Visitor

Sunday, February 5, 2017

MAKALAH GOUT "KEPERAWATAN"


DAFTAR ISI
Daftar isi :
Bab 1 : Konsep Dasar Umum
a.Defenisi
b.Etiologi
c.Manisfestasi Klinis
d.Patofisiologi
e.Pemeriksaan penunjang
f.Penatalaksanaan
g.Patofladiagram Perubahan Terhadap KDM
Bab 11 : Konsep Dasar Keperawatan
a.   Pengkajian
b.   Diagnosa  Keperawatan
c.   Intervensi & Implementasi
d.   Evaluasi
Daftar Pustaka 


BAB 1
KONSEP DASAR UMUM



A. PENGERTIAN
Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan defek genetic pada metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat atau detek renal yang mengakibatkan sekresi asam urat/kombinasi keduanya.
.   B. ETIOLOGI
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
Pembentukan asam urat yang berlebih.
ü  Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
ü  Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti leukemia.
.     C. PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil :
  Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
  Menurunnya ekskresi asam urat.
  Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
 Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout.  Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.






      D.    MANIFESTASI KLINIS

Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti pada pria.Gout jarang ditemukan pada perempuan. Ada prevalensi familial dalam penyakit yang mengesankan sutu dasar genetic dari penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang agaknya memengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.

Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yaitu :
1.     Tahap pertama adalah hiperuresemia asimtomatik.
 Nilai normal asam urat serum pada laki-laki adalah 5,1 ± 1,0 mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada seseorang dengan gout. Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari pasien hiperuresemia asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut.

2.     Tahap kedua adalah arthritis gout akut.
Pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Arthritis bersifat monoartikular dan menunjukkan tanda-tanda peradangan local. Mungkin terdapat demam dan peningkatan jumlah leukosit. Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan, alcohol, atau stress emosional. Tahap ini biasanya mendorong pasien untuk mencari pengobatan segera. Sendi-sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, dan siku. Serangan gout akut biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat memakan waktu 10 sampai 14 hari.

Perkembangan dari serangan akut gout umumnya mengikuti serangkaian peristiwa sebagai berikut. Mula-mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh. Selanjutnya diikuti oleh penimbunan di  dalam dan sekeliling sendi-sendi. Mekanisme terjadinya kristalisasi urat setelah keluar dari serum masih belum jelas dimengerti. Serangan gout seringkali terjadi sesudah trauma local atau rupture tofi (timbunan natrium urat), yang mengakibatkan penungkatan cepat konsentrasi asam urat local. Tubuh mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga terjadi pengendapan asam urat di luar serum. Kristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan gout. Kristal-kristal asam urat memicu respons fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan Kristal-kristal urat dan memicu mekanisme respons peradangan lainnya. Respons peradangan ini dapat dipengaruhi oleh lokasi dan banyaknya timbunan ristal asam urat. Reaksi peradangan dapat meluas dan bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan kristal serum.

3.     Tahap ketiga setelah serangan gout akut,
adalah tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.

4.     Tahap keempat adalah tahap gout kronik,
dengan timbunan asam urat yang terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradnagan kronik akibata Kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. Serangan akut arthritis gout dapat terjadi dalam tahap ini. Tofi terbentuk pada masa gout kronik akibat insolubilitas relative asam urat. Awitan dan ukuran tofi secara proporsional mungkin berkaitan dengan kadar asam urat serum. Bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga adalah tempat-tempat yang sering dihinggapi tofi. Secara klinis tifi ini mungkin sulit dibedakan dengan nodul reumatik. Pada masa kini tofi jarang terlihat dan akan menghilang dengan terapi yang tepat.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan bertambah buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstititum medulla, papilla, dan pyramid, sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal asam urat juga dapat terbentuk sebagai sekunder dari gout. Batu biasanya berukuran kecil, bulat, dan tidak terlihat pada pemeriksaan radiografi.





E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
    a. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum, kreatinin.. Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam urat pada urine 24 jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan kecepatan waktu pengendapan
        b.Pemeriksaan X-Ray
   Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak 


F. PENATALAKSAAN

Ø  Penatalaksanaan non medik.
   a. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal,    ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.
b. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

Ø  Penatalaksanaan medik.
a. Fase akut.
Obat yang digunakan :
Ø  Colchicine (0,6 mg)
Ø   Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
Ø  Fenilbutazon.

  b. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
1. Golongan urikosurik
Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan


 2.asam urat dalam serum.
    a. Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
b. Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
c. Benzbromaron.
3. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.















    BAB 11

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1.      PENGKAJIAN
a.     Riwayat Keperawatan
1)        Usia
2)        Jenis kelamin
3)        Nyeri (pada ibu jari kaki atau sendi-sendi lain)
4)        Kaku pada sendi
5)        Aktivitas (mudah capai)
6)        Diet
7)        Keluarga
8)        Pengobatan
9)        Pusing, demam, malaise, dan anoreksi
10)    Takikardi
11)    Pola pemeliharaan kesehatan
12)    Penyakit batu ginjal

b.    Pemeriksaan fisik

       1)        Identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
       2)        Nyeri tekan pada sendi yang terkena
       3)        Nyeri pada saat digerakkan
       4)        Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
       5)        Denyut jantung berdebar
       6)        Identifikasi penurunan berat badan
c.     Riwayat Psikososial
1)        Cemas dan takut untuk melakukan kativitas
2)        Tidak berdaya
3)        Gangguan aktivitas di tempat kerja
d.    Pemeriksaan diagnostik
1)        Asam urat
2)        Sel darah putih dan Sel darah merah
3)        Aspirasi sendi terdapat asam urat
4)        Urine
5)        Rontgen







2.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.    Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik ( inflamasi pada sendi)
b.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Kerusakan pada lapisan kulit (adanya tofi / thopus)
c.    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3.  INTERVENSI DAN IMFLEMENTASI KEPERAWATAN           
Dx. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen cidera (biologis).
Intervensi :
1. Pantau kadar asam urat serum.
2. Berikan istirahat dengan kaki ditnggikan.
3. Berikan kantung es atau panas basah.
4. Berikan analgesik yang diprogramkan.
5. Berikan obat anti gout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya.
6. Instruksikan pasien untuk minim2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukn makanan pembuat alkalis seperti susu, buah sitrun dan daging.

Implementasi :
1. Memantau kadar asam urat serum.
2. Memberikan istirahat dengan kaki ditnggikan.
3. Memberikan kantung es atau panas basah.
4. Memberikan analgesik yang diprogramkan.
5. Memberikan obat anti gout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya.
6. Menginstruksikan pasien untuk minim2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukn makanan pembuat alkalis seperti susu, buah sitrun dan daging.

Evaluasi :

1.      Klien merasa nyaman
2.      Nyeri berkurang
3.      Nyeri berkurang
4.      Mengurangi rasa nyeri
5.      Klien dapat minum hingga 2 liter air



Dx 2 :Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.

Intervensi : Obs. TTV
1.             atur posisi senyaman mungkin
2.             ajarkan tehnik relaksasi.
3.             Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Implementasi: Observasi TTV
1.             Mengatur posisi senyaman mungkin
2.             Mengajarkan tehnik relaksasi.
3.             Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan secara umum untuk pasien dengan gout adalah:
1. Tidak terjadi komplikasi
2. Nyeri terkontrol
3. Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan
4. Memahami jadwal pengobatan dan perawatan dirumah.











Daftar Pustaka

Brunney & suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal – bedah. EGC. Jakarta.
Compiement, Tim, 2002. Kumpulan Makalah Keperawaan Medikal Bedah. UGM. Yogyakarta.
http://zulfiprint19.blogspot.co.id/
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
 

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA !!! JANGAN LUPA SHARE YAH KE TEMAN2X :) SYUKRAN :)



No comments:

Post a Comment