Visitor

Sunday, February 5, 2017

MAKALAH PRINSIP KODE ETIK KEPERAWATAN (JUSTICE) "KASUS"




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena dengan berkat rahmat-nyalah sehinga  kami dapat menyelesaikan makala”Prinsip kode etik keperawatan(justice)”.
Dalam penyusunan makala ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.namun penulis menyadari kelancaran penyusunan makala ini berkat bantuan dan dorongan dari orang-orang di sekitar penulis sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bias teratasi.oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasi yang sebanyak-banyaknya atas bantuan dan bimbingan hingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makala ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya bagi penulis  itu sendiri ,akhir kata tidak ada manusia yang sempurna, olehnya itu jika makalah ini masih ada kekurangannya,saran dari semua pihak akan kami nantikan.
                                                                      

                                                                         Makassar, 2 JANUARI 2017
                              
                                      



BAB I
PENDAHULUAN


Latar belakang

Saat ini, profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang demian pesat. Perkembangan ini member dampak berupa perubahan status keperawatan dari vokasional menjadi professional. Perawat yang semula menjalankan tugas-tugas teknik procedural dari dokter berubah menjadi tenaga kesehatan yang bekarja berdasarkan disiplin keilmuan khusus dengan ruang lingkup praktik yang jelas. Perubahan ini tidak serta –merta diterima oleh masyarakat. Bahkan profesi kesehatan lainpun masi belum mau disejajarkan dengan profesi perawat. Fenomena ini tentunya harus menumbuhkan sikap optimis pada diri perawat, yang diikuti dengan pembuktian eksistensi profesi keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi yang professional perlu dibuktikan dengan perilaku yang professional pula.untuk mewujudkan hal tersebut, perawat harus memiliki landasan keilmuan yang kuat, kemampuan psikomotor yang baik,  dan sikap profesionalisme di dalam memberikan asuhan keperawatan kepadaklien. Sikap ini sesungguhnya sangat berpengaruh terhadap kesembuhan klien(Eko Prasetio).
Prinsip etika keperawatan yang harus selalu diperhatikan dan dijadikan pedoman oleh perawat didalam memberikan asuhan keperawatn antara lain keadilan (justice), otonomi(autonomy), manfaat(beneficence).

  
  


  

BAB II: PEMBAHASAAN.

PRINSIP KODE ETIK KEPERAWATAN
JUSTICE


Pengertian.
A.Kode Etik
Kode etik keperawatan adalah asas atau moral tertulis yang harus dijadikan pedoman/prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi dengan klien agar perilaku perawat tetap berada pada koridor kebenaran.
B. Justice
Justice(keadilan). Dalam memberika asyhan keperawatan, perawat tidak bole membeda-badakan klien berdasarkan suku, agama, ras, sosial-ekonomi, politik, ataupun atribut lainnya. Setiap klien berhak mendapatkan  layanan keperawtan yang terbaik. Dengan kata lain, tidak ada pembedaan kualitas layanan keperawatan untuk klien. Semmua klien berhak dilayani dengan adil ddan baik oleh perawat.
C. Kasus
Kasus/masalah  yang berhubugan dengan gangguan hematologi dikaitkan dengan prinsip kode etik keperawatan .
Anda sedang merawat dua pasien yang menderita penyakit anemia. Satu pasien telah mengalami anemia deficit-besi, dan pasien lain mengalami anemia sel sabit. Apa perbedan intervensi keperawatan yang anda  berikan terhadap meraka?
D. Penyelesaian masalah
Pertama yang harus kita lakukan yaitu kita harus mengetahui etiologi dan manifestasi klinis dari dua penyakit ini. Perlu diketahui bahwa penyakit  anemia defisiensi-besi adalah keadaan dimana kandungan besi tubuh turun dibawa tingkat normal. Sedangkan anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat akibat defek pada molekul hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri.kita suda mengetahui apa itu penyakit anemia hemolitika dan anemia sel sabit setelah itu kita berikan intervensi keperawatan.
1.      Intervensi keperawatan pada pasien yang menderita anemia defisiensi-besi.
a.      Pendidikan pencegahan sangat penting karena defesiensi besi sangat sering pada wanita menstruasi dan hamil. Mengajurkan pasien makan makanan kaya-besi bersama dengan sumber vitamin C akan meningkatkan absorbs.
b.      Pemilihan diet seimbang sangat dianjurkan. Bimbingan nutrisi perlu diberikan kepada mareka yang diet normalnya tidak adekuat.
c.       Pasien dengan anemia defisiensi-besi didorong untuk melanjutkan terapi sepanjang yang diresepkan, meskipun mungkin mereka tidak mengalami kelemahan.apabila suplemen besi menimbulkan keluhan lambung , pasien dinasehati untuk menelannya bersama makanan sampai gejala menghilang, dan kembali pada jadual diantara waktu makan agar absorbsinya maksimum
d.      Pasien harus diberi informasi bahwa garam besi sering merubah warna tinja menjadi hijau gelap atau hitam.
-Diagnosa keperawatan: nyeri berhubungan dengan aglutinasi sel sabit dalam pembuluh darah  arteri.
Tujuan mengghilangkan nyeri.
1. kaji berat dan lokasi nyeri. Temmpat nyeri yang sering adalah sendi, dada, dan abdomen.
2. berikan analggetik sesuai resep.
3. posisikan pasien dengan hati-hati dan sangga daera nyeri, dukungg pengggunaan teknik        relaksasi dan latihan pernapasan , berikan panas lembab didaerah nyeri, cega penyilangan kaki saat duduk.

- diagnosa keperawatan :gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan gambaran diri
 Tujuan: adanya peningkatan harga diri yang diungkapkan secara verbal.
1.      Luangkan waktu barsama pasien uneuk menerima keadaannya
2.      Bantu dalam menggidentifikasi kekuatan
3.      Dukung pemecahan masalah yang telah diidentifikasi dan ingin dirubah oleh pasien.
4.      Kaji adanya tanda depresi
a.      Perubahan pola tidur
b.      Penurunan selera, kehilangan berat badan
c.       Suasana murung
d.      Kehilangan perhatian terhadap kegiatan sehari-hari.
      Diagnosa keperawatan: ketidakmampuan berhubungan dengan ketidakberdayaan akibat   penyakit .
Tujaan: pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan pengontrolan penyakit kronis
1.      Kaji pengetahuan mengenai penyakit dan berikan informasi sebagai tambahan pengetahuan yang suda dimiliki.
2.      Birikan umpan balik positif terhadap suatu pencapaian.
3.      Ajarkan keterampilan bergaul untuk memperbaiki efektifitas komunokasi dengan orang lain.
4.      Mendorang mengucapkan  perasaan  mengenai potensi ketergantungan oabt untuk mengontrol krisi nyeri.
5.      Mendorong pengucapan keprihatinan mengenai kematian.




BABIII
PENUTUP


A.      Kesimpulan

Dalam memberikan asuhan keperawatan kita harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip etika keperawatan sala satunya justice. Dalam memberika asyhan keperawatan, perawat tidak bole membeda-badakan klien berdasarkan suku, agama, ras, sosial-ekonomi, politik, ataupun atribut lainnya. Setiap klien berhak mendapatkan  layanan keperawtan yang terbaik. Dengan kata lain, tidak ada pembedaan kualitas layanan keperawatan untuk klien.

B.      Saran dan Kritik

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masi jauh dari suatu kesempurnaan untuk itu kami minta kepada fasilitator memberikan masukan atau  kritiikan kepada kami yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya kami bisa dengan  banar dan tepat.






DAFTAR PUSTAKA

Adams PC and Zauderer B. Sickle cell anemia: Clinical update. Medsurg Nurs Q 1993 Spring; 1(4):2-20.
Anand A. Future direction in sickle cell disiase. West J Med 1993 May; 158(5): 536_537.
Butler Dj and Beltran LR. Funtions of an adult sickle cell group.
Doheny MO et al. Caring for the orthopedic patien with sicle cell desease. Orthopadic nursing 1992 jan/Feb; 11(1):41-48.
Esposito NW Thalassemias: Simple screening for hereditaryi anemias. Nurse practitioner 1992 Feb ;17(2):52-57.
zulfiprint19.blogspot.co.id
Bolivar E. Hemophilia and AIDS:Dealing with nurse burnout. Caring Megazine 1991 July;10(7):50-54.

 TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA !!! SEMOGA BERMANFAAT !!! SYUKRAN :)

No comments:

Post a Comment