BAB 1
A.
DEFENISI
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal
maupun menyeluruh.
Stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak
baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis
dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak.
(Marilyn E. Doenges)
Stroke atau serebrovaskuler accident adalah gangguan suplai darah normal ke
otak yang sering terjadi dengan tiba-tiba dan menyebabkan fatal neurologik
deficit. (Igrativicius, 1995)
B. ETIOLOGI
1. Trombosis
bekuan darah
dalam pembuluh darah otak atau leher : Arteriosklerosis serebral.
2. Embolisme serebral
bekuan darah
atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain:
endokarditis, penyakit jantung, reumatik, infeksi polmonal.
3. Iskemia
penurunan
aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri.
4. Hemoragi Serebral
Pecahnya
pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak
C.
PATOFISIOLOGI
Pada otak banyak terdapat pembuluh darah arteri dan cabang-cabang yang
menyuplai darah ke otak. Setiap darah arteri menyuplai area yang spesifik dari
otak, dan beberapa area tersebut mendapatkan suplai lebih dari satu pembuluh
arteri. Kekurangan darah segar yang disebabkan oleh gangguan. Contoh
terdapatnya timbunan flak atau pecahnya arteri dapat menimbulkan stroke dengan
kata lain stroke adalah gangguan suplai darah pada bagian otak.
Tidak ada bagian dari badan dapat mempertahankan atau bertahan hidup bila
ada gangguan suplai darah dalam jangka waktu yang lama karena darah membawa
oksigen dan bahan makanan lain untuk kehidupan. Dan otak lebih peka. Otak
berfungsi sebagai pusat pengendalian badan untuk mengarahkan setiap pemikiran
dan gerakan fisik. Bila terjadi gangguan fungsi otak, gejalanya tampak apabila
pada tingkah laku dan gerakan orang yang bersangkutan.
D.
FAKTOR RESIKO STROKE
Menurut Muttaqin, A (2008) antara
lain:
1. Hipertensi merupakan faktor resiko
pertama
2. Penyakit cardiovaskuler-embolisme
serebral berasal dari jantung
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit, meningkatkan
resiko infark serebral
6. Kontrasepsi oral (khusunya dengan
hipertensi, merokok, kadar estrogen tinggi)
7. Merokok
8. Penyalahgunaan obat.
E.
MANIFESTASI KLINIK
Menurut Soekarto (2004) tanda dan
gejala stroke adalah sebagai berikut:
1. Bila
muncul kehilangan rasa atau lemah pada muka, bahu atau kaki terutama terjadi
pada separuh badan.
2. Merasa
bingung, sulit bicara, atau sulit menangkap pengertian.
3. Sulit
melihat sebelah mata/dengan sebelah mata ataupun kedua mata.
4. Tiba-tiba
sulit berjalan, pusing dan kehilanga keseimbangan atau koordinasi.
5. Sakit
kepala yang amat sangat tanpa diketahui penyebab yang jelas.
F.
JENIS STROKE
Dalam
Nationan Stroke Association-USA (NSA) menjelaskan bahwa stroke dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu:
·
Stroke Haemorhagi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
·
Stroke Non Haemorhagic
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi
saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak
terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran umummnya baik.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :
1.
laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap,
elektrolit, kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah.
2.
CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya
perdarahan atau infark
3.
MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan
bergesernya struktur otak
4.
angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang
jelas mengenai pembuluh darah yang terganggu
H.
PENATALAKSANAAN
Secara umum,
penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1.
Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang
adekuat, bila perlu diberikan ogsigen sesuai kebutuhan
2.
Tanda-tanda vital diusahakan stabil
3.
Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
4.
Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu
lakukan kateterisasi
5.
Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction
berlebih yang dapat meningkatkan TIK
6.
Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan
baik. Jika kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
7.
Penatalaksanaan spesifik berupa:
· Stroke non
hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis, antikoagulan, obat hemoragik
· Stroke
hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan pembedahan,
menurunkan TIK yang tinggi.
I.
KOMPLIKASI
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi ,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1.
Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan,
nyeri pada daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2.
Berhubungan
dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas dan
terjatuh
3.
Berhubungan
dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan stroke
meliputi :
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, usia,jenis kelamin, pendidikan,alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masukrumah sakit, nomor
register, dan diagnosis medis.
2. Riwayat kesehatan
·
Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untukmeminta bantuan
kesehatan adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak
dapat berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
·
Riwayat kesehatan saat ini :
Serangan stroke hemoragik seringkalu berlangsung sangat mendadak pada saat
klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,muntah,
bahkan kejang sampai tidak sadar selain gejala kelumpuhan separuh badan atau
gangguan fungsi otak yang lain. Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat
kesadaran dalam hal perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku
juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjdi letargi, tidak
responsif, dan koma.
·
Riwayat kesehatan dahulu:
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemia, riwayat truma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat antikoagulan, asprin, vasodilator, obat-obat adiktif, dan
kegemukan. Pengkaijian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien,seperti
pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta,dan lainnya.
Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi
oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit
sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih lanjut dan untuk
memberikan tindakan selanjutnya.
·
Riwayat kesehatan keluarga:
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes melitus
atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu
3. Pemeriksaan fisik
·
Keadaan umum
Umumnya mengalami penurunan kesadaran. Suara
bicara kadang mengalami gangguan, yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa
bicara, dan tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi
bervariasi.
·
Tingkat kesadran
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan
paling penting yang membutuhkan pengkajian. Tingkat kesadaran klien dan respons
terhadap lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk mendeteksi disfungsi
sistem persarafan.
·
Fungsi serebri
a. Status mental : observasi penampilan
klien dan tingkah lakunya, nilai gaya bicara klien, observasi ekspresi wajah
dan aktivitas motorik di mana pada klien stroke tahap selanjutnya biasanya
status mental klien mengalami perubahan.
b. Fungsi intelektual : didapatkan
penurunan dalam ingatan dan memori baik jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Kemampuan bahasa : penuruna
kemampuan bahasa tergantung dari daerah lesi yang mempengaruhi fungsi dari
serebri.
4. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikologis klien stroke
meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi
yang jelas mengenai status emosi, kognitif,dan prilaku klien.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko
peningkatan TIK yang berhubungan dengan peningkatan volume intrakranial,
penekanan jaringan otak, dengan edema serebri
2. Perubahan perfusi jaringan otak yang
berhubungan dengan perdarahan intraserebri, oklusi otak, vasospasme, dan edema
otak.
3. Resiko gangguan integritas kulit
yang berhubungan denga tirah baring yang lama.
4. Kecemasan yang berhubungan dengan
ancaman, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.
5. Gangguan eliminasi alvi ( konstipasi
) yang berhubungan dengan imobilisasi, asupan cairan yang tidak adekuat.
C. RENCANA INTERVENSI
Kriteria Hasil
|
||
Klien tidak gelisah, tidak mengeluh
nyeri kepala, muala dan muntah, TTV dalam batas normal
|
||
Dx
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Kaji faktor penyebab
dari situasi/keadaan individu/penyebab koma/penurunan perfusi jaringan dan
kemungkinan penyebab peningkatan TIK
|
Deteksi dini untuk
memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologis/tanda-tanda kegagalan
untuk menentukan perawatan kegawatan atau tindakan pembedahan
|
Evaluasi pupil
|
Reaksi pupil dan
pergerakan kembali dari bola mata merupakan tanda dari gangguan saraf jika
batang otak terkoyak. Keseimbangan saraf antara simpatis dan parasimpatis
merupakan respons refleks saraf kranial.
|
|
Monitor temperatur
dan pengaturan suhu lingkungan
|
Panas merupakan
refleks dari hipotalamus. Peningkatan kebutuhan metabolisme dan O2 akan
menunjang peningkatan TIK.
|
|
Kriteria
Hasil
|
||
Klien tidak gelisah, tidak ada keluhan
nyeri kepala, mual, kejang,tanda-tanda vital normal
|
||
Dx
|
Intervensi
|
Rasional
|
2
|
Berikan penjelasan
kepada keluarga klien tentang sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya.
|
Keluarga lebih
berpartsipasi dalam proses penyembuhan.
|
Monitor tanda-tanda
status neurologis dengan GCS.
|
Dapat mengurangi
kerusakan otak lebih lanjut.
|
|
Anjurkan klien untuk
menghindari batuk dan mengejan berlebihan.
|
Batuk dan mengejan
dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan potensial terjadi perdarahan
ulang.
|
|
Kriteria
Hasil
|
||
Klien mau berpartisipasi terhadap
pencegahan luka, mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka, tidak ada
tanda-tanda kemerahan atau luka.
|
||
Dx
|
Intervensi
|
Rasional
|
3
|
Anjurkan untuk
melakukan latihan ROM dan mobilisasi jika mungkin.
|
Meningkatkan aliran darah
ke semua daerah.
|
Ubah posisi tiap 2
jam.
|
Menghindari tekanan
dan meningkatkan aliran darah.
|
|
jaga kebersihan kulit
dan seminimal mungkin hindari trauma, panas terhadap kulit.
|
Mempertahankan
keutuhan kulit.
|
|
Kriteria
Hasil
|
||
Mengenal perasaanya, dapat
mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhinya dan menyatakan
ansietas berkurang/hilang.
|
||
Dx
|
Intervensi
|
Rasional
|
4
|
Bantu klien
mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut.
|
Cemas berkelanjutan
memberikan dampak serangan jantung selanjutnya.
|
Mulai melakukan
tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana
penuh istirahat.
|
Mengurangi rangsangan
eksternal yang tidak perlu.
|
|
Beri kesempatan
kepada klien untuk mengungkapkan kecemasannya.
|
Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan
|
|
Kriteria
hasil
|
||
Klien dapat defekasi secara spontan
dan lancar tanpa menggunakan obat, konsistensu feses lembek, tidak teraba
massa pada kolon, bising usus normal.
|
||
Dx
|
Intervensi
|
Rasional
|
5
|
Berikan penjelasan
pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi.
|
Klien dan keluarga
akan mengerti tentang penyebab konstipasi.
|
Auskultasi bising
usus
|
Bising usus
menandakan sifat aktivitas peristaltik.
|
|
Ajurkan pada klien
untuk makan makanan yang mengandung serat
|
Diet seimbang tinggi
kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler.
|
D. EVALUASI
Hasil
yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan meliputi :
1. Menunjukkan
peningkatan status pernapasan
2. Mendemonstrasikan
integritas kulit adekuat
3. Mendemonstrasikan
perbaikan mobilitas sendi
4. Tidak
ada nyeri
5. Mencapai
asupan nutrisi adekuat
DAFTAR PUSTAKA
https://zulfiprint19.blogspot.co.id/ Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
YAH ITU LAH KARYA TULISAN SAYA WAKTU STUDY S1
KEPERAWATAN DI STIKES
MEGA REZKY MAKASSAR :) , SEMOGA BERMANFAAT BAGI
STUDY ADE2... SEMOGA
SUKSES SELALU, JANGAN LUPA INVITE BBM SAYA YAH :)
No comments:
Post a Comment