DAFTAR ISI
Bab I : Konsep dasar umum
A. Defenisi
…………………………………………………………………………
B. Etiologi
…………………………………………………………………………
C. Manisfestasi
klinik ……………………………………………………………..
D. Patofisiologi
……………………………………………………………………
E. Pemeriksaan
penunjang ………………………………………………………..
F. Penatalaksanaan
………………………………………………………………..
G. Patofidiogram
perubahan trhadap KDM ……………………………………….
Bab II : konsep dasar keperawatan
A. Pengkajian
………………………………………………………………………
B. Diagnose
keperawatan ………………………………………………………….
C. Intervensi
dan implementasi keperawatan ………………………………………
D. Evaluasi
…………………………………………………………………………
Bab III : penutup
Kesimpulan ……………………………………………………………………
Daftar pustaka …………………………………………………………………………..
B A B I
KONSEP DASAR
UMUM :
A.Definisi
Hemofilia
adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya
kekurangan faktor pembekuan darah.
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier). Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier dan bersifat letal.
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier). Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier dan bersifat letal.
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari
dua kata yaitu haima yang
berarti darah dan philia yang
berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatu penyakit yang
diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak
tersebut dilahirkan.
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku
dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih
banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan
di bawah kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka
memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang
berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku
tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika
perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada
otak.
Klasifikasi
Hemofilia
A dan B
Hemofilia
terbagi atas dua jenis, yaitu :
-
|
Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :
|
||||
|
|||||
-
|
Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :
|
||||
|
B.Etiologi
Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX), dikelompokkan sebagai hemofilia A dan hemofilia B. Kedua gen tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait- Oleh karena itu, semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemofilia adalah carier penyakit, dan anak laki-laki tidak terkena. Anak laki-laki dari perempuan yang carier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemofilia. Dapat terjadi wanita homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu carier), tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi. Kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan.
Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX), dikelompokkan sebagai hemofilia A dan hemofilia B. Kedua gen tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait- Oleh karena itu, semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemofilia adalah carier penyakit, dan anak laki-laki tidak terkena. Anak laki-laki dari perempuan yang carier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemofilia. Dapat terjadi wanita homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu carier), tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi. Kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan.
C. Manifestasi Klinik
Penyakit ini, yang bisa sangat berat, ditandai dengan memar besar dan meluas dan pendarahan ke dalam otot, sendi, dan jaringan lunak meskipun hanya akibat trauma kecil. Pasien sering merasakan nyeri pada sendi sebelum tampak adanya pembengkakan dan keterbatasan gerak. Pendarahan sendi berulang dapat mengakibatkan kerusakan berat sampai terjadi nyeri kronis dan ankilosis (fiksasi) sendi. Kebanyakan pasien mengalami kecacatan akibat kerusakan sendi sebelum mereka dewasa. Hematuri spontan dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi. Penyakit ini sudah diketahui saat awal masa anak-anak, biasanya saat usia sekolah.
Sebelum tersedia konsentrat faktor VIII, kebanyakan pasien meninggal akibat komplikasi hemofilia sebelum mereka mencapai usia dewasa. Ada juga penderita hemofilia dengan defisiensi yang ringan, mempunyai sekitar 5% dan 25% kadar faktor VIII dan IX normal. Pasien seperti ini tidak mengalami nyeri dan kecacatan pada otot maupun pendarahan sendi, namun mengalami perdarahan ketika cabut gigi atau operasi. Namun demikian, perdarahan tersebut dapat berakibat fatal apabila penyebabnya tidak diketahui dengan segera
D. Patofisiologi
Gangguan
perdarahan herediter dapat timbul pada defisiensi atau gangguan fungsional pada
factor pembekuan plasma yang manapun kecuali factor XII, prekalikrein, dan kininogen
dengan berat molekul tinggi. Bila adanya ketiga factor ini walaupun PTT
mamanjang, tidak akan menyebabkan perdarahan klinis gangguan perdarahan yang
sering dijumpai terkait dengan X-resesif.
Kerena factor XII dan factor IX merupakan bagian jalur intrinsic adalah normal. Masa perdarahan, yang menilai fungsi trombosit normal tetapi terjadi perdarahan yang lama karena stabilisasi fibrin yang tidak memadai. Masa perdarahan yang memanjang, dengan adanya defisiensi factor VIII, merupakan petunjuk terhadap von willebrend suatu bawaan otosornal dominan yang sama kejadiannya pada pria dan wanita. Pada penyakit von willebrend terdapat defisiensi factor VIIIVWF maupun factor VIIIAHG dan gangguan adesi trombosit.
Kerena factor XII dan factor IX merupakan bagian jalur intrinsic adalah normal. Masa perdarahan, yang menilai fungsi trombosit normal tetapi terjadi perdarahan yang lama karena stabilisasi fibrin yang tidak memadai. Masa perdarahan yang memanjang, dengan adanya defisiensi factor VIII, merupakan petunjuk terhadap von willebrend suatu bawaan otosornal dominan yang sama kejadiannya pada pria dan wanita. Pada penyakit von willebrend terdapat defisiensi factor VIIIVWF maupun factor VIIIAHG dan gangguan adesi trombosit.
E. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan waktu perdarahan yang normal, tetapi PTT memanjang. Terjadi penurunan pengukuran faktor VIII.
Dapat dilakukan pemeriksaan pranatal untuk gen yang bersangkutan.
F. Penatalaksanaan
Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan waktu perdarahan yang normal, tetapi PTT memanjang. Terjadi penurunan pengukuran faktor VIII.
Dapat dilakukan pemeriksaan pranatal untuk gen yang bersangkutan.
F. Penatalaksanaan
1. Supportive
a. Menghindari luka
b. Merencanakan suatu kehendak operasi
c. RICE (Rest Ice Compression Evaluation)
d. Pemberian kortiko steroid
e. Pemberian analgetik
f. Rehabilitasi medic
a. Menghindari luka
b. Merencanakan suatu kehendak operasi
c. RICE (Rest Ice Compression Evaluation)
d. Pemberian kortiko steroid
e. Pemberian analgetik
f. Rehabilitasi medic
2. Penggantian factor pembekuan
3. Pemberian factor VIII/ IX dalam
bentuk rekombinan konsentrat maupun komponen darah.
4. Terapi gen
5. Lever transplantation
6. Pemberian vitamin K; menghindari
aspirin, asam salisilat, AINS, heparin
7. Pemberian rekombinan factor VIII.
G.
Patofladiogram perubahan terhadap KDM
BAB II
KONSEP DSAR KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
. Aktivitas
Gejala :kelelahan, malaise, ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas
Tanda : kelemahan otot
· Sirkulasi
Gejala : palpitasi
Tanda : Kulit dan membrane mukosa pucat, deficit saraf serebral/tanda perdarahan serebral
· Eliminasi
Gejala : hematuria
· Integritas ego
Gejala : perasaan tak ada harapan, tak berdaya
· Tanda : depresi menarik diri, ansietas
· Nutrisi
Gejala : anoreksia, penurunan BB,
· Nyeri
Gejala :nyeri tulang, sendi, nyeri tekan sentral, kram otot
Tanda : perilaku berhati-hati, gelisah, rewel
· Kemanan
Gejala : riwayat trauma ringan, perdarahan spontan
Tanda : hematoma.
. Aktivitas
Gejala :kelelahan, malaise, ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas
Tanda : kelemahan otot
· Sirkulasi
Gejala : palpitasi
Tanda : Kulit dan membrane mukosa pucat, deficit saraf serebral/tanda perdarahan serebral
· Eliminasi
Gejala : hematuria
· Integritas ego
Gejala : perasaan tak ada harapan, tak berdaya
· Tanda : depresi menarik diri, ansietas
· Nutrisi
Gejala : anoreksia, penurunan BB,
· Nyeri
Gejala :nyeri tulang, sendi, nyeri tekan sentral, kram otot
Tanda : perilaku berhati-hati, gelisah, rewel
· Kemanan
Gejala : riwayat trauma ringan, perdarahan spontan
Tanda : hematoma.
B. Diagnosa
a) Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan sendi dan kekakuan yang ditimbulkannya.
b) Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kelemahan pertahanan sekunder akibat hemofilia ditandai dengan seringnya terjadi cidera.
c) Risiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan kesulitan beradaptasi pada kondisi kronis
a) Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan
sendi dan kekakuan yangditimbulkannya.
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri akan berkurang
Kriteria Hasil : Peningkatan kemampuan bertoleransi dengan gerakan sendi.
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri akan berkurang
Kriteria Hasil : Peningkatan kemampuan bertoleransi dengan gerakan sendi.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a) Kolaborasi
pemberian analgetik oral non opioid
|
U
untuk mengurangi rasa nyeri
|
b) Motivasi
klien untuk bergerak perlahan
|
Dengan bergerak perlahan diharapkan dapat mencegah stress pada
sendi yang terkena
|
c) Lakukan relaksasi
dengan menyuruh klien berendam air hangat
|
Rendan air hangat dapat
mengurangi nyeri
|
d) Bantu
klien menggunakan alat bantu
|
Alat Bantu berguna
untuk memindahkan
beban tubuh pada sendi yang nyeri
|
b. Resiko tinggi injuri berhubungan
dengan kelemahan pertahanan sekunder akibat hemofilia ditandai dengan seringnya
terjadi cidera. Kriteria hasil : Injuri dan komplikasi dapat dihindari atau
tidak terjadi
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
A
anjurkan pada orang tua untuk segera membawa anak ke RS jika terjadi injuri.
|
Identifikasi dini dan pengobatan
dapat membatasi beratnya komplikasi
|
B
jelaskan pada orang tua pentingnya menghindari cidera.
|
Orang tua dapat mengetahui manfaat
dari pencegahan cidera atau resiko perdarahan dan menghindari injuri dan
komplikasi.
|
c. . Risiko tinggi terhadap gangguan
konsep diri yang berhubungan dengan kesulitan beradaptasi pada kondisi
kroni
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi gangguan konsep diri.
Kriteria Hasil :
Klien mampu mengungkapkan rencana untuk memasukkan keterbatasan ke dalam gaya hidup baru.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi gangguan konsep diri.
Kriteria Hasil :
Klien mampu mengungkapkan rencana untuk memasukkan keterbatasan ke dalam gaya hidup baru.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
a)
Biarkan klien dan keluarga mengungkapkan perasaan.
|
Mengekpresikan perasaan membantu memudahkan koping.
|
b)
Tekankan perlunya untuk mendorong partisipasi pada perkembangan aktivitas
normal yang tidak akan menyebabkan cedera fisik
|
Perkembangan aktivitas normal membantu meningkatkan harga
diri
|
c)
Jelaskan tentang semua tindakan yang diprogramkan dan pemeriksaan yang akan
dilakukan.
|
Pengetahuan tentang apa yang diharapkan membantu
mengurangi ansietas.
|
d)
Lakukan pendekatan secara tenang dan beri dorongan untuk bertanya serta
berikan informasi yang dibutuhkan dengan bahasa yang jelas.
|
Penjelasan yang jelas dan sederhana paling baik untuk
dipahami. Istilah medis dan keperawatn dapat membingungkan klien dan
meningkatkan ansietas.
|
Implementasi
1)
Memantau
intake dan output cairan
2)
Memantau
tanda-tanda infeksi pada klien
3)
Memantau
skala nyeri
4)
Memberikan
kompres untuk klien agar nyeri berkuran
5)
Mengajarkan
tehnik distraksi
6)
Mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepada klien
7)
Memberikan
klien tempat yang aman dan nyaman
8)
Memberikan
transfusi darah
9)
Memberikan
HE kepada keluarga
10) Memberikan antimikroba sesuai
instruksi dokter
11) Memberikan analgesic sesuai
instruksi dokter.
D. EVLUASI
Evaluasi keperawatan mengacu pada tujuan dan criteria hasil
dari perencanaan, apakah tercapai atau tidak.
1. Kebutuhan cairan klien terpenuhi
dan kembali normal
2. Tidak terjadi infeksi
3. Nyeri berkurang sampai dengan
tidak ada nyeri
4. Mobilitas klien kembali baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah
kongenital karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII ( hemofilia A ) atau
faktor IX ( hemofilia B atau penyakit Christmas ). Hemofilia merupakan gangguan
mengenai faktor pembekuan yang diturunkan melalui gen resesif pada kromosom x
dari kromosom sex. Dialami oleh pria dengan ibu karier hemofilia dan sering
pada bayi dan anak-anak. Tindakan keperawatan dilakukan dengan tujuan
meminimalkan komplikasi. Salah satu upayanya dengan memberikan infromasi pada
keluarga tentang perawatan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGNNYA !!! SERING2 K SINI YAH !!! BANYAK ARTIKEL KESEHATAN YG LAINNYA :) SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment