BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak
merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada setiap pasangan. Setiap
manusia/pasangan tentunya ingin mempunyai anak yang sempurna baik secara fisik
maupun psikis. Namun dalam kenyatanya masih banyak kira jumpai bayi dilahirkan
dengan keadaan cacat bawaan/kelainan kongenital. Kelainan
kongenital yang cukup berat merupakan penyebab utama kematian bayi dalam
bulan-bulan pertama kehidupannya, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi
alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.
Kelainan
kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab
penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir.
Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh
kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu
seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang
dilahirkan dengan kelainan kongenital besar, umumnya akan dilahirkan sebagai
bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa
kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat,
kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.Maka pada makalah ini
akan dibahas tentang neonatus dengan kelainan bawaan yang meliputi meningokel,
ensefalokel, hidrosefalus, fimosis, hipospadia serta kelainan metabolic dan endokrin.
B. Tujuan
a. Memaparkan tentang neonatus dengan kelainan kongenital
b. Mengetahui jenis-jenis kelainan pada neonatus
c. Menjelaskan penatalaksanaan kelainan kongenital
a. Memaparkan tentang neonatus dengan kelainan kongenital
b. Mengetahui jenis-jenis kelainan pada neonatus
c. Menjelaskan penatalaksanaan kelainan kongenital
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. MENINGOKEL
Meningokel merupakan penyakit kongenital dari
kelainan embriologis yang disebut Neural tube defect (NTD). Meningokel
disebabkan oleh banyak faktor dan melibatkan banyak gen (multifaktoral dan
poligenik). Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal
sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis.
Defek tulang pada meningokel secara
embriologis terjadi akibat gangguan proses neurulasi, yaitu tetap melekatnya
ektoderm epidermis dengan ektoderm neural sehingga migrasi sel-sel mesoderm
pembentuk tulang ke tempat tersebut terhambat dengan akibat di area itu tidak
terbertuk tulang,(teori non separasi dari Stcmberg). Dalam proses ini, faktor
pertumbuhan yang berfungsi memacu sintesis matriks tulang mungkin juga
berperan.
Derajat defisiensi asam folat dikelompokkan
daiam kategori berat dan ringan sesuai dengan rangsum yang diberikan, yaitu
rangsum sangat rendah folat dan rangsum rendah folat, sedangkan untuk kontrol
adalah rangsum cukup folat.
Penatalaksanaan
Bayi akan menjadi normal setelah
dioperasi. Sebelum dioperasi bayi dimasukkan kedalam inkubator tanpa baju
,tidur dalam posisi tengkurap atau tidur pada salah satu sisi bila kantongnya
besar untuk mencegah infeksi .Sesudah operasi perlu pengamatan yang teliti terhadap
tanda-tanda timbulnya hidrosefalus ( dengan mengukur lingkaran kepala setiap
hari) atau meningitis (lemah,tidak minum ,mudah terangsang,kejang,ubun-ubun
besar menonjol ). Perlu diperhatikan pula
banyak tidaknya gerakan tungkai dan kaki, retensi urin dan kerusakan
klit akibat iritasi urin dan fases.
B. ENSEFALOKEL
1.Definisi
Ensefalokel adalah suatu kelainan
tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak)
dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang
tengkorak. Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama
perkembangan janin.
2.
Gejala
Gejalanya berupa :
Gejalanya berupa :
·
Hidrosefalus
·
kelumpuhan
keempat anggota gerak
·
Gangguan
perkembangan
·
Mikrosefalus
3. Etiologi
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit
itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang tertaiu muda atau tua ketika
hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan
kekurangan asam folat. Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu sangat
disarankan mengonsumsi asam folat dalam jumlah cukup.
Penatalaksanaan
Bagi ibu yang berencana hamil, ada
baiknya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya, mengonsumsi makanan bergizi
serta menambah supfemen yang mengandung asam folat. Hal itu dilakukan untuk
mencegah terjadinya beberapa kelainan yang bisa menyerang bayi Safah satunya, encephalocele atau ensefalokel.
Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol
ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan
kraniofasial yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu shunt.
pengobatan lainnya bersifat, simtomatis dan suportif. Prognosisnya
tergantung kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan otak
yang menyertainya.
C. HIDROSEFALUS
1.Definisi
Hidrosefalus (kepala air, istilah yang berasal
dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti air dan "cephalus"
yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengati "kepala
air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan
tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di
sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
Hidrosefalus adalah keadaan
dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel dan
ruang subarakhnoid. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer
serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural.
Pada kasus akurnulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistema ventrikuler,
keadaan ini disebut sebagai hidrosefalus internal.
Hidrosefalus Obstruktif merupakan suatu
kelainan yang ditandai dengan penumpukan cairan pada otak, yaitu cerebro spinal
fluid sehingga terjadi pembengkakan akibat adanya gangguan aliran cairan
serebro spinal (CSS) dalam sistim ventrikel atau pada jalan keluar ke ruang
subarakhnoid. Obstruksi disini merupakan istilah yang digunakan untuk
membandingkan hidrosefalus yang disebabkan oleh produksi berlebih dari cairan
serebro spinal (CSS)
Peninggian TIK harus dibedakan dari
peninggian tekanati intraventrikulcr. Beberapa lesi intrakraniai menyebabkan
peninggian TIK, namun tidak perlu menyebabkan hidrosefalus. Peningaian volume
CSS tidak ekivalen dengan hidrosefalus; ini juga terjadi pada atrofi serebral.
Juga, dilatasi ventrikuler tidak selalu berarti hidrosefalus dan juga tampak
pada atrofi serebral.
Hidrosefalus internal menyebabkan
peninggian tekanan intraventrikuler dan pembesaran sistem ventrikuler. Mantel
serebral terregang dan menipis. Sentrum oval, talamus dan ganglia basal
tertekan. Akson kortiko spinal dan kortikotalamik tertekan dan terregang, serta
mielinasinya terganggu. Giri hemisfer serebral mendatar, dan vaskulatur
serebral terregang. Septum pelusidum menjadi tipis, seperti juga vault dan
dasar tengkorak. Rongga subarakhnoid serta sistemnya diluar hemisfer serebral
berdilatasi, umumnya dengan tidak mengindahkan jenis dari hidrosefalus.
2. Etoilogi
Adapun yang menjadi
etiologi dari penyakit ini adalah:
• stenosis aquaduktus serebri
• penekanan suatu massa terhadap foramen Luschka, foramen Magendi, ventrikel IV, dan foramen mondro
• Akibat adanya perdarahan pada fosa posterior yang menyumbat saluran ventrikel yang terjadi pasca trauma.
Kedua kelainan tersebut bisa bawaan atau didapat.
• stenosis aquaduktus serebri
• penekanan suatu massa terhadap foramen Luschka, foramen Magendi, ventrikel IV, dan foramen mondro
• Akibat adanya perdarahan pada fosa posterior yang menyumbat saluran ventrikel yang terjadi pasca trauma.
Kedua kelainan tersebut bisa bawaan atau didapat.
3. Gejala klinik
Gejala klinis dari penyakit ini adalah
sakit kepala, kesadaran menurun, kejang, kelemahan saraf, inkontinensia urin
(sulit menahan buang air kecil), nyeri kepala diikuti gejala muntah, dan
gangguan penglihatan. Bahkan bila hidrosefalus dewasa tidak segera diatasi bisa
sampai menyebabkan kebutaan. Bila sudah buta tidak bisa mengembalikan
penglihatannya lagi. Bila kesadaran penderita hidrosefalus menurun bisa meninggal.
Penatalaksanaan
·
Pada
kasus-kasus emergensi hal pertama yang dilakukan adalah periksa ABC kemudian
lakukan pemasangan selang dari rongga
otak ke rongga perut atau Ventriculo Peritonial Shunt (VP Shunt) yaitu
menggunakan pompa katup semiluner, dipasang seumur hidup selama tidak ada
komplikasi.
·
Farmakologis
·
Terapi sesuai kausanya
D. FIMOSIS
1. Definisi
Fimosis merupakan pengkerutan
atau penciutan kulit depan penis. Fimosis merupakan suatu keadaan normal yang
sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecit, dan biasanya pada masa
pubertas akan menghilang dengan sendirinya.
Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menzhun. Fimosis bisa mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan (sirkumsisi).
Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menzhun. Fimosis bisa mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan (sirkumsisi).
Fimosis adalah penyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga menyebabkan bayi/anak sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon. Bayi/anak sering menangis keras sebelum urine keluar. Keadaan demikian lebih baik segera disunat, tetapi kadang orang tua tidak tega karena bayi masih kecil.
Untuk mencegah infeksi dan agar luka
tidak merapat lagi pada luka tersebut dioleskan salep antibiotik. Tindakan ini
mula-mula dilakukan oleh dokter. Selanjutrnya di rumah orang tua sendiri diminta
melakukannya seperti yang dilakukan dokter (pada orang Barat, sunat dilakukan
pada seorangbayi laki-laki ketika masih dirawat/ ketika baru lahir. Tindakan
ini dimaksudkan untuk kebersihan/mencegah infeksi karena adanya smegma, bukan
karena keagamaan).
Adanya smegma pada ujung
prepusium juga menyulitkan bayi berkemih maka setiap memandikan bayi hendaknya
prepusium didorong ke belakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan kapas yang
telah dijerang dengan air matang.
2.Etilogi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir, atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir, atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
3. Gejala
Kulit penis anak tak bisa
ditarik ke arah pangkal ketika akan dibersihkan. Anak mengejan saat buang air
kecil karena muara saluran kencing diujung tertutup. Biasanya ia menangis dan
pada ujung penisnya tampak menggembung. Air seni yang tidak lancar,
kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang tidak dapat diduga.
Penatalaksanaan
Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true phimosis) timbul kemudian setelah lahir. Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit preputium pada fimosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputiurn yang membuka.
Fimosis kongenital seringkali
menimbulkan fenomena ballooning, yakni kulit preputium mengembang saat berkemih
karena desakan pancaran air seni tidak diimbangi besarnya tubang di ujung
preputium. Fenomena ini akan hilang dengan sendirinya, dan tanpa adanya fimosis
patologik, tidak selalu menunjukkan adanya hambatan (obstruks) air seni. Selama tidak
terdapat hambatan aliran air seni, buang air kecil berdarah (hematuria), atau
nyeri preputium, fimosis bukan merupakan kasus gawat darurat.
Fimosis kongenital seyogyanya dibiarkan saja, kecuali bila terdapat
alasan agama dan/atau sosial untuk disirkumsisi. Hanya diperlukan penjelasan
dan pengertian mengenai fimosis kongenital yang memang normal dan lazim terjadi
pada masa kanak-kanak serta menjaga kebersihan alat kelamin dengan secara rutin
membersihkannya tanpa penarikan kulit preputium secara berlebihan ke belakang
batang penis dan mengembalikan kembali kulit preputium ke depan batang penis
setiap selesai membersihkan. Upaya untuk membersihkan alat kelamin dengan
menarik kulit preputium secara berlebihan ke belakang sangat berbahaya karena
dapat menyebabkan luka, fimosis didapat, bahkan parafimosis. Jika fimosis menyebabkan hambatan aliran air
seni, diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian
kulit preputium) atau teknik bedah plastlk lainnya seperti preputioplasty
(memperlebar bukaan kulit preputiurn tanpa memotongnya).
E. HIPOSPODIA
1. Definisi
Hipospadia
adalah salah satu kelainan bawaan pada anak-anak yang sering ditemukan dan
mudah untuk mendiagnosanya, hanya pengolahannya harus dilakukan oleh mereka
yang betul-betul ahli supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Hipospadia
merupakan kelainan kelamian bawaan sejak lahir, cirinya, letak lubang uretra
terdapat di penis bagian bawah, bukan di ujung penis. Menurut dokter bedah
urologi RSU Dr Kariadi, dr Andi, S. SpBU, berat hipospadia bervarian,
kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu pada glans penis.
Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah bantang penis atau pada pangkal penis dan kadang pad skrotum (kantung zakar) atau di bawah skrotum. Kelainan ini sering kali berhubungan dengan kardi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang yang menyebabkan penis melengkung ke bawah pada saat ereksi.
Pada hipospadia muara orifisium uretra eksterna (lubang tempat air seni keluar) berada diproksimal dari normalnya yaitu pada ujung distal glans penis, sepanjang ventral batang penis sampai perineum. Jadi lubang saluran kencing letaknya bukan pada tempat yang semestinya dan terletak di sebelah bawah penis bahkan ada yang terletak di rentang kemaluan.
Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah bantang penis atau pada pangkal penis dan kadang pad skrotum (kantung zakar) atau di bawah skrotum. Kelainan ini sering kali berhubungan dengan kardi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang yang menyebabkan penis melengkung ke bawah pada saat ereksi.
Pada hipospadia muara orifisium uretra eksterna (lubang tempat air seni keluar) berada diproksimal dari normalnya yaitu pada ujung distal glans penis, sepanjang ventral batang penis sampai perineum. Jadi lubang saluran kencing letaknya bukan pada tempat yang semestinya dan terletak di sebelah bawah penis bahkan ada yang terletak di rentang kemaluan.
Hipospadia sering disertai kelainan bawaan yang lain, misalnya pada scrotum dapat berupa undescensus testis, meorchisdism, disgenesis testis dan hidrotole pada penis berupa propenil scrotum mikrophalasus dari torsi penile. Sedang kelainan ginjal dan ureter berupa fused kidney, malrotasi, duplek dan refluk ureter.
Penatalaksanaan
Tindakan operasi harus dilakukan sebelum anak memasuki usia sekolah, diharapkan anak tidak malu dengan keadaanya setelah tahu bahwa anak laki-laki lain kalau BAK beriri sedangkan anak pengidap hipospadia harus jongkok seperti anak perempuan (karena lubang penisnya berada di bagian bawah penis).
Selain itu jika hipospadia tidak dioperasi maka setelah dewasa dia akan sulit untuk melakukan penetrasi/coitus , selain penis tidak dapat tegak dan lurus (pada hipospadia penis bengkok akibat adanya chordae), lubang keluar sperma terletak di bagian bawah.
Operasi hiposdia satu tahap (one stage urethra plasty) adalah tehnik operasi sederhana yang sering dapat digunakan terutama untuk hipospadia tipe distal. Meskipun hasilnya sering kurang begitu bagus untuk kelainan yang berat sehingga banyak dokter lebih memilih untuk melakukan 2 tahap untuk tipe hipospadia proksimal yang disertai dengan kelainan yang jauh lebih berat maka one stage uretroplasty nyaris tidak dapat dilakukan.
Tindakan operasi harus dilakukan sebelum anak memasuki usia sekolah, diharapkan anak tidak malu dengan keadaanya setelah tahu bahwa anak laki-laki lain kalau BAK beriri sedangkan anak pengidap hipospadia harus jongkok seperti anak perempuan (karena lubang penisnya berada di bagian bawah penis).
Selain itu jika hipospadia tidak dioperasi maka setelah dewasa dia akan sulit untuk melakukan penetrasi/coitus , selain penis tidak dapat tegak dan lurus (pada hipospadia penis bengkok akibat adanya chordae), lubang keluar sperma terletak di bagian bawah.
Operasi hiposdia satu tahap (one stage urethra plasty) adalah tehnik operasi sederhana yang sering dapat digunakan terutama untuk hipospadia tipe distal. Meskipun hasilnya sering kurang begitu bagus untuk kelainan yang berat sehingga banyak dokter lebih memilih untuk melakukan 2 tahap untuk tipe hipospadia proksimal yang disertai dengan kelainan yang jauh lebih berat maka one stage uretroplasty nyaris tidak dapat dilakukan.
Tujuan utama penanganan operasi hipospadia
adalah merekonstruksi penis menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat yang
normal atau dekat normal sehingga aliran kencing arahnya kedepan dan dapat
melakukan koitus dengan normal, prosedur operasi satutahap pada usia yang dini
dengan komplikasi yang minimal. Penyempurnaan tehnik operasi danperawatan paska
operasi menjadi prioritas utama.
F. GANGGUAN METABOLIK
1. Hipertermia
Dapat disebabkan oleh
infeksi,suhu lingkungan terlalu panas atau campuran infeksi dengan suhu
lingkungan terlalu panas. Infeksi dapat menyebabkan hiperpireksi ,suhu normal
atau hipotermia. Suhu lingkungan yang terlalu panas dapat diakibatkan oleh suhu
inkubator yang terlalu tinggi,radiasi sinar matahari pada waktu bayi berada
dalam inkubator, terlalu banyak dan
terlalu panas botol air panas dalam tempat tidur bayi atau bayi berada dekat
radiator yang panas.
Penatalaksanaan
Dengan memperbaiki suhu lingkungan
atau pengobaan terhadap infeksi
2.
Hiportermia
Hipotermia akut terjadi bila bayi
berada di lingkungan yang dingin selama 2-12 jam. Terdapat pada bayi dengan
BBLR diruang tempat bersalin yang dingin inkubator yang tidak cukup panas,
kelalaian dari dokter, bidan dan perawat terhadap bayi yang akan lahir, yaitu
diduga mati di dalam kandungan akan tetapi ternyata lahir hidup. Gejalanya
lemah, gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat dan kedua kaki dingin.
Penatalaksanaan
Dengan segara memasukan
bayi kedalam inkubator yang suhunya telah di atur menurut kebutuhan bayi dan
dalam keadaan telanjang supaya dapat di awasi dengan teliti.
3.
Tetani
Keadaan ini pada bayi baru lahir
biasanya berhubungan dengan penurungan kadar kalsium dan kenaikan kadar fosfat
dalam serum sedangkan kadar fosfatase dalam serum normal. Hal ini menyebabkan
iritabilitas neuromuskular yang meninggi. Biasanya di temukan pada
hipoparatiroitdisme fisiologi sepintas yaitu karena berkurangnya kesanggupan
ginjal untuk mengeskresikan fosfat pada bayi yang mendapat susu buatan dan pada
bayi dari ibu penderita diabetes melitus atau pra diabetes melitus.
Penatalaksanan
Dengan memberikan larutan kalsium glukonas 10%
sebanyak 5:10 ml intravena dengan
perlahan-lahan dan pengawasan yang baik terhadap denyut jantung kemudian di
lanjukan dengan pemberian kalsim klorida 300mg/kgbb/- hari atau kalsium laklat
500 mg/kgbb/hari selama 5-7 hari peroral.
G. GANGGUAN
ENDOKRIN
1.
Hipertiroidisme sementara
Kelainan ini dapat dilihat pada bayi dari
ibu penderita hipertiroidisme atau ibu yang mendapat obat tiroid pada waktu
hamil. Bila tidak diobati akan terjadi ikterus
dan gagal jantung. Kelainan ini hany berlangsung sementara dan dapat
hilang dalam 3-6 minggu, tetapi bila tidak diobati dengan baik bayi akan
meninggal.
Gejala yang tampak :
·
Bayi gelisah
·
Mudah terangsang
·
Hiperaktif
·
Eksoftalamus
·
Takikardia
·
Takipnu
Penatalaksanaan
Terapinya ialah dengan
memberikan larutan lugol sebanyak satu tetes 3-6 kali / hari atau
propiltiourasil atau metimasol, pemberian cairan secara intravena,sedativum dan
digitalis bila terdapat tanda gagal jantung.
1.
Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat dibagi dalam
golongan dengan gejala dan golongan tanpa gejala. Diagnosis bandingannya ialah
gangguan saraf pusat,sepsis, penyakit
jantung bawaan atau didapat,akibat obat yang digunakan ibu dan sebagainya.
Gejala hipoklikemia:
·
Kejang
·
Apatis
·
Pernapasan tidak teratur
·
Lemah
·
Tidak mau minum
·
Bola mata berputar
·
Tangis yang lemah tetapi dengan nada tinggi
Penatalaksanaan
Terapi bayi yang
menderita hipoglikemia dengan atau tanpa
gejala ialah dengan penyuntikan larutan glukosa 15-16% sebanyak 4 ml/kg
Bbmelalui vena perifer. Selanjutnya diberikan larutan glukosa 10% sebanyak
60-80ml/kgBB/24 jam dan diteruskan dengan 80-100ml/kgbb larutan glukosa
10%ditambah dengan 0,25 N larutan NaCl (untuk mencegah terjadinya hiponatremia
iatrogenik) selam 24 berikutnya).
Untuk mencegah hipoglikemia pada bayi
dari ibu yang menderita diabetes melitustanpa menunggu hasil pemeriksaan kadar
gula darah dari tali pusat sesudah lahir,diberikan cairan glukosa 10% melalui
vena umbilikalis sebanyak 2 ml/kgbb/jam
(kira-kira sama dengan 50 ml/kgbb/24 jam) yang harus diberikan sampai dengan
bayi minum peroral dengan baik.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Neonatus dengan kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi telur. Hal ini menunjukkan bahwa kelainan kongenital terjadi pada awal konsepsi. Hal ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetic atau kedua faktor secara bersamaan. Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kejadian kelainan kongenital pada anaknya.
Neonatus dengan kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi telur. Hal ini menunjukkan bahwa kelainan kongenital terjadi pada awal konsepsi. Hal ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetic atau kedua faktor secara bersamaan. Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kejadian kelainan kongenital pada anaknya.
Saran
Kelainan kongenital dapat diantisipasi
pada saat ibu sebelum dan ketika hamil dengan cara makan-makanan yang bergizi,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Wiknjosastro,
Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Ngastiyah,
2005, Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC
Haws.,
paulette S., 2008, Asuhan Neonatus Rujukan Cepat, Jakarta: ECG
www.google.com
JANGAN LUPA INVITE BBM > INSTAGRAM > FB KAMI YAH SAY :) SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment