RENCANA
KEPERAWATAN PASIEN Tn. S DENGAN “TUBERCOLOSIS PARU ”
DI
RUANG IGD NON BEDAH RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
Nama :
Tn. P
No.
RM : 737400
Dx
Medis : Hemoragik Stroke
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana Keperawatan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1
|
Gangguan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder
akibat peningkatan TIK
DS
:
a. Keluarga
klien mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran
DO
:
a. klien
terlihat kurang sadar
b. Tekanan
darah : 220/110
|
Setelah dilakukan perawatan
intensive, diharapkan perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
dengan Kriteria hasil :
a. Klien tidak gelisah,
b. tidak ada keluhan nyeri kepala
c. TTV normal
|
1. Kaji
dan pantau TTV
2. Pantau
tingkat kesadaran klien
3. Berikan
posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal tipis)
4. Anjurkan
klien untuk menghindari batuk dan mengedan berlebihan
|
1.
Mengetahui keadaan umum klien
2.
Mengetahui dan mengontrol
perubahan kesadaran klien
3.
Posisi kepala lebih tinggi
memudahkan aliran darah ke otak
4.
Batuk dan mengedan berlebihan
akan meningkatkan tekanan intra kranial
|
2
|
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan kehilangan control otot / fasial
Ditandai
dengan :
DS
:
a. Keluarga
klien mengatakan klien tidak bisa bicara
b. Keluarga
klien mengatakan klien sudah lama sulit bicara
DO
: Klien Nampak susah bicara
|
Setelah dilakukan perawatan selama
3 x 24 jam, diharapkan kerusakan komunikasi verbal dapat teratasi, dengan
Kriteria hasil :
a. menerima pesan – pesan melalui
metode alternatif seperti menulis, bahasa isyarat.
b. Meningkatkan kemampuan untuk
mengerti, mampu berbicara dengan jelas
|
1. Kaji
tipe disfungsi seperti klien tidak tampak memahami kata atau sulit bicara
2. Ajarkan
klien mengucapkan suara sederhana seperti “Ah dan Pus”
3. Berikan
metode komunikasi alternative seperti menulis, berikan petunjuk visual
(gerakan tangan)
|
1. Mengetahui
sejauhmana klien mengalami gangguan bicara
2. Melatih
klien berbicara agar gangguan bicara klien dapat diatasi dengan tepat
3. Komunikasi
alternative dapat mengatasi gangguan bicara klien sedikit demi sedikit
|
IMPLEMENTASI
No. DX
|
Hari/Tgl
|
Diagnose Keperawatan
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Sabtu
19
- 12 - 2015
|
Gangguan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder
akibat peningkatan TIK
DS
:
a. Keluarga
klien mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran
DO
:
a. klien
terlihat kurang sadar
b. Tekanan
darah : 220/110
|
15.05
15.10
15.20
15.30
|
1. Mengkaji
dan pantau TTV
H/ TD : 220/110 mmHg
2. Memantau
tingkat kesadaran klien
H/ kesadaran composmentis
3. Memberikan
posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal tipis)
4.
Menganjurkan klien untuk
menghindari batuk dan mengedan berlebihan
H/ klien tidak nampak
batuk
|
Sabtu,
19 - 12 - 2015
Jam
21.00
S
: klien memiliki tekanan darah 220/110 mmHg
O
: klien nampak kurang sadar
A
: masalah belum teratasi
P
: lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4
1. Kaji
dan pantau TTV
2. Pantau
tingkat kesadaran klien
3. Berikan
posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri bantal tipis)
4. Anjurkan
klien untuk menghindari batuk dan mengedan berlebihan
|
2.
|
Sabtu
19
- 12 - 2015
|
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan kehilangan control otot / fasial
Ditandai
dengan :
DS
:
a.
Keluarga klien mengatakan klien
tidak bisa bicara
b. Keluarga
klien mengatakan klien sudah lama sulit bicara
DO
: Klien Nampak susah
bicara
|
15.40
15.45
15.50
|
1.
Mengkaji tipe disfungsi seperti
klien tidak tampak memahami kata atau sulit bicara
H/ klien masih sulit bicara
2.
Mengajarkan klien mengucapkan
suara sederhana seperti “Ah dan Pus”
H/ klien mulai bisa mengucapkan kata
“Ah dan Pus”
3.
Memberikan metode komunikasi
alternative seperti menulis, berikan petunjuk visual (gerakan tangan)
H/ klien mulai mengerti metode yang
diberikan
|
Sabtu,
19 - 12 - 2015
Jam
21.00
S
: klien masih belum bisa bicara
O
: klien nampak sulit bicara
A
: masalah belum teratasi
P
: lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4
1. Kaji
tipe disfungsi seperti klien tidak tampak memahami kata atau sulit bicara
2. Ajarkan
klien mengucapkan suara sederhana seperti “Ah dan Pus”
3. Berikan
metode komunikasi alternative seperti menulis, berikan petunjuk visual
(gerakan tangan)
|
No comments:
Post a Comment