DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar pustaka
BAB I : Konsep Medis
Defenisi
Etiologi
Patofisiologi
Penyimpangan KDM
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
BAB II : Konsep Keperawatan
Pengkajian
Diagnose keperawatan
Intervensi dan Rasional
Evaluasi
Daftar pustaka
BAB I
KONSEP MEDIS
A.
Defenisi
Kata Vertigo
berasal dari bahasa Yunani:Vertere yang artinya Memutar.
Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh
atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan
otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri
dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang
terdiri dari gejala somatik (nistagmus), otonomik (pucat, peluh dingin, mual,
muntah) dan pusing .
Vertigo adalah
suatu penyakit yang berhubungan dengan keseimbangan saraf, terutama karena
gangguan di dalam telinga (bagian keseimbangan) dan keluhan yang ada adalah
pusing tujuh keliling disertai dengan bunyi berdengung pada kuping (tinitus)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan vertigo
adalah suatu bentuk gangguan keseimbangan yang disertai perasaan seolah-olah
penderita bergerak atau berputar-putar atau seolah-olah benda di sekitar
penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual.
B.
Etiologi
Menurut (Bruton
1990) vertigo dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1.
Lesi
vestibular, seperti:
Fisiologik
Labirinitis
Obat
; misalnya quinine, salisilat.
Otitis media
Motion sickness
2.
Lesi
saraf vestibularis
Neuroma
akustik
Obat
; misalnya streptomycin
Neuronitis
Vestibular
3.
Lesi batang otak, serebelum atau lobus
temporal
Infark
atau perdarahan pons
Insufisiensi vertebro-basilar
Migraine
arteri basilaris
Sklerosi
diseminata
Tumor
Siringobulbia
Epilepsy
lobus temporal
C.
D.
E.
Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen
yang disampaikan ke pusat kesadaran. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi
yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor
vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika
semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons
yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,
akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang
dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala
lainnya.
F.
Penyimpangan KDM
G. Manifestasi Klinis
Perasaan berputar yang
kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu :
Ø mual, muntah,
Ø rasa kepala berat, nafsu makan turun,
Ø lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
Ø puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur,
tinitus, mulut pahit.
Ø mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan
selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan
tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika
akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari
tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala
digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.
Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita
biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak
melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi
jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir
sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara
spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat
juga sampai beberapa tahun.
H.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo antara
lain:
Pemeriksaan
fisik
·
Pemeriksaan
mata
·
Pemeriksaan
alat keseimbangan tubuh
·
Pemeriksaan
neurologic
·
Pemeriksaan
otologik
·
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan
khusus
·
ENG
·
Audiometri
dan BAEP
·
Psikiatrik
Pemeriksaan
tambahan
·
Radiologik
dan Imaging
·
EEG,
EMG
I.
Penatalaksanaan Medis
Beberapa
terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik /
latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi
kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :
Terdiri dari :
Terapi
kausal
Terapi
simtomatik
Terapi rehabilitative
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1.
Aktivitas
/ Istirahat
Ø Letih, lemah, malaise
Ø Keterbatasan gerak
Ø Ketegangan mata, kesulitan membaca
Ø Insomnia, bangun pada pagi hari dengan
disertai nyeri kepala.
Ø Sakit kepala yang hebat saat perubahan
postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
2.
Sirkulasi
Ø Riwayat hypertensi
Ø Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
Ø Pucat, wajah tampak kemerahan.
3.
Integritas
Ego
Ø Faktor-faktor stress
emosional/lingkungan tertentu
Ø Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan
depresi
Ø Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan
selama sakit kepala
Ø Mekanisme refresif/dekensif (sakit
kepala kronik).
4.
Makanan
dan cairan
Ø Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat,
bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,
hotdog, MSG (pada migrain).
Ø Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
Ø Penurunan berat badan
5.
Neurosensoris
Ø Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
Ø Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma,
stroke.
Ø Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
Ø Perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis.
Ø Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
Ø Perubahan pada pola bicara/pola pikir
Ø Mudah terangsang, peka terhadap
stimulus.
Ø Penurunan refleks tendon dalam
Ø Papiledema.
6.
Nyeri/
kenyamanan
Ø Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala,
misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
Ø Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
Ø Fokus menyempit
Ø Fokus pada diri sendiri
Ø Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis,
gelisah.
Ø Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7.
Keamanan
Ø Riwayat alergi atau reaksi alergi
Ø Demam (sakit kepala)
Ø Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
Ø Drainase nasal purulent (sakit kepala
pada gangguan sinus).
8.
Interaksi
social
Perubahan
dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
9.
Penyuluhan
/ pembelajaran
Ø Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
Ø Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi
oral/hormone, menopause
B.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri dikepala.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah
C.
Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 : Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri dikepala
Intervensi
|
Rasional
|
Atur posisi
pasien senyaman mungkin
|
Posisi
yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi
nyeri
|
Kaji intensitas/skala nyeri.
|
Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan
keperawatan.
|
Pantau tanda-tanda vital
|
Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
|
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik.
|
Analgetik berguna untuk mengurangi
nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
|
Diagnosa
Keperawatan 2. : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah
Intervensi
|
Rasional
|
Monitor output
dan intake pasien
|
Evaluasi ketat
kebutuhan intake dan output
|
Beri cairan
sesuai dengan pengeluaran
|
Jumlah
pengeluaran cairan yang banyak harus di imbangi dengan masukan.
|
Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
|
Meningkatkan nafsu makan.
|
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida.
|
Antasida untuk mengurangi mual, muntah.
|
D.
Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Carpenito,
1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
Nyeri
dapat dihilangkan atau diatasi.
Perubahan
gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah kekambuhan.
Memahami
kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer et al.
2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Sudoyo Aru.W et al. 2006.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Doengoes Marilynn. E et
al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC
https://zulfiprint19.blogspot.co.id/
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA :) JANGAN LUPA INVITE BBM KAMI YAH :)
No comments:
Post a Comment