KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula
shalawat dan salam tekirim atas junjungan nabi Muhammad SAW sebagai teladan
bagi seluruh umat manusia.
Penulisan makalah “infeksi” diharapkan dapat memberi infomasi kepada pembaca sehingga
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Penyakit infeksi yang di
alami oleh bayi dan balita
merupakan mata kuliah Askeb neonatus ,bayi dan balita.
Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan
sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan di masa yang akan
datang.
Akhirnya,
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami sebagai penyusun makalah
serta sekiranya dapat bermanfaat bagi orang lain.
Makassar,
2 JANUARI 2017
ZULFI PRINT
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .i
DAFTAR
ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II . PEMBAHASAN
A.
Definisi infeksi. . . .
. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
B.
Etiologi infeksi. . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
C.
klasifikasi infeksi. . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
D.
Gejalah infeksi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . 7
E.
Diagnosa infeksi. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
F.
Penatalaksanaan
infeksi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . 8
G. Macam-macam
infeksi. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
H. Pencegahan
infeksi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .17
B. Saran .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .17
DAFTAR
PUSTAKA
Bayi
baru lahir berisiko tinggi terinfeksi dibandingkan janin yang masih berada
dalam uterus. Pada keadaan dimana BBL terpapar oleh organisme benda asing tidak
terlalu membahayakan bagi bayi dan diistilakan dengan kolonisasi dan bayi dapat
membentuk imuinitas untuk melawan organisme yang menimbulkan infeksi. Tetapi
jumlah atau virulensi organisme berlebihan melebihi mekanisme pertahanan bayi
akan mengakibatkan terjadinya infeksi yang disebut infeksi klinis.
Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih
sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi
yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di
luar rumah sakit dengan cara septik. Bayi baru lahir mendapat imunitas trans.
Plasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar
pada kuman yang berasal bukan saja dari ibunya tetapi juga berasal dari ibu
lain. Terhadap kuman yang disebut terakhir ini, bayi tidak mempunyai imunitas.
1.
Apa yang dimaksud dengan infeksi?
2.
Apa saja klasifikasi infeksi
pada bayi?
3.
Bagaimana penatalaksanaan
pada bayi yang terkena infeksi?
4.
Bagaimana prinsip pencegahan
infeksi?
1. Untuk mengetahui pengertian infeksi.
2. Untuk mengetahui klasifikasi infeksi pada bayi.
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada bayi yang
terkena infeksi.
4. Untuk mengetahui prinsip pencegahan infeksi.
PEMBAHASAN
Infeksi dalam kamus kedokteran
merupakan penembusan dan penggandaaan dalam tubuh dari organisme yang hidup
ganas seperti bakteri, virus dan jamur.sedagkan infeksi perinatologi yaitu
infeksi yang terjadi pada neonatus terjadi pada masa prenatal, intra natal,
postnatal. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR dan bayi yang
lahir di rumah sakit.
Sepsis
adalah istilah bagi infeksi berat. Anak-anak tertentu berisiko besar
mengalaminya. Sepsis disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
Namun, sepsis berbeda dari penyakit infeksi biasa. Infeksi biasa hanya
menyerang daerah yang terkena infeksi. sepsis berarti bakteri penyebab infeksi ditemukan
dalam peredaran darah. Ini mengakibatkan infeksi bisa terjadi di seluruh organ
tubuh.
Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc membaginya dalam 3
golongan, yaitu :
1. Infeksi Antenatal
Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan. Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu keplasenta. Di sini kuman itu melalui batas
plasenta dan menyebabkan intervilositis. Selanjutnya infeksi melalui sirkulasi umbilikus dan masuk kejanin.
Kuman yang dapat menyerang janin melalui jalanini ialah :
a. Virus, yaitu rubella, polyomyelitis, covsackie, variola, vaccinia,
cytomegalic inclusion
b. Spirokaeta, yaitu treponema palidum ( lues )
c. Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E. Coli dan listeria
monocytogenes. Tuberkulosis kongenital dapat terjadi melalui infeksi plasenta.
Fokus pada plasenta pecah ke cairan amnion dan akibatnya janin mendapat
tuberkulosis melalui inhalasi cairan amnion tersebut.
2.
Infeksi Intranatal
Infeksi yang terjadipadasaatpersalinan. Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada cara yang lain.
Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah
ketuban pecah. Ketubah pecah lama ( jarak waktu antara pecahnya ketuban dan
lahirnya bayi lebih dari 12 jam ), mempunyai peranan penting terhadap timbulnya
plasentisitas dan amnionitik. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih
utuh misalnya pada partus lama dan seringkali dilakukan manipulasi vagina.
Infeksi janin terjadi dengan inhalasi likuor yang septik sehingga terjadi
pneumonia kongenital selain itu infeksi dapat menyebabkan septisemia. Infeksi
intranatal dapat juga melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari
vagina misalnya blenorea dan ” oral trush ”.
3. Infeksi Pascanatal
Infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang
berakibat fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat
penggunaan alat atau akibat perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat
infeksi silang. Infeksi pasacanatal ini sebetulnya sebagian besar dapat
dicegah. Hal ini penting sekali karena mortalitas sekali karena mortalitas
infeksi pascanatal ini sangat tinggi. Seringkali bayi mendapat infeksi dengan
kuman yang sudah tahan terhadap semua antibiotika sehingga pengobatannya sulit.
1.
Berdasar waktu terjadinya, infeksi yang terjadi pada
bayi baru lahir ada dua yaitu:
a.
Early infection (infeksi dini)
Infeksi dini karena infeksi diperoleh dari
si ibu saat masih dalam kandungan
b.
Late
infection (infeksi lambat)
Infeksi yang
diperoleh dari lingkungan luar, bisa lewat udara atau tertular dari orang lain.
2.
Berdasarkan bakteri penyebabnya yaitu
a. Infeksi bakteri sistemik
Apabila bayi tampak mengantuk/letargi atau tidak
sadar, kejang disertai satu tanda infeksi, gangguan nafas, malas minum atau
tidak bisa minum dengan atau tanpa muntah, bagian tubuh merah dan mengeras,
ubun-ubun cembung, suhu bisa panas atau dingin.
b. Infeksi bakteri lokal berat
Apabila ditemukan nanah didaerah mata, telinga, tali
pusat atau umbilikus kemerahan dan meluas sampai kekulit perut, bernanah serta
ada kerusakan kulit.
c. Infeksi bakteri local
Apabila ada nanah keluar dari mata dalam jumlah
sedikit, daerah tali pusat dan umbilikus kemerahan, berbau busuk dan terjadi
sedikit kerusakan kulit.
3.
Berdasarkan berat ringannya,
dibagi menjadi
a.
Infeksiberat
(major in fections):
Sepsis
neonatal, meningitis, pneumonia, diareepidemik, plelonefritis, osteitisakut,
tetanus neonaturum.
b.
Infeksi ringan (minor infection)
:
Infeksi pada kulit, oftalmia
neonaturum, infeksi umbilikus (omfalitis), moniliasis.
Beberapa gejala bayi terkena infeksi yaitu :
1. Malas minum
2. Gelisah
3. Frekuensi pernafasan meningkat
4. Mengantuk (letargi) atau tidak sadar
5. Berat badan turun
6. Pergerakan kurang
7. Muntah
8. Diare
9. Odema
10. Perdarahan,
ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau kurang dari normal.
11. Adanya
nanah dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas ke kulit perut serta
berbau busuk.
Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas
seperti yang terdapat pada bayi sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat
dibuat dengan pengamatan yang cermat.Diagnosis dini dapat dibuat apabila
terdapat kelainan tingkah laku bayi dapat merupakan tanda-tanda permulaan infeksi
umum.
Diagnosa infeksi perinatal sangat
penting, yaitu disamping untuk kepentingan bayi itu sendiri tetapi lebih
penting lagi untuk kamar bersalin dan ruangan perawatan bayinya. Diagnosis
infeksi perianatal tidak mudah. Tanda khas seperti yang terdapat bayi yang
lebih tua seringkali tidak ditemukan. Biasanya diagnosis dapat ditegakkan
dengan observasi yang teliti, anamnesis kehamilan dan persalinan yang teliti
dan akhirnya dengan pemeriksaan fisis dan laboratarium seringkali diagnosis
didahului oleh persangkaan adanya infeksi, kemudian berdasarkan persangkalan
itu diagnosis dapat ditegakkan dengan permeriksaan selanjutnya.
Infeksi pada neonatus cepat
sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejala infeksi lokal tidak
menonjol lagi. Walaupun demikian diagnosis dini dapat ditegakkan kalau kita
cukup waspada terhadap kelainan tingkah laku neonatus yang seringkali merupakan
tanda permulaan infeksi umum. Neonatus terutama BBLR yang dapat hidup selama 72
jam pertama dan bayi tersebut tidak menderita penyakit atau kelaianan
kongenital tertentu, namun tiba – tiba tingkah lakunya berubah, hendaknya harus
selalu diingat bahwa kelainan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh infeksi.
Beberapa gejala yang dapat disebabkan diantaranya ialah malas, minum, gelisah
atau mungkin tampak letargis. Frekuensi pernapasan meningkat, berat badan tiba
– tiba turun, pergerakan kurang, muntah dan diare. Selain itu dapat terjadi
edema, sklerna, purpura atau perdarahan, ikterus, hepatosplehomegali dan
kejang. Suhu tubuh dapat meninggi, normal atau dapat pula kurang dari normal.
Pada bayi BBLR seringkali terdapat hipotermia dan sklerma. Umumnya dapat
dikatakan bila bayi itu ” Not Doing Well ” kemungkinan besar ia menderita
infeksi.
Penanganan secara umum bayi yang mengalami infeksi,
diantaranya adalah:
1. Mengatur tidur (semi
fowler) agar sesak berkurang
2. Bila suhu tinggi lakukan
kompres
3. Berikan ASI perlahan-lahan
sedikit demi sedikit.
4. Apabila bayi muntah lakukan
perawatan muntah yaitu tidur miring ke kiri atau ke kanan.
5. Apabila ada diare
perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan
6. Rujuk segera
Pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak terarah
dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tahan terhadap antibiotik serta
tumbuhnya jamur yang berlebihan seperti candida albicans.
1.
Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri sistemik, adalah sebagai
berikut :
a.
Lakukan penanganan kejang apabila ditemukan tanda dan gejala kejang
b.
Lakukan penanganan gangguan pernafasan bila dijumpai gangguan pernafasan
c.
Lakukan penanganan hipotermi apabila ditemukan hipotermi
d.
Pertahankan kadar gula darah agar tidak turun
e.
Berikan dosis antibiotik pertama secara intramuskuler
f.
Beri penjelasan ibu agar bayi tetap hangat
g.
Lakukan rujukan segera.
2.
Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri lokal berat, adalah sebagai
berikut:
a.
Berikan dosis antibiotik pertama secara intramuskuler
b.
Berikan antiseptik lokal sesuai daerah yang terkena dan ajarkan ibu
tentang pengobatan berikut ini :
1)
Cuci tangan sebelum mengobati
2)
Bersihkan kedua mata tiga kali sehari dengan kapas atau kain basah
dengan air hangat
3)
Berikan salep/tetes mata tetrasiklin pada kedua mata
4)
Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai kemerahan
sembuh.
c.
Pengobatan infeksi kulit atau pusar
1)
Cuci tangan sebelum mengobati
2)
Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati
3)
Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering
4)
Oleskan Gentian Violet 0,5% atau proviodin iodine atau salep yang mengandung
neomisin dan basitrasin
5)
Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai kemerahan
sembuh.
3.
Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri lokal, adalah sebagai berikut :
a.
Berikan dosis antibiotik pertama secara oral dengan pilihan amoxilin dan
ampisilin
b.
Berikan penjelasan dan ajari ibu cara perawatan infeksi local
c.
Lakukan asuhan dasar bayi muda
d.
Berikan penjelasan kapan sebaiknya bayi dibawa ke petugas kesehatan
e.
Berikan penjelasan kunjungan ulang setelah hari kedua.
Beragam infeksi bisa terjadi pada bayi baru lahir
seperti herpes, toksoplasma, rubella, CMV, hepatitis, eksim, infeksi saluran
kemih, infeksi telinga, infeksi kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
dan HIV/AIDS.
1. Herpes
Virus
ini terdiri dari dua jenis yaitu herpes simpleks tipe 1 dan simpleks tipe 2.
Herpes simpleks 1 umumnya menginfeksi di dalam dan di sekitar mulut. Sedangkan
herpes simpleks 2 biasanya menginfeksi daerah genital atau alat kelamin
sehingga disebut juga herpes genitalis. Herpes genitalis yang terjadi pada
mulut rahim seringkali tanpa gejala klinis dan ini bukanlah ancaman ringan
apalagi bagi wanita hamil. Herpes simpleks 2 ini bisa mempengaruhi kondisi
kehamilan maupun janinnya. Bila penularan (transmisi) terjadi pada trimester I
kehamilan hal itu akan mengakibatkan terjadinya abortus. Sedang pada trimester
ke II akan mengakibatkan kelahiran prematur. Jika herpes mengenai seorang ibu
dan pada saat persalinan sedang kambuh maka akan beresiko menular kepada bayi
yang dilahirkannya.
Bayi
yang lahir terkena infeksi akibatnya beragam mulai dari lesi hingga mikrosefali
(kepala kecil) atau hidrosefali (busung kepala), radang pada mata, radang otak
(ensefalitis) serta erupsi kulit yang menyeluruh. Jika bayi yang lahir dengan
herpes bawaan ini tidak diobati maka kemungkinan 50-80 % akan meninggal.
Penularan pada bayi sebagian besar terjadi pada proses kelahiran yaitu
kira-kira 90% selebihnya 5% pada janin melalui plasenta atau langsung mengenai
fetus (janin) selebihnya 5% infeksi HSV2 diperoleh sehabis masa persalinan.
Kontak lama dengan cairan terinfeksi dapat meningkatkan resiko bayi tertular.
Cara mengatasinya,
infeksi herpes simpleks pada bayi yang baru lahir memang sangat mengkhawatirkan
dan memberikan prediksi akibat yang buruk bila tidak segera diobati. Untungnya
pengobatan selama ini mampu menurunkan angka kematian demikian juga mencegah
progresivitas penyakit berupa infeksi herpes pada susunan saraf pusat atau
infeksi diseminata (penyebaran tubuh kebagian tubuh lain). Tindakan terhadap
bayi dari ibu penderita herpes genitalis dilakukan secara beragam, diantaranya
ada rumah sakit yang menganjurkan isolasi. Selanjutnya, pada bayi dilakukan
pemeriksaan kultur virus, fungsi hati dan cairan serebrospinalis (otak). Selain
pengawasan ketat selama bulan pertama kehidupannya.
2. Eksim susu
Keluhan
gangguan kulit lain pada anak yang banyak ditemui adalah dermatitis atopik
(eksim susu). Penyakit eksim susu ini biasanya sangat gatal. Tampak dari
seringnya bayi menggaruk, gelisah serta rewel. Kulit terlihat kemerahan dan
terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan jernih. Bila pecah akan tampak
basah kemudian mengering dan menjadi koreng kekuningan atau kehitaman.
Eksim
ini terdapat pada kulit daerah tertentu sesuai dengan usia anak. Misalnya pada
bayi banyak ditemukan di daerah pipi, sedangkan pada anak di daerah lekukan
lengan dan kedua lekukan lutut. Diluar daerah tersebut kulitnya kering dan
bersisik. Penyebab penyakit ini sangat kompleks, dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik dari dalam tubuh yaitu faktor keturunan, maupun lingkungan,
misalnya debu, udara panas dan kelembaban. Karena itu perawatan kulit yang
paling penting adalah mencegah kulit agar jangan kering.
3. HIV
Janin
yang dikandung ibunya dengan HIV beresiko besar terhadap infeksi virus yang
sama. Penularannya bisa melalui ari-ari. Saat keluar melalui jalan lahir atau
terinfeksi dari susu ibunya. Untuk mencegah penularan tersebut diperlukan
pengawasan dan perlakuan khusus. Mulai dari deteksi dini, tindakan operasi
caesar, pemberian obat-obatan hingga mencegah memberikan ASI kepada bayinya.
Adapun
pemberian obat antiretroviral (ARV) pada bayi terinfeksi HIV di minggu pertama
pasca kelahiran akan memberikan peluang hidup lebih lama. Pemberian ARV
sesegera mungkin membantu menaikkan sistem imun yang lemah akibat serangan
virus. Karena bayi yang positif terinfeksi HIV tidak mampu mambangun sistem
imun untuk ketahanan tubuh. Akibatnya apabila ada penyakit yang menyerang bayi
akan cepat sakit dan meninggal. Menurut penelitian bayi yang mendapat terapi
ARV akan mempunyai kesempatan hidup lebih lama.
4. Sepsis Neonatorum
Sepsis
neonatorium adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh
bayi baru lahir. Terjadi kurang dari 1% pada bayi baru lahir tetapi merupakan
penyebab 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri ini 5x lebih sering
terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2x
lebih sering menyerang bayi laki-laki.
Pada lebih dari 50%
kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi
kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir. Sepsis yang baru timbul
dalam waktu 4 hari atau lebih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial
(infeksi yang didapat di rumah sakit). Penyebabnya adalah infeksi bakteri.
Beberapa
kasus sepsis pada bayi baru lahir yang disebut dengan sepsis neonatorum dapat
disebabkan oleh faktor ibu. Mikroorganisme memasuki tubuh bayi melalui ibu
selama kehamilan atau proses kelahiran, seperti perdarahan, demam atau infeksi
pada ibu, ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan, dan proses
persalinan yang lama. Risiko terjadinya sepsis meningkat pada kasus ketuban
pecah sebelum waktunya dan perdarahan atau infeksi pada ibu.
Pencegahan infeksi adalah bagian
penting setiap komponen perawatan pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir lebih
rentan terhadap infeksi karena sistem imun mereka imatur. Oleh karena itu,
akibat kegagalan mengikuti prinsip pencegahan infeksi terutama sangat
membahayakan
Dengan mengamati praktik
pencegahan infeksi di bawah akan melindungi bayi, ibu dan pemberi perawatan
kesehatan dari infeksi. Hal itu juga akan membantu mencegah penyebaran infeksi.
Prinsip pencegahan infeksi yaitu:
1. Ada pemisahan di kamar
bersalin antara bagian Septik dan Aseptik.
2. Di bangsal bayi baru lahir
dipisahkan antara Partus Aseptik dan Septik
3. Dapur susu harus bersih dan
cara mencampur susu harus Aseptik, setiap bayi harus mempunyai tempat pakaian
sendiri begitu pula termonoloa obat, dll. Incubator harus selalu dibersihkan
lantai ruangan setiap hari harus dibersihkan dengan Antiseptik
4. Pemakaian antibiotic dengan
indikasi jelas.
5. Berikan perawatan rutin kepada
bayi baru lahir.
6. Pertimbangkan setiap orang (
termasuk bayi dan staf ) berpotensi menularkan infeksi.
7. Cuci tangan atau gunakan
pembersih tangan beralkohol.
8. Pakai – pakaian pelindung dan
sarung tangan.
9. Pegang instrumen tajam dengan
hati – hati dan bersihkan dan jika perlu sterilkan atau desinfeksi instrumen
dan peralatan.
10. Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara
rutin dan buang sampah.
BAB
III
PENUTUP
A. Kseimpulan
Infeksi
dalam kamus kedokteran merupakan penembusan dan penggandaaan dalam tubuh dari
organisme yang hidup ganas seperti bakteri, virus dan jamur.sedagkan infeksi
perinatologi yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus terjadi pada masa
prenatal, intra natal, postnatal. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan
pada BBLR dan bayi yang lahir di rumah sakit.
Bayi
baru lahir berisiko tinggi terinfeksi dibandingkan janin yang masih berada
dalam uterus. Pada keadaan dimana BBL terpapar oleh organisme benda asing tidak
terlalu membahayakan bagi bayi dan diistilakan dengan kolonisasi dan bayi dapat
membentuk imuinitas untuk melawan organisme yang menimbulkan infeksi. Tetapi
jumlah atau virulensi organisme berlebihan melebihi mekanisme pertahanan bayi
akan mengakibatkan terjadinya infeksi yang disebut infeksi klinis.
B. Saran
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara penularan dan
pencegahan infeksi yang di derita oleh bayi tersebut.
Dewi, Vivian
Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Fauziah,
Afroh dan Sudarti. 2012. Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah, Ai
Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
JANGAN LUPA INVITE BBM > IG > FB KAMI YAH SAY :) SYUKRAN :)
No comments:
Post a Comment