KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
tuhan yang maha esa karena dengan berkat rahmat-nyalah sehinga kami dapat menyelesaikan makala”Prinsip kode
etik keperawatan(justice)”.
Dalam penyusunan makala
ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.namun penulis menyadari
kelancaran penyusunan makala ini berkat bantuan dan dorongan dari orang-orang
di sekitar penulis sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bias
teratasi.oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasi yang
sebanyak-banyaknya atas bantuan dan bimbingan hingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makala ini dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya bagi penulis itu sendiri ,akhir kata tidak ada manusia
yang sempurna, olehnya itu jika makalah ini masih ada kekurangannya,saran dari
semua pihak akan kami nantikan.
Makassar, 2 JANUARI 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Saat ini, profesi keperawatan di
Indonesia mengalami perkembangan yang demian pesat. Perkembangan ini member
dampak berupa perubahan status keperawatan dari vokasional menjadi
professional. Perawat yang semula menjalankan tugas-tugas teknik procedural
dari dokter berubah menjadi tenaga kesehatan yang bekarja berdasarkan disiplin
keilmuan khusus dengan ruang lingkup praktik yang jelas. Perubahan ini tidak
serta –merta diterima oleh masyarakat. Bahkan profesi kesehatan lainpun masi
belum mau disejajarkan dengan profesi perawat. Fenomena ini tentunya harus
menumbuhkan sikap optimis pada diri perawat, yang diikuti dengan pembuktian eksistensi
profesi keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi yang
professional perlu dibuktikan dengan perilaku yang professional pula.untuk
mewujudkan hal tersebut, perawat harus memiliki landasan keilmuan yang kuat,
kemampuan psikomotor yang baik, dan
sikap profesionalisme di dalam memberikan asuhan keperawatan kepadaklien. Sikap
ini sesungguhnya sangat berpengaruh terhadap kesembuhan klien(Eko Prasetio).
Prinsip etika keperawatan yang harus
selalu diperhatikan dan dijadikan pedoman oleh perawat didalam memberikan
asuhan keperawatn antara lain keadilan (justice), otonomi(autonomy),
manfaat(beneficence).
BAB II: PEMBAHASAAN.
PRINSIP KODE
ETIK KEPERAWATAN
JUSTICE
Pengertian.
A.Kode Etik
Kode
etik keperawatan adalah asas atau moral tertulis yang harus dijadikan
pedoman/prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi dengan klien agar perilaku
perawat tetap berada pada koridor kebenaran.
B. Justice
Justice(keadilan).
Dalam memberika asyhan keperawatan, perawat tidak bole membeda-badakan klien
berdasarkan suku, agama, ras, sosial-ekonomi, politik, ataupun atribut lainnya.
Setiap klien berhak mendapatkan layanan
keperawtan yang terbaik. Dengan kata lain, tidak ada pembedaan kualitas layanan
keperawatan untuk klien. Semmua klien berhak dilayani dengan adil ddan baik
oleh perawat.
C. Kasus
Kasus/masalah yang berhubugan dengan gangguan hematologi
dikaitkan dengan prinsip kode etik keperawatan .
Anda
sedang merawat dua pasien yang menderita penyakit anemia. Satu pasien telah
mengalami anemia deficit-besi, dan pasien lain mengalami anemia sel sabit. Apa perbedan
intervensi keperawatan yang anda berikan
terhadap meraka?
D. Penyelesaian masalah
Pertama
yang harus kita lakukan yaitu kita harus mengetahui etiologi dan manifestasi
klinis dari dua penyakit ini. Perlu diketahui bahwa penyakit anemia defisiensi-besi adalah keadaan dimana kandungan
besi tubuh turun dibawa tingkat normal. Sedangkan anemia sel sabit adalah
anemia hemolitika berat akibat defek pada molekul hemoglobin dan disertai
dengan serangan nyeri.kita suda mengetahui apa itu penyakit anemia hemolitika
dan anemia sel sabit setelah itu kita berikan intervensi keperawatan.
1. Intervensi keperawatan
pada pasien yang menderita anemia defisiensi-besi.
a. Pendidikan pencegahan
sangat penting karena defesiensi besi sangat sering pada wanita menstruasi dan
hamil. Mengajurkan pasien makan makanan kaya-besi bersama dengan sumber vitamin
C akan meningkatkan absorbs.
b. Pemilihan diet seimbang
sangat dianjurkan. Bimbingan nutrisi perlu diberikan kepada mareka yang diet
normalnya tidak adekuat.
c. Pasien dengan anemia
defisiensi-besi didorong untuk melanjutkan terapi sepanjang yang diresepkan,
meskipun mungkin mereka tidak mengalami kelemahan.apabila suplemen besi
menimbulkan keluhan lambung , pasien dinasehati untuk menelannya bersama
makanan sampai gejala menghilang, dan kembali pada jadual diantara waktu makan
agar absorbsinya maksimum
d. Pasien harus diberi
informasi bahwa garam besi sering merubah warna tinja menjadi hijau gelap atau
hitam.
-Diagnosa keperawatan: nyeri
berhubungan dengan aglutinasi sel sabit dalam pembuluh darah arteri.
Tujuan mengghilangkan nyeri.
1. kaji berat dan lokasi nyeri. Temmpat nyeri yang sering
adalah sendi, dada, dan abdomen.
2. berikan analggetik sesuai resep.
3. posisikan pasien dengan hati-hati dan sangga daera nyeri,
dukungg pengggunaan teknik
relaksasi dan latihan pernapasan , berikan panas lembab didaerah nyeri,
cega penyilangan kaki saat duduk.
- diagnosa keperawatan :gangguan harga diri berhubungan
dengan perubahan gambaran diri
Tujuan: adanya
peningkatan harga diri yang diungkapkan secara verbal.
1. Luangkan waktu barsama
pasien uneuk menerima keadaannya
2. Bantu dalam
menggidentifikasi kekuatan
3. Dukung pemecahan masalah
yang telah diidentifikasi dan ingin dirubah oleh pasien.
4. Kaji adanya tanda depresi
a. Perubahan pola tidur
b. Penurunan selera,
kehilangan berat badan
c. Suasana murung
d. Kehilangan perhatian
terhadap kegiatan sehari-hari.
Diagnosa keperawatan: ketidakmampuan berhubungan dengan ketidakberdayaan
akibat penyakit .
Tujaan: pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan
pengontrolan penyakit kronis
1. Kaji pengetahuan mengenai
penyakit dan berikan informasi sebagai tambahan pengetahuan yang suda dimiliki.
2. Birikan umpan balik
positif terhadap suatu pencapaian.
3. Ajarkan keterampilan
bergaul untuk memperbaiki efektifitas komunokasi dengan orang lain.
4. Mendorang mengucapkan perasaan
mengenai potensi ketergantungan oabt untuk mengontrol krisi nyeri.
5. Mendorong pengucapan
keprihatinan mengenai kematian.
BABIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam memberikan asuhan
keperawatan kita harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip etika keperawatan
sala satunya justice. Dalam memberika asyhan keperawatan, perawat tidak bole
membeda-badakan klien berdasarkan suku, agama, ras, sosial-ekonomi, politik,
ataupun atribut lainnya. Setiap klien berhak mendapatkan layanan keperawtan yang terbaik. Dengan kata
lain, tidak ada pembedaan kualitas layanan keperawatan untuk klien.
B. Saran dan Kritik
Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masi jauh dari suatu kesempurnaan untuk itu kami minta
kepada fasilitator memberikan masukan atau
kritiikan kepada kami yang bersifat membangun agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya kami bisa dengan
banar dan tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Adams
PC and Zauderer B. Sickle cell anemia: Clinical update. Medsurg Nurs Q 1993
Spring; 1(4):2-20.
Anand
A. Future direction in sickle cell disiase. West J Med 1993 May; 158(5):
536_537.
Butler
Dj and Beltran LR. Funtions of an adult sickle cell group.
Doheny
MO et al. Caring for the orthopedic patien with sicle cell desease. Orthopadic
nursing 1992 jan/Feb; 11(1):41-48.
Esposito
NW Thalassemias: Simple screening for hereditaryi anemias. Nurse practitioner
1992 Feb ;17(2):52-57.
zulfiprint19.blogspot.co.id
Bolivar
E. Hemophilia and AIDS:Dealing with nurse burnout. Caring Megazine 1991
July;10(7):50-54.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA !!! SEMOGA BERMANFAAT !!! SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment