Visitor

Sunday, February 19, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA "KEPERAWATAN KOMUNITAS"



ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN
I.              DATA UMUM
1.    Nama kepala keluarga   : bapak Yn
2.    Alamat dan telpon          :  -
3.    Pekerjaan KK                    : pensiunan
4.    Pendidikan KK                  : ­-
5.    Komposisi keluarga         :
no
 Nama
Jenis kelamin
Hubungan dgn KK
Umur
pekerjaan
pnddkan
1
Anak II
     L
Anak  kandung
    _
       _
      _
2
Anak III
     P
Anak kandung
27 thn
       _
      _
3
Istri anak ke  2
    P

Menantu
_
       _
      _
4
Ank dri an.ke 2
_
Cucu
4 thn
_
_


                                  


4. GENOGRAM 
                       
5.    Tipe Keluarga :
keluarga Bapak Yn. Termasuk keluarga singel peren yang terdiri dari kepala keluarga, tiga orang anak dan orang menantu dan satu orang cucu.  
6.    Suku Bangsa
Seluruh keluarga berasal dari suku bugis Indonesia
7.    Agama :
            Semua anggota keluarga menganut agama islam
8.    Status Sosial Ekonomi Keluarga
Sebagian besar anggota keluarga memiliki penghasilan perbulannya.
9.    Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Setiap hari klien dan keluarga tidak memenuhi kebutuhan rekreasi dan hiburan di karenakan kesibukan sebagian keluarga bekerja di luar rumah.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1.    Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga bapak Yn yang berumur 65 tahun mempunyai 3 orang anak,anak pertama sudah menikah dan tidak tinggal serumah,anak kedua sudah menikah dan tinggal serumah dengan 1 orang anaknya yaitu cucu bapak Yn berusia 4 tahun, anak ketiga bapak Yn wanita yang berusia 27 tahun belum menikah dan sudah bekerja tetapi jarang dirumah keluarga bapak Yn berada pada tahap perkembangan keluarga pada lansia.


2.    Tahap perkembangan yang belum terpenuhi:
Bapak Yn sampai saat ini belum memenuhi tugas perkembangan keluarga yaitu komunikasi dengan anggota keluarga,pembagian peran,dan kegiatan rumah tangga yang belum terpenuhi
3.    Riwayat keluarga inti :
Dalam hubungan keluarga tidak ada riwayat penyakit menular,menahun dan menurun.riwayat kesehatan masing-masing angota keluarga adalah sebagai berikut:
·         Kepala keluarga:bapak Yn saat ini sakit rematik dan kaki kirinya bengkak
·         Anak ke- I:tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap dirumah sakit.
·         Anak ke-II:tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di rumah skit
·         Anak ke-III: tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di rumah sakit
·         Menantu: tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klkien untuk berobat dan rawat inap dirumah sakit
·         Cucu:tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di rumah sakit
4.    Riwayat keluarga sebelumnya:
Dari keluarga bapak Yn tidak ada riwayat sakit.

III. STRUKTUR KELUARGA

1.    Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antar keluarga kurang baik karna sebagian anggota keluarga sibuk dengan urusan masing-masing

2.    Struktur kekuatan keluarga
Klien kurang diperhatikan oleh anak-anaknya,dimana menyebabkan hubungan dari keluarga bapak Yn renggang akibat dari kesibukan masing-masing.

3.    Struktur peran(formal dan informal)
·         Bapak Yn :
-          Peran informal:dulu pernah bekerja namun sekarang sudah pensiun
-          Peran formal:menjadi kepala keluarga sebagai ayah,kakek dan mertua
·         Anak ke-II:
-          Peran informal:tidak bekrja
-          Peran formal:ibu rumah tangga
·         Anak ke-III:
-          Peran informal:bekerja
-          eran formal:sebagai anak
·         Menantu
-          Peran informal: bekerja
-          Peran formal : suami, ayah, menantu
·         Cucu :
-          Peran informal: -
-          Peran formal:anak,cucu dan keponakan

4.    Nilai dan norma keluarga
Keluarga kurang memperhatikan kesehatan sehingga ketika ada anggota keluarga yang sakit tidak terlalu diperhatikan.



IV. FUNGSI KELUARGA

1.    Fungsi efektif keluarga :
Keluarga bapak Yn tidak saling memeberikan perhatian dan kasih sayang.kurangnya perhatian dari keluarga klien sehingga bapak Yn kadang-kadang merasa sedih ketika rematiknya kumat karna tidak ada yang mengurusi.

2.    Fungsi sosial:
Interaksi bapak Yn dengan keluarga kurang baik.bapak Yn kadang-kadang merasa tidak enak karna tidak ada teman berbicara,ia juga malas berbicara dengan babysister cucunya,jadi bapak Yn lebih suka mengurung diri di kamar.

3.    Fungsi perawatan kesehatan:
a.    Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.keluarga kurang mengetahui mengenai penyakit yang dialami bapak Yn dan ketika rematik bapak Yn kambuh keluarga tidak memberikan perawatan sehingga kaki sebelah kiri bapak Yn bengkak.
b.    Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
-          anggota keluarga tidak peka terhadap keluarga yang sakit.keluarga bapak Yn cuek terhadap kondisi bapak Yn dan tidak memperhatikan kondisis bapak Yn lebih lanjut.
-          keluarga bapak Yn tidak menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif.
c.    ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
-          pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas,keluarga tidak memahami mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu di lakukan untuk mencegah kekambuhan
-          setiap anggota keluarga tidak mengerti akan funsi dan tanggung jawabnya masing-masing.
-          keluarga tidak memberikan perhatian ,kasih sayang dan support agar dapat memebantu proses penyembuhan.
d.    ketidakmamapuan keluarga menguanakan fasilitas atau paelayanan kesehatan di masyarakat
-          keluarga tidak mengetahui dengan jelas tentang fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di sekitar
-          keluarga tidak memahami dan mengerti keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal

4.     fungsi reproduksi;
Jumlah anak yang dimiliki bapak Yn ada 3 orang yaitu dua orang anak laki-laki dan satu perempuan.

5.    fungsi ekonomi :
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada seperti puskesmas,posyandu lansia,poliklinik,dan lain-lain.









V. KOPING

A.   STRESS DAN KOPING PADA KELUARGA

            Stress adalah ketegangan dalam diri seseorang atau system sosial (keluarga) dan merupakan reaksi terhadap situasi yang menimbulkan tekanan atau peristiwa hidup dan  kejadian yang cukup kuat untuk menyebabkan perubahan dalam system keluarga. Sedangkan Koping terdiri atas pemecahan upaya pemecahan masalah yang sangat relevan dengan kesejahteraan. Koping didefinisikan sebagai respon (kognitifperilaku atau persepsi) terhadap ketegangan hidup eksternal yang berfungsi untuk mencegah, menghindari, mengandalkan distress emosional.

STRATEGI KOPING KELURGA
Strategi Koping keluarga salah satunya  Strategi hubungan. 
1)      Mengandalkan kelompok keluarga
Keluarga tertentu saat mengalami tekanan mengatasi dengan menjadi lebih bergantung pada sumber mereka sendiri. Ketika Bapak Yn.  Mengalami Isolasi diri akibat dari kurangnya perhatian dari anggota keluarga Alangkah baiknya  Keluarga mampu menyadari kemurungan diri yang dialami  oleh Bapak. Yn   sehingga anggota keluarga dapat bersatu untuk memberikan perhatian lebih   karena itu merupakan proses terpenting  dalam kehidupan keluarga. Keluarga berhasil melalui masalah dengan menciptakan struktur kelurga yang lebih bijaksana.

2)      Kebersamaan yang lebih besar
Salah satu membuat keluarga semakin erat dan memelihara sreta mengelola tingkat stress  dan moral yang dibutuhkan keluarga adalah dengan berbagi perasaan dan pemikiran serta terlibat dalam pengalaman aktivitas keluarga. Keluarga Bapak Yn. Seharusnya membagi waktu antara pekerjaan dan perhatiannya untuk kelurga sehingga mereka mampu menciptakan  Kebersamaan yang lebih besar menghasilkan kohesi keluarga yang lebih tinggi,. Hubungan  yang paling penting membutuhkan kohesivitas dan saling berbagi dalam system keluarga.kohesivitas keluarga yang tinggi khususnya membantu saat keluarga pernah trauma dan isolasi diri karena akibat dari pengabaian dari anggota kelurga.  Aktivitas anggota keluarga diwaktu luang merupakan sumber koping yang sangat penting guna memperbaiki kohesi, moral, dan kepuasaan kelurga.

3.   Strategi Komunikasi
      1)      Terbuka dan jujur
Anggota keluarga yang menunjukkan keterbukaan, kejujuran, pesan yang jelas dan perasaan serta afeksi yang lebih besar dibutuhkan pada masa ini. komunikasi keluarga yang fungsional adalah langsung, terbuka,jujur dan jelas. Bapak Yn.  Seharusnya mampu terbuka dengan anggota keluarga sehingga mereka dapat menyadari jikalah beliau kesepian karena di tinggal setiap hari   di sebabkan kesibukan masing-masing anggota keluarga  Keterbukaan adalah komunikatif dalam berbagai ide dan perasaan.
 Agar  anggota keluarga dapat menyadari dan mampu membagi waktu  antara perkerjaan dan perhatian terhadap anggota keluarga yang lain. 

2)      Menggunakan humor dan tawa
Studi mengenai resilience menekankan bahwa humor tidak terhingga nilainya dalam mengatasi penderitaan (Walsh, 1998). Humor tidak hanya dapat menyokong semangat, humor juga dapat menyokong sistem imun seseorang dalam mendorong penyembuhan. Demikian juga bagi keluarga, rasa humor adalah sebuah aspek yang penting. Humor dapat dapat memperbaiki sikap keluarga terhadap masalah dan perawatan kesehatan serta mengurangi kecemasan dan ketegangan. Humor dan tawa dapat dipandang sebagai alat perawatan diri untuk mengatasi stress karena kemampuan tertawa dapat memberikan seseorang perasaan memiliki kekuatan terhadap situasi. 

3)      Sumber dukungan keluarga
Caplan (1976) menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi pendukung   meliputi:
a)       dukungan social (keluarga berfungsi sebagi pencari dan penyebar informasi mengenai dunia)
b)       dukungan penilaian (keluarga bertindaksebagai sistem pembimbingumpan balik, membimbing dan merantarai pemecahan masalahdan merupakan sumber sera validator identitas anggota)
c)      Dukungan tambahan (keluarga adalah sunber bantuan praktis dan konkret)
d)     Dukungan emosional (keluarga berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional)
e)      Meningkatkan moral keluarga.

4).  Pemecahan masalah bersama
                       Pemecahan masalah bersama diantara anggota keluarga adalah styrategi konitifdan komunikasi keluarga yang telah diteliti secara ekstensif melalui metode penelitianlaboratorium oleh kelompok peneliti keluarga (Klien, 1983; Reis, 1981; Strauss, 1968) dan dalam lingkungan alami ( Chesler & Barbari, 1987). Pemecahan masalah keluargayang efektif meliputitujuh langkah spesifik :
a)      Mengidentifikasi masalah       
b)      Mengkomunikasikan tentang masalah
c)      Menghasilkan solusi yang mungkin
d)     Memutuskan satu dari solusi
e)      Melakukan tindakan
f)       Memantau atau memastikan bahwa tindakan dilakukan
g)      Mengevaluasi seluruh proses pemecahan masalah


Dengan memasukkan strategi pemecahan masalah ini dalam
kehidupan keluarga,keluarga dipercaya dapat berfungsi secara efektif.
Reiss menyebutkan keluarga yang menggunakan proses pemecahan
masalah yang efektif sebagi keluarga yang peka terhadapa lingkungan.
Tipe keluarga ini seperti melihat sifat masalah sebagi   sesuatu “dia luar
sana” dan tidak mencoba membuat masalah menjadi internal. 

5).         Dukungan spiritual
            Berbagai studi menunjukkan hubungan yang jelas antara kesejahteraan spiritual dan peningkatan kemampuan individu atau keluarga untuk mengatasi stress dan penyakit. Agama adalah dorongan yang kuat dan pervasif dalam membentuk keluarga (Miller, 2000). Cara koping yang berbasis spiritual bervariasi secara signifikan lintas budaya. Penelitian mengenai koping keluarga dan individu serta resilience secara konsisten menunjukkan bahwa dukungan spiritual adalah penting dalam mendukung kepercayaan keluarga sehingga mereka dapat mengatasi penderitaan dan stress yang berkepanjangan terutama stress yang dialami Bapak.Y.
Apabila Ada anggota keluarga yang telah lanjut usia entah ibu atau bapak sebaiknya kita arahkan mereka ke hal-hal spiritual karena itu merupakan sumber koping yang paling baik,  jika mereka mengalami stress atau sedang sakit mereka selalu berfikir positif karena kita sebagai anggota keluarga selalu memberikan dukungan spiritual sehingga mereka  mampu mengenadalikan diri dari fase masa tua yang mereka lalui   serta  berikan  mereka perhatian lebih  agar mereka tak merasa di jauhi oleh anggota keluarga  entah itu Anak ataupun kerabat yang lain


VI. PENGKAJIAN FOCUS:

·         Hubungan anak terhadap orang tua kurang baik karna anak pertama dan kedua dari bapak Yn sudah menikah dan anak ketiganya sudah kerja dan jarang pulang kerumah sehingga hubungan anak-anak dan bapak Yn kurang erat dan komunikasi kurang.
·         Anak kedua bapak Yn yang telah menikah tinggal serumah dengan bapak Yn
·         Perasaan bapak Yn setelah kedua anaknya telah menikah,bapak Yn merasa kesepian dan kurang diperhatikan dimana anak ketiganya juga sibuk bekerja dan jarang pulang kerumah.
·         Anak dari bapak Yn jarang meluangkan waktu untuk berkumpul bersama,memberikan kasih sayang dan perhatian kepada bapak Yn dan tidak menjaga komunikasi.
·         Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga sangat berbeda dengan taraf perkembangan sebelumnya.hal ini dikarnakan pada anak dimana anak pertama yang telah menikah dan bekerja sudah tidak tinggal brsama,dan anak kedua juga sudah menikah dan mempunyai anak dimana ia mempunyai tugas sebagai istri dan seorang ibu dan anak ketiganya sibuk bekerja dan jarang pulang kerumah.


VII. ANALISA DATA 

SIMTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
DO :
Bila rematiknya kumat kaki kirinya nampak bengkak.
DS :
Pasien mengatakan jika  rematiknya kumat kaki kirinya bengkak.
Ketidak mampuan keluarga merawat keluarga yang sakit.
Bengkak
              (Tn. Yn )
DO :
Tn. Yn lebih suka mengurung diri di kamar.
DS :
Pasien mengatakan dia lebih suka mengurung diri di kmar
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga.
           Isolasi sosial

VIII. SCORING
1.    Kaki kiri bapak Yn. bengkak b/d Ketidak mampuan keluarga merawat keluarga yang sakit.
NO
KRITERIA
PENGHITUNGAN
SKOR
PEMBENARAN
1.
Sifat Masalah
Skala:
Aktual
3/3 x 1= 3/3
3/3=1
Masalah sudah terjadi
2
Kemungkinan mslh dpt di ubah
Skala:sebagian  
½ x 2= 2/4
2/4
Kebiasaan klien yang dapat mendorong kekambuhan akan terulang kembali saat klien merasakan dalam keadaan sehat
3.
Potensial masalah untuk dicegah:
Tinggi
3/3 x1=1
1
Sumber dan tindakan mencegah tidak dapat dimanfaatkan oleh keluarga
4.
Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah tidak dirasakan
0/2 x 1 = 0
0
Kebiasaan dalam mengatasi masalah yang sederhana menyebabkan masalah tidak dianggap serius oleh klien dan keluarga.



3


2.    Isolasi sosial b/d Ketidak mampuan keluarga merawat keluarga yang sakit.
no
Kriteria
Penghitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat masalah
Skala:
Aktual
3/3 x1=3/3
1
Masalah sudah terjadi
2.
Kemungkinan masalah dapat dirubah
Skala:
sebagian
½ x2 =2/4
2/4
Kebiasaan klien mengurung diri
3.
Potensi masalh untuk diubah
Skala:
tinggi

3/3 x 1=3/3
1
Keluarga klien sibuk dan klien malas berbicara
4.
Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah tidak di rasakan

0/2 x 1=0/2
0
Klien selalu merasa sedih dan mengurung diri



4/4






















Diagnosa
Tujuan
Kriteria Evaluasi

Intervensi
Rasional

umum
khusus
kriteria
standar

Isolasi sosial b/d ketidak mmpuan keluarga mngnal masalah anggota kluarga
Setlh dilakukan tindakan harapkan keluarga mampu mengnal masalah anggota keluarga pada lansia
Setelah dilakukan kunjungan 2x diharapkan keluarga dapat :
-          mengenl mslh pada lansia
-          Keluarga mampu mxlesaikn msalah pada lansia
-           Keluarga dapat meningkatkn komunikasi dan keharmonisn keluarga
Verbal
pngetahuan
Keluarga mengtahui dan memahami
Masalah yang bisa di alami oleh klien lansia
1).jelskan  pada    keluarga  tentang masalah yang di alami oleh klien


2).Menjelaskn tentang factor penyebab dari masalah yang dialami klien.

3).Ajarkan cara menyelesaikn masalah.

Dgn pnjlsn trsbt Kluarga bs mmhami mslah yg dihadpi oleh lansia




kluarga mengetahui
penyebab dari msalah yng dialami klien
msalah yang dialami klien bisa diselesaikan dengan baik
Bengkak b/d Ketidak mmpuan keluarga merawat keluarga yang sakit.








Setelah dilakukan tndkan  keperawtn
Kaki klien tidak mengalami bengkak

Setelah dilakukan kunjungan 2x diharapkan keluarga dapat:
Melakukan perawatan pada  lansia rematik
Verbal
pngetahuan

Keluarga mengtahui dan memahami
Mengenai cara perawatan pada klien yang mengalami pembengkakn pada kaki akibat rematik
1). Ajarkan tentang cara merawat klien yaitu degan cara:
- memberikn mnyk gosok pda kaki yg bengkk
- mmbrkn parutan jahe pda kaki yang bngkak
Keluarga bisa melakukan perawatan  secara mandiri.




DAFTAR PUSTAKA

Friedman.1998.Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC
Nugroho, Wahyudi.2008.Asuhan Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA, SEMOGA REFERENSI BLOG KAMI BERMANFAAT !!!! SYUKRAN :) SALAMA'KI :) SALAM KENAL :) INSYA ALLAH BLOH KAMI TERUPDATE TIAP HARINYA !!!






                                                 



No comments:

Post a Comment