Visitor

Tuesday, February 7, 2017

FARMASI FISIKA PERCOBAAN I PENETAPAN BOBOT JENIS DAN MASSA JENIS


                                                                          
                                                                            BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
                  Farmasi fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmufisika dan mengaplikasikannya ke bidang farmasi.Banyak yang dapatdipelajari di farmasi fisika misalnya rheologi, kelarutan, mikromeritik danlain-lain.Selain itu, farmasi fisika juga mempelajari tentang stabilitassuatu obat.
Bobot jenis adalah rasio bobot zat baku yang volumenya sama pada suhuyang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis menggambarkanhubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Dalam farmasi,Bobot jenis adalah faktor yang memungkinkan pengubahan jumlah zat dalamformula farmasetik dari bobot menjadi volume dan sebaliknya. Bobot jenis jugadigunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan dalam konsentrasi persen.
                   Massa jenis merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massa suatu senyawa,kerapatannya makin besar. Kerapatan dan bobot jenis dari tiap senyawa berbeda-beda.Berdasarkan pada teori ini maka dilakukanlah percobaan penentuan bobot jenis suatu larutan.  
           Piknometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas fluida. Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue).
         Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis suatu zat cair. Nilai massa jenis suatu zat cai dapat diketahui dengan membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Hidrometer terbuat dari tabung kaca.Agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbale.Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan hydrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.    
B.  Maksud Percobaan
         Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan massa jenis suatu zat cair dengan metode tertentu.Terdiri dari bahan
 1.Aseton                                                                                                                                      2.Aquadest                                                                                                                   3.Alkohol                                                                                                                            4.Kloroform/gliserin                                                                                                                       5.Minyak kelapa.

C.  Tujuan Percobaan
            Menetapkan bobot jenis dan massa jenis dengan menggunakan alat piknometer dan hidrometer. Terdiri dari bahan
 1.Aseton                                                                                                                                          2.Aquadest                                                                                                                   3.Alkohol                                                                                                                            4.Kloroform/gliserin                                                                                                                       5.Minyak kelapa.

D. Perinsip Percobaan
1) Menetapkan bobot jenis dan massa jenis dengan menggunakan alat piknometer yaitu bobot piknometer berisi cairan dikurang bobot piknometer kosong dibagi volume piknometer.
2)    Menetapkan bobot jenis dan massa jenis dengan menggunakan alat hidrometer yaitu dengan mencatat angka yang tertanda tepat dipermukaan cairan yang menunjukkan MJ cairan tersebut.
 
 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
A.1 Farmasi Fisika
                 Farmasi fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu fisika dan mengaplikasikannya ke bidang farmasi.Banyak yang dapatdipelajari di farmasi fisika misalnya rheologi, kelarutan, mikromeritik danlain-lain.Selain itu, farmasi fisika juga mempelajari tentang stabilitassuatu obat. (Anonim, 2013)
A.2 Massa Jenis
                 Massa jenis merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massa suatu senyawa,kerapatannya makin besar. Kerapatan dan bobot jenis dari tiap senyawa berbeda-beda.Berdasarkan pada teori ini maka dilakukanlah percobaan penentuan bobot jenis suatu larutan. demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat (Martin, 1993). 
  Massa jenis berubah dengan perubahan temperatur (dalam banyak kasus,kerapatan menurun dengan kenaikan temperatur, karena hamper semua substansimengembang ketika dipanaskan). Konsekuensinya, temperatur harus dicatat dengan nilai kerapatannya.Sebagai tambahan, tekanan gas harus spesifik. (Martin, 1993).

Adapun rumus dari massa jenis yaitu:
     p = m / v
   Keterangan:
   p     = Massa jenis (kg/m3)
      m     = Massa (kg atau gram)
      v      = Volume (m3 atau cm3)
A.3 Bobot  Jenis
                 Bobot jenis adalah konstanta/tetapan bahan yan bergantung pada suhu untuk padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis adalah suatu karakteristik bahan yang penting yang digunakan untuk pengujian identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu, terutama dari cairan dan zat-zat bersifat seperti malam. (Ansel, 2006)

 Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat disbanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25o C). Rapat jenis (specific gravity) adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25o /25o, 25o/4o, 4o,4o). Untuk bidang farmasi biasanya 25o/25o. (Ansel, 2006)

Rumus bobot jenis, yaitu:
     BJ  =  berat /  volume
Keterangan :
     BJ    = Berat jenis
     b      = Berat (N)
v      = Gravitasi (m3)
A.4 Piknometer
                    Piknometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas fluida. Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue). (Gibson2004)
            Ada beberapa macam ukuran piknometer , tetapi yang sering digunakan adalah adalah piknometer yang berukuran 10 ml dan 25 ml.Prinsip kerja dari piknometer dengan cara membandingkan massa zat dengan volume zat. Untuk mendapatkan hasil yang valid perlu diperhatikan temperatur yang tertera pada piknometer tsb. ( Gibson 2004 )

A.5 Hidrometer
                        Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis suatu zat cair. Nilai massa jenis suatu zat cai dapat diketahui dengan membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Hidrometer terbuat dari tabung kaca.Agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbale.Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan hydrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair. (Petrucci, 1999).

A. 6  Aplikasi Farmasi
        A.6.1 Bobot  Jenis
                       Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya.Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenis maka percobaan ini dilakukan. (Anonim, 2013)
A.6.2 Massa Jenis
                                     Aplikasi Massa jenis dalam dunia farmasi yaitu digunakan dalam kemurnian zat aktif, zat bantu dan sediaan farmasi. (Anonim, 2013)
   A.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi massa jenis dan bobot jenis
A.7.1 Massa jenis (Anonim, 2013)
a)      Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
b)      Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot  jenisnya juga menjadi lebih besar.
c)      Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.

A.7.2 Bobot jenis (Anonim, 2013)
a)      Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
b)      Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot  jenisnya juga menjadi lebih besar.
c)        Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
d)     Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.

A.8 BJ nilai rujukan normal (Petrucci, 1999).
No
Sampel
BJ Nilai rujukan normal
1
Aquadest
0.998 gr/ml
2
Aseton
0.790 gr/ml - 0.792 gr/ml
3
Alkohol
0.8119 gr/ml - 0.8139 gr/ml
4
Kloroform
1,474 gr/ml - 1.479 gr/ml
5
Minyak kelapa
0.845 gr/ml – 0.905 gr/ml




            BAB III
METODE KERJA
A.1. Alat        
               Alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu:
1.      Beker gelas
2.   Gelas ukur 500 ml
3.   Hidrometer
4.   Piknometer
5.   Termometer
6.   Timbangan analitik
7.   Tissu
B.2. Bahan yang digunakan
               Bahan yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu:
1.      Air es
2.   Alkohol
3.   Aquadest
4.   Aseton
5.   Kloroform
6.   Minyak kelapa

C.3. Cara Kerja
C.3.1 Mengukur massa jenis menggunakan piknometer
1.   Disiapkan alat dan bahan
2.      Bersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas tetesan kecil dengan cara setelah dibersihkan dengan aquadest bilas dengan pelarut aseton atau alkhol pekat
3.      Piknometer dipanaskan pada suhu 100o C selama 1 jam, kemudian masukkan kedalam eksikator sampai dingin.
4.      Timbang dalam neraca analiti (bobot a gram).
5.      Isikan air suling yang akan diukur kedalam piknometer hingga penuh.
6.      Seluruh piknometer dan isinya didinginkan dalam es hingga suhu air dalampiknometer mencapai 25o C menggunakan thermometer.
7.      Setelah suhu mencapai tepat 25o C segera piknometer ditutupdan laporan dengan kain bersih. Biarkan pada suhu kamar dan timbang secara teliti dengan menggunakan neraca analitik (bobot b gram).
8.      Hitung MJ (b-a) gram/volume cairan= (….g/ml)
C.3.2  Mengukur massa jenis  dengan hidrometer
1.   Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.   Ambil gelas ukur dengan volume 500 ml, selanjutnya masukkan cairan yang akan diukur
3.   Hidrometer dibersihkan dahulu
4.   Masukkan kedalam gelas ukur yang telah berisi cairan yang akan diperiksa.
5.   Catat angka yang tertanda tepat dipermukaan cairan yang menunjukkan massa jenis cairan itu.







                                                   BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pemgamatan
No.
Nama sampel
Volume (ml)
Piknometer kosong
Piknometer berisi cairan
Bobot Jenis
Rujukan normal bobot jenis
Suhu
Keterangan

A
B
C
D
G
H
I
1
Aquadest
50 ml
36.5 gr
80.3 gr
0.876 gr/ml
0.998 gr/ml
24o
Ayu Monika
2
Aseton
50 ml
36.5 gr
75.9 gr
0.808 gr/ml
0,792  gr/ml
10o
Sriwahyuni
3
Alkohol
50 ml
36.5 gr
101.0 gr
1.29 gr/ml
0.8119-0.8139 gr/ml
13o
Regina Regita Marampa
4
Kloroform
50 ml
36.5 gr
76.2 gr
0.794 gr/ml
1,479  gr/ml
15o
Ade Nurfadillah
5
Minyak kelapa
50 ml
36.5 gr
70.8 gr
0.686 gr/ml
0.905  gr/ml
8o
Annisa Mustakim
    A.1 Tabel pengukuran bobot jenis menggunakan alat ukur Piknometer

A.2 Tabel pengukuran massa jenis menggunakan alat ukur Hidrometer
No.
Sampel
Volume (ml)
BJ (g/ml)
Rujukan normal bobot jenis
Suhu (oT)
Konsentrasi
Keterangan
1
Alkohol 70%
250 ml
24 volume
0,8119–0,8139 g/mL
25oC
65 %
Kelompok 1
2
Alkohol 96%
250 ml
42 volume
0,8119–0,8139 g/mL
8oC
95 %
Kelompok 2
3
Aseton
250 ml
44 volume
0.790-0.792 gr/mL
11oC
100 %
Kelompok 3
4
Aquadest
250 ml
0 volume
0,998 g/mL
13oC
0 %
Kelompok 4
5
Minyak Kelapa
250 ml
20 volume
0,845-0.905 g/mL
16oC
< 0
Kelompok 5


B. Pembahasan
B.1. Piknometer
B.1.1 Aquadest
           Pada data hasil pengamatan menggunakan piknometer data yang di peroleh untuk bahan Aquadest yaitu piknometer kosong dengan volume 50 ml di timbang menggunakan neraca analitik beratnya 36.5 g, setelah diisi dengan Aquadest dan didinginkan berat piknometer adalah 80.3 g pada suhu 24oC, jadi BJ dari aquadest bobot piknometer berisi aquadest dikurang dengan bobot piknometer kosong dibagi voume piknometer dalah 0.876 gr/ml.
     Hasil praktikum dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu lebih kecil. Hasil praktikum bobot jenis aquadest adalah 0.876 gr/mL dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu 0.998 gr/mL. ini disebabkan oleh faktor Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot  jenisnya juga menjadi lebih besar.
B.1.2 Aseton
            Pada data hasil pengamatan menggunakan piknometer data yang di peroleh untuk bahan Aseton yaitu; piknometer kosong dengan volume 50 ml di timbang menggunakan neraca analitik beratnya 36.5 g, setelah diisi dengan aseton dan didinginkan berat piknometer adalah 75.9 g pada suhu 10oC, jadi BJ dari Aseton bobot piknometer berisi aseton dikurang dengan bobot piknometer kosong dibagi voume piknometer adalah 0.808 gr/ml.
     Hasil praktikum dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu lebih kecil. Hasil praktikum bobot jenis aseton adalah 0.808 gr/mL dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu  0.790-0.792 gr/mL. ini disebabkan oleh factor temperatur Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.



B.1.3 Alkohol
              Pada data hasil pengamatan menggunakan piknometer data yang di peroleh untuk bahan Alkohol yaitu; piknometer kosong dengan volume 50 ml di timbang menggunakan neraca analitik beratnya 36.5 g, setelah diisi dengan Alkohol dan didinginkan berat piknometer adalah 101.0 g pada suhu 13oC, jadi BJ dari alkohol bobot piknometer berisi alkohol dikurang dengan bobot piknometer kosong dibagi voume piknometer adalah 1.29 gr/ml.
       Hasil praktikum dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu lebih kecil. Hasil praktikum bobot jenis alkohol adalah 1.29 gr/mL dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu 0.8119-0.8139 gr/mL. ini disebabkan oleh faktor Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya..
B.1.4 Kloroform
                          Pada data hasil pengamatan menggunakan piknometer data yang di peroleh untuk bahan kloroform yaitu; piknometer kosong dengan volume 50 ml di timbang menggunakan neraca analitik beratnya 36.5 g, setelah diisi dengan kloroform dan didinginkan berat piknometer adalah 76.2 g pada suhu 15oC, jadi BJ dari kloroform bobot piknometer berisi kloroform dikurang dengan bobot piknometer kosong dibagi voume piknometer adalah 0.794 gr/ml.
      Hasil praktikum dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu lebih kecil. Hasil praktikum bobot jenis kloroform adalah 0.794 gr/mL dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu 1,474 -1.479 gr/mL. ini disebabkan oleh faktor Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
B.1.5  Minyak kelapa
Pada data hasil pengamatan menggunakan piknometer data yang di peroleh untuk bahan minyak kelapa yaitu; piknometer kosong dengan volume 50 ml di timbang menggunakan neraca analitik beratnya 36.5 g, setelah diisi dengan minyak kelapa dan didinginkan berat piknometer adalah 70.8 g pada suhu 8oC, jadi BJ dari minyak kelapa bobot piknometer berisi minyak kelapa dikurang dengan bobot piknometer kosong dibagi voume piknometer adalah 0.686 gr/ml.
       Hasil praktikum dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu lebih kecil. Hasil praktikum bobot jenis minyak kelapa adalah 0.686 gr/mL dibandingkan dengan bobot jenis nilai rujukan normal yaitu 0.845 – 0.905 gr/mL. ini disebabkan oleh  factor kekentalan yaitu semakin kental suatu larutan maka semakin besar bobot jenisnya.
                                   Berdasarkan pembahasan di atas bahan yang telah dihitung bobot jenisnya dari yang tinggi ke rendah yaitu kloroform: 1.29 gr/mL, aquadest; 0.876 gr/mL, alkohol; 0.808 gr/mL, minyak kelapa; 0.794 gr/mL, dan aseton; 0.686 gr/mL.
B.2 Hidrometer
       B.2.1 Alkohol 70%
Pada data hasil pengamatan menggunakan hydrometer data yang diperoleh yaitu; Alkohol 70% yang diisi pada gelas ukur 250 ml setelah diukur dengan hydrometer maka di peroleh BJ 24 ml pada suhu 10oC dengan konsentrasi 65%.
       B.2.2 Alkohol 90%
                                Pada data hasil pengamatan menggunakan hydrometer data yang diperoleh yaitu; Alcohol 96% yang diisi pada gelas ukur 250 ml setelah diukur dengan hydrometer maka di peroleh BJ 42 ml pada suhu 10oC dengan konsentrasi 96%.

B.2.3 Aseton
               Pada data hasil pengamatan menggunakan hydrometer data yang diperoleh yaitu; Aseton yang diisi pada gelas ukur 250 ml setelah diukur dengan hydrometer maka di peroleh BJ 44 ml pada suhu 10oC dengan konsentrasi 100%.
B.2.4 Aquadest
                        Pada data hasil pengamatan menggunakan hydrometer data yang diperoleh yaitu; Aquadest yang diisi pada gelas ukur 250 ml setelah diukur dengan hydrometer maka di peroleh BJ 0 ml pada suhu 10oC dengan konsentrasi 0%.
B.2.5 Minyak kelapa
                       Pada data hasil pengamatan menggunakan hydrometer data yang diperoleh yaitu; Minyak kelapa yang diisi pada gelas ukur 250 ml setelah diukur dengan hydrometer maka di peroleh BJ 20 ml pada suhu 10oC dengan konsentrasi >0%. 
A.)  Berdasarkan bobot jenis menggunakan hidrometer
   Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan urutan bahan yang memiliki berat jenis menggunakan hidrometer dari tinggi ke rendah yaitu, aseton; 44 Volume, Alkohol 96%; 42 Volume, Alkohol 70%; 24 Volume, Minyak kelapa; 20 Volume dan Aquadest; 0 volume.
 
B)  Berdasarkan konsentrasi menggunakan hidrometer
Berdasarkan hasil pembahasan diatas urutan bahan yang memiliki konsentrasi dari tinggi ke rendah yaitu aseton; 100%, alkohol 96%; 95%, alkohol 70%; 65%, minyak kelapa; > 0%, dan aquadest; 0%.





                                                                             BAB V
P E N U T U P
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
A.1  Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan bahan yang telah dihitung bobot jenisnya menggunakan piknometer dari yang tinggi ke rendah yaitu,  kloroform: 1,338 gr/mL, aquadest; 0.862 gr/mL. minyak kelapa; 0.828 gr/mL, alkohol; 0.816 gr/mL, dan aseton; 0.014 gr/mL.
A.2 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan menggunakan alat hydrometer, diperoleh bobot jenis dan konsentrasi dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu :
A.   Bobot jenis
Aseton;  44 Volume, alkohol 96%;  42 Volume, alkohol 70%;  24 Volume,  minyak kelapa; 20 Volume, dan aquadest; 0 Volume.
B.   Konsentrasi
               Aseton; 100%, alcohol 96%; 95%, alkohol 70%; 65%, minyak kelapa; >0, dan aquadest; 0%.
B.  Saran
                       Alat dan bahan di perbanyak, agar dapat melakukan praktek perorang. Lab lebih di tertibkan, praktek harus dilakukan dengan semestinya, tidak ada prosedur yang terlewatkan sedikitpun.


 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I. Universitas Muslim                   Indonesia
Ansel, C Howard. 2006. Kalkulasi Farmasetik. Penerbit Buku Kedokteran EGC   Jakarta
Ditjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi III”.:Jakarta
Martin,Alfred.1990.Farmasi Fisika I.Penerbit universitas Indonesia : Jakarta
Lachman,Leon.1994.’’Teori Dan Praktek Farmasi Industri’’.Jakarta:Universitas Indonesia.
Gibson, M., 2004, “Pharmaceutical Preformulation and formulation”. HIS Health Group, Tailor dan Prancis. Hal. 382
Petrucci R . H ,1999, Kimia Dasar Prinsip dan Teori Modern, Erlangga, Jaka rta.







LAMPIRAN
A.    Perhitungan Bahan
A.1 Aquadest
BJ =
BJ =
BJ = 0.878 gr/ml
A.2 Alkohol
BJ =
BJ =
BJ = 0.772 gr/ml
A.3 Kloroform
BJ =

BJ =

BJ = 1.08 gr/ml

A.4 Minyak kelapa
BJ =
BJ =
BJ = 0.778 gr/ml
A.5 Aseton
BJ =
BJ =
BJ = 0.678 gr/ml

 

B.     Lampiran Gambar
B.1 Piknometer
                    1. Aquadest
Sebelum
Sesudah

 

                                                             1

                                                              2

                                                          1
                                                           2

                                                           3
                  Gambar 3
             Piknomter Kosong
                     Gambar 4
         Piknometer berisi Aquadest

Keterangan:                                                          Keterangan:
1. Pinometer kosong                                               1. Piknometer
2. Timbangan analitik                                             2. Aquadest
                                                                                3. Timbangan Analitik


2. Aseton
Sebelum
Sesudah

 

                                                             1

                                                              2

 

                                                           1
                                                           2
                                                           3
                       Gambar 5
Piknomter Kosong
                      Gambar 6
Piknometer berisi Aseton

Keterangan:                                                          Keterangan:
1. Pinometer kosong                                               1. Piknometer
2. Timbangan analitik                                             2. Aseton
                                                                                3. Timbangan Analitik


3. Alkohol
Sebelum
Sesudah

                                                             1

                                                              2

                                                          1
                                                          2
                                                          3
                      Gambar 7
Piknomter Kosong
                     Gambar 8
Piknometer berisi Alkohol

Keterangan:                                                          Keterangan:
1. Pinometer kosong                                               1. Piknometer
2. Timbangan analitik                                             2. Alkohol
                                                                                3. Timbangan Analitik



4. Kloroform
Sebelum
Sesudah

 

                                                             1

                                                              2

 

                                                           1
                                                           2
                                                           3
                       Gambar 9
Piknomter Kosong
                     Gambar 10
Piknometer berisi Kloroform

Keterangan:                                                          Keterangan:
1. Pinometer kosong                                               1. Piknometer
2. Timbangan analitik                                             2. Kloroform
                                                                                3. Timbangan Analitik




5. Minyak Kelapa
Sebelum
Sesudah

 

                                                             1

                                                             2


                                                          1
                                                          2
                                                          3
                       Gambar 11
Piknomter Kosong
                     Gambar 12
Piknometer berisi Minyak kelapa

Keterangan:                                                          Keterangan:
1. Pinometer kosong                                               1. Piknometer
2. Timbangan analitik                                             2. Minyak Kelapa
                                                                                3. Timbangan Analitik



B.2 Hidrometer
Gambar 13
Alkohol 70 %
Gambar 14
Alkohol 90 %

                                                            1


                                                             2

                                                           3  


                                                           1
 

                                                            2
 

                                                           3

Keterangan:                                                          Keterangan:
1. Hidrometer                                                        1. Hidrometer
2. Alkohol 70 %                                                    2. Alkohol 90 %
3. Gelas ukur                                                         3. Gelas ukur




Gambar 15
Aseton
Gambar 16
Aquadest
                                                            1



                                                            2

                                                            3


 1


                                                           2

                                                           3                                                         

Keterangan:                                                          Keterangan:
1. Hidrometer                                                        1. Hidrometer
2. Aseton                                                               2. Aquadest
3. Gelas ukur                                                         3. Gelas ukur





Gambar 17
Minyak Kelapa
                                                             1


                                                             2

                                                            3  

                    Keterangan:                                                         
                    1. Hidrometer                                                       
                    2. Minyak kelapa                                                               
                    3. Gelas ukur                                                         



No comments:

Post a Comment