Visitor

Sunday, February 5, 2017

ASKEP STROKE "KEPERAWATAN"



BAB 1
KONSEP DASAR UMUM
A.    DEFENISI
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal maupun menyeluruh.
Stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak.
(Marilyn E. Doenges)
Stroke atau serebrovaskuler accident adalah gangguan suplai darah normal ke otak yang sering terjadi dengan tiba-tiba dan menyebabkan fatal neurologik deficit. (Igrativicius, 1995)

B.     ETIOLOGI
1.      Trombosis
bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher : Arteriosklerosis serebral.
2.      Embolisme serebral
bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain: endokarditis, penyakit jantung, reumatik, infeksi polmonal.
3.      Iskemia
penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri.
4.      Hemoragi Serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak

C.    PATOFISIOLOGI
Pada otak banyak terdapat pembuluh darah arteri dan cabang-cabang yang menyuplai darah ke otak. Setiap darah arteri menyuplai area yang spesifik dari otak, dan beberapa area tersebut mendapatkan suplai lebih dari satu pembuluh arteri. Kekurangan darah segar yang disebabkan oleh gangguan. Contoh terdapatnya timbunan flak atau pecahnya arteri dapat menimbulkan stroke dengan kata lain stroke adalah gangguan suplai darah pada bagian otak.
Tidak ada bagian dari badan dapat mempertahankan atau bertahan hidup bila ada gangguan suplai darah dalam jangka waktu yang lama karena darah membawa oksigen dan bahan makanan lain untuk kehidupan. Dan otak lebih peka. Otak berfungsi sebagai pusat pengendalian badan untuk mengarahkan setiap pemikiran dan gerakan fisik. Bila terjadi gangguan fungsi otak, gejalanya tampak apabila pada tingkah laku dan gerakan orang yang bersangkutan.

D.    FAKTOR RESIKO STROKE
Menurut Muttaqin, A (2008) antara lain:
1.      Hipertensi merupakan faktor resiko pertama
2.      Penyakit cardiovaskuler-embolisme serebral berasal dari jantung
3.      Kolesterol tinggi
4.      Obesitas
5.      Peningkatan hematokrit, meningkatkan resiko infark serebral
6.      Kontrasepsi oral (khusunya dengan hipertensi, merokok, kadar estrogen tinggi)
7.      Merokok
8.      Penyalahgunaan obat.

E.     MANIFESTASI KLINIK
Menurut Soekarto (2004) tanda dan gejala stroke adalah sebagai berikut:
1.      Bila muncul kehilangan rasa atau lemah pada muka, bahu atau kaki terutama terjadi pada separuh badan.
2.      Merasa bingung, sulit bicara, atau sulit menangkap pengertian.
3.      Sulit melihat sebelah mata/dengan sebelah mata ataupun kedua mata.
4.      Tiba-tiba sulit berjalan, pusing dan kehilanga keseimbangan atau koordinasi.
5.      Sakit kepala yang amat sangat tanpa diketahui penyebab yang jelas.

F.     JENIS STROKE
Dalam Nationan Stroke Association-USA (NSA) menjelaskan bahwa stroke dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
·         Stroke Haemorhagi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
·         Stroke Non Haemorhagic
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran umummnya baik.

G.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :
1.      laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah.
2.      CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark
3.      MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya struktur otak
4.      angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang terganggu

H.    PENATALAKSANAAN
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1.      Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan ogsigen sesuai kebutuhan
2.      Tanda-tanda vital diusahakan stabil
3.      Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
4.      Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi
5.      Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat meningkatkan TIK
6.      Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
7.      Penatalaksanaan spesifik berupa:
· Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis, antikoagulan,               obat hemoragik
· Stroke hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi.

I.       KOMPLIKASI
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi , komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1.      Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2.       Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3.       Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.

J.      PENYIMPANGAN KDM 




BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan stroke meliputi :
1.      Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, usia,jenis kelamin, pendidikan,alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masukrumah sakit, nomor register, dan diagnosis medis.
2.      Riwayat kesehatan
·         Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untukmeminta bantuan kesehatan adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
·         Riwayat kesehatan saat ini :
Serangan stroke hemoragik seringkalu berlangsung sangat mendadak pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran dalam hal perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjdi letargi, tidak responsif, dan koma.
·         Riwayat kesehatan dahulu:
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat truma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat antikoagulan, asprin, vasodilator, obat-obat adiktif, dan kegemukan. Pengkaijian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien,seperti pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta,dan lainnya. Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih lanjut dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
·         Riwayat kesehatan keluarga:
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes melitus atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu

3.      Pemeriksaan fisik
·         Keadaan umum
Umumnya mengalami penurunan kesadaran. Suara bicara kadang mengalami gangguan, yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara, dan tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi.
·         Tingkat kesadran
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan paling penting yang membutuhkan pengkajian. Tingkat kesadaran klien dan respons terhadap lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk mendeteksi disfungsi sistem persarafan.
·         Fungsi serebri
a.       Status mental : observasi penampilan klien dan tingkah lakunya, nilai gaya bicara klien, observasi ekspresi wajah dan aktivitas motorik di mana pada klien stroke tahap selanjutnya biasanya status mental klien mengalami perubahan.
b.      Fungsi intelektual : didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori baik jangka pendek maupun jangka panjang.
c.       Kemampuan bahasa : penuruna kemampuan bahasa tergantung dari daerah lesi yang mempengaruhi fungsi dari serebri.
4.      Pengkajian psikososial
Pengkajian psikologis klien stroke meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif,dan prilaku klien.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan peningkatan volume intrakranial, penekanan jaringan otak, dengan edema serebri
2.    Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intraserebri, oklusi otak, vasospasme, dan edema otak.
3.    Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan denga tirah baring yang lama.
4.    Kecemasan yang berhubungan dengan ancaman, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.
5.    Gangguan eliminasi alvi ( konstipasi ) yang berhubungan dengan imobilisasi, asupan cairan yang tidak adekuat.

C.    RENCANA INTERVENSI

Kriteria Hasil
Klien tidak gelisah, tidak mengeluh nyeri kepala, muala dan muntah, TTV dalam batas normal
Dx
Intervensi
Rasional
1
Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab koma/penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan TIK
Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologis/tanda-tanda kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan atau tindakan pembedahan

Evaluasi pupil
Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola mata merupakan tanda dari gangguan saraf jika batang otak terkoyak. Keseimbangan saraf antara simpatis dan parasimpatis merupakan respons refleks saraf kranial.

Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan
Panas merupakan refleks dari hipotalamus. Peningkatan kebutuhan metabolisme dan O2 akan menunjang peningkatan TIK.
Kriteria Hasil
Klien tidak gelisah, tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang,tanda-tanda vital normal
Dx
Intervensi
Rasional
2
Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya.
Keluarga lebih berpartsipasi dalam proses penyembuhan.

Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.
Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut.

Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan.
Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan potensial terjadi perdarahan ulang.

Kriteria Hasil
Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka, mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka, tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka.
Dx
Intervensi
Rasional
3
Anjurkan untuk melakukan latihan ROM dan mobilisasi jika mungkin.
Meningkatkan aliran darah ke semua daerah.

Ubah posisi tiap 2 jam.
Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah.

jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma, panas terhadap kulit.
Mempertahankan keutuhan kulit.
Kriteria Hasil
Mengenal perasaanya, dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhinya dan menyatakan ansietas berkurang/hilang.
Dx
Intervensi
Rasional
4
Bantu klien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut.
Cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya.

Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat.
Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.

Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan kecemasannya.
Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan
Kriteria hasil
Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat, konsistensu feses lembek, tidak teraba massa pada kolon, bising usus normal.
Dx
Intervensi
Rasional
5
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi.
Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab konstipasi.

Auskultasi bising usus
Bising usus menandakan sifat aktivitas peristaltik.

Ajurkan pada klien untuk makan makanan yang mengandung serat
Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler.

D.    EVALUASI
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan meliputi :
1.      Menunjukkan peningkatan status pernapasan
2.      Mendemonstrasikan integritas kulit adekuat
3.      Mendemonstrasikan perbaikan mobilitas sendi
4.      Tidak ada nyeri
5.      Mencapai asupan nutrisi adekuat




DAFTAR PUSTAKA
https://zulfiprint19.blogspot.co.id/ 
 Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.


YAH ITU LAH KARYA TULISAN SAYA WAKTU STUDY S1 KEPERAWATAN DI STIKES 
 
MEGA REZKY MAKASSAR :) , SEMOGA BERMANFAAT BAGI STUDY ADE2... SEMOGA 
 
SUKSES SELALU, JANGAN LUPA INVITE BBM SAYA YAH :)
 
 

















No comments:

Post a Comment