Visitor

Sunday, February 5, 2017

CONTOH KASUS GANGGUAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI YANG MELANGGAR PERINSIP ETIKA KEPERAWATAN




Kelompok II
*      SARTIKA                                                11 3145 105 050
*      ST.MUNAWARAH                         11 3145 105 053
*      ST.SULASMI                                    11 3145 105 054
*      ZULFITRIANI B                             11 3145 105 060
*      TANTI APRILIA UTAMI                        11 3145 105 055
*      NUR ASMA                                    11 3145 105 102
*      NURSINAM SAHDIN                    11 3145 105 104
*      WALDY ZUHAL                             11 3145 105 057

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
S1 KEPERAWATAN
MAKASSAR 2012


KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr.Wb
            Alhamdulillah atas segala rahmat dan ridho Allah SWT kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Semoga pemikiran yang kami tuangkan ke dalam makalah ini bermanfaat bagi para teman – teman serta dosen pembimbing.
            Kami berharap makalah ini dapat di manfaatkan. Dan kami menyadari bahwa makalah ini tidak lupuk dari kekurangan. Maka dari itu kami butuh masukan jika ada yang perlu kami perbaiki. Sekian dan terima kasih.

Wassalam.






PENGERTIAN ETIKA KEPERAWATAN
Etika keperwatan adalah Pelayanan kepada pasien yang merupakan fungsi utama perawat, dan dasar adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu tidak membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang mnguntungkan pasien dan kesehatannya.

PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
Beneficence (Do Good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik, yaitu, mengimplementasikan tindakan yang menguntungkan klien dan keluarga. Meningkatkan kesejahteraan klien dengan cara melindungi hak-hak klien. Dalam kasus, perawat dapat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk menentukan terapi farmakologik, nutrisi yang diberikan baik sebelum pengobatan maupun setelah pengobatan. Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.
Contoh Tindakan berbuat baik (beneficence)
    • melindungi & mempertahankan hak yang lain
    • mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
    • menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
    • menolong orang cacat,
    • menyelamatkan orang dari bahaya.
    • Mengutamakan kepentingan pasien
    • Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain
    • Menjamin nilai pokok : “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi ada yg hidup).



CONTOH KASUS
ANEMIA

Tn D datang kerumah sakit pada tanggal 14 November 2009 dengan di antar keluarga nya, Tn D mengeluhkan pusing, lemas, menggigil, nyeri punzggung dan lambungnya serta sesak nafas, dan mudah lelah saat beraktivitas.  Tn D mengatakan tidak ada nafsu makan, mual dan muntah. Tn D mengatakan sebelum sakit berat badan nya 65 Kg. Klien tampak pucat, konjungtiva pucat. Tn D mengatakan bahwa awalnya dia mengira kalau dia hanya kelelahan bekerja dan jadwal makan tidak teratur, tapi lama kelamaan penyakitnya bertamabah parah.
Setelah dilakukan pemerikasaan TD : 100/70 mmHg, Suhu : 350 C, RR : 24x/i, HR : 85x/i, BB : 58, TB : 167. Badan pasien teraba dingin. Pada palpasi bagian abdomen diketahui bahwa pasien mengalami Splenomegali dan pada saat aukultasi terdengar bunyi usus menurun . Porsi makan yang diberikan tidak digabiskan. Urine pasien berwarna pekat, feses nya hitam dan keras .
Setelah dilakukan pemeriksaan Labor didapatkan jumlah eritrosit 3000 sel/mm3.
                Setelah beberapa hari dirawat, anak Tn D bertanya tentang penyakit ayahnya. Perawat hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara minum obat, tapi perawat  menyarankan bertanya pada petugas apotek tempat mengambil obat. Tn D dan anaknya merasa diremehkan, dan direndahkan oleh perawat. Sehingga anak Tn D merasa kecewa dan merasa tidak puas dengan pelayanan dari perawat tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika


No comments:

Post a Comment