ASUHAN
KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM RESPIRASI “BRONKHITIS”
Kelompok V
II C Keperawatan
ZULFITRIANI
B 11 3145 105 060
NURASMA 11 3145 105 102
NURSINAM
SAHDIN 11 3145 105 104
SARINA
ALIM 11 3145
105 049
SRI
WAHYUNI 11 3145 105
112
REZKY
FAUZI 11
3145 105 108
STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2012-2013
ASMA
BRONKHIAL
A. KONSEP DASAR TEORI
1. DEFENISI
Asma
bronchial adalah Penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa
meningkatnya reaktivitas trachea dan bronchus terhadap berbagai rangsangan
sehingga terjadi penyempitan saluran nafas yang dapat hilang dengan atau tanpa
pengobatan. Peningkatan reaktivitas tersebut dihubungkan dengan proses
inflamasi.
2. ETIOLOGI
Penyakit
asma selalu dihubungkan dengan bronkospasme yang reversibel sebagai faktor
pencetusnya adalah:
·
Asma
alergis disebabkan oleh alergan yang diketahui misalnya:
-
Serbuk - Debu
-
Binatang
-
Makanan
-
Bulu-bulu
binatang
·
Asma
idiopati atau non-alergi,. Misalnya:
-
Infeksi
pernafasan dan iritasi
-
Latihan
-
Emosional
-
Perubahan
lingkungan dan suhu
3.
PATOFISIOLOGI
Asma
ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang
umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul
pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
alergi mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal
dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya.
Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil.
|
Bila seseorang menghirup alergen maka
antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang
telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai
macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang
merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek
gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada
dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi
mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos
bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.
4.
MANIFESTASI
KLINIS
Berhubungan dengan
derajat hiperaktivitas bronkus.
Gejala umum :
1. Batuk
2. Dispnea ‘sesak paroksimal’(ssak y trjd pd mlm hri)
3. Mengi/ weezing (trjd akbt pmbngkkn pd bronkus)
1. Batuk
2. Dispnea ‘sesak paroksimal’(ssak y trjd pd mlm hri)
3. Mengi/ weezing (trjd akbt pmbngkkn pd bronkus)
4. Kelelahan
5. Nadi cepat dan kecil
6. Anoreksia
Serangan
asma
§ Sering
pada malam hari (bersifat paroksismal)
§ Mulai
serangan mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada
§ Ekspirasi
lebih kuat dan lama dari inspirasi
§ Obstruksi jln nafas membuat sensasi dispnea
§ Batuk sulit dan kering; diikuti dgn batuk yang lebih kuat
dengan sputum kental.
§ Total serangan berlangsung slm 30 menit s/ brp jam &
dpt menghilang scr spontan.
5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Sputum
-
Netrofil
dan eosinofil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang-kadang terdapat mukus plug.
b. Pemeriksaan darah
-
Analisis
gas darah umumnya normal, akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia atau asidosis.
-
Kadang
terdapat peningkatan SGOT dan LDH
-
Hiponatremia
dan kadar leukosit kadang di atas 15.000/mm3.
-
Terjadi
peningkatan IGE pada waktu serangan.
-
Terjadi
peningkatan eosinofil
c. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma umumnya normal. Pada
waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru, yakni
radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga intercostals, serta diafragma
yang menurun.
d. Uji Tusuk Kulit (Prick Test)
Pemeriksaan pada kulit dilakukan untuk mencari
faktor alergi dengan berbagai alergan yang dapat menimbulkan reaksi yang
positif pada asma.
6.
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum
pengobatan asma bronchial adalah :
1. Menghilangkan
obstruksi jalan nafas dengan segara.
2. Mengenal dan
menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3. Memberikan
penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
penyakit asma, baik pengobatannya maupun
tentang perjalanan penyakitnya
sehingga penderita mengerti tujuan
penngobatan yang diberikan dan
bekerjasama dengan dokter atau perawat yang
merawatnnya.
Pengobatan
pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1. Pengobatan
non farmakologik:
·
Memberikan
penyuluhan
·
Menghindari faktor pencetus
·
Pemberian cairan
·
Fisiotherapy
·
Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan
farmakologik :
·
Bronkodilator : obat
yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan
:
a.
Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
§ Orsiprenalin
(Alupent)
§ Fenoterol
(berotec)
§ Terbutalin
(bricasma)
b.
Santin (teofilin)
Nama obat :
§ Aminofilin
(Amicam supp)
§ Aminofilin (Euphilin Retard)
§ Teofilin
(Amilex)
B.
KONSEP
DASAR KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
a. Data Umum
Mencakup identitas klien dan penanggung
b. Riwayat Kesehatan
§ Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas
§ Riwayat penyakit: biasanya klien sudah
mengalami sesak nafas sejak kecil bila terpajan/kontak dengan zat alergan
disertai dengan keluhan batuk produktif yang susah keluar, mengi. Klien
bernafas dengan menggunakan bantuan/sokongan pada lutut, meja, dll.
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Biasanya klien punya riwayat alergi seperti debu,
cuaca dingin, dll. Klien pernah menderita penyakit ISPA
d. Riwayat Keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita asma.
e. Riwayat Psikososial
§ Kondisi rumah
Tinggal
di daerah dengan tingkat polusi tinggi
Terpapar
dengan asap rokok
Anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah terlalu banyak.
Binatang
peliharaan: kucing
f. Kebutuhan Dasar
§ Pola makan: kurang nafsu makan, porsi
tidak dihabiskan
§ Pola tidur: tidak dapat tidur bila timbul
sesak
§ Aktivitas sehari-hari: tidak dapat
beraktivitas bila sesak.
g. Pemeriksaan Fisik
§ Inspeksi
Kelemahan
Tampak
sesak
Pernafasan
cuping hidung/penggunaan otot tambahan
Tampak
gelisah, berkeringat dingin
Batuk
produktif
Bibir
kering
§ Auskultasi
Bunyi nafas mengi dan ronchi sepanjang area paru
pada ekspirasi, penurunan/tidak ada bunyi nafas saat inspirasi.
§ Palpasi
Kulit
teraba dingin
Takikardi
2.
DIAGNOSA
DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penyempitan jalan nafas
a. Auskultasi bunyi nafas
Rasional:
Derajat spasme bronkhus dengan obstruksi jalan nafas dapat/tak dimanifestasikan
adanya bunyi nafas adventisius.
b. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman
Rasional:
peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan
gravitasi, tapi pasien dengan distress berat akan mencari posisi yang mudah
untuk bernafas.
2.
Bersihan jln nafas inefektif B/D peningkatan
produksi mukus.
a. Instruksikan klien pada metode yang tepat
dalam mengontrol batuk
Rasional: Batuk yang tidak terkontrol melelahkan dan
inefektif, dapat menimbulkan frustasi.
b. Dorong dan berikan perawatan mulut
Rasional: higiene mulut yang baik meningkatkan rasa
sehat dan mencegah bau mulut.
3.
Gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
a.
Kaji status nutrisi klien
(tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
Rasional : Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.
Rasional : Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.
b.
Anjurkan klien makan
sedikit-sedikit tapi sering.
Rasional: memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Rasional: memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
4.
Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernapas dan takut sesak napas.
a. Upayakan
lingkungan yang tenang saat pasien mengalami kesuliatan bernapas
Rasional : dengan menurunkan rangsang
eksternal meningkatkan relaksasi
b. Tanggapi rasa
takut pasien dan berikan penguatan positif terhadap upaya yang dilakukan.
Rasional : rasa takut mencetuskan
dispnea dan dospnea
meningkatkan rasa takut
5.
EVALUASI
Setelah dilakukan implementasi keperawatan, maka hal yang
perlu di evaluasi dari tndakan yang telah kita lakukan yaitu:
a. Pola
nafas tidak efektif
b. Bersihan
jalan inefektif
DAFTAR
PUSTAKA
Baratawidjaja, K. (1990) “Asma Bronchiale”,
dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta : FK UI.
Brunner & Suddart (2002) “Buku
Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Crockett, A. (1997) “Penanganan
Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta :
Hipocrates.
Crompton, G. (1980) “Diagnosis and
Management of Respiratory Disease”, Blacwell
Scientific Publication.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F.
& Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997)
“Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1, Jakarta :EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995)
“Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”Jakarta : EGC.
Pullen, R. L. (1995) “Pulmonary
Disease”, Philadelpia : Lea & Febiger.
Rab, T. (1996) “Ilmu Penyakit
Paru”, Jakarta : Hipokrates.
Rab, T. (1998) “Agenda Gawat
Darurat”, Jakarta : Hipokrates.
Reeves, C. J., Roux, G &
Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, BukuSatu, Jakarta : Salemba
Medika.
Staff Pengajar FK UI (1997) “Ilmu
Kesehatan Anak”, Jakarta : Info Medika.
Sundaru, H. (1995) “Asma ; Apa dan
Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta : FK UI.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi
Robbi, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Asma Bronkhial” ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih pada
semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan bantuan kepada penulis
khususnya Dosen Pembimbing mata kuliah Sistem Respirasi
Kami
menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis menerima saran dan kritik dari para pembaca.
Akhirnya,
penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan
umumnya untuk para pembaca. Amiin.
Makassar,
16 Desember 2012
Penyusun
kelompok 6
kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………..
DAFTAR ISI
……………………………………………………...
KATA PENGANTAR
……………………………………………
BAB I : KONSEP DASAR TEORI
1.
Defenisi
……………………………………………………...
2.
Etiologi
………………………………………………………
3.
Patofisiologi
…………………………………………………
4.
Manifestasi klinis
…………………………………………...
5.
Pemeriksaan penunjang
……………………………………
6.
Penatalaksanaan
……………………………………………
BAB II : KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
………………………………………………….
2.
Diagnosa dan
Intervensi Keperawatan …………………...
3.
Evaluasi
……………………………………………………..
No comments:
Post a Comment