Visitor

Sunday, February 19, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM RESPIRASI “BRONKHITIS” TUGAS KEPERAWATAN



ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM RESPIRASI “BRONKHITIS”


Kelompok V
II C Keperawatan
*        ZULFITRIANI B                 11 3145 105 060
*        NURASMA                    11 3145 105 102
*        NURSINAM SAHDIN           11 3145 105 104
*        SARINA ALIM                 11 3145 105 049
*        SRI WAHYUNI                 11 3145 105 112
*        REZKY FAUZI                  11 3145 105 108

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2012-2013



ASMA BRONKHIAL


A.    KONSEP DASAR TEORI
1.      DEFENISI
               Asma bronchial adalah Penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa meningkatnya reaktivitas trachea dan bronchus terhadap berbagai rangsangan sehingga terjadi penyempitan saluran nafas yang dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan. Peningkatan reaktivitas tersebut dihubungkan dengan proses inflamasi.

2.      ETIOLOGI
               Penyakit asma selalu dihubungkan dengan bronkospasme yang reversibel sebagai faktor pencetusnya adalah:
·         Asma alergis disebabkan oleh alergan yang diketahui misalnya:
-          Serbuk                                       - Debu
-          Binatang
-          Makanan
-          Bulu-bulu binatang
·         Asma idiopati atau non-alergi,. Misalnya:
-          Infeksi pernafasan dan iritasi
-          Latihan
-          Emosional
-          Perubahan lingkungan dan suhu


3.      PATOFISIOLOGI

            Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang  menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas  bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi  mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal  dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan  antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil.

Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi  mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. 
 
 
 


  
4.      MANIFESTASI KLINIS
Berhubungan dengan derajat hiperaktivitas bronkus.
Gejala umum :
1. Batuk
2. Dispnea ‘sesak paroksimal’(ssak y trjd pd mlm hri)
3. Mengi/ weezing (trjd akbt pmbngkkn pd bronkus)
   4. Kelelahan
   5. Nadi cepat dan kecil
   6. Anoreksia
Serangan asma
§  Sering pada malam hari (bersifat paroksismal)
§  Mulai serangan mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada
§  Ekspirasi lebih kuat dan lama dari inspirasi
§  Obstruksi jln nafas membuat sensasi dispnea
§  Batuk sulit dan kering; diikuti dgn batuk yang lebih kuat dengan sputum kental.
§  Total serangan berlangsung slm 30 menit s/ brp jam & dpt menghilang scr spontan.

5.       PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.       Pemeriksaan Sputum
-          Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang-kadang terdapat mukus plug.
b.      Pemeriksaan darah
-          Analisis gas darah umumnya normal, akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia atau asidosis.
-          Kadang terdapat peningkatan SGOT dan LDH
-          Hiponatremia dan kadar leukosit kadang di atas 15.000/mm3.
-          Terjadi peningkatan IGE pada waktu serangan.
-          Terjadi peningkatan eosinofil

c.       Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru, yakni radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga intercostals, serta diafragma yang menurun.
d.      Uji Tusuk Kulit (Prick Test)
Pemeriksaan pada kulit dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergan yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

6.      PENATALAKSANAAN

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah : 

1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
    penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya
    sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan dan
    bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya. 

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1.  Pengobatan  non farmakologik:
·         Memberikan penyuluhan 
·          Menghindari faktor pencetus
·         Pemberian cairan
·         Fisiotherapy
·         Beri O2 bila perlu.



2. Pengobatan farmakologik :
·         Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan :
a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
    Nama obat :
§  Orsiprenalin (Alupent)
§  Fenoterol (berotec)
§  Terbutalin (bricasma)
b. Santin (teofilin) 
    Nama obat :
§  Aminofilin (Amicam supp)
§   Aminofilin (Euphilin Retard)
§  Teofilin (Amilex)


B.     KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN
a.       Data Umum
Mencakup identitas klien dan penanggung
b.      Riwayat Kesehatan
§  Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas
§  Riwayat penyakit: biasanya klien sudah mengalami sesak nafas sejak kecil bila terpajan/kontak dengan zat alergan disertai dengan keluhan batuk produktif yang susah keluar, mengi. Klien bernafas dengan menggunakan bantuan/sokongan pada lutut, meja, dll.


c.       Riwayat Kesehatan Masa lalu
Biasanya klien punya riwayat alergi seperti debu, cuaca dingin, dll. Klien pernah menderita penyakit ISPA
d.      Riwayat Keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita asma.
e.       Riwayat Psikososial
§  Kondisi rumah
*      Tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi
*      Terpapar dengan asap rokok
*      Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah terlalu banyak.
*      Binatang peliharaan: kucing
f.       Kebutuhan Dasar
§  Pola makan: kurang nafsu makan, porsi tidak dihabiskan
§  Pola tidur: tidak dapat tidur bila timbul sesak
§  Aktivitas sehari-hari: tidak dapat beraktivitas bila sesak.
g.      Pemeriksaan Fisik
§  Inspeksi
*      Kelemahan
*      Tampak sesak
*      Pernafasan cuping hidung/penggunaan otot tambahan
*      Tampak gelisah, berkeringat dingin
*      Batuk produktif
*      Bibir kering
§  Auskultasi
Bunyi nafas mengi dan ronchi sepanjang area paru pada ekspirasi, penurunan/tidak ada bunyi nafas saat inspirasi.
§  Palpasi
*      Kulit teraba dingin
*      Takikardi


2.      DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan jalan nafas
a.       Auskultasi bunyi nafas
Rasional: Derajat spasme bronkhus dengan obstruksi jalan nafas dapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius.
b.      Kaji pasien untuk posisi yang nyaman
Rasional: peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi, tapi pasien dengan distress berat akan mencari posisi yang mudah untuk bernafas.
2.      Bersihan jln nafas inefektif B/D peningkatan produksi mukus.
a.       Instruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk
Rasional: Batuk yang tidak terkontrol melelahkan dan inefektif, dapat menimbulkan frustasi.
b.      Dorong dan berikan perawatan mulut
Rasional: higiene mulut yang baik meningkatkan rasa sehat dan mencegah bau mulut.
3.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
a.      Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
Rasional : Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.
b.      Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.
Rasional:  memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
4.          Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernapas dan takut sesak napas.
a.       Upayakan lingkungan yang tenang saat pasien mengalami kesuliatan bernapas
             Rasional : dengan menurunkan rangsang eksternal meningkatkan relaksasi
b.      Tanggapi rasa takut pasien dan berikan penguatan positif terhadap upaya yang dilakukan.
            Rasional : rasa takut mencetuskan dispnea dan dospnea meningkatkan rasa takut

5.      EVALUASI
Setelah dilakukan implementasi keperawatan, maka hal yang perlu di evaluasi dari tndakan yang telah kita lakukan yaitu:
a.       Pola nafas tidak efektif
b.      Bersihan jalan inefektif


 

 


DAFTAR PUSTAKA


Baratawidjaja, K. (1990) “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta : FK UI.
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Crockett, A. (1997) “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta :
Hipocrates.
Crompton, G. (1980) “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”, Blacwell
Scientific Publication.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1, Jakarta :EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”Jakarta : EGC.
Pullen, R. L. (1995) “Pulmonary Disease”, Philadelpia : Lea & Febiger.
Rab, T. (1996) “Ilmu Penyakit Paru”, Jakarta : Hipokrates.
Rab, T. (1998) “Agenda Gawat Darurat”, Jakarta : Hipokrates.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, BukuSatu, Jakarta : Salemba Medika.
Staff Pengajar FK UI (1997) “Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta : Info Medika.
Sundaru, H. (1995) “Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta : FK UI.




          
      


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Asma Bronkhial” ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih pada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan bantuan kepada penulis khususnya Dosen Pembimbing mata kuliah Sistem Respirasi
Kami menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik dari para pembaca.
Akhirnya, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya untuk para pembaca. Amiin.

Makassar, 16  Desember 2012

Penyusun
kelompok 6




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………...
KATA PENGANTAR ……………………………………………

BAB I   : KONSEP DASAR TEORI
1.     Defenisi ……………………………………………………...
2.     Etiologi ………………………………………………………
3.     Patofisiologi …………………………………………………
4.     Manifestasi klinis …………………………………………...
5.     Pemeriksaan penunjang ……………………………………
6.     Penatalaksanaan ……………………………………………

BAB II   : KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.     Pengkajian ………………………………………………….
2.     Diagnosa dan Intervensi Keperawatan …………………...
3.     Evaluasi ……………………………………………………..






No comments:

Post a Comment