BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Dasar Teori
Manusia merupakan hospes enam spesies ameba yang
hidup dalam rongga usus besar yaitu Entamoeba histolytica, Entamoeba coli,
Entamoeba hartmanni, Jodamoeba butschlii, Dientamoeba fragilis, Endolimax nana,
dan satu spesies ameba yang hidup dalam rongga mulut yaitu Entamoeba
gingifalis. Di mana semua spesies Entamoeba ini hidup sebagai komensal pada
manusia kecuali Entamoeba histolytica.
Selain hidup pada rongga usus besar, golongan
Rhizopoda ada pula yang hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat
berlumpur. Di antara ameba golongan Rhizopoda yang hidup secara bebas ( free
living ameba ) ada dua genus yang hidup fakultatif dan patogen pada manusia,
yaitu genus Naegleria dan Achantamoeba yang dapat menyebabkan penyakit Meningitis
amebic
Oleh
karena itu perlunya menambah wawasan tentang beberapa spesies rhizopoda
khususnya spesies – spesies yang patogen terhadap manusia. Agar dapat mencegah
timbulnya penyakit yang disebabkan oleh spesies – spesies Rhizopoda ini.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui bentuk tropozoit dan kista
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Defenisi
Protozoa
merupakan makhluk hidup yang menyerupai hewan. Protozoa hidup di air tawar
(selokan, parit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap,
rendaman jerami, dan di dalam tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang
mati.
Protozoa
merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas
hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat
membentuk dirinya menjadi kista. Protozoa dapat berkembang biak dengan
cara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan membelah diri dan
secara seksual dengan konjugasi.
Protozoa dibagi
menjadi enam filum, yaitu Rhizopoda atau Sarcodina (berkaki semu), Actinopoda,
Foraminifera, Flagellata atau Mastigophora (bercambuk), Ciliata (berambut
getar), dan Sporozoa (penghasil spora).
Rhizopoda adalah
Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Salah satu
contoh Rhizopoda adalah Amoeba sp. Manusia merupakan hospes enam spesies
ameba yang hidup di rongga usu besar yaitu Entamoeba histolytica, Entamoeba
coli, Entamoeba hartmanni, Iodamoeba butschilii, Dientamoeba fragilis,
Endolimax nana dan satu spesies yang hidup di mulut, yaitu Entamoeba gingivalis.
Semua ameba ini tidak pathogen, hidup sebagai komensal pada manusia, kecuali
E,histolytica yang menjadi pathogen.
Rhizopoda termasuk protista mirip hewan. Rhizopoda bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia). Tubuh Rhizopoda bersel tunggal dan bentuk selnya dapat berubah-ubah.
Hewan dari filum ini hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat berlumpur.
B. Sifat
dan Jenis
Pembagisn
protozoa berdasarkan habitatnya :
-
Protozoa
usus
-
Protozoa
rongga tubuh (rongga artial)
- Protozoa
darah dan jaringan
Morfologi
dan Siklus Hidup :
Protozoa
merupakan suatu unit tunggal yang ditandai dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Beberapa spesies dapat dilihat dengan mata telanjang (Balantidium coli) dan yang lainnya hanya dapat dilihat dengan
mikroskop.
Bentuk ada
yang sperik atau ovoidal, lainnya tidak teratur. Beberapa yang radial simetri,
bilateral simetri dan ada yang memiliki torsi longitudinal pada badannya.
Protozoa ada yang memiliki bentuk tetap, ada juga yang bentuknya berubah-ubah
setiap saat. Misalnya Plasmodium spp
sebagai penyebab penyakit malaria. Disamping itu bentuknya akan berubah sesuai
stadium yang dilalui dalam siklus hidupnya. Umumnya protozoa usus memiliki dua
stadium pokok yaitu tofozoit dan kista.
Stadium trofozoit (trophos =
makan) disebut juga stadium vegetatif atau proliferatif, dan bergerak aktif,
berbiak secara belah pisang akan tetapi pada umumnya tidak resisten terhadap
perubahan lingkungan, sehingga untuk masuk kepada hospes baru perlu berubah
menjadi bentuk kista yang lebih resisten. Perubahan bentuk dari trofozoit
menjadi kista disebut enkistasi terjadi di usus besar. Beberapa keadaan yang
mengharuskan terjadinya enkistasi yaitu : (a) Kekurangan atau berlebihan suplai
makanan, (b) Kelebihan produksi katabolisme dari organisme, (c) Perubahan pH,
(d) Pengeringan, (e) Kekurangan atau kelebihan oksigen dan (f) Populasi parasit
sangat banyak
Stadium Kista (cystis =
kantong), dinding kista merupakan hasil sekresi dari ektoplasma sehingga
menjadi resisten daripada bentuk trofozoit. Kista selain untuk mempertahankan
diri ada juga yang berfungsi untuk pembiakan. Pada Balantidium coli kista befungsi untuk mempertahankan diri, akan
tetapi parasit dalam dinding kista tidak banyak mengalami perubahan morfologi,
sedangkan fungsi mempertahankan tubuh dan pembiakan terdapat pada beberapa
amoeba dan flagelata yang dimulai dengan pembelahan inti dan berakhir dengan
terbentuknya beberapa trofozoit (eksistasi) yang terjadi si usus halus.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan eksistasi yaitu : (a) Perubahan tekanan
osmotik pada medium, (b) Pengaruh enzim pada lapisan dalam dinding kista, (c)
pH (pada beberapa protozoa parasit) serta aktifitas enzim hospes yang
menguntungkan bagi parasit. Ada beberapa protozoa yang tidak melalui stadium
kista, hanya stadium trofozoit, misalnya Entamoeba
gingivalis, Dientamoeba fragilis, Trichomonas spp, sehingga penularan dapat
terjadi secara langsung.
Bagian bagian Protozoa
Protozoa
hanya terdiri dari satu sel sehingga tidak memilki organ-organ seperti pada
metazoa, untuk kehidupannya dilakukan oleh hanya satu sel tersebut,
bagian-bagian sel (organel) memiliki fungsi tertentu. Bagian-bagian protozoa
terdiri atas inti dan sitoplasma.
Inti
merupakan bagian penting untuk mempertahankan hidup serta untuk reproduksi.
Bagian ini terdiri atas membran (selaput
inti), nukleoplasma, kariosom (endosoma, nucleolus), serabut inti yang
akromatik dan butir kromatin. Kadang-kadang untuk identifikasi protozoa, perlu
diketahui morfologi inti. Misalnya pada amoeba usus dibedakan tiga macam inti
yaitu : inti Entamoeba, Endolimax, dan
Iodamoeba. Jumlah inti pada trofozoit biasanya satu, sedangkan pada kista
bervariasi tergantung spesies. Inti mengandung kromosom sebagai pembawa sifat
organism.
Sitoplasma
terdiri atas ektoplasma dan endoplasma. Endoplasma, keruh, bergranula didapat
inti, vakuola (makanan, kontraktil), apparatus golgi, mitokondria, serta
makanan cadangan berupa granula volutin,
benda kromatid dan organel lain. Vakuola makanan (gastriol) bergerak ritmis,
yaitu gerak memenuhi (sistol) dan mengosongkan (diastole), berfungsi sebagai
osmoregulator dan sel eksresi. Ektoplasma, tampak jernih, homogen, berfungsi
sebagai alat gerak, alat menangkap dan membuang sisa makanan, respirasi serta
alat mempertahankan diri. Pada trofozoit terdapat selaput tipis yang tidak
member bentuk tetap pada amoeba, tetapi memberi bentuk tetap pada protozoa
lain.
Pada
flagelata terdapat kinetoplast (terdiri dari blefaroplast dan benda parabasal)
yang merupakan tempat munculnya flagella. Kinetoplas banyak mengandung banyak
DNA yang membawa sifat warisan organisme serta berhubungan dengan mitokondria
yang berfungsi untuk bergeraknya organisme.
Alat gerak
protozoa terdapat pada stadium trofozoit amoeba, flagelata dan ciliate, alat
gerak dapat berupa pseudopodia, flagella, dan silia. Pseudopodia atau kaki semu
merupakan alat gerak pada amoeba,
geraknya disebut gerak pada amoeba, merupakan penonjolan ektoplasma,
geraknya disebut gerak amoeboid, terjadi karena perubahan sifat sitoplasma dari
cair menjadi kental (gel). Flagellum (flagella) atau bulu cambuk, terdapat pada
bagian anterior tubuh, merupakan alat gerak flagelata, dikenal alat gerak lain,
yaitu membran undulant (membran bergelombang) misalnya pada Trypanosoma. Cilium (siliata) atau bulu
getar yang merupakan bulu getar, jumlahnya banyak dan menutupi seluruh
permukaan tubuh parasit.
Pengambilan
makanan, disamping difusi, sari makanan lewat membran sel terdapat tiga cara
makan yang lain untuk protozoa yaitu
fagositosis, pinositosis, dan makan melalui sitostoma. Akhir-akhir ini
istilah endoditosis digunakan ahli parasitologi untuk mencakup fagositosis
(pengambilan bahan-bahan padat) dan pinositosis (pengambilan bahan dalam
larutan lewat vesikula)
Eksresi
terutama dilakukan dengan difusi lewat membran sel. Respirasi dilakukan secara
aerobic (Plasmodium) ataupun
anaerobic (Entamoeba hystolitica).
Reproduksi (perkembangbiakan) protozoa terdiri dari pembelahan biner (belah
pasang) sederhana, pembelahan multiple/berganda (skizogoni) atau reproduksi
integrasi seksual dan aseksual yang rumit. Belah pasang longitudinal misalnya
pada Giardia lamblia yaitu proses
pembentukkan dua individu dengan cara membelah inti diikuiti pembelahan
sitoplasma (sitokinesis). Diawali pembelahan kinetoplas, kemudian flagel, inti
akhirnya sitoplasma.
Skizogoni
merupakan suatu bentuk perkembangbiakan aseksual.
Berhubung
kejadian ini tidak melibatkan gamet, proses tersebut kadang-kadang disebut
agamogoni yang berbeda dengan pembentukan gamet yang disebut gamogomi. Dalam
skizogoni, inti mengalami pembelahan berulang-ulang setiap inti kemudian
dikelilingi oleh sedikit sitoplasma yang terpisah dan membran sel yang asli
pecah, membebaskan sel anak sebanyak sama dengan jumlah inti baru. Sel – sel
anak ini dinamakan merozoit. Sel induk yang mengalami pembelahan ini disebut dengan skizon. Jika sel yang berinti
banyak itu membelah menjadi bagian-bagian yang masih berinti banyak proses ini
disebut plasmotomi. Jika yang dihasilkan suatu sinsitium (banyak inti dalam
satu membran sel) proses ini dinamakan nukleogoni.
Pertunasan (budding), pada dasarnya proses itu
adalah mitosis sederhana dengan pembelahan seluler. Endodiogeni, yaitu
pembentukan dua sel anak hasil pembelahan membran dan organel dalam sitoplasma
induk terjadi pada Toxoplasma gondii. Reproduksi
seksual dalam berbagai bentuk jika dua sel bersatu dan mengadakan pertukaran
bahan-bahan inti peristiwa ini disebut konjugasi (ciliate). Setelah keduanya
berpisah lagi masing-masing sel disebut ekskonjugan. Jika dihasilkan sel-sel
kelamin (sel gamet), mereka bersatu secara singami untuk membentuk zygot, sel
pertama yang merupakan individu baru. Gamet-gamet tersebut
tidak sama bentuknya, contohnya pada gametosit malaria di dalam tubuh
nyamuk bentuk dan ukuran gamet yang berbeda, bentuk besar (betina) disebut makrogamet
sedangkan yang kecil (jantan) disebut mikrogamet
Reproduksi aseksual dan seksual yang terjadi pada
kelas siliata dengan pembelahan biner dan konjugasi melalui pertukaran materi
genetik. Kontak konjugasi merangsang miosis, makronukleus menghasilkan 4
mikronukleus haploid, bersamaan dengan itu makronukleus menghilang dan tiga
mikronukleus terpisah dan mikronukleus (gamet/jantan) terhadap masing-masing
pasangannya melalui sitoplasma mikronukleus gamet (betina) mengalami fusi dan
membentuk zygot diploid.
Protozoa Usus
Amoeba merupakan kelompok protozoa yang termasuk subfilum Sarcodina, superklas Rhizopoda yang
pada bentuk trofozoit, protoplasmanya tidak dibungkus membran (telanjang) serta
khas membentuk pseudopodia. Merupakan
hewan yang paling sederhana yang tersebar di seluruh dunia (kosmopolit).
Kebanyakan hidup bebas tetapi beberapa spesies bersifat parasit pada manusia.
Amoeba yang hidup bebas termasuk dalam
family Amoebidae , sedangkan yang
bersifat parasit termasuk Endamoebidae, Calkins
1926. Family dari amoeba hidup bebas yang termasuk ke dalam amoeba jaringan
otak primer yaitu Vahlkampfiidae dan Acanthamoebidae.
Amoeba yang bersifat parasit di usus yaitu: Entamoeba,
Endolimax dan Iodamoeba. Parasit ini bergerak dengan pseudopodia, yaitu
penonjolan yang tiba-tiba dari ektoplasma yang diikuti dengan gerak ke arah
yang dituju. Enkistasi biasanya terjadi dalam usus besar. Dalam tubuh manusia
semua amoeba bersifat komensal. Kecuali Entamoeba histolytica yang dapat
menjadi pathogen. Pembiakan terjadi belah pasang, baik pada stadium kista
maupun trofozoit. Penularan hanya
terjadi pada bentuk kista matang, karena bentuk kista belum matang dan
trofozoit mudah rusak hancur oleh
keasaman lambung serta enzim pencernaan
makanan . Amoeba yang hidup pada rongga gigi Entamoeba gingivalis.
Siliata yang hidup pada usus manusia adalah Balantidium coli merupakan kelompok
protozoa yang termasuk phylum Cilliopora, pada stadium trofozoit
ditandai dengan penjuluran membran ektoplasma yang pendek menyerupai benang
disebut silia.
Flagelata yang dalam
usus terdiri atas Embadomonas intestinalis, Enteromonas hominis, Chilomastix
mesnili, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, Dientamoeba fragilis penyebarannya
bersifat kosmopolitSporozoa usus dikenal dua spesies utama yang terdapat di
dalam manusia yaitu Isospora hominis
akan tetapi Isospora hominis sekarang telah diklasifikasikan menjadi Sarcocystic hominis
Penyakit oleh Protozoa usus (Amoebiasis)
Protozoa usus disebarkan oleh jalur fecal-oral dan
memiliki kecenderungan siklus hidup yang sama yaitu dari dua stadium kista dan
trofozoit. Penyebaran fecal-oral melibatkan penelanan makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh kista matang. Setelah ditelan oleh hospes yang sesuai kista
berubah bentuk menjadi trofozoit dan memperlihatkan metabolism aktif dan
bergerak. Parasit mengambil makanan dan
melalui tahap pembelahan aseksual (beberapa trofozoit bereplikasi dengan
membentuk kista). Fungsi dinding kista melindungi dari kekeringan dan lingkungan saat parasit tersebut
dilepaskan dan merupakan pelindung
selama kista menunggu saat ditelan oleh hospes selanjutnya. Secara umum kondisi
lingkungan yang padat penduduk, hygiene dan sanitasi yang buruk akan memicu
penyebaran.
Bentuk tropozoit
Dapat bergerak aktif, diameter 10-60
µm, sebagian besar berukuran 15-30 µm,
ektoplasma lebar, jernih, membias cahaya terpisah jelas dengan endoplasma,
pseudopodia tipis
Endoplasma bergranula halus
kadang-kadang ditemukan sel darah merah dengan berbagai tingkat kerusakan
Inti tunggal
terletak eksentrik, pada preparat yang tidak dipulas inti tampak samar-samar sebagai cincin berbutir halus
Dengan pewarnaan hematoksilin besi
membran inti jelas, sebelah dalamnya melekat butir kromatin, sama besar,
kariosom kecil letaknya di tengah inti.
Trofozoit dalam faeces bertahan 5 jam pada suhu 37ºC, 16 jam pada
suhu 25ºC dan 96 jam pada suhu 5ºC (Neva F.A dan Brown H.W, 1994)
Bentuk prekista
Bulat, tidak berwarna, lebih kecil dari trofozoit,
lebih besar dari kista, tidak mengandung makanan, pseudopodium dikeluarkan perlahan, tidak ada gerak progesif
Bentuk kista
Bentuk oval atau bulat, agak asimetrik, dinding halus,
membias cahaya, tidak berwarna, ukuran 10-20 µm (rata-rata 12-13 µm) jumlah
inti 1,2 atau 4 buah. Kista mati dalam 5 menit pada suhu 50 ºC, tidak tahan
kering dan pembusukkan, dalam faeces tahan 2 hari pada suhu 37ºC, 62,5 hari
pada 0 ºC (Neva F.A dan Brown H.W, 1994). Sekurang-kurang dapat bertahan 8 hari
pada suhu 28-34 ºC, tetapi hanya beberapa jam saja pada suhu 46-47 ºC dan
kurang dari satu menit pada 52 ºC (Jones dan Newton,1950). Kista dapat bertahan
lebih lama pada suhu dingin, 40 hari pada 2-6 ºC (Simitch petrovitch dan
Chibalich,1954) dan dibawah titik beku daya tahan berkurang. Jika makanan cair
terkontaminasi Entamoeba histolityca kista bertahan 15 hari pada
suhu 4 ºC dan 24 jam pada (-10 sampai -15 ºC) di dalam 4 ppm klor bebas kista
mati dalam 15-30 menit. Kista mati jika diberi klorida merkuri 0,04%, fenol 1%
dan formalin 5%
Siklus hidup
Kista matang yang resisten merupakan stadium infektif, jika termakan seseorang, akan tahan terhadap
keasaman lambung. Di dalam usus halus karena pengaruh zat pencernaan yang
netral atau basa serta karena aktifitas amoeba akan terjadi ekskistasi tempat dinding
kista akan musnah dan keluar amoeba dalam stadium metakista berinti empat yang
akhirnya akan membelah diri menjadi empat trofozoit muda.
Parasit akan terbawa isi usus untuk sampai pada usus
besar. Di usus besar terjadi penyerapan air sehingga di usus makin ke
distal makin kental. Hal ini menjadi ancaman bagi parasit sehingga berubah
menjadi kista.
Parasit yang secara normal hidup komensal dalam rongga
usus besar secara tiba-tiba dapat menjadi pathogen dan menginvasi jaringan.
Bentuk pathogen lebih besar dari bentuk komensal. Bentuk amoeba yang kecil
disebut bentuk minuta. Faktor yang merangsang invasi antara lain bakteri (Streptobacillus) serta faktor makanan
(banyak mengandung karbohidrat dan kolesterol).
Epidemiologi
Parasit ini tersebar luas (kosmopolit), paling banyak
di daerah tropis dan sub tropis. Beberapa faktor mempengaruhi penyebaran
penyakit ini berhubungan dengan sanitasi yang kurang baik, kepadatan penduduk,
makanan dan gizi yang kurang baik, tingkat pendidikan dan social ekonomi yang
rendah. Parasit ini menyerang semua usia terutama usia dewasa. Dengan
mempelajari epidemiologi Entamoeba histolytica, dapat digunakan untuk
menetapkan nilai kesehatan masyarakat, terutama terhadap penyakit infeksi,
metode yang cocok untuk pencegahan serta control penyakit. Faktor transmisi (perpindahan)
penyakit ini dipengaruhi oleh antara lain faktor parasitnya, iklim, lalat,
lipas, hospes reservoir, pupuk dari faeces manusia, penyaji makanan dan
kepadatan penduduk.
Patogenesis
Entamoeba histolytica
merupakan parasit pathogen yang habitatnya dalam caecum dan rectosigmoid
(intestinal), akan tetapi parasit ini dapat tersebar ekstraintestinalis yang
dapat kelainan.
Amebiasis intestinal
Invasi dimulai melalui kripta mukosa usus diikuti
pembentukkan ulkus primer, dengan ciri ulkus bergaung, dapat sembuh sempurna,
meninggalkan bekas menetap atau menyebar pada lapisan mukosa dan lapisan yang
lebih dalam. Namun penyebaran ke lapisan yang lebih dalam terhalangi oleh
lapisan muskularitas mukosa yang lebih resisten sehingga terjadi penyebaran ke
lateral dan bersatu dengan ulkus
Amebiasis ekstraintestinal
Sebagai penyulit lain pada amebiasis usus antara lain
adalah apendisitis, striktur dan pseudopolip. Pada apendisitis amoeba, apendiks
tidak bersifat, sedikit menebal, di dalam mukosa banyak ulkus dangkal, tidak
teratur. Invasi dapat ke pembuluh darah, yang paling sering terjadi penyebaran
ke organ hati melalui vena
Amoeba usus apathogen
1. Entamoeba coli (Grassi 1879, Casagrandi dan
Barbagali 1895)
Sinonim : Amoeba coli, Entamoeba hominis, Councilmania lafleuri
Morfologi : memiliki morfologi yang
sangat mirip dengan E.histolytica
ditemukan dalam dua bentuk:
Bentuk vegetatif (trofozoit)
Besarnya 15-30 µm, mempunyai inti entamoeba.
Ektoplasma hanya tampak nyata apabila pseudopodium terbentuk. Pseudopodium
kecil, dibentuk perlahan, gerakan lambat. Endoplasma mempunyai vakuola
mengandung bakteri, bentuk ini tidak bisa dibedakan dari bentuk minuta E. histolytica
Bentuk kista
Besarnya 10-31 µm, dalam faeces
biasanya intinya 2 sampai 8, yang berinti 2 memiliki vakuola glikogen yang
besar. Benda kromatoid seperti jarum dengan ujung tajam. Entamoeba coli tidak
pathogen, tetapi penting untuk dapat dibedakan dari Entamoeba histolytica, hidup di kolon dan sekum
2.
Entamoeba
gingivalis (Gros 1849, Brumpt 1914)
Entamoeba
gingivalis terdapat pada dental
socket (rongga gigi). Trofozoit yang
memfagosit netrofil meningkat pada parodontitis, mengandung bakteri dalam jumlah banyak dan
amoeba bersifat apatogen. Dapat dibiakan menggunakan media Locke’s Egg Albumin
(L.E.A) .4
Bentuk vegetatif : besarnya 10-20
µm, rata-rata 5-15 µm, memiliki inti entamoeba, vakuola besar dengan sisa inti,
leukosit dan bakteri
Bentuk kista : tidak pernah
ditemukan
Cara infeksi : diduga terjadi dengan
kontak bentuk vegetatif
3.
Iodamoeba butschlii
(Von Prowazek 1912, Dobel 1919)
Bentuk vegetatif : besarnya 6-25 µm,
ektoplasma tidak tampak, endoplasma
mempunyai inti dan banyak mengandung vakuola dan bakteri
Bentuk kista : besarnya 6-15 µm,
memiliki satu inti, vakuola glikogen yang besar sehingga mendorong inti ke
pinggir, biasanya hidup komensal dalam caecum dan kolon, infeksi melalui
menelan kista matang
Penyakit
Oleh Cilliata Usus
Morfologi dan siklus hidup:
Cilliata
merupakan protozoa usus terbesar, terdiri atas bentuk kista dan trofozoit
Trofozoit :
Warnanya
kelabu, tipis, lonjong berbentuk seperti kantung ( balantidium= kantung kecil),
ukuran panjang 50-200 µm dan lebar 40-70 µm.
Silia
tersusun longitudinal dan spiral sehingga arah pergerakkan melingkar
Sitostoma sebagai mulut terletak di
daerah peristoma yang bersilia panjang berakhir pada sitopige sebagai anus
sederhana
Terdapat dua vakuola kontaktil, dua
nucleus (makro dan mikronukleus). Makronukleus berbentuk seperti ginjal berisi
kromatin sebagai nucleus vegetatif/somatic. Mikronukleus banyak mengandung DNA
terletak pada bagian konkaf makronukleus, sebagai nukleus generatif/seksual.
Kista.
Berwarna hijau, bening, lonjong,
memiliki dinding rangkap. Ukuran 45-75 µm, terdapat makronukleus, vakuola
kontraktil dan silia
Siklus hidup.
Kista merupakan stadium infektif terhadap penyebaran
balantidiasis (1). Hospes hampir seluruhnya terinfeksi kista dengan cara
menelan kista melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan kista (2).
Setelah ditelan terjadi ekskistasi dalam usus halus dan trofozoit membentuk
koloni di usus besar (3). Trofozoit menetap dalam lumen usus besar manusia dan
hewan dan memperbanyak diri dengan belah pasang transversal dan konjugasi (4).
Trofozoit mengalami enkistasi untuk
menghasilkan kista infektif (5). Beberapa trofozoit masuk ke dalam dinding usus
besar dan bereplikasi, beberapa kembali ke lumen dan hancur, kista matang
keluar bersama faeces .
Penyakit oleh Flagelata usus
Morfologi dan siklus hidup
Bentuk trofozoit
- Bebentuk
seperti jambu monyet, tapi pipih dorsoventral
-
Ukuran
(9-12) x (5-15) µm dan tebalnya 2-4 µm
-
Bagian
anterior merupakan batil isap, inti dua buah
-
Flagel 4
pasang (2 aksostil dan 2 benda parabasal)
-
Berkembang
biak dengan belah pasang longitudinal
Kista.
Ukuran (8-12) x (7-10) µm
Bentuk lonjong, inti 2 sampai 4
terletak pada satu kutub
Dalam endoplasma tampak sisa organel
yang terdapat pada bentuk vegetatif
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Alat dan Bahan
1. Alat
Mikroskop
Objek Glass
Dek Glass
Pipet Tetes
Gelas Kimia
Lidi
2. Bahan
Feses
Larutan eosin 1%
Larutan NaCl 0,5%
Metanol
Karbon Funcsin
Alkohol
Malachit green
Methilen Blue
B. Prinsip
Kerja
C. Cara
Kerja
1. Metode
Langsung
Di teteskan eosin 1%
diatas objek glass
Di tambahkan 1-2 lidi feses
di atas objek glass
Di campur/ di emulsikan
eosin dengan feses
Dibuat pulasan (2
3
cm)
Di tutup dengan dek
glass
Di amati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10
,40
2. Metode
tidak langsung
Di teteskan NaCl di
atas preparat 0,9 % di atas objek glass
Di tambahkan 1-2 lidi
feses dan buatlah pulasan dengan diameter (2
1
cm)
Di fiksasi dengan metanol
selama 10 menit
Setelah itu di
keringkan
Di tambahkan karbon
funcin dan di diamkan selama 5 menit
Di bilas dengan air
mengalir
Di tambahkan alkohol
Di bilas dengan air
mengalir
Di tambahkan larutan
hijau malachit selama 2 menit
Di bilas dengan air
mengalir dan di keringkan
Di amati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10
,40
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
GAMBAR
|
|
Metode langsung dengan menggunakan eosin:
Ket gambar :
|
Metode tidak lansung dengan menggunakan zeln neezlen
Ket gambar :
|
B.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, Kami melakukan pemeriksaan feses dengan cara makroskopik.
Feses yang di ambil yaitu balita yang berumur 7 bulan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul gaffar, Intestinal and Luminal Protozoa, Parasitology. Tersedia dari http://pathmicro.med.sc.edu/parasitology/intest-protozoa.htm
Enrique
Chaeon, Douglas K Miitchell. Intestinal
protozoal disease. Differential Diagnosis &Workup. Tersedia dari http://as. medscap.com/js.ng/params.richmedia/….
Charles A, Kofoid, Fellow A.P, H.A.Herbert G Johnstone. The Cultivation of Endamoeba gingivalis
(Gros) from the Human Mouth,American Journal of Public Health
http://www.tulane.edu/~wiser/protozoology/notes/intest/html
Natadisastra djaenudin, Ridad agoes,
Parasitologi Kedokteran, Ditinjau dari organ tubuh yang diserang, cetakan I,
EGC, 2009.
LAPORAN LENGKAP
PARASITOLOGI P
(PEMERIKSAAN PROTOZOA USUS )
DISUSUN OLEH :
NAMA MAHASISWA :
YESY NOVIANTI
N I M : 15 3145 453 119
ANGKATAN / KELAS :
2015
/ C
SEMESTER : III
KELOMPOK : VI
|
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2015
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul Percobaab :
PEMERIKSAAN PROTOZOA USUS
Nama
Mahasiswa :
YESY NOVIANTI
NIM :
15 3145 453 119
Hari/ Tanggal Percobaan :
Kamis, 29 September 2016
Kelompok : VI
Rekan
Kerja :
1. NURUL
HIKMAH
2. KAROLINA
3. MILA
SARI
4. RIRIN
FEBRINA
5. SUCI
RAHMADHANI
Dinyatakan
telah menyelesaikan laporan lengkap serta telah diperiksa dan dikoreksi oleh
Dosen Penanggung Jawab mata kuliah.
Makassar,6
Oktober 2016
Dosen
Penanggung Jawab Praktikan
( Nirmawari Angria S.Si.,M.Si ) (Yesy
Novianti)
No comments:
Post a Comment