BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kepemimpinan
merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para
sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh
masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang
dikembangkan, belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Dalam
kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari
pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/ bawahan karena
dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan
dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.
Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi
ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk
memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan
kewajiban yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin
informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai
pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai
kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku
suatu kelompok atau masyarakat.
1.2
Rumusan Masalah
1. Teori - teori kepemimpinan
2. Gaya Kepemimpinan
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah untuk :s
a. Menjelaskan teori-teori kepemimpinan
b. Menjelaskan macam-macam gaya
kepemimpinan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Teori
– teori kepemimpinan
1. Teori
Sifat, teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik
khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan
kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para
pemimpin. Teori ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan karena
memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin
2. Teori
Kepribadian Perilaku,
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi
dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin
yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau
berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan
kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu
terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas
organisasi.
b. berorientasi
kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang
berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku
pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu
berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik
kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu
perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
3. Teori
Kepemimpinan Situasional,
Suatu pendekatan terhadap
kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya,
dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.
2.2 Gaya
Kepemimpinan
2.2.1 Dari Kekuasaan & Wewenang :
a.
Otoritas (Otokratik)
Seorang
pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
ü Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi.
ü Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi.
ü Menganggap bahwa sebagai alat
semata-mata.
ü Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat.
ü Terlalu tergantung pada kekuasaan
formalnya.
ü Dalam tindaknya penggeraknya sering
mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat
menghukum).
b.
Demokratis
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
ü Ia senang menerima saran, pendapat
dan bahkan kritikan dari bawahan
ü Selalu berusaha mengutamakan
kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan
ü Selalu berusaha menjadikan lebih
sukses dari padanya
ü Selalu berusaha mengembangkan kapasitas
diri pribadinya sebagai pemimpin
c.
Partisipatif
Gaya
kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya dukungan dalam
pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Gaya pemimpin yang
tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai “partisipatif” karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara
bergantian. Dengan penggunaan gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan
saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Dalam
aktivitas menjalankan organisasi, pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung
berorientasi kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan
dibandingkan mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para anggota untuk
melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan
serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota
kelompok.
Selain
itu gaya ini berupaya untuk meningkatkan kesadaran bawahan terhadap
persoalan-persoalan dan mempengaruhi bawahan untuk melihat perspektif baru.
Melalui gaya ini, pemimpin terus merangsang kreativitas bawahan dan mendorong
untuk menemukan pendekatan-pendekatan baru terhadap masalah-masalah lama.
Bawahan didorong untuk berpikir mengenai relevansi cara, sistem nilai,
kepercayaan, harapan, dan bentuk organisasi yang ada. Bawahan didorong untuk
melakukan inovasi dalam menyelesaikan persoalan dan berkreasi untuk
mengembangkan kemampuan diri, didorong untuk menetapkan tujuan atau sasaran
yang menantang. Dengan kata lain, bawahan diberi kesempatan untuk
mengekspresikan dan mengembangkan dirinya melalui tugas-tugas yang dihadapinya.
Pemimpin gaya partisipatif menunjukkan perilaku dan perhatian terhadap anak
buah yang sifatnya individual (individual consideration). Artinya dia bisa
memahami dan peka terhadap masalah dan kebutuhan tiap-tiap anak buahnya. Hal
ini tercermin dari persepsi anak buah yang merasa bahwa sang pemimpin mampu
memahami dirinya sebagai individu. Setiap anak buah merasa dekat dengan
pemimpinnya dan merasa mendapat perhatian khusus. Perhatian individual dapat
berupa aktivitas pembimbingan dan mentoring, yang merupakan proses pemberian
feedback yang berkelanjutan dan pengkaitan misi organisasi dengan kebutuhan
individual sang anak buah. Dengan demikian anak buah akan merasakan pentingnya
berusaha dan bekerja semaksimal mungkin atau menunjukkan kinerja yang tinggi
karena itu terkait langsung dengan kebutuhannya sendiri. Bawahan lebih merasa
memiliki respek terhadap atasan yang kompeten dibandingkan atasan yang lebih
mengedepankan aspek struktur.
d.
Bebas tindakan (Laissez – Faire)
Yaitu
seorang yang bersifat:
ü Dalam memimpin organisasi biasanya
mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh
saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan
bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
ü Organisasi akan berjalan lancar
dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang
sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang
dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
ü Seorang pemimpin yang tidak terlalu
sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
ü Seorang pemimpin yang memiliki
peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
2.2.2
Dari situasi yang dihadapi :
a. Memberi pengarahan atau perintah
b. Memecahkan masalah & membuat
keputusan
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
kepemimpinan
dapat dirumuskan bahwa kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok
agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu (Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UPI,2009,125). Menurut Sindang P.Siagian (2003).
kepemimpinan
merupakan motor atau daya penggerak dari semua sumber-sumber bagi suatu
organisasi. Pembahasan tentang kepemimpinan menyangkut tugas dan gaya
kepemimpinan, cara mempengaruhi kelompok, yang mempengaruhi kepemimpinan
seseorang. Teori kontingensi melihat pada aspek situasi dari kepemimpinan
(organization context). Fiedler mengatakan bahwa ada 2 tipe variabel
kepemimpinan: Leader Orientation dan Situation Favorability.
3.2 Saran
Sangat
diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik,
cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin
DAFTAR
PUSTAKA
Robbins,
Stephen. P. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks
Kelompok GRAMEDIA. Jakarta.
Numbery,Freddy.2010.
Kepemimpinan Sepanjang Zaman. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
No comments:
Post a Comment