Visitor

Sunday, February 5, 2017

MAKALAH SISTEM NEUROBEHAVIOUR VERTIGO






DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar pustaka
BAB I : Konsep Medis
*      Defenisi
*      Etiologi
*      Patofisiologi
*      Penyimpangan KDM
*      Manifestasi Klinis
*      Pemeriksaan Penunjang
*      Penatalaksanaan
BAB II : Konsep Keperawatan
*      Pengkajian
*      Diagnose keperawatan
*      Intervensi dan Rasional
*      Evaluasi
Daftar pustaka




BAB I
KONSEP MEDIS

A.    Defenisi

Kata Vertigo berasal dari bahasa Yunani:Vertere yang artinya Memutar.
Vertigo adalah  sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing .
Vertigo adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan keseimbangan saraf, terutama karena gangguan di dalam telinga (bagian keseimbangan) dan keluhan yang ada adalah pusing tujuh keliling disertai dengan bunyi berdengung pada kuping (tinitus)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan vertigo adalah suatu bentuk gangguan keseimbangan yang disertai perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar-putar atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual.

B.     Etiologi
Menurut (Bruton 1990) vertigo dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1.       Lesi vestibular, seperti:
*      Fisiologik
*      Labirinitis
*      Obat ; misalnya quinine, salisilat.
*       Otitis media
*       Motion sickness
2.       Lesi saraf vestibularis
*      Neuroma akustik
*      Obat ; misalnya streptomycin
*      Neuronitis
*      Vestibular
3.        Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
*      Infark atau perdarahan pons
*       Insufisiensi vertebro-basilar
*      Migraine arteri basilaris
*      Sklerosi diseminata
*      Tumor
*      Siringobulbia
*      Epilepsy lobus temporal

C.     
D.     
E.     Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

  •  


F.     Penyimpangan KDM



G. Manifestasi Klinis
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu :
Ø  mual, muntah,
Ø  rasa kepala berat, nafsu makan turun,
Ø  lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
Ø  puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit.
Ø  mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.

H.    Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo antara lain:
*      Pemeriksaan fisik
·         Pemeriksaan mata
·         Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
·         Pemeriksaan neurologic
·         Pemeriksaan otologik
·          Pemeriksaan fisik umum

*      Pemeriksaan khusus
·         ENG
·         Audiometri dan BAEP
·         Psikiatrik
*      Pemeriksaan tambahan
·         Radiologik dan Imaging
·         EEG, EMG

I.       Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :
Terdiri dari :
*      Terapi kausal
*      Terapi simtomatik
*       Terapi rehabilitative





 BAB II
KONSEP KEPERAWATAN


A.    Pengkajian
1.       Aktivitas / Istirahat
Ø  Letih, lemah, malaise
Ø  Keterbatasan gerak
Ø  Ketegangan mata, kesulitan membaca
Ø  Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
Ø  Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
2.       Sirkulasi
Ø  Riwayat hypertensi
Ø  Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
Ø  Pucat, wajah tampak kemerahan.
3.       Integritas Ego
Ø  Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
Ø  Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
Ø  Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
Ø  Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
4.          Makanan dan cairan
Ø  Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
Ø  Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
Ø  Penurunan berat badan
5.          Neurosensoris
Ø  Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
Ø  Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
Ø  Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
Ø  Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
Ø  Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
Ø  Perubahan pada pola bicara/pola pikir
Ø  Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
Ø  Penurunan refleks tendon dalam
Ø  Papiledema.
6.       Nyeri/ kenyamanan
Ø  Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
Ø  Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
Ø  Fokus menyempit
Ø  Fokus pada diri sendiri
Ø  Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
Ø  Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7.       Keamanan
Ø  Riwayat alergi atau reaksi alergi
Ø  Demam (sakit kepala)
Ø  Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
Ø  Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8.       Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
9.       Penyuluhan / pembelajaran
Ø  Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
Ø  Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause


B.     Diagnosa Keperawatan
*      Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri dikepala.
*      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah


C.    Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 : Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri dikepala
Intervensi
Rasional
Atur posisi pasien senyaman mungkin

Posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri
Kaji intensitas/skala nyeri.

Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Pantau tanda-tanda vital
Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik.

Analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.

Diagnosa Keperawatan 2. : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
Intervensi
Rasional
Monitor output dan intake pasien

Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output
Beri cairan sesuai dengan pengeluaran

Jumlah pengeluaran cairan yang banyak harus di imbangi dengan masukan.
Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
Meningkatkan nafsu makan.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida.
Antasida untuk mengurangi mual, muntah.

D.    Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
*      Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.
*      Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah kekambuhan.
*      Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.





DAFTAR  PUSTAKA

Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC
Diposkan oleh Budi Preneur di 04:43

 https://zulfiprint19.blogspot.co.id/

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA :) JANGAN LUPA INVITE BBM KAMI YAH :)


No comments:

Post a Comment