KATA PENGANTAR
Puji syukur
penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kepada
penyusun untuk dapat menyusun makalah yang bertemakan “LES (Lupus Eritematosus Sistemik)” .
Makalah ini
disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik dan media cetak.
Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok 4 (empat) yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah sempurna maka
dari itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi sempurna.
Makassar, 2 JANUARI 2017
ZULFI PRINT
B
A B I
KONSEP
MEDIS
A.
Definisi
SLE (Sistemisc Lupus Erythematosus) adalah penyakti radang
multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang
mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh
terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh.
Sistemik lupus eritematosus (SLE) merupakan salah satu penyakit
autoimun yang disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas dan secara garis
besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan
genetic
B.
Etiologi
Penyebab pasti LES masih merupakan misteri, tetapi bukti yang ada
menunjukkan factor-faktor imunologi, lingkungan, hormonal dan genetic yang
saling terkait. Factor-faktor ini dapat meliputi :
1.
Stress fisik dan mental
2.
Infeksi streptococcus
atau virus
3.
Pajanan cahaya matahari
atau ultraviolet
4.
Imunisasi
5.
Kehamilan
6.
Metabolisme estrogen
yang abnormal
7.
Terapi dengan obat
tertentu seperti prokainamid (Pronestyl), hidralazin (Apresoline),
antikonvulsan dan yang lebih jarang, penisilin, obat-obtan sulfa serta
kontrasepsi oral (pil KB)
C.
Ptofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi
ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal
(sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia
reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).
Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid,
klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti
kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau
obat-obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
D.
Manifestasi Klinis
Umumnya gejala
klinis LES meliputi :
1.
Demam
2.
Penurunan berat badan
3.
Rasa tidak enak badan
(malaise)
4.
Keluhan mudah lelah
5.
Ruam
6.
Poliartralgia
Tanda dan gejala :
1.
Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan
rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
2.
Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi.
Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
3.
Sistem kardiak
Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.
4.
Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
5.
Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler,
eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
6.
Sistem perkemihan
Glomerulus renal yang biasanya terkena.
7.
Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup
seluruh bentuk penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.
E.
Komplikasi
Komplikasi LES
yang mungkin terjadi meliputi :
1.
Infeksilain yang terjadi
secara bersamaan
2.
Infeksi saluran kemih
3.
Gagal ginjal
4.
Osteonekrosis tulang
pinggul/pangkal paha akibat penggunaan steroid jangka panjang
F.
Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan
yang dapat menunjukkan LES meliputi :
1.
Hitung darah lengkap
dengan hitung jenis yang mungkin mempelihatkan anemia atau penurunan jumlah sel
darah putih
2.
Jumlah trombosit yang
dapat menurun
3.
Laju endap darah yang
sering tinggi
4.
Elektroforesis serum
yang dapat memperlihatkan hipergamahlobulinemia
Hasil pemeriksaan
diagnostic yang lain meliputi :
1.
Pemeriksaan ANA dan tes
sel LE yang menunjukkan hasil positif pada pasien LES aktif
2.
Antibody anti-dsDNA
(anti-double-stranded deaoxyribonucleic acid) , tes ini paling spesifik untuk
LES, memiliki korelasi dengan aktivitas penyakit khusunya bila terjadi gangguan
pada ginjal dan membantu pemantauan hasil terapi, kadar antibody ini bisa
rendah atau tidak terdapat pada keadaan remisi.
3.
Pemeriksaan urine yang
mungkin memperlihatkan keberadaan sel darah merah serta sel darah putih,
silinder serta sedimen unrine dan kehilangan protein yang khas (lebih dari 0,5
g/24 jam)
4.
Pemeriksaan komplemen
serum yang memperlihtakan penurunan kadar komplemen (C3 dan C4), hasil ini
menunjukkan penyakit yang aktif.
5.
Foto rontgen thoraks
yang mungkin menunjukkan pleurits atau pneumonitis lupus
6.
Elektrokardiografi yang
mungkin memperlihatkan defek hantaran dengan gangguan jantung atau perikarditis
7.
Biopsi ginjal untuk
menentukan stadium penyakit dan luas lesi pada ginjal
8.
Tes antikoagulan lupus
dan anti kardiolipin yang mungkin positif pada sebagian pasien (biasanya pasien
dengan kecenderungan menderita syndrome antifosfolipid pada keadaan thrombosis,
abortus atau trombositopenia)
G.
Penatalaksanaan Medis
1.
Preparat NSAID untuk mengatasi
manifestasi klinis minor dan dipakai bersama kortikosteroid, secara topikal
untuk kutaneus.
2.
Obat antimalaria untuk gejal
kutaneus, muskuloskeletal dan sistemik ringan SLE
3.
Preparat imunosupresan
(pengkelat dan analog purion) untuk fungsi imun.
4.
Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid termasuk aspirin untuk
mengembalikan gejala arthritis
5.
Kortikosteroid sistemik untuk mengurangi gejala sistemik SLE dan mencegah
eksaserbasi akut yang menyeluruh ataupun penyakit serius yang berhubungan
dengan system organ yang penting seperti pleuritis, perikarditis, nefritis
lupus, vaskulitis serta gangguan pada SSP
6.
Obat-obatan antihipertensi dan modifikasi diet untuk menimalkan efek lesi
pada ginjal
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
- Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
- Sistem Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi
pleura.
Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
- Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa
kaku pada pagi hari.
- Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi.
Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
- Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
- Sistem Renal
Edema dan hematuria.
- Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang,
korea ataupun manifestasi SSP lainnya.
B.
Masalah Keperawatan
1.
Diagnose keperawatan : Nyeri
berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan.
Tujuan : perbaikan dalam tingkat kennyamanan
Intervensi :
1)
Laksanakan sejumlah tindakan
yang memberikan kenyamanan (kompres panas /dingin; masase, perubahan posisi,
istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai; teknik relaksasi, aktivitas
yang mengalihkan perhatian)
2)
Berikan preparat antiinflamasi,
analgesik seperti yang dianjurkan.
3)
Sesuaikan jadwal pengobatan
untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri.
4)
Dorong pasien untuk
mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya.
5)
Jelaskan patofisiologik nyeri
dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya kepada
metode terapi yang belum terbukti manfaatnya.
6)
Bantu dalam mengenali nyeri
kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belum
terbukti manfaatnya.
7)
Lakukan penilaian terhadap
perubahan subjektif pada rasa nyeri.
2. Diagnose keperawatan : Keletihan
berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri, depresi.
Tujuan : mengikutsertakan tindakan sebagai bagian dari
aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan untuk mengubah.
Intervensi :
1)
Beri penjelasan tentang
keletihan :
a)
hubungan antara aktivitas
penyakit dan keletihan
b)
menjelaskan tindakan untuk
memberikan kenyamanan sementara melaksanakannya
c)
mengembangkan dan
mempertahankan tindakan rutin unutk tidur (mandi air hangat dan teknik
relaksasi yang memudahkan tidur)
d)
menjelaskan pentingnya
istirahat untuk mengurangi stres sistemik, artikuler dan emosional
e)
menjelaskan cara mengggunakan
teknik-teknik untuk menghemat tenaga
f)
kenali faktor-faktor fisik dan
emosional yang menyebabkan kelelahan.
2)
Fasilitasi pengembangan jadwal
aktivitas/istirahat yang tepat.
3)
Dorong kepatuhan pasien
terhadap program terapinya.
4)
Rujuk dan dorong program
kondisioning.
5)
Dorong nutrisi adekuat termasuk
sumber zat besi dari makanan dan suplemen.
- Diagnose keperawatan : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik.
Tujuan : mendapatkan dan mempertahankan mobilitas
fungsional yang optimal.
Intervensi :
1)
Dorong verbalisasi yang berkenaan
dengan keterbatasan dalam mobilitas.
2)
Kaji kebutuhan akan konsultasi
terapi okupasi/fisioterapi :
a)
Menekankan kisaran gherak pada
sendi yang sakit
b)
Meningkatkan pemakaian alat Bantu
c)
Menjelaskan pemakaian alas kaki
yang aman.
d)
Menggunakan postur/pengaturan
posisi tubuh yang tepat.
3)
Bantu pasien mengenali
rintangan dalam lingkungannya.
4)
Dorong kemandirian dalam
mobilitas dan membantu jika diperlukan.
a)
Memberikan waktu yang cukup
untuk melakukan aktivitas
b)
Memberikan kesempatan istirahat
sesudah melakukan aktivitas.
c)
Menguatkan kembali prinsip
perlindungan sendi
- Diagnose keperawatan : Gangguan citra tubuh berhubungqan dengan perubahan dan ketergantungan fisaik serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik.
Tujuan : mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan
erubahan fisik serta psikologik yang ditimbulkan penyakit.
Intervensi :
1)
Bantu pasien untuk mengenali
unsur-unsur pengendalian gejala penyakit dan penanganannya.
2)
Dorong verbalisasi perasaan,
persepsi dan rasa takut
a)
Membantu menilai situasi
sekarang dan menganli masahnya.
b)
Membantu menganli mekanisme
koping pada masa lalu.
c)
Membantu mengenali mekanisme
koping yang efektif.
- Disgnosa keparawatn : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan kompleks imun.
Tujuan : pemeliharaan integritas kulit.
Intervensi :
1)
Lindungi kulit yang sehat
terhadap kemungkinan maserasi
2)
Hilangkan kelembaban dari kulit
3)
Jaga dengan cermat terhadap
resiko terjadinya sedera termal akibat penggunaan kompres hangat yang terlalu
panas.
4)
Nasehati pasien untuk
menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.
5)
Kolaborasi pemberian NSAID dan
kortikosteroid.
DAFTAR PUSTAKA
Kowalak. 2003. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Prce, Wilson. 2002. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
https://zulfiprint19.blogspot.co.id/
Maryllin E Doenges. 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan ; Pedoman Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
SEKIAN POSTINGAN KAMI, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA... POSTINGAN KAMI TERUPDATE SETIAP HARI YAH !!! SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment