium (banyak inti dalam satu membran sel) proses ini dinamakan nukleogoni.
Pertunasan (budding), pada dasarnya proses itu adalah mitosis sederhana dengan pembelahan seluler. Endodiogeni, yaitu pembentukan dua sel anak hasil pembelahan membran dan organel dalam sitoplasma induk terjadi pada Toxoplasma gondii. Reproduksi seksual dalam berbagai bentuk jika dua sel bersatu dan mengadakan pertukaran bahan-bahan inti peristiwa ini disebut konjugasi (ciliate). Setelah keduanya berpisah lagi masing-masing sel disebut ekskonjugan. Jika dihasilkan sel-sel kelamin (sel gamet), mereka bersatu secara singami untuk membentuk zygot, sel pertama yang merupakan individu baru. Gamet-gamet  tersebut  tidak sama bentuknya, contohnya pada gametosit malaria di dalam tubuh nyamuk bentuk dan ukuran gamet yang berbeda, bentuk besar (betina) disebut makrogamet sedangkan yang kecil (jantan) disebut mikrogamet

Reproduksi aseksual dan seksual yang terjadi pada kelas siliata dengan pembelahan biner dan konjugasi melalui pertukaran materi genetik. Kontak konjugasi merangsang miosis, makronukleus menghasilkan 4 mikronukleus haploid, bersamaan dengan itu makronukleus menghilang dan tiga mikronukleus terpisah dan mikronukleus (gamet/jantan) terhadap masing-masing pasangannya melalui sitoplasma mikronukleus gamet (betina) mengalami fusi dan membentuk zygot diploid.










 Protozoa Usus
Amoeba merupakan kelompok protozoa yang termasuk  subfilum Sarcodina, superklas Rhizopoda yang pada bentuk trofozoit, protoplasmanya tidak dibungkus membran (telanjang) serta khas membentuk pseudopodia. Merupakan  hewan yang paling sederhana yang tersebar di seluruh dunia (kosmopolit). Kebanyakan hidup bebas tetapi beberapa spesies bersifat parasit pada manusia. Amoeba yang hidup bebas  termasuk dalam family Amoebidae , sedangkan yang bersifat parasit termasuk Endamoebidae, Calkins 1926. Family dari amoeba hidup bebas yang termasuk ke dalam amoeba jaringan otak primer yaitu Vahlkampfiidae dan Acanthamoebidae.
Amoeba yang bersifat parasit di usus yaitu: Entamoeba, Endolimax dan Iodamoeba. Parasit ini bergerak dengan pseudopodia, yaitu penonjolan yang tiba-tiba dari ektoplasma yang diikuti dengan gerak ke arah yang dituju. Enkistasi biasanya terjadi dalam usus besar. Dalam tubuh manusia semua amoeba bersifat komensal. Kecuali Entamoeba histolytica yang dapat menjadi pathogen. Pembiakan terjadi belah pasang, baik pada stadium kista maupun  trofozoit. Penularan hanya terjadi pada bentuk kista matang, karena bentuk kista belum matang dan trofozoit mudah rusak  hancur oleh keasaman  lambung serta enzim pencernaan makanan . Amoeba yang hidup pada rongga gigi Entamoeba gingivalis.
Siliata yang hidup pada usus manusia adalah Balantidium coli merupakan kelompok protozoa yang termasuk  phylum Cilliopora, pada stadium trofozoit ditandai dengan penjuluran membran ektoplasma yang pendek menyerupai benang disebut  silia.
Flagelata yang dalam  usus  terdiri atas Embadomonas intestinalis, Enteromonas hominis, Chilomastix  mesnili, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, Dientamoeba fragilis penyebarannya bersifat kosmopolitSporozoa usus dikenal dua spesies utama yang terdapat di dalam  manusia yaitu Isospora hominis akan  tetapi Isospora hominis sekarang telah diklasifikasikan  menjadi Sarcocystic  hominis
Penyakit  oleh Protozoa usus (Amoebiasis)
Protozoa usus disebarkan oleh jalur fecal-oral dan memiliki kecenderungan siklus hidup yang sama yaitu dari dua stadium kista dan trofozoit. Penyebaran fecal-oral melibatkan penelanan makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kista matang. Setelah ditelan oleh hospes yang sesuai kista berubah bentuk menjadi trofozoit dan memperlihatkan metabolism aktif dan bergerak. Parasit  mengambil makanan dan melalui tahap pembelahan aseksual (beberapa trofozoit bereplikasi dengan membentuk kista). Fungsi dinding kista melindungi dari kekeringan  dan lingkungan saat parasit tersebut dilepaskan dan merupakan  pelindung selama kista menunggu saat ditelan oleh hospes selanjutnya. Secara umum kondisi lingkungan yang padat penduduk, hygiene dan sanitasi yang buruk akan memicu penyebaran.
Bentuk tropozoit
    Dapat bergerak aktif, diameter 10-60 µm, sebagian  besar berukuran 15-30 µm, ektoplasma lebar, jernih, membias cahaya terpisah jelas dengan endoplasma, pseudopodia tipis
    Endoplasma bergranula halus kadang-kadang ditemukan sel darah merah dengan berbagai tingkat kerusakan
     Inti tunggal terletak eksentrik, pada preparat yang tidak dipulas inti tampak  samar-samar sebagai cincin berbutir halus
    Dengan pewarnaan hematoksilin besi membran inti jelas, sebelah dalamnya melekat butir kromatin, sama besar, kariosom kecil letaknya di tengah inti.
    Trofozoit dalam faeces  bertahan 5 jam pada suhu 37ºC, 16 jam pada suhu 25ºC dan 96 jam pada suhu 5ºC (Neva F.A dan Brown H.W, 1994)
Bentuk prekista
Bulat, tidak berwarna, lebih kecil dari trofozoit, lebih besar dari kista, tidak mengandung makanan, pseudopodium dikeluarkan  perlahan, tidak ada gerak progesif

Bentuk kista
Bentuk oval atau bulat, agak asimetrik, dinding halus, membias cahaya, tidak berwarna, ukuran 10-20 µm (rata-rata 12-13 µm) jumlah inti 1,2 atau 4 buah. Kista mati dalam 5 menit pada suhu 50 ºC, tidak tahan kering dan pembusukkan, dalam faeces tahan 2 hari pada suhu 37ºC, 62,5 hari pada 0 ºC (Neva F.A dan Brown H.W, 1994). Sekurang-kurang dapat bertahan 8 hari pada suhu 28-34 ºC, tetapi hanya beberapa jam saja pada suhu 46-47 ºC dan kurang dari satu menit pada 52 ºC (Jones dan Newton,1950). Kista dapat bertahan lebih lama pada suhu dingin, 40 hari pada 2-6 ºC (Simitch petrovitch dan Chibalich,1954) dan dibawah titik beku daya tahan berkurang. Jika makanan cair terkontaminasi Entamoeba  histolityca kista bertahan 15 hari pada suhu 4 ºC dan 24 jam pada (-10 sampai -15 ºC) di dalam 4 ppm klor bebas kista mati dalam 15-30 menit. Kista mati jika diberi klorida merkuri 0,04%, fenol 1% dan formalin 5%

Siklus hidup
Kista matang yang resisten merupakan  stadium infektif,  jika termakan seseorang, akan tahan terhadap keasaman lambung. Di dalam usus halus karena pengaruh zat pencernaan yang netral atau basa serta karena aktifitas amoeba akan terjadi ekskistasi tempat dinding kista akan musnah dan keluar amoeba dalam stadium metakista berinti empat yang akhirnya akan membelah diri menjadi empat trofozoit muda.
Parasit akan terbawa isi usus untuk sampai pada usus besar. Di usus besar  terjadi   penyerapan air sehingga di usus makin ke distal makin kental. Hal ini menjadi ancaman bagi parasit sehingga berubah menjadi kista.
Parasit yang secara normal hidup komensal dalam rongga usus besar secara tiba-tiba dapat menjadi pathogen dan menginvasi jaringan. Bentuk pathogen lebih besar dari bentuk komensal. Bentuk amoeba yang kecil disebut bentuk minuta. Faktor yang merangsang invasi antara lain bakteri (Streptobacillus) serta faktor makanan (banyak mengandung karbohidrat dan kolesterol).

Epidemiologi
Parasit ini tersebar luas (kosmopolit), paling banyak di daerah tropis dan sub tropis. Beberapa faktor mempengaruhi penyebaran penyakit ini berhubungan dengan sanitasi yang kurang baik, kepadatan penduduk, makanan dan gizi yang kurang baik, tingkat pendidikan dan social ekonomi yang rendah. Parasit ini menyerang semua usia terutama usia dewasa. Dengan mempelajari epidemiologi Entamoeba histolytica, dapat digunakan untuk menetapkan nilai kesehatan masyarakat, terutama terhadap penyakit infeksi, metode yang cocok untuk pencegahan serta control penyakit. Faktor transmisi (perpindahan) penyakit ini dipengaruhi oleh antara lain faktor parasitnya, iklim, lalat, lipas, hospes reservoir, pupuk dari faeces manusia, penyaji makanan dan kepadatan penduduk.

Patogenesis
Entamoeba  histolytica merupakan parasit pathogen yang habitatnya dalam caecum dan rectosigmoid (intestinal), akan tetapi parasit ini dapat tersebar ekstraintestinalis yang dapat kelainan.

Amebiasis intestinal
Invasi dimulai melalui kripta mukosa usus diikuti pembentukkan ulkus primer, dengan ciri ulkus bergaung, dapat sembuh sempurna, meninggalkan bekas menetap atau menyebar pada lapisan mukosa dan lapisan yang lebih dalam. Namun penyebaran ke lapisan yang lebih dalam terhalangi oleh lapisan muskularitas mukosa yang lebih resisten sehingga terjadi penyebaran ke lateral dan bersatu dengan ulkus

Amebiasis ekstraintestinal
Sebagai penyulit lain pada amebiasis usus antara lain adalah apendisitis, striktur dan pseudopolip. Pada apendisitis amoeba, apendiks tidak bersifat, sedikit menebal, di dalam mukosa banyak ulkus dangkal, tidak teratur. Invasi dapat ke pembuluh darah, yang paling sering terjadi penyebaran ke organ hati melalui vena

Amoeba usus apathogen
1.      Entamoeba coli (Grassi 1879, Casagrandi dan Barbagali 1895)
Sinonim : Amoeba coli, Entamoeba hominis, Councilmania lafleuri
Morfologi : memiliki morfologi yang sangat mirip dengan E.histolytica ditemukan dalam dua bentuk:
Bentuk vegetatif (trofozoit)
Besarnya 15-30 µm, mempunyai inti entamoeba. Ektoplasma hanya tampak nyata apabila pseudopodium terbentuk. Pseudopodium kecil, dibentuk perlahan, gerakan lambat. Endoplasma mempunyai vakuola mengandung bakteri, bentuk ini tidak bisa dibedakan dari bentuk minuta E. histolytica

Bentuk kista
Besarnya 10-31 µm, dalam faeces biasanya intinya 2 sampai 8, yang berinti 2 memiliki vakuola glikogen yang besar. Benda kromatoid seperti jarum dengan ujung tajam. Entamoeba coli tidak pathogen, tetapi penting untuk dapat dibedakan dari Entamoeba histolytica, hidup di kolon dan sekum
2.      Entamoeba gingivalis (Gros 1849, Brumpt 1914)
Entamoeba gingivalis terdapat pada dental socket (rongga gigi). Trofozoit yang memfagosit netrofil meningkat pada parodontitis,  mengandung bakteri dalam jumlah banyak dan amoeba bersifat apatogen. Dapat dibiakan menggunakan media Locke’s Egg Albumin (L.E.A) .4
Bentuk vegetatif : besarnya 10-20 µm, rata-rata 5-15 µm, memiliki inti entamoeba, vakuola besar dengan sisa inti, leukosit dan bakteri
Bentuk kista : tidak pernah ditemukan
Cara infeksi : diduga terjadi dengan kontak bentuk vegetatif
3.      Iodamoeba butschlii (Von Prowazek 1912, Dobel 1919)
Bentuk vegetatif : besarnya 6-25 µm, ektoplasma tidak tampak, endoplasma  mempunyai inti dan banyak mengandung vakuola dan bakteri
Bentuk kista : besarnya 6-15 µm, memiliki satu inti, vakuola glikogen yang besar sehingga mendorong inti ke pinggir, biasanya hidup komensal dalam caecum dan kolon, infeksi melalui menelan kista matang

Penyakit Oleh Cilliata Usus

Morfologi dan siklus hidup:
Cilliata merupakan protozoa usus terbesar, terdiri atas bentuk kista dan trofozoit
Trofozoit :
    Warnanya kelabu, tipis, lonjong berbentuk seperti kantung ( balantidium= kantung kecil), ukuran panjang 50-200 µm dan lebar 40-70 µm.
     Silia tersusun longitudinal dan spiral sehingga arah pergerakkan melingkar
    Sitostoma sebagai mulut terletak di daerah peristoma yang bersilia panjang berakhir pada sitopige sebagai anus sederhana
    Terdapat dua vakuola kontaktil, dua nucleus (makro dan mikronukleus). Makronukleus berbentuk seperti ginjal berisi kromatin sebagai nucleus vegetatif/somatic. Mikronukleus banyak mengandung DNA terletak pada bagian konkaf makronukleus, sebagai nukleus generatif/seksual.
Kista.
    Berwarna hijau, bening, lonjong, memiliki dinding rangkap. Ukuran 45-75 µm, terdapat makronukleus, vakuola kontraktil dan silia


Siklus hidup.

Kista merupakan stadium infektif terhadap penyebaran balantidiasis (1). Hospes hampir seluruhnya terinfeksi kista dengan cara menelan kista melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan kista (2). Setelah ditelan terjadi ekskistasi dalam usus halus dan trofozoit membentuk koloni di usus besar (3). Trofozoit menetap dalam lumen usus besar manusia dan hewan dan memperbanyak diri dengan belah pasang transversal dan konjugasi (4). Trofozoit  mengalami enkistasi untuk menghasilkan kista infektif (5). Beberapa trofozoit masuk ke dalam dinding usus besar dan bereplikasi, beberapa kembali ke lumen dan hancur, kista matang keluar bersama faeces .

Penyakit oleh Flagelata usus
Morfologi dan siklus hidup
Bentuk trofozoit
-         Bebentuk seperti jambu monyet, tapi pipih dorsoventral
-          Ukuran (9-12) x (5-15) µm dan tebalnya 2-4 µm
-          Bagian anterior merupakan batil isap, inti dua buah
-          Flagel 4 pasang (2 aksostil dan 2 benda parabasal)
-          Berkembang biak dengan belah pasang longitudinal

Kista.
    Ukuran (8-12) x (7-10) µm
    Bentuk lonjong, inti 2 sampai 4 terletak pada satu kutub
    Dalam endoplasma tampak sisa organel yang terdapat pada bentuk vegetatif

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
    Mikroskop
    Objek Glass
    Dek Glass
    Pipet Tetes
    Gelas Kimia
    Lidi
2.      Bahan
    Feses
    Larutan eosin 1%
    Larutan NaCl 0,5%
    Metanol
    Karbon Funcsin
    Alkohol
    Malachit green
    Methilen Blue
B.     Prinsip Kerja
C.     Cara Kerja
1.      Metode Langsung
    Di teteskan eosin 1% diatas objek glass
    Di tambahkan 1-2 lidi feses di atas objek glass
    Di campur/ di emulsikan eosin dengan feses
    Dibuat pulasan (2  3 cm)
    Di tutup dengan dek glass
    Di amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 ,40
2.      Metode tidak langsung
    Di teteskan NaCl di atas preparat 0,9 % di atas objek glass
    Di tambahkan 1-2 lidi feses dan buatlah pulasan dengan diameter (2  1 cm)
    Di fiksasi dengan metanol selama 10 menit
    Setelah itu di keringkan
    Di tambahkan karbon funcin dan di diamkan selama 5 menit
    Di bilas dengan air mengalir
    Di tambahkan alkohol
    Di bilas dengan air mengalir
    Di tambahkan larutan hijau malachit selama 2 menit
    Di bilas dengan air mengalir dan di keringkan
    Di amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 ,40
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
GAMBAR
Metode langsung dengan menggunakan eosin:











Ket gambar :




Metode tidak lansung dengan menggunakan  zeln neezlen











Ket gambar :



B.     Pembahasan
Pada praktikum kali ini, Kami melakukan pemeriksaan feses dengan cara makroskopik. Feses yang di ambil yaitu balita yang berumur 7 bulan.

























DAFTAR PUSTAKA
Abdul gaffar, Intestinal and Luminal Protozoa, Parasitology. Tersedia dari http://pathmicro.med.sc.edu/parasitology/intest-protozoa.htm
 Enrique Chaeon, Douglas K Miitchell. Intestinal protozoal disease. Differential Diagnosis &Workup. Tersedia dari http://as. medscap.com/js.ng/params.richmedia/….
Charles A,  Kofoid, Fellow A.P,  H.A.Herbert G Johnstone.  The Cultivation of Endamoeba gingivalis (Gros) from the Human Mouth,American Journal of Public Health
 http://www.tulane.edu/~wiser/protozoology/notes/intest/html
Natadisastra djaenudin, Ridad agoes, Parasitologi Kedokteran, Ditinjau dari organ tubuh yang diserang, cetakan I, EGC, 2009.















LAPORAN LENGKAP
PARASITOLOGI P
(PEMERIKSAAN PROTOZOA USUS )










DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA         :  YESY NOVIANTI
N I M                                      :  15 3145 453 119
ANGKATAN / KELAS         :  2015 / C
SEMESTER                            :  III
KELOMPOK                         :  VI
 







PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2015


LEMBAR PENGESAHAN
Judul Percobaab                      : PEMERIKSAAN PROTOZOA USUS
Nama Mahasiswa                    : YESY NOVIANTI
NIM                                        : 15 3145 453 119
Hari/ Tanggal Percobaan         :  Kamis, 29 September 2016
Kelompok                               : VI
Rekan Kerja                            :
1.      NURUL HIKMAH
2.      KAROLINA
3.      MILA SARI
4.      RIRIN FEBRINA
5.      SUCI RAHMADHANI
Dinyatakan telah menyelesaikan laporan lengkap serta telah diperiksa dan dikoreksi oleh Dosen Penanggung Jawab mata kuliah.


                                                                        Makassar,6 Oktober 2016

Dosen Penanggung Jawab                                                      Praktikan


( Nirmawari Angria S.Si.,M.Si )                                 (Yesy Novianti)



No comments:

Post a Comment