Pengemasan Perangkat Skenario Pembelajaran (SP)
(Pertemuan Ke-11)
1.
Identitas
Perguruan Tinggi
a.
Perguruan Tinggi :Stikes Mega Rezky Makassar
b.
Fakultas :Kesehatan
c.
Prodi :DIII
Kebidanan
2.
Identitas
Mata Kuliah
a. Nama
Mata Kuliah :Biologi Reproduksi
b. Kode
Mata Kuliah :BD 203
c. Semester :Ganjil (III)
d. Bobot
SKS :3
(T:2, P:1)
3.
Dosen
Pengampuh :Satri
Ani,S.ST
4.
Pelaksanaan
Pembelajaran
a. Hari :Senin
b. Kelas :A
c. Pukul :09.00-12.00 wita
5.
Mata
Kuliah Prasyarat :Biologi Reproduksi
6.
Status
Mata Kuliah :Wajib
7.
Substansi
kajian :
3.1.
Menjelaskan fisiologi manusia yang berhubungan dengan siklus alamiah pada
sistem reproduksi
8.
Kompetensi
Utama
a. Kompetensi
Dasar :
3.1.9. Menejlaskan definisi
persalinan
b. Indikator
:
3.1.9.1
Menjelaskan macam-macam
persalinan berdasarkan pengeluarannya\
3.1.9.2
Menjelaskan macam-macam
persalinan berdasarkan usia kehamilan
3.1.9.3
Menjelaskan faktor
penyebabnya terjadinya persalinan
3.1.9.4
Menjelaskan tanda
persalinan
3.1.9.5
Menejelaskan tahapan
persalinan
3.1.9.6
Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi persalinan
3.1.9.7
Menjelaskan mekanisme
persalinan normal
9.
Metode/
Model Pembelajaran
a. Metode
pembelajaran
Ceramah,tugas
dan demonstrasi
b. Model
pebelajaran
1. Pembelajaran
langsung
2. Pemecahan
masalah
10.
Uraian
Materi
A. Definisi
Persalinan
1. Partus
Adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup (viabel) dari dalam uterus ke dunia
luar melalui jalan lahir.
2. Persalinan
Adalah proses membuka
dan menepisnya servik, dan janin turun kedalam jalan lahir.
3. Kelahiran
Adalah dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir
4. Persalinan
dan kkelahiran normal
Adalah proses
pengeluaran janiin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi LBK yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu atau janin.
B. Macam-macam
persalinan berdasarkan cara pengeluarannya
1. Persalinan
spontan
Persalinan yang
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir
2. Persalinan
buatan
Persalinan dengan
bantuan tanaga dari luar misalnya forcep, vakum dan SC
3. Persalinan
anjuran
Persalinan dengan
bantuan diberi obat-obatan baim disertai atau tanpa pemecahan ketuban.
C. Macam
persalinan berdasarkan usia kehamilan
1. Abortus
Keluarnya hasil
konsepsi (bayi) sebelum dapat hidup pada UK ˂ 20 minggu
2. Persalinan
imatur
Keluarnya hasil
konsepsi pada UK 28-35 minggu
3. Persalinan
prematur
Keluarnya hasil
konsepsi pada UK 28-35 minggu
4. Persalinan
matur atau aterm
Keluarnya hasill
knsepsi pada UK 36-40 mingggu
5. Persalinan
postmatur atau serotinus
Keluarnya hasil
konsepsi pada UK >40 minggu
D. Faktor
penyebab terjadinya persalinan
1. Teori
keregangan
Otot rahim mempunyai
keregangan atau kemampuan meregang dengan batas-batas tertentu, setelah
melewati batas-batas tersebut terjadi konstraksi sehingga persalinan dapat
dimulai.
2. Teori
penurunan progesteron
a. Progesteron
menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.
b. Estrogen
meninggikan ketegangan otot-otot rahim
c. Selama
kehamilan terhadap keseimbangan antara progesteron dan estrogen dalam darah,
tapi pada akhir kehamilan progesteron menurun sehingga adanya his.
3. Teori
oksitosin
a. Oksitosin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisi pars posterior
b. Menurunkan
konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai
4. Teori
Prostatglandin
Prostatglandin
meninngkat sejak umur kehamilan 15 minggu, dikeluarkan oleh desidua.
E. Tanda
Persalinan
1. Tanda
persalinan sudah dekat
a. Terjadi
lightening
Yaitu kepala turun
memasuki PAP terutama primigravida menjelang minggu ke-36. Lightening
menyebabkan:
·
Terasa ringan dibagian
atas dan rasa sesaknya beerkurang
·
Dibagian bawa terasa
sesak
·
Terjadi kesulitan saat
berjalan dan sering miksi
b. Terjadi
his permulaan
Sifat his permulaan
atau palsu:
·
Rasa nyeriringan
dibagian bawah
·
Datangnya tidak teratur
dan durasinya pendek
·
Tidak ada perubahan
pada serviks dan tidak bertambah bila beraktivitas
2. Tanda
pasti persalinan
Terjadi his persalinan
yang sifatnya :
a. Teratur,
interval makin pendek, kekuaan makin bertambah jika beraktifitasdan mempunyai
pengaruh pada perubahan serviks.
b. Pinggang
terasa sakit dan menjalar ke depan.
c. Keluar
lendir darah serta cairan ketuban.
F. Tahapan
Persalinan
1. Kala
I
Dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan mencapai lenngkap. Lama kala I pada
primigravida 18 jam sedangkan pada multigravida 10 jam. Kala I dibagi 2 fase:
a. Fase
laten
Dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap.
Pembukaan 1-3 cm, lama 8 jam
b. Fase
aktif
Terjadi penurunan
bagian terbawah janin, frekuensi dan lama kontraksi uterus menigkat (kontraksi
uterus dianggap adekuat bila terjadi 3x atau ebih dalam 10 menit lama 40 detik
atau lebih). Dibagi menjadi 3 tahap :
a. Periode
akselerasi (pembukaan 3-4 cm, lama 2 jam)
b. Periode
dilatasi maksimal ( pembukaan 4-9 cm, lama 2 jam)
c. Periode
deselerasi (pembukaan 9-10 cm, lama 2 jam)
Selama
kehamilan serviks panjangnya normal. Paa akhir kehamlan serviks mulai mendatar,
menjadi lebih pendek dan kehamilan serviks mulai mendata, menjadi lebih pendek
dan osteum uteri internium mulai menghilang pada saat canalis sevikalis menjadi
bagian dari segmen bawah rahim. Idealnya serviks sedah harus masak pada
permulaan persalinan. Serviks yang masak adalah serviks yang lunak, panjangnya
kurang dari 1,25 cm, dengan mudah dapat dimasuki satu jari dan dapat
dilatasikan. Apabila serviks masak maka ini merupakan tanda bahwa uterus sudah
siap untuk mulai persalinan. Kalau keadaanya demikian maka induksi persalinan
dapat dikerjakan. Pada persalinan maka serviks lebih memendek lagi dan osteum
ureri eksternum membuka. Kalau sudah cukup membuka sehingga kepala janin dapat
lewat (rata-rata 10 cm) maka dikatakan pembukaan lengkap.
a. Serviks
masih tebal dan tertutup
b. Serviks
mendatar sebagian
c. Serviks
sudah mendatar
d. Serviks
membuka 3 cm
e. Serviks
membuka penuh dan mengkerut atau retraksi
2. Kala
II
Dimulai sejak pembukaan
lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Lama kala II pada primigravida 1½
jam, pada multigravida ½ jam.
a. Tanda
dan gejala kala II
1. Dorongan
eneran (doran)
2. Tekanan
pada anus (teknus)
3. Perineum
menonjol (perjol)
4. Vulva,
vagina dan spingter ani membuka (
5. Peningkatan
pengeluaran lendir darah.
b. Tanda
pasti kala II
1. Pembukaan
lengkap
2. Terlihat
kepala di introitus vagina, kepala tampak divulva dengan diameter 5-6 disebut
croning.
3. Kala
III
Dimulai dari lahirnya
bayi hingga pengeluaran plasenta. Setelah bayi lahir his berhenti sebentar, dan
kemudian muncul lagi yang disebut his pelepasan uri. Lama kala III pada
primigravida da multigravida 6-15 menit. Perdarahan kala uri baik sebelum dan
atau sesudah lahirnya plasentatidak lebih dari 400 ml, jika lebih berarti
patologis.
a. Dua
tingkat lahirnya plasenta
Lepasnya plasenta dari
tempat implamantasinya, pada dinding uterus. Pengeluaran plasenta dari kavum
uteri
b. Tanda
plasenta sudah lepas
1. Tali
pusat bertambah panjang.
2. Perubahan
ukuran dan bentuk uterus dari bentukdiskoid menjadi globuler dan keras
3. Semburan
darah secara tiba-tiba
4. Fundus
uterus naik ke atas > tinggi sedikit diatas pusat.
4. Kala
IV
Dimulai dari
pengeluaran uri sampai 2 jam kemudian. Observasi post partum pada 1 jam pertama
setiap 15 menit dan setiap 30 menit pada 1 ja kedua. Penentuan jam pemantauan,
dulu dimulai 25 menit setelah plasenta lahir sedangkan sekarang dimulai
senyaman ibu. Beberapa hal penting yang perlu diperlihatkan sebeum bidan
meninggalkan bulin:
a. Kontraksi
uterus harus baik
b. Tidak
ada perdarahan dari vagina
c. Plasenta
dan selaput janin lahir lengkap
d. Luka
perineum sudah dirawat dengan baik dan tidak ada hermatoma
e.
Kandung seni harus
kosong
f. Keadaan
umum ibu baik (TD, nadi nafas normal) tidak ada rasa mual muntah atau sakit
kepala.
g. Bayi
lahir dalam keadaan sehat
G. Faktor
yang mempengaruhi persalinan
1. Passage
Panggul di bagi menjadi
2 bagian. Bagian keras dibentuk oleh tulang-tulang, terdiri dari :
a. Pelvis
mayor untuk mendukung isi perut
b. Pelvis
minor untuk mendukung alat-alat reproduksi
Batas
antara pelvis mayor dan pelvis minor adalah llinea inominata atau linea
terminalis. Bagian keras tulang panggul terdiri dari :
a. 2
tulang pangkal paha atau Os. Coxae terdiri dari
1. T.
Usus atau Os. Ilium
Batas atasnya merupakan
pinggir tulang yag tebal disebut krista iliaka. Sedangkan pada ujung depan yang
menonjol disebut spina iliaka anterior superior, dan ujung belakang yang
menonjol disebut spina iliaka posterior superior.
2. T.
Duduk atau Os. Ishium
Pada pinggir belakang
yang menonjl dinamakan spina ishiadikum dan pinggir bawah sangat tebal
dinamakan tuber ishiadikum.
3. T.
Kemaluan atau Os. Pubid
Os. Pubis bagian bawah
kanan dan kkiri bertemu di simfisis pubis dan membentuk lengkung kemaluan yang
dinamakan arkus pubis
b. 1
tulang kelangkang atauOs. Sacrum
Keatas berhubungan
dengan ruas tulang pinggang ke lumbal V, tempat ini menonjol ke depan dan
disebut promontorium
c. 1
tulang tungging atau Os. Cocxygis
Tipe pelvis menurut
Caldwell Moloy, di bagi atas tipe ginekoidandroid, anthropoid dan platipeloid.
Pembagian ini terutama didasarkan atas bentuk PAP, sedangkan dalam kenyataanya
sebagian besar adalah bentuk campuran
Pada pelvis mayor
mempunyai 4 buah bidang
a. Pintu
atas panggul (PAP) atau inlet
1. Bentuk
bulat lonjong
2. Batas-batas:
·
Promontorium
·
Sakrum/sayap tulang
kelangkang
·
Linea inominata
·
Ramus pubis superior
(ka-ki atas os pubis bersatu)
·
Tepi atas simfisis
3. Ukuran
bidang PAP :
·
Diameter antero
posterior atau kongjungata vera atau ukuran muka belakang 11 cm dari
promontorium ke tepi atas simfisi
·
Diameter transversa
atau ukuran melintang 12,5013 cm dari linea inominata kanan ke linea inominata
kiri
·
Diamater obliqua atau
ukuran serong 13 cm dari artikulasio sacroiliaca ke tuberkullum pubicum kanan
atau sebaliknya. Jarak antara titik pertemuan diametertransvera dan congjungata
vera ke linea inominata
·
Kongjungata obstetrika 10,6
cm dari promontorium ke pertengahan simfisis
·
Kongjungata diaginalis
ke tepi bawah simfisis
b. BLP
atau bidang luas pangggul
1. Batas-batas:
·
Pertengahan simfisis
·
Pertengahan asetabulum
·
Pertemuan antara ruas
tulang sacrum 2 dan 3
2. Bidang
ini tidak pernah kesulitan dilalui oleh janin waktu bersalin
3. Ukuran
·
Ukuran muka belakang
12,75 cm dari pertengahan simfisis ke pertemuan antara ruas tuang sacrum dan 3
·
Ukuran melintang 12,5
cm dari pertengahan asetabulum ke pertemuan ruas tulang sacru 2 dan 3
c. PTP
atau bidang sempit panggul
1. Batas-batas
:
·
Tepi bawa simfisis
depan
·
Spina isiadikum atau
lateral
·
Pertemuan antara ruas
tulang sacrum 4 dan 5
2. Mempunyai
ukuran terkecil
3. Ukuran-ukuran
:
·
Ukuran muka belakang
11,5 cm
·
Ukuran melintang 10 cm
d. PBP
atau pintu bawah panggul
Pintu ini tidak
merupakan suatu bagian tetapi merupakan 2 bidang segitiga dengan dasar atau
alas yang sama. Batas-batas:
1. Tepi
bawah simfisis atau depan
2. Artikulasio
sakro koksigis atau belakang
3. Tubersiadikum/
lateral
Rongga
panggul yaitu ruang yang dibatasi atara PAP dan PBP sedangkan bidang hoodge
yaitu bidang yang digunakan untuk menilai turunya bagian bawah janin kedalam
ruang panggul pada suatu proses persalinan
Ukuran
bidang hoodge :
a. Diameter
antero-posterior atau ukuran muka belakang 11,5 cm dari terapi bawah simfisis/
arkus pubis ke ujung tulang kelangkang
b. Distansia
intertuberosum sakro tubersom kanan ke ligamentum sakro tubersom kiri (jarak
antara tuber ishiadikum kanan-kiri)
c. Diameter
sagitalis posterior 7,5 cm jarak antara ujung sakrum ke ertengahan jarak
melinntang antara kedua tuber ishiadikum
Bidang-bidan
hoodge
a. H
1 yaitu sejajar PAP
b. H
2 yaitu sejajar PAP melalui tepi bawah simfisis
c. H
3 yaitu sejajar H 1 dan H 2 melalui spina isiadika
d. H
4 yaitu sejajar H 1, H 2 dan H 3 melalui koksigis
Ukuran
luar yang penting :
a. Distansia
spinarum 24-26 cm jarak antara sias kanan dan kiri
b. Distansia
cristarum 28-30 cm jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri
c. Konjungata
eksterna / boudelogue 18 cm jarak antara pinggir atas smfisis dan ujung
prosesus spinosus lumbalis V
d. Lingkar
panggul 80-90 cm dari pinggir atas simfisis kepertengahan anterior siass dan
trokanter mayor sepihak dan kembali meelalui tempat yang sama dipihak lain.
Otot-otot dasar
panggul, terdiri atas :
1. Otot
bagian luar, terdiri dari :
· Musculus
spincter ani eksternus
· Musculus
bulbo kavernosus
· Musculus
transfersus superfisialis
2. Otot
bagian tengah
Otot ini melingkari
vagina bagian tengah dan anus, terdiri dari :
· Musculus
spincter uretrae
· Musculus
illio coccygius
· Musculus
perinei transferus profidus
· Musculus
coccygius
3. Otot
bagian dalam
Merupaka bagian yang
paling kuat, yang utama musculus levatr ani, otot-otot menutup hampir
seluruh bagiian belakang PBP pada
diafragma pelvis, berjalan urat saraf pudendus yang terletak antara spina
ishiadika dan tuber ischii. Untuk anastesi saat partus yaitu urat saraf
pudendus
2. Power
His yaitu kontraksi
otot-otot rahim. Sifat his yang baik :
a. Teratur,
kontraksi simteris dari atas ke bawah
b. Paling
kuat difundus dekat kornu
c. Makin
lama makin sering, intensitas makin kuat, durasi makin lama
d. Menghasilkan
pembukaan dan penuruna kepala
Beberapa
sifat his yang dijabarkan sebagai berikut
a. Amplituodo
yaitu kekuatan his diukur mHg dengan multavedeo
b. Frekuensi
yaitu jumlah terjadinya his selama 10 menit
c. Durasi
atau lamanya yaitu lama his pada setiap saat diukur dengan detik
d. Interval
yaitu tenggang waktu anntara kedua his
Pada akhir kala I
“60 mmHg, 2-4 kali
dalam 10 menit dan lama 60-90 detik”
Pada kala II
“60 mmHg, 3-4 kali
dalam 10 menit dan lama 60-90 detik”
Pada kala III
“60-80 mmHg, frekuensi
kurang, disebabkan aktivitas uterus menurun”.
Tenaga meneran yaitu
tenaga yang disadari oleh ibu yang berfungsi untuk mengeluarkan janin dan
dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan pada saat ada his. Mengejan
yang baik yaitu :
a. Saat
pembukaan sudah lengkap dann ada his, denga mulut tertutup setelah mengambil
nafas dalam-dalam, tidak terputus-putus atau kontinyu dan dilakukan seperti
orang seperti defekasi yang sukar.
b. Badan
ibu posisi fleksi, dagu menempel di dada
c. Kedua
tangan menarik paha sedekat lutut agar kepala janin ikut membuka pelvis dan
vulva, perineum semakin tipis
Akibat
mengejan sebelum pembukaan lengkap:
a. Serviks
mengalami odema
b. Ibu
mengalami kelelahan
c. Kala
II tidak maju atau lama
3. Passanger
atau Janin
Ukuran muka belakang
a. DM
Sub oksipito bregmatika (9,5 cm) jarak antara UUK ke UUB (presbelkep)
b. DM.
Sub oksipito frontalis (12 cm) jarak UUK ke os. Frontale (presentasi puncak
kepala)
c. DM.
Oksipito mentalis (13,5 cm) jarak antara UUK dengan dagu (presentasi dahi)
d. DM.
Sub mento bregmatika (9,5 cm) jarak antara bawah dagu dengan UUB (presentasi
muka)
e. DM.
Sub Oksipito frontalis (8 cm)/ DM. Bitemporalis dari foramen magnum kepangkal
hidung
Ukuran
melintang
a. Diameter
biparietalis
b. Diameter
temporalis
Ukuran
lingkaran
a. Sirkumferensia
suboksipito bregmatika 32 cm
b. Sirkumferensia
frontooksipitalis 35 cm
c. Sirkumferensia
mentooksipitalis 35 cm
d. Sirkumferensia
submentobregmatika 32 cm
Ukuran
bada janin :
a. Lebar
bahu (12 cm)
b. Lingkar
bahu (34 cm)
c. Lebar
bokong (10 cm)
d. Lingkar
bongkor (27 cm)
Ukuran
lingkungan :
a. 99%
letak memanjang
b. 95%
presentasi kepala
c. 4%
presentasi bokong
d. 1%
presentasi lintang
H. Mekanisme
persalinan normal
Proses adaptassi dan akomadasi yang
tepat antara kepala dengan bagian segman panggul agar proses persalinan dapat
berangsung.
1. Turunnya
kepala
Turunnya
kepala pada primigravida terjadi pada akhir kehamilan kepala sudah masuk PAP.
Sedangkan pada mulltigravida terjadi pada pemulaan persalinan. Penyebabnya :
a.
Tekanan cairan
intrauterin, fundus serta bokong bayi
b. Kekuatan
mengejan
c. Melurusnya
badan bayi oleh pelurusan bentuk janin.
Pada
3 peristiwa yang terjadi saat turunya kepala :
a. Engagement
Adalah peristiwa
masuknya kepala dalam panggul. Kepala engaged apabila kepala sudah sampai
bidang H-III/station 0/lebih. Disini terjadi peristiwa sinklitismus (sutura
sagitalis menempatkan dirinya di tengah-tengah antara simfisis pubis dan
promontorium). Pada primi pada awal persalinan belum enganged curiga DKP
(Disproporsi Kepala Panggul).
b. Turun
atau descent
Suatu keadaan dimana
kepala berada di PAP, disini terjadi asinklitismus posterior(sutura sagitalis
mendekati simfisis pubis/ os parietele belakang lebih rendah dari os parietal
belakang lebih rendah dari os.priatele depan).
c. Fleksi
Suatu keadaan dimana
kepala telah turun ke dalam rongga
panggul. Disini terjadi asinklitismus anterior (sutura sagitalis mendekati
promontorium/os. Pariatele depan lebih rendah dari os pariatele belakang).
2. Fleksi
maksimal
Terjadi
agar kepala lewat panggul dengan
diameter yang terkecil UUK lebih rendah dari UUB. Penyebabnya kepala mendapat
tahanan dari pinggir PAP, serviks, dinding panggul dan dasar panggul. Dengan
hipomoklion sub oksipito bregmatika
3. Putaran
paksi luar
Berputarnya bagian terendah dari bagian depan janin
kedepan ke arah simfisis pubis. UUK berputar ke depan, kemudian bila kepala
sudah masuk sampai didasar panggul maka UUK berada dibawah simfisis. Rotasi
interna terjadi bersamaan dengan
turunnya kepala, karena ini merupakan usaha menyesuaikan diri dari proses
kepala janin dengan bentuk jalan lahir. Multigravida rotasi interna mungkin
sudah terjadi sebelum kepala sampai dasar pangggul.
Penyebabnya:
a. Ukuran
terkecil pada bidang tengah panggul adalah diamter anterior posterior
b. Karena
turunya kepala dalam sikap fleksi maka oksiput merupakan bagian terendah
kepala, dan ia akan mencari tahanan yang paling kecil. Disini tempat yang
tahananya paling kecil adalah di depan atas, diantara muskulus levator anin
kanan dan kiri.
4. Ekstensi
dan defleksi kepala
Seperti
diketahui sumbu jalan lahir arahnya ke depan atas. Maka ekstensi terjadi kerena
adanya kekuatan yang mendorong dari atas dan adanya tahanan dari dasar panggul.
Hipomoklion sub oksiput, UUK berada di bawah simfisis.
5. Ekspulsi kepala janin
Lahirnya
kepala (meliputi UUB, dahi, muka dan dagu) dengan ppelan-pelan dan sedikit demi
sedikit mengurangi terjadinya laserasi. Penolong harus mencegah terjadinya
pengeluaran kepala yanng tiba-tiba oleh karena ini akan mengakibatkan laserasi
yang hebat dan tidak teratur, bahkan dapat meluas sampai sfingter ani dan
meluas sampai rektum. Kelahiran kepala dapat dikontrol dengan cara:
a. Tekanan
dengan tangan
Umunya kecepatan
kelahiran dapat dikurangi dengan tekanan dengan tangan pada kepala.
Kadang-kadang daya dorong sedemikian besar sehingga tidak mungkin atau bahkan
usaha-usaha untuk memperlambat kelahiran dapat membahayakan. Kepala tidak dapat
didorong kembali dengan paksa
b. Parasat
ritgen
Tujuan parasat ini
adalah untuk mempermudah ekstensi kepala janin dan dengan demikian memperlancar
kelahirannya. Prosedur ini paling baik dikerjakan pada waktu tidak ada
kontraksi uterus. Pada saat itu kepala dapat dilahirkan pelan-pelan, sedikit
demi sedikit dan sepenuhnya berada dibawah kontrol si penolong. Lagi pula
jaringan lunak lebh relaks dan kerusakan jaringan kurang. Parasat ini belum
dapat dilakukan kalau UUK belum berada dibawah simfisis. Baru dapat dikerjakan
kalau diameter subocipitofrontalis hampir dilahirkan. Tangan operator
diselubungi dengan handuk atau kain, diletakkan sedemikian rupa sehingga
jari-jari ada dibelakag anus ibu. Ekstensi kepala janin ditambah dengan menekan
muka bayi, sebaiknya pada dagu, melalui rectum. Berturut-turut lahir bregma,
dahi dan muka. Tangan satunya diletakkan pada kepala bayi untuk mengatur
kecepatan pengeluarannya. Kadang-kadang diperlukan dorongan fundus untuk
melahirkan kepala, atau bila pasiennya sadar ia dapat mengejar perlahan-lahan
c. Menggaet
dagu keluar
Kadang-kadang dagu
tersangkut pada perineum. Dagu yang tersangkur ini dikeluarkan dengan
memasukkan jari kedalam vagina, disebelah pipi dan dibawah dagu, kemudian
dikeluarkan diatas perineum, lahir UUB, dahi, muka dan dagu.
6. Putaran
paksi luar atau resititusi
Setelah kepala lahir,
kepala memutar kearah punggung janin untuk menghilangkan torsi pada lehernya
akibat terjadinya putaran paksi dalam disebut putaran balasan. Bahu janin
melewati PAP juga dalam keadaan miring
7. Ekspulsi
total
Segera stelah putaran
paksi luar, bahu depan sudah sampai dibawah simfisis, sebagai hipomoklion untuk
melahirkan bahu belakang dan barulah lahir bahu depan yang diikuti oleh badan
janin yang lahir sesuai dengan sumbu janin.
11.
Kegiatan
Pembelajaran
a.
Pendahuluan
Menyediakan
media pembelajaran, melakukan aspersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
b.
Inti
pebelajaran
1. Menjelaskan
definisi persalinan
2. Melakukan
ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi berupa pemberian pertanyaan yang berkaitan
dengan fisiologi manusia yang berhubungan dengan siklus alamiah pada sistem
reproduksi
3. Mendiskusikan
tentang fisiologi manusia yang berhubungan dengan siklus alamiah pada sistem
reproduksi
c.
Penutup
Menyimpulkan
materi pelajaran, melakukan refleksi, memberikan tugas serta pesan moral dan
menutup dengan salam
12.
Sumber
Rujukan
a.
Buku
Utama
Anik Maryunani. 2014.
Biologi Reproduksi.Jakarta.Trans Info media
Asep Sufyan.2011.
Biologi Reproduksi.Bandung.Refika Aditama
b.
Buku
Anjuran
Aprilia
Nurul.2011.Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta.Graha Ilmu
No comments:
Post a Comment