BAB I
KONSEP MEDIS
DEFENISI
Bronkitis berarti infeksi bronkus.
Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan
lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit
saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis,
Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994) .
Bronchiolitis
adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus, yang menyebabkan
obstruksi akut jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli. Lebih
sering disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). Infeksi ditandai
adanya edema mukosa, peningkatan sekresi mukus, obstruksi bronkiolus, dan
peregangan yang berlebihan dari alveoli. Kemungkinan komplikasi dari gangguan
ini mencakup penyakt paru kronik dan bahkan menyebabkan kematian.
ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis Akut selalu terjadi pada anak yang menderita Morbilli, Pertusis dan infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.
PATOFISIOLOGI
Virus (penyebab tersering infeksi) -
Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran
pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi saluran pernapasan - Bronkitis - Mukosa
membengkak dan menghasilkan lendir - Pilek 3 – 4 hari - Batuk (mula-mula kering
kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer - Hilang - Batuk - Keluar -
Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal - Sesak napas -
Jika tidak hilang setelah tiga minggu - Kolaps paru segmental atau infeksi paru
sekunder (pertahanan utama).
MANIFESTASI KLINIS
·
Bronkitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA)
·
Khasnya anak
datang dengan batuk yang sering, kering, tidak produktif, dan timbulnya
relative bertahap, 3-4 hari sesudah munculnya rhinitis (setelah 2-3 hari, batuk
mulai berdahak dan menimbulkan suara adanya lender). Batuk dapat disertai
muntah.
·
Rasa nyeri atau panas pada daerah substernal bawah atau
dada depan sering ada dan dapat diperparah oleh batuk
·
Dalam beberapa
hari, batuk menjadi produktif dan sputum berubah dari jernih ke purulen setelah
10 hari mukus menjadi encer dan batuk menghilang secara bertahap batuk dapat
disertai muntah). Biasanya hilang setelah 1 atau 2 minggu.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
·
Foto thoraks dapat normal atau peningkatan corak
bronkovaskular
·
Pada pemeriksaan
lab, leukosit dapat normal atau meningkat
·
Kultur sputum
Pemeriksaan
lainnya yang biasa dilakukan:
·
Tes fungsi paru-paru
·
Gas darah arteri
·
Rontgen dada
PENATALAKSANAAN
Karena penyebab utamanya virus maka
belum ada obat yang kausal. Tidak ada terapi spesifik, sebagian besar penderita
sembuh tanpa banyak masalah, tanpa pengobatan apapun. Pada anak yang kecil, drainase paru dipermudah
dengan cara sering melakukan pergeseran posisi. Anak yang lebih tua lebih enak
dengan kelembaban tinggi, tetapi tidak ada bukti bahwa ini memperpendek lama
penyakit.
KOMPLIKASI
Komplikasi bronkitis akut jarang
didapatkan. Pada anak dengan status gizi kurang dapat terjadi komplikasi berupa
:
·
Otitis media
·
Pneumonia
·
Sinusitis
Anak dengan serangan bronkitis akut
berulang harus dievaluasi dengan cermat untuk kemungkinan adanya:
·
Kelainan saluran napas
·
Benda asing
·
Bronkiektasis
·
Difisiensi imun
·
Hiperaktivitas bronku
·
Tuberkulosis
·
Alergi
·
Sinusitis
·
Tonsilitis
·
Adenoiditis
·
Kistik fibrosis
PROGNOSIS
Bila tidak ada komplikasi umumnya baik.
Pada bronkitis akut berulang disertai paparan asap rokok secara teratur
cenderung menjadi bronkitis kronik pada waktu dewasa.
PENYIMPANGAN KDM
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Data umum
Mencakup
identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan
utama pada klien dengan bronkitis meliputi batuk kering dan produktif dengan sputum
purulen, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai >40°C dan sesak nafas.
b.
Riwayat penyakit Sekarang
Riwayat
penyakit saat ini pada klien dengan bronkitis bervariasi tingkat keparahan dan
lamanya. Bermula dari gejala batuk-batuk saja, hingga penyakit akut dengan
manifestasi klinis yang berat. Sebagai
tanda terjadinya toksemia klien dengan bronkitis ering mengeluh malaise, demam, badan terasa lemah, banyak berkeringat,
takikardia dan takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi, keluhan
yang didapatkan terdiri atas batuk, ekspektorasi dan rasa sakit dibawah
sternum.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada
pengkajian ini sering kali klien mengeluh pernah mengalami infeksi saluran
nafas bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernafasan atas
d. Riwayat psikososial
Pada pengkajian klien dengan bronkitis didapatkan klien sering
mengalami kecemasan sesuai dengan keluhan yang dialaminya dimana adanya keluhan
batuk, sesak nafas, dan demam merupakan stresor untuk terjadinya cemas.
3.
Pemeriksaan Fisik
·
Keadaan umum dan TTV,
Hasil
pemeriksaan TTV pada klien biasanya didapatkan adanya peningkatan suhu lebih
dari 400C, frekuensi nafas meningkat, nadi meningkat. Biasanya tidak
ada peningkatan tekanan darah .
·
Pernafasan
Klien
biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, di temukan
penggunaan otot bantu pernafasan.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN




INTERVENSI
1. Pola nafas tidak efektif b/d proses inflamasi

Rasional : posisi fowler
memperlancar sirkulasi pernapasan dalam tubuh

Rasional: untuk membantu melancarkan
jalannya pernapasan

Rasional: Takikardia, disritmia dan
perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi
jantung.
2. Takut atau cemas b/d kejadian yang
tidak di kenal, rasa tidak nyaman

Rasional : untuk mengurangi rasa takut dan cemas.
3. Takut / cemas b/d kesulitan
bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak di kenal

Rasional : bersama orang tua akan menciptakan rasa nyaman
terhadap anak.

Rasional : untuk membantu klien merasa nyaman dan
menghilangkan rasa cemas atau takut.
4. Gangguan nutrisi dari kebutuhan
tubuh b/d produksi sputum.

Rasional: menghilangkan tanda bahaya, rasa bau dari
lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual.

Radional:
dapat meningkatkan nutrisi dalam tubuh meskipun napsu makan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Esther. 2010. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta :
EGC
Cotran,robbins.2008.dasar
patologis penyakit.jakarta:Egc.
Rab,
Tabran. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates
Manurung,
Santa dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
Muttaqin,
Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika
Somantri,
Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Tambayong,Jan.2000.Patofisiologi
untuk keperawatan.Jakarta:EGC
Price,Sylvia
Anderson.1995.Patofisiologi.Jakarta:EGC
Doenges,
Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis
No comments:
Post a Comment