Visitor

Saturday, February 4, 2017

PROPOSAL KEBIDANAN "PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIPARA"


KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan proposal ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula shalawat dan salam tekirim atas junjungan nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.
            Penyusunan proposal pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR bayi baru lahir pada persalinan normal primiparadiharapkan dapat memberi infomasi kepada pembaca sehingga mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Penyakit infeksi yang di alami oleh bayi dan balita merupakan mata kuliah Biostatistik.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga proposal ini dapat memberi manfaat bagi kami sebagai penyusun makalah serta sekiranya dapat bermanfaat bagi orang lain.




Makassar, 2 JANUARI 2017


                                                                                                   
                                                                                                ZULFI PRINT 



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang  ..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 2
C. Hipotesis penelitian ............................................................................................ 3
D.Tujuan penelitian.................................................................................................. 3
E. Manfaat  penelitian ............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan pustaka.................................................................................................. 5
B. Kerangka kosep.................................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian ................................................................................................ 15
B. Tempat dan waktu penelitian............................................................................. 15
C. Populasi dan sampel........................................................................................... 16
D. Besar sampel........................................................................................................ 18
E. Definisi operasional dan kriteria objektif.......................................................... 19

F. Analisis data ......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Hypnobirthing adalah kombinasi praktik hypnosis terhadap diri dengan panduan dari hypnotherapis untuk mencapai relaksasi mendalam. Hypnobirthing dapat digunakan untuk menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan dengan cara alami, nyaman serta bermanfaat dalam membantu suplay oksigen kepada bayi selama proses persalinan sehingga bayi yang lahir memiliki nilai APGAR yang lebih baik. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR bayi baru lahir pada persalinan normal primipara di kabupaten cirebon  tahun 2013. Metode penelitian: penelitian in merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan post test only with control group desain. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang kelompok kontrol. Pengaruh hypnobirthing terhadapan nilai APGAR bayi baru lahir pada persalinan normal primipara dianalisis dengan menggunakan uji Mann-withney hasil penelitian : menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai APGAR 1 (1 menit pertama) antara responden yang diberi tindakan hypnobirthing dengan yang tidak di beri tindakan hypnobirthing (p=0,000) dan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata niali APGAR 2 (5 menit kemudian) antara responden yang di beri tindakan hypnobirthing dengan yang tidak di beri hypnobirthing (p=0,792). Peneliti menyarankan agar para bidan dapat mengaplikasikan hypnobirthing pada ibu hamil trimester III agar mengurangi terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.
Nilai APGAR merupakan suatu metode sederhana yang dipakai oleh bidan untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir. Pemeriksaan ini dilakukan secara cepat pada bayi baru lahir akan mengavaluasi keadaan fisik dan bayi baru lahir dan sekaligus mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan dilakukannya tindakan segera terhadap bayi baru lahir. Seorang bayi dengan berbagai tanda bahaya merupakan masalah yang serius, bayi dapat meninggal bila tidak di tangani segera. APGAR dipakai untuk menilai kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran. Pengukukuran menit pertama digunakan untuk menilai bagaimana ketahanan bayi melewati proses persalinan. Pengukuran pada menit kelima menggambarkan sebaik apa bayi dapat bertahan setelah keluar dari rahim ibu. Pada beberapa keadaan tertentu pengukuran selanjutnya dapat dilakukan pada menit ke 10,15 dan 20 setelah kelahiran bayi.
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan, masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan. Beberapa keadaan ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang, akibatnya terjadi gawat janin. Hal ini dapat menyebabkan asfiksia.
Untuk meminimalkan asfiksia pada bayi yang merupakan kelanjutan dari nilai APGAR yang rendah. Pada waktu persalinan denyut jantung bayi juga harus di pantau dengan dopler untuk mengetahui kesejahteraan janin dalam kandungan. Bayi yang mengalami proses asfiksia lebih jauh berada dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat menyebabkan kematian.
Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012 lalu menemukan bahwa angka kematian bayi di indonesia saat ini mengalami penurunan dari 43 per 1.000 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup. Diantara angka ini, 19 per 1.000 terjadi pada masa neonatal sejak lahir sampai usia 28 hari. Namun target MDGs di tahun 2015 angkatnya harus turun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar dari angka kematian bayi baru lahir adalah gangguan pernafasan yaitu sebesar 37%, disamping prematur sebanyak 34% dan sepsis 12%. Di propinsi jawa barat angka kejadian asfiksia ialah 25,2%.
B.    Rumusan masalah
Hypnobirthing merupakan salah satu teknik otohipnosis (self hypnosis)nyaitu upaya alami menanamkan niat positif/sugestif ke jiwa/pikiran bahwa sadar dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan persalinan. Dengan demikian, setiap ibu hamil dapat menikmati indahnya kehamilan dan lancarnya proses persalinan. Sedangkan nilai APGAR merupakan suatu metode sederhana yang dipakai oleh bidan untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir.
Sejauh mana teknik hypnobirthing dapat mempengaruhi nilai APGAR masih menjadi pertanyaan peneliti, maka dalam hal ini peneliti ingin mengetahui “Adakah pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR bayi baru lahir pada persalinan normal primipara ?”
C.    Hipotesis penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : ada perbedaan nilai APGAR 1 (1 menit) dan APGAR 2 (5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang dilakukan hypnobirthing dengan persalinan normal primipara yang tidak melakukan hypnobirthing.
D.    Tujuan penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR bayi baru lahir pada persalinan normal primipara di BPM kabupaten cirebon 2013.
2.    Tujuan khusus
a.    Mengetahui nilai APGAR 1 (1 menit) dan APGAR 2 (5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang melakukan hypnobirthing.
b.    Mengetahui nilai APGAR 1 (1 menit) dan APGAR 2 (5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang melakukan hypnobirthing.
c.    Mengetahui perbedaan nilai APGAR 1 (1 menit) dan APGAR 2 ( 5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang melakukan hypnobirthing.
E.     Manfaat penelitian
1.    Manfaat bagi peneliti
2.    Digunakana sebagai pengetahuan mengenai pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR dan dapat mengimplementasikan hypnobirthing dalam asuhan kehamilan dan persalinan.
3.    Manfaat bagi bidan
Menambah wawasan dan informasi kepada bidan di kabupaten cirebon tentang pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR, sehingga dapat mengaplikasikan dalam menjalankan praktik pelayanan kebidanan baik itu di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta (Bidan Praktik Mandiri).
4.    Manfaat bagi fasilitas pelayanan kesehatan
Sebagai bahan pemikiran lebih lanjut dan dapat digunakan sebagai referensi penerapan therapi komplementer Hypnobirthing pada kehamilan dan persalinan baik itu ditingkat pelayanan kesehatan dasar maupun ditingkat  rujukan.




BAB II
PEMBAHASAN
A.     Tinjauan pustaka
1.    Pengertian APGAR
Apgar score  adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama  setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir , serta dapat diulang pada menit ke 10 – 15 . Nilai apgar merupakan standart evaluasi neonatus dan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk evaluasi di kemudian hari . (Adelle , 2002) .
Kata APGAR             dipublikasikan pertama kali pada tahun 1952 . Lalu tahun 1962 , Joseph membuat akronim dari kata APGAR tersebut , yaitu Appearance (colour = warna kulit) , Pulse (heart rate = denyut nadi) , Grimace (refleks terhadap rangsangan) , Activity (tonus otot) , dan Respiration (usaha bernapas) .
2.    Tujuan dilakukannya APGAR
Hal yang penting diketahui , bahwa penilaian skor ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi bayi baru lahir secara umum dan memutuskan untuk melakukan tindakan darurat atau tidak . Penilaian ini bukan sebagai prediksi terhadap kesehatan bayi atau intelegensi bayi dimasa mendatang .  Beberapa bayi dapat mencapai angka 10 , dan tidak jarang , bayi yang sehat mempunyai skor yang lebih rendah dari biasanya , terutama pada menit pertama saat baru lahir . Sampai saat ini , skor apgar masih tetap digunakan , karena , selain ketepatannya , juga karena cara penerapannya yang sederhana , cepat , dan ringkas . Dan yang terpenting dalam penentuan skor apgar ini adalah untuk menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak . (Sujiyatini , 2011) .

3.    KRITERIA
Lima kriteria Skor Apgar :
Kriteria
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Appearance
(warna kulit)
seluruhnya biru atau pucat
warna kulit tubuh normal merah muda ,
tetapi kepala dan ekstermitas kebiruan (
akrosianosis)
warna kulit tubuh , tangan , dan kaki
normal merah muda , tidak ada
sianosis
Pulse
(denyut jantung)
tidak teraba
<100 kali/menit
>100 kali/menit
Grimace
(respons refleks)
tidak ada respons terhadap stimulasi
meringis/menangis lemah ketika di stimulasi
meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas
Activity
(tonus otot)
lemah/tidak ada
sedikit gerakan
bergerak aktif
Respiration
(pernapasan)
tidak ada
Lemah,  tidak teratur
menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

4.    CARA PENILAIAN APGAR
Skor Apgar dinilai pada menit pertama , menit kelima , dan menit kesepuluh setelah bayi lahir , untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi tersebut . Namun dalam situasi tertentu , Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10 , 15 , dan 20 , hingga total skor 10 . (Sujiyatini , 2011).
1.     Appearance (warna kulit) :
Menilai kulit bayi . Nilai 2 jika warna kulit seluruh tubuh bayi kemerahan , nilai 1 jika kulit bayi pucat pada bagian ekstremitas , dan nilai 0 jika kulit bayi pucat pada seluruh badan (Biru atau putih semua) .
2.      Pulse (denyut jantung) :
Untuk mengetahui denyut jantung bayi , dapat dilakukan dengan meraba bagian atas dada bayi di bagian apeks dengan dua jari atau dengan meletakkan stetoskop pada dada bayi . Denyut jantung dihitung dalam satu menit , caranya dihitung 15 detik , lalu hasilnya dikalikan 4 , sehingga didapat hasil total dalam 60 detik . Jantung yang sehat akan berdenyut di atas 100 kali per menit dan diberi nilai 2 . Nilai 1 diberikan pada bayi yang frekuensi denyut jantungnya di bawah 100 kali per menit . Sementara bila denyut jantung tak terdeteksi sama sekali maka nilainya 0 .
3.     Grimace (respon reflek) :
Ketika selang suction dimasukkan ke dalam lubang hidung bayi untuk membersihkan jalan nafasnya , akan terlihat bagaimana reaksi bayi . Jika ia menarik , batuk , ataupun bersin saat di stimulasi , itu pertanda responnya terhadap rangsangan bagus dan mendapat nilai 2 . Tapi jika bayi hanya meringis ketika di stimulasi , itu berarti hanya mendapat nilai 1 . Dan jika bayi tidak ada respon terhadap stimulasi maka diberi nilai 0 .
4.     Activity (tonus otot) :
Hal ini dinilai dari gerakan bayi . Bila bayi menggerakkan kedua tangan dan kakinya secara aktif dan spontan begitu lahir , artinya tonus ototnya bagus dan diberi nilai 2 . Tapi jika bayi dirangsang ekstermitasnya ditekuk , nilainya hanya 1 . Bayi yang lahir dalam keadaan lunglai atau terkulai dinilai 0 .
5.     Respiration (pernapasan) :
Kemampuan bayi bernafas dinilai dengan mendengarkan tangis bayi . Jika ia langsung menangis dengan kuat begitu lahir , itu tandanya paru-paru bayi telah matang dan mampu beradaptasi dengan baik . Berarti nilainya 2 . Sedangkan bayi yang hanya merintih rintih , nilainya 1 . Nilai 0 diberikan pada bayi yang terlahir tanpa tangis (diam) .
Dan kriteria keberhasilannya adalah sebagai berikut :
1.      Hasil skor 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam kondisi baik atau dinyatakan bayi normal.
2.      Hasil skor 4-6 dinyatakan bayi asfiksia ringan sedang , sehingga memerlukan bersihan jalan napas dengan resusitasi dan pemberian oksigen tambahan sampai bayi dapat bernafas normal .
3.      Hasil skor 0-3 dinyatakan bayi asfiksia berat , sehingga memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen secara terkendali .
5.   PENATALAKSANAAN PADA BAYI BARU LAHIR
1.      Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) :
-          Kolaborasi dalam pemberian suction .
-          Kolaborasi dalam pemberian O2 .
-          Berikan kehangatan pada bayi .
-          Observasi denyut jantung , warna kulit , respirasi .
-          Berikan injeksi vit K , bila ada indikasi perdarahan .
2.      Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6) :
-          Kolaborasi dalam pemberian suction .
-          Kolaborasi dalam pemberian O2 .
-          Observasi respirasi bayi .
-          Beri kehangatan pada bayi .
3.      Bayi normal (nilai APGAR 7-10) :
-          Berikan kehangatan pada bayi .
-           Observasi denyut jantung , warna kulit , serta respirasi pada menit selanjutnya sampai nilai Apgar menjadi 10

1.    Pengertian hypnobirthing
Hypnobirthing berasal dari kata “hypnosis” dan “birthing”. Hypnosis yang berasal dari kata hypnos (bahasa Yunani) adalah nama Dewa Tidur. Arti tidur disini adalah pikiran yang tenang. Sedangkan birthing (bahasa Inggris berarti proses persalinan) (Lanny dalam Ayu, 2012).
Hypnobirthing adalah upaya alami menanamkan niat kepikiran bawah sadar untuk menghadapi persalinan dengan tenang dan sadar (Danuatmaja, 2008).
Hypnobirthing merupakan suatu metode yang dikhususkan untuk wanita hamil dengan melakukan relaksasi mendalam, bertujuan untuk mempersiapkan proses kelahiran normal yang lancar, nyaman dengan rasa sakit yang minimum, karena mampu memicu hormon endorphin yang merupakan hormon penghilang sakit alami tubuh (Evariny, 2007).
2.    Hypnobirthing Dasar
            Metode hypnobirthing mengajarkan kepada para ibu untuk memahami dan melepaskan Fear-Tension-Pain Syndrome yang sering kali menjadi penyebab kesakitan dan ketidaknyamanan selama proses kelahiran. Saat merasa takut, tubuh mengalihkan darah dan oksigen dari organ pertahanan non esensial menuju kelompok otot besar di wilayah kaki dan tangan. Dalam situasi yang menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa uterus atau rahim dipandang sebagai organ “tidak pentimg”. Menurut Dr. Dick-Reas, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih..
            Rasa cemas dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin keras kontraksinya.
1.    Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan cerviks kaku dan membuat proses persalinan lebih melambat
2.    Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernafasan tidak teratur, mengurangi asupan sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi
3.    Akhirnya membuat jantung memompa lebih cepat sehingga tekanan darah semakin tinggi (Bencoolen, 2007).
          Hypno-Birthing mengeksplorasi mitos bahwa memang rasa sakit adalah hal yang wajar dan dibutuhkan saat melahirkan normal. Saat perempuan yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot-otot di tubuhnya termasuk otot rahim akan mengalami relaksasi, yang akan membuahkan proses kelahiran yang lebih mudah dan bebas stress.
          Dasar dari hypnobirthing adalah relaksasi. Relaksasi merupakan teknik untuk mencapai kondisi rileks. Maksudnya, ketika seluruh sistem syaraf, organ tubuh dan panca indra kita beristirahat untuk melepaskan ketegangan yang ada sedangkan kita tetap sadar (Evariny, 2007).
Relaksasi terdiri dari :
1.    Relaksasi otot
            Otot adalah bagian yang paling luas di tubuh manusia dan banyak digunakan untuk beraktifitas. Saat berfikir, ternyata otot juga ikut tegang yaitu di daerah leher, tengkuk, bahu kiri dan kanan serta punggung.
2.    Relaksasi wajah
            Mencapai relaksasi wajah yang dalam sangat penting karena membuat bagian tubuh lain lebih mudah mengikuti. Setelah menguasai relaksasi wajah, rahang akan benar-benar rileks dengan mulut sedikit terbuka. Sehingga akan memasuki kondisi rileks yang alami dengan cepat.
3.    Relaksasi pernapasan
            Napas yang rileks adalah napas perut yang lambat dan teratur. Perlahan-lahan hirup napas yang lewat hidung, hitung 10 kali hitungan. Selanjutnya hembuskan lewat hidung perlahan-lahan.
3.    Manfaat Hypnobirthing
1.  Bagi Ibu
a.    Mengurangi rasa sakit dengan kadar yang sangat besar sehingga kadang tidak terasa seperti sakit melahirkan.
b.    Mengurangi kemungkinan adanya komplikasi kehamilan yang dipengaruhi faktor stress dan depresi.
c.    Proses persalinan akan berjalan nyaman, lancar, dan  relatif lebih cepat.
d.   Mengurangi kemungkinan diambilnya tindakan episiotomi.
e.   Ibu akan lebih merasakan ikatan batin dan emosi terhadap janin.
f.    Ibu akan merasakan ketenangan dan kenyamanan saat proses melahirkan.
g.   Ibu akan lebih dapat mengontrol emosi dan perasaannya.
h.   Bayi yang lahir tidak akan kekurangan oksigen sehingga menjadi lebih sehat.
i.   Meminimalkan dan bahkan menghilangkan rasa takut, ketegangan dan kepanikan selama proses melahirkan dan periode setelahnya (sehingga tidak menjadi trauma).
j.  Meminimalkan dan bahkan menghilangkan keinginan untuk menggunakan obat bius dan obat penghilang rasa sakit saat bersalin.
k.  Mempercepat masa pemilihan pasca persalinan.
            2.  Bagi Janin
a.    Getaran tenang dan damai juga akan dirasakan oleh janin yang merupakan dasar dari perkembangan jiwanya.
b.    Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin melalui plasenta.
c.    Mempererat ikatan batin ibu terhadap bayi dan sang suami  (Evariny, 2007).
            3.  Bagi dokter atau bidan :
a. Dapat lebih fokus dan konsentrasi bekerja karena tidak perlu menghadapi emosi labil ibu yang hendak melahirkan
b.  Kemungkinan timbulnya komplikasi dan masalah saat proses persalinan dan kelahiran, sangat kecil
c.  Tidak perlu untuk menggunakan obat bius untuk ibu yang hendak melahirkan
d. Lebih mudah menangani ibu hamil karena tidak panik dan tetap tenang
4.  Waktu Mulai Program Hypnobirthing
Biasanya kehamilan TM I sudah dilakukan. Namum tidak juga terlambat kalau melakukan hypnobirthing setelah usia kehamilan 7 bulan bahkan sampai detik-detik saatmau melahirkan.
 Berdasarkan  pengalaman hipnotherapist, tidak ada efek signifikan kapan dimulai dilakukan hypnobirthing. Hanya saja jika ibu tekun melakukan self hypnosis sejak usia kehamialan awal ibu bosa merasakan rilek jauh lebih baiak, karena faktor sering dilatih.
5.    Tahapan Hipnosis
Pada bagian ini akan dijelaskan langkah atau bagian-bagian yang akan dilalui dalam sebuah sesi terapi hipnosis.
            1.    Pre induksi
            Pre induksi merupakan tahap awal sebelum proses hipnosis dilakukan. Pre induksi adalah tahap yang mengondisikan seseorang untuk mau, bersedia dan siap untuk dihipnosis (Bringiwatty dalam Ayu, 2010).
Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses pre induksi antara lain :
a.    Membangun dan menjaga relasi (building report)
            Tahap ini dimulai sejak pertemuan pertama kali antara terapis dan klien, baik pertemuan secara langsung atau tidak.
Bila terapis membina hubungan baik dengan klien sehingga klien percaya dan mau menuruti permintaan terapis, maka langkah berikutnya akan menjadi mudah.
b.    Menggali dan mengumpulkan informasi (intake interview)
            Pada tahap ini terapis menggali segala informasi segala keadaan klien. Dalam pengkajian awal terapis perlu tahu identitas klien. Dalam proses ini terapis juga dapat mencari tahu keluhan yang dirasakan klien dengan 4W (what, where, when, why) dan 1H (how).
c.    Membangun ekspektasi/harapan (build expectations)
            Membangun ekspektasi maksudnya adalah suatu cara yang ditempuh terapis untuk meyakinkan klien, hal ini dapat dilakukan dengan cara menjelaskan keuntungan bagi klien setelah dihipnosis sehingga klien tertarik dan bersedia dihipnosis.
d.   Mengatasi dan menghilangkan rasa takut
            Tahap ini terapis perlu memberikan pemahaman yang benar tentang terapi yang akan dilakukan. Terapis juga menjelaskan tentang prinsip kerja dan bagaimana hipnosis dapat membantu klien dalam mengatasi masalah atau keluhannya.
B.    Kerangka konsep
Berdasarkan kerangka teori yang ada, tidak semua variabel akan diteliti, tetapi peneliti memilih variabel yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian, karena keterbatasan dalam masalah dana, waktu dan tenaga. Variabel faktor genetic meliputi riwayat defek structural atau metabolic dalam keluarga dan riwayat sindrom genetik adalah variabel yang tidak dapat dikendalikan. Faktor maternal yang meliputi penyakit diabetes mellitus, ginjal, penyakit hati, hypertensi, penyakit menular seksual dan riwayat keguguran sebelumnya, faktor prenatal meliputi tidak adanya perawatan prenatal, perdarahan selama kehamilan, ketidak sesuaian antara ukuran dan usia kehamilan, dan infeksi, factor perinatal meliputi persalinan kurang bulan atau lewat bulan, persalinan lama, obat yang digunakan dalam persalinan, gawat janin, demam maternal, cairan terwarnai mekonium, pecah ketuban yang lama, perdarahan berlebihan pada persalinan, hypotensi maternal, dan jenis persalinan di kendalikan dengan cara dimasukkan ke dalam kriteria inklusi dan ekslusi. Dapat dikendalikan dengan pemilihan subyek pada ibu hamil. Variabel yang diteliti dapat dilihat pada kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Nilai APGAR 1 (1 menit)
 
hypnobirthing
 
       Variabel independen
1.   
 


·      Faktor genetic
·      Faktor maternal
·      Faktor prenatal
·      Faktor perinatal
 
Variabel counfonding


2.   
 


Intervensi bidan
Penolong persalinan :
Jaga bayi tetap hangat,
isap lendir, posisikan bayi
 
                                  Variabel counfonding



BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
A.     Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dan rancangan penelitian menggunakan post test only with control group desain. Desain ini digunakan untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR 1 (1 menit) dan APGAR 2 (5 menit kemudian) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang dilaksanakan di BPM tersebut, dimana ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi yang datang ke BPM yang mempunyai sertifikat hypnobirthing termasuk kelompok yang di beri investasi hypnobirthing, dan ibu bersalin yang datang pada BPM yang bidannya belum mempunyai sertifikat hypnobirthing termasuk kelompok non invertensi hypnobirthing (kontrol) di kabupaten cirebon tahun 2013 intervensi hypnobirthing diberikan 1 kali yaitu sewaktu saat mulai persalinan (inpartu) kala 1 fase laten dan ibu bersalin didampingi oleh terapis.
Bentuk rancangan in adalah sebagai berikut :
X                                      02
                                         02
 
       R (kelompok eksperimen)                   Perlakuan                 Post test
       R (kelompok kontrol)

B.    Tempat dan waktu penelitian
 Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian (Alimul, 2010). Pada bab ini akan diuraikan tentang Waktu dan Tempat Penelitian, Desain Penelitian, Kerangka Kerja, Populasi, Sampel dan Sampling, Identifikasi dan Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa Data, Etika penelitian, Keterbatasan.
a.    Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan yang dimulai dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir dan Adapun pengumpulan data dilakukan
b.    Tempat penelitian
Sedangkan lokasi penelitian ini dilakukan di BPM (Bidan Praktik Mandiri).
C.    Populasi dan sampel penelitian
1.    Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, populasi target penelitian adalah semua ibu bersalin di kabupaten cirebon selama bulan november 2013 sampai bulan januari 2014. Data dari dinas kesehatan kabupaten cirebon jumlah estimusai persalina selama 2 bulan 7945 ibu bersalin.
2.    Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan cara consecutive sampling, yaitu ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi yang bersalin pada bulannovember 2013 sampai bulan januari 2014 dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah pasien yang di perlukan terpenuhi.
Rumus besar sampel untuk penelitian analisis kategorik-numerik tidak berpasangan adalah :
Rumus yang digunakan adalah
n1=n2=2 [ ( za + zB ) s ] 2
( x1 – x2 )
 
                                    
                                                                                                          
Za = Deviat baku alfa
Zb = Deviat baku beta
S = simpangan baku gabungan
X1-X2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
= 2 [ (1.96 + 0,282) 2,4 ]
                      2
= 2 [ 5,3808 ]
             2
Sehingga ukuran sampel adalah
 n = 30
Jadi jumlah kelompok intervensi 30 dan kelompok kontrol 30 adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah
a.    Kriteria inklusi
1.    Primigravida, usia kehamilan 37-42 minggu, janin tunggal, presentasi belakang kepala.
2.    Usia 20-35 tahun.
3.    Inpartu yang belum pernah mengikuti terapy hypnobirthing pada saat kahamilan.
4.    Tekanan darah normal berkisar antara 100/60-130/90 mmhg.
5.    Denyut jantung janin normal 120-160x/ menit.
6.    Tes sugestibitas positif
7.    Panca indra normal
b.    Kriteria eksklusi
1.Memiliki penyakit dalam kehamilan dan persalinan yang meliputi :
   a.   Faktor genetic
   b. Faktor maternal : preeklampsia dan eklampsi, perdarahan abnormal, partus lama, demam selama persalinan, infeksi berat, kehamilan post matur.
c. Faktor prenatal : perdarahan pada kehamilan, polihydramnion, infeksi, DM gestasional.
d. Faktor perinatal : keadaan bayi : bayi prematur, persalinan sulit, kelainan cougenital, air ketuban bercampur mekonium, lilitan tali pusat pendek, simpul tali pusat, prolapsus tali pusat
2. Tidak bersedia dijadikan responden.
Adapun pemilihan lokasi penelitian yaitu di BPM (Bidan Praktik Mandiri), dengan pertimbangan :
a.    Jumlah bidan yang mengikuti pelatihan hypnotherapy dan tersertifikasi sangat terbatas.
b.    BPM dengan jumlah persalinan yang di anggap bisa memenuhi jumlah sampel.
D.    Besar sampel
Beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu :
1.    Derajat keseragaman populasi (degree of homogenity). Jika tinggi tingkat homogenitas populasinya tinggi atau bahkan sempurna, maka ukuran sampel yang diambil boleh kecil, sebaliknya jika tingkat homogenitas populasinya rendah (tingkat heterogenitasnya tinggi) maka ukuran sampel yang di ambil harus besar. Untuk menentukan tingkat homogenitas populasi sebaiknya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji statistik tertentu.
2.    Tingkat presisi (level of precisions) yang digunakan. Tingkat presisi, terutama digunakan dalam penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional, yakni suatu pernyataan peneliti tentang tingkat keakuratan hasil penelitian yang diinginkannya. Tingkat presisi biasanya dinyatakan dengan taraf signifikansi (a) yang dalam penelitian sosial biasa berkisar 0,05 (5%) atau 0,01 (1%).
3.    Rancangan analisis yang dimaksud adalah sesuatu yang berkaitan dengan pengolahan data, penyajian data, pengupasan data, dan penafsiran data yang akan ditempuh dalam penelitian.
4.    Alasan-alasan tertentu yang berkaitan dengan keterbatasan yang ada pada peneliti, misalnya keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan lain-lain. (catatan : alasan ke-4 ini jangan digunakan sebagai pertimbangan utama dalam menentukan ukuran sampel, sebab hal ini lebih berkaitan dengan pertimbangan peneliti (tanpa akhiran an) dan bukan pertimbangan (metodologi).
Selain mempertimbangkan faktor-faktor di atas, beberapa buku metode penelitian menyarankan digunakannya rumus tertentu untuk menentukan berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi. Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti, rumus slovin di bawah ini dapat digunakan.
n =  N
      1+Ne2
Keterangan :
n  = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e  = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, misalnya 5%. Batas kesalahan yang ditolerir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%.
E.     Definisi Operasional dan kriteria objektif
1.    Variabel
a.    Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan (Alimul, 2010). Variabel independen dalam penelitian ini adalah hypnobirthing.
b.    Variabel Dependen (Variabel Tergantung)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Alimul, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah nilai APGAR pada BBL.
2.    Definisi operasional
adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Alimul, 2010). Adapun definisi operasional variabel penelitian tertera pada   tabel di bawah ini :
N
o
variabel
Definisi
Operasional
Alat
ukur
Cara   
ukur
Hasil
Ukur
Skala
1
hypnobirthing
Upaya menanamkan niat positif kepikiran bawah sadar sehingga ibu rileks (klien nampak rileks, santai, sampai dengan tertidur. Tubuh bisa lemas seperti tanpa tulang dan merosot dari kursi tempat duduknya ke lantai. Pernapasan dan nadi menjadi lambat, wajah kemerahan, dan tampak bola mata bergerak-gerak/ Rapid eye movement
Memberikan
Intervensi
hypnobirthing
Lembar pengkajian
hypnobirthing
Ya (Hypnobirthing)
Tidak (tidak hypnobirthing)
Nominal
2
Nilai APGAR 1 dan nilai APGAR 2
Penilaian awal saat bayi lahir yang mencakup 5 aspek ( denyut jantung, pernafasan, tonus otot, iritabilitas reflex, dan warna )
Nilai APGAR 1 : penilaian 1 menit pertama BBL
Nilai APGAR 2 : penilaian 5 menit kemudian BBL
Lembar
Nilai APGAR
Observasi 1 detik pertama dan 5 detik setelah bayi lahir
Nilai APGAR 0-10
Rasio

F.     Analisis data
Adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah masuk kedalam komputer untuk melihat ada kesalahan atau tidak.
Analisis data di awali analisis univariat yaitu data umur, pendidikan, dan pekerjaan selanjutnya analisis secara deskriptif. Uji normalitas dan menggunakan  Shapiro-wilk karena jumlah subyek penelitian kecil (n<50) data disajikan dalam bentuk tabel. Hsil uji normalitas menunjukkan bahwa 3 data berdistribusi tidak normal pada APGAR 1 yang dilakukan hypnobirthing dan APGAR 2 pada yang dilakukan maupun tidak dilakukan hypnobirthing dengan nilai sig 0,000 dan 1 data berdistribusi normal yaitu APGAR 1 yang tidak dilakukan hypnobirthing dengan nilai 0,008 sehingga uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hypnobirthing terhadap nilai APGAR yaitu dengan menggunakan uji mann-withney karena ada salah satu uji normalitas yang berdistribusi tidak normal.
Kesimpulan adanya perbedaan atau pengaruh hypnobirthing pada APGAR 1 (1 menit) yang signifikan secara statistik pada digunakan tingkat kemaknaan (a) = 0,05 atau p <n0,05 dan tidak ada pengaruh hypnobirthing terhadap APGAR 2 (5 menit) bayi baru lahir persalinan normal primipara dengan p > 0,05.


DAFTAR PUSTAKA

1.   Andriana, Evariny, 2007, Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode Hypnobirthing [internet]. Bersumber dari http://www.hypno-birthing.web.id/?page_id=427. [Diakses tanggal 7 Oktober 2012]
2.   Andriana, Evariny¸ 2007, Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode Hypnobirthing,  Jakarta, PT. Bhuana
3.   Ayu, Adelia, 2012, Pengaruh Hypnobirthing  [internet]. Bersumber dari: http://ayu-gaemgyu88.blogspot.com/2012/03/proposal-pengaruh-hypnobirthing.html [Diakses tanggal 7 Oktober 2012]
4.  Bencoolen, 2007, Makalah tentang hypnobirthing  [internet] Mei 2011. Bersumber dari :  http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/05/makalah-tentang-hypnobirthing.html. [Diakses tanggal 7 Oktober 2012]
5.   Danuatmaja, Bonny, 2008, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, Jakarta, Puspa Swara
6.   Yogasmara, Erryga, 2010, Buku Pintar Keluarga Sehat, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utam
7. https://zulfiprint19.blogspot.co.id/



No comments:

Post a Comment