Visitor

Sunday, February 19, 2017

SISTEM RESPIRASI "LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS PADA ANAK" TUGAS KEPERAWATAN




BAB I
KONSEP MEDIS


DEFENISI

Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994) .
Bronchiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus, yang menyebabkan obstruksi akut jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli. Lebih sering disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). Infeksi ditandai adanya edema mukosa, peningkatan sekresi mukus, obstruksi bronkiolus, dan peregangan yang berlebihan dari alveoli. Kemungkinan komplikasi dari gangguan ini mencakup penyakt paru kronik dan bahkan menyebabkan kematian.


ETIOLOGI

Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis Akut selalu terjadi pada anak yang menderita Morbilli, Pertusis dan infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.


PATOFISIOLOGI

Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi saluran pernapasan - Bronkitis - Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir - Pilek 3 – 4 hari - Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer - Hilang - Batuk - Keluar - Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal - Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu - Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan utama).


MANIFESTASI KLINIS

·         Bronkitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
·          Khasnya anak datang dengan batuk yang sering, kering, tidak produktif, dan timbulnya relative bertahap, 3-4 hari sesudah munculnya rhinitis (setelah 2-3 hari, batuk mulai berdahak dan menimbulkan suara adanya lender). Batuk dapat disertai muntah.
·         Rasa nyeri atau panas pada daerah substernal bawah atau dada depan sering ada dan dapat diperparah oleh batuk
·          Dalam beberapa hari, batuk menjadi produktif dan sputum berubah dari jernih ke purulen setelah 10 hari mukus menjadi encer dan batuk menghilang secara bertahap batuk dapat disertai muntah). Biasanya hilang setelah 1 atau 2 minggu.


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

·         Foto thoraks dapat normal atau peningkatan corak bronkovaskular
·          Pada pemeriksaan lab, leukosit dapat normal atau meningkat
·          Kultur sputum
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: 
·         Tes fungsi paru-paru
·         Gas darah arteri
·         Rontgen dada


PENATALAKSANAAN
Karena penyebab utamanya virus maka belum ada obat yang kausal. Tidak ada terapi spesifik, sebagian besar penderita sembuh tanpa banyak masalah, tanpa pengobatan apapun. Pada anak yang kecil, drainase paru dipermudah dengan cara sering melakukan pergeseran posisi. Anak yang lebih tua lebih enak dengan kelembaban tinggi, tetapi tidak ada bukti bahwa ini memperpendek lama penyakit.



KOMPLIKASI

Komplikasi bronkitis akut jarang didapatkan. Pada anak dengan status gizi kurang dapat terjadi komplikasi berupa :
·         Otitis media
·         Pneumonia
·         Sinusitis
Anak dengan serangan bronkitis akut berulang harus dievaluasi dengan cermat untuk kemungkinan adanya:
·         Kelainan saluran napas
·         Benda asing
·         Bronkiektasis
·         Difisiensi imun
·         Hiperaktivitas bronku
·         Tuberkulosis
·         Alergi
·         Sinusitis
·         Tonsilitis
·         Adenoiditis
·         Kistik fibrosis

PROGNOSIS

Bila tidak ada komplikasi umumnya baik. Pada bronkitis akut berulang disertai paparan asap rokok secara teratur cenderung menjadi bronkitis kronik pada waktu dewasa.


 PENYIMPANGAN KDM



 

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN



PENGKAJIAN
1.      Data umum
Mencakup identitas klien
2.      Riwayat Kesehatan
a.       Keluhan utama
Keluhan utama pada klien dengan bronkitis meliputi batuk kering dan produktif dengan sputum purulen, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai >40°C dan sesak nafas.

b.      Riwayat penyakit Sekarang
Riwayat penyakit saat ini pada klien dengan bronkitis bervariasi tingkat keparahan dan lamanya. Bermula dari gejala batuk-batuk saja, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang  berat. Sebagai tanda terjadinya toksemia klien dengan bronkitis ering mengeluh malaise, demam, badan terasa lemah, banyak berkeringat, takikardia dan takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi, keluhan yang didapatkan terdiri atas batuk, ekspektorasi dan rasa sakit dibawah sternum.

c.       Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini sering kali klien mengeluh pernah mengalami infeksi saluran nafas bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernafasan atas

d.      Riwayat psikososial
Pada pengkajian klien dengan bronkitis didapatkan klien sering mengalami kecemasan sesuai dengan keluhan yang dialaminya dimana adanya keluhan batuk, sesak nafas, dan demam merupakan stresor untuk terjadinya cemas.

3.      Pemeriksaan Fisik
·         Keadaan umum dan TTV,
Hasil pemeriksaan TTV pada klien biasanya didapatkan adanya peningkatan suhu lebih dari 400C, frekuensi nafas meningkat, nadi meningkat. Biasanya tidak ada peningkatan tekanan darah .
·         Pernafasan
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, di temukan penggunaan otot bantu pernafasan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
*      Pola nafas tidak efektif  b/d proses inflamasi
*      Takut atau cemas b/d kejadian yang tidak di kenal, rasa tidak  nyaman
*      Takut / cemas b/d kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak di kenal
*      Gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d produksi sputum.

INTERVENSI
1.      Pola nafas tidak efektif  b/d proses inflamasi
*      Pertahankan posisi tidur fowler
Rasional : posisi fowler memperlancar sirkulasi pernapasan dalam tubuh
*      Dorong klien untuk mengeluarkan sputum, penghisapan lendir jika diindikasikan
Rasional: untuk membantu melancarkan jalannya pernapasan 

*      Ukur tanda vital setiap 4-5 jam dan awasi irama
Rasional: Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.

2.      Takut atau cemas b/d kejadian yang tidak di kenal, rasa tidak  nyaman
*      Beri aktivitas bermain dan pengalihan pada anak
Rasional : untuk mengurangi rasa takut dan cemas.
3.      Takut / cemas b/d kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak di kenal
*      Anjurkan agar orang tua tetap bersama anak selama prosedur
Rasional : bersama orang tua akan menciptakan rasa nyaman terhadap anak.
*      Lakukan perawatan yang berpusat pada keluarga dengan peningkatan kehadiran dan keterlibatan orang tua.
Rasional : untuk membantu klien merasa nyaman dan menghilangkan rasa cemas atau takut.
4.      Gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d produksi sputum.
*      Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan serta ciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman
Rasional: menghilangkan tanda bahaya, rasa bau dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual.
*      Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
Radional: dapat meningkatkan nutrisi dalam tubuh meskipun napsu makan   berkurang.





DAFTAR PUSTAKA


Chang, Esther. 2010. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC
Cotran,robbins.2008.dasar patologis penyakit.jakarta:Egc.
Rab, Tabran. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates
Manurung, Santa dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
 Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Tambayong,Jan.2000.Patofisiologi untuk keperawatan.Jakarta:EGC
Price,Sylvia Anderson.1995.Patofisiologi.Jakarta:EGC
Doenges, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis





No comments:

Post a Comment