KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan proposal ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula
shalawat dan salam tekirim atas junjungan nabi Muhammad SAW sebagai teladan
bagi seluruh umat manusia.
Penyusunan proposal “pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR bayi
baru lahir pada persalinan normal primipara” diharapkan dapat
memberi infomasi kepada pembaca sehingga mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan Penyakit infeksi yang di alami oleh bayi dan balita merupakan mata
kuliah Biostatistik.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penyusunan di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga proposal ini dapat memberi manfaat bagi
kami sebagai penyusun makalah serta sekiranya dapat bermanfaat bagi orang lain.
Makassar,
2 JANUARI 2017
ZULFI PRINT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 2
C. Hipotesis penelitian ............................................................................................ 3
D.Tujuan penelitian.................................................................................................. 3
E. Manfaat penelitian ............................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan pustaka.................................................................................................. 5
B. Kerangka kosep.................................................................................................... 13
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Desain penelitian ................................................................................................ 15
B. Tempat dan waktu penelitian............................................................................. 15
C. Populasi dan sampel........................................................................................... 16
D. Besar sampel........................................................................................................ 18
E. Definisi operasional dan kriteria
objektif.......................................................... 19
F. Analisis data ......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Hypnobirthing adalah kombinasi
praktik hypnosis terhadap diri dengan panduan dari hypnotherapis untuk mencapai
relaksasi mendalam. Hypnobirthing dapat digunakan untuk menjalani kehamilan
serta persiapan melahirkan dengan cara alami, nyaman serta bermanfaat dalam
membantu suplay oksigen kepada bayi selama proses persalinan sehingga bayi yang
lahir memiliki nilai APGAR yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
hypnobirthing terhadap nilai APGAR bayi baru lahir pada persalinan normal
primipara di kabupaten cirebon tahun
2013. Metode penelitian: penelitian in merupakan jenis penelitian kuasi
eksperimen dengan menggunakan post test only with control group desain. Sampel
diambil dengan teknik consecutive sampling yang berjumlah 60 orang yang terdiri
dari 30 orang kelompok kontrol. Pengaruh hypnobirthing terhadapan nilai APGAR
bayi baru lahir pada persalinan normal primipara dianalisis dengan menggunakan
uji Mann-withney hasil penelitian : menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan rata-rata nilai APGAR 1 (1 menit pertama) antara responden yang
diberi tindakan hypnobirthing dengan yang tidak di beri tindakan hypnobirthing
(p=0,000) dan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata niali APGAR 2 (5
menit kemudian) antara responden yang di beri tindakan hypnobirthing dengan
yang tidak di beri hypnobirthing (p=0,792). Peneliti menyarankan agar para
bidan dapat mengaplikasikan hypnobirthing pada ibu hamil trimester III agar
mengurangi terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.
Nilai APGAR merupakan suatu metode
sederhana yang dipakai oleh bidan untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah
lahir. Pemeriksaan ini dilakukan secara cepat pada bayi baru lahir akan
mengavaluasi keadaan fisik dan bayi baru lahir dan sekaligus mengenali adanya
tanda-tanda darurat yang memerlukan dilakukannya tindakan segera terhadap bayi
baru lahir. Seorang bayi dengan berbagai tanda bahaya merupakan masalah yang
serius, bayi dapat meninggal bila tidak di tangani segera. APGAR dipakai untuk
menilai kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran.
Pengukukuran menit pertama digunakan untuk menilai bagaimana ketahanan bayi
melewati proses persalinan. Pengukuran pada menit kelima menggambarkan sebaik
apa bayi dapat bertahan setelah keluar dari rahim ibu. Pada beberapa keadaan
tertentu pengukuran selanjutnya dapat dilakukan pada menit ke 10,15 dan 20
setelah kelahiran bayi.
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Seringkali bayi yang
sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan,
masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat atau masalah pada
bayi selama atau sesudah persalinan. Beberapa keadaan ibu dapat menyebabkan
aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin
berkurang, akibatnya terjadi gawat janin. Hal ini dapat menyebabkan asfiksia.
Untuk meminimalkan asfiksia pada
bayi yang merupakan kelanjutan dari nilai APGAR yang rendah. Pada waktu
persalinan denyut jantung bayi juga harus di pantau dengan dopler untuk
mengetahui kesejahteraan janin dalam kandungan. Bayi yang mengalami proses
asfiksia lebih jauh berada dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat
menyebabkan kematian.
Hasil SDKI (Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia) tahun 2012 lalu menemukan bahwa angka kematian bayi di
indonesia saat ini mengalami penurunan dari 43 per 1.000 menjadi 32 per 1.000
kelahiran hidup. Diantara angka ini, 19 per 1.000 terjadi pada masa neonatal
sejak lahir sampai usia 28 hari. Namun target MDGs di tahun 2015 angkatnya
harus turun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar dari angka
kematian bayi baru lahir adalah gangguan pernafasan yaitu sebesar 37%,
disamping prematur sebanyak 34% dan sepsis 12%. Di propinsi jawa barat angka
kejadian asfiksia ialah 25,2%.
B.
Rumusan
masalah
Hypnobirthing merupakan
salah satu teknik otohipnosis (self hypnosis)nyaitu upaya alami menanamkan niat
positif/sugestif ke jiwa/pikiran bahwa sadar dalam menjalani masa kehamilan dan
persiapan persalinan. Dengan demikian, setiap ibu hamil dapat menikmati
indahnya kehamilan dan lancarnya proses persalinan. Sedangkan nilai APGAR
merupakan suatu metode sederhana yang dipakai oleh bidan untuk menilai keadaan bayi
sesaat setelah lahir.
Sejauh
mana teknik hypnobirthing dapat
mempengaruhi nilai APGAR masih menjadi pertanyaan peneliti, maka dalam hal ini
peneliti ingin mengetahui “Adakah pengaruh hypnobirthing
terhadap nilai APGAR bayi baru lahir pada persalinan normal primipara ?”
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis
dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah : ada perbedaan nilai APGAR 1 (1 menit)
dan APGAR 2 (5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang
dilakukan hypnobirthing dengan
persalinan normal primipara yang tidak melakukan hypnobirthing.
D.
Tujuan
penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR bayi
baru lahir pada persalinan normal primipara di BPM kabupaten cirebon 2013.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui nilai APGAR 1 (1 menit)
dan APGAR 2 (5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang
melakukan hypnobirthing.
b. Mengetahui nilai APGAR 1 (1 menit)
dan APGAR 2 (5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara yang
melakukan hypnobirthing.
c. Mengetahui perbedaan nilai APGAR 1
(1 menit) dan APGAR 2 ( 5 menit) bayi baru lahir pada persalinan normal
primipara yang melakukan hypnobirthing.
E.
Manfaat penelitian
1. Manfaat
bagi peneliti
2. Digunakana
sebagai pengetahuan mengenai pengaruh hypnobirthing
terhadap nilai APGAR dan dapat mengimplementasikan hypnobirthing dalam asuhan kehamilan dan persalinan.
3. Manfaat
bagi bidan
Menambah
wawasan dan informasi kepada bidan di kabupaten cirebon tentang pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR, sehingga
dapat mengaplikasikan dalam menjalankan praktik pelayanan kebidanan baik itu di
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta (Bidan Praktik Mandiri).
4. Manfaat
bagi fasilitas pelayanan kesehatan
Sebagai
bahan pemikiran lebih lanjut dan dapat digunakan sebagai referensi penerapan
therapi komplementer Hypnobirthing pada
kehamilan dan persalinan baik itu ditingkat pelayanan kesehatan dasar maupun
ditingkat rujukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan
pustaka
1.
Pengertian
APGAR
Apgar score adalah suatu metode penilaian yang digunakan
untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir ,
serta dapat diulang pada menit ke 10 – 15 . Nilai apgar merupakan standart
evaluasi neonatus dan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk evaluasi di
kemudian hari . (Adelle , 2002) .
Kata APGAR dipublikasikan pertama kali pada
tahun 1952 .
Lalu tahun 1962 , Joseph membuat akronim dari kata
APGAR tersebut , yaitu Appearance (colour = warna kulit) ,
Pulse (heart rate = denyut nadi) , Grimace (refleks
terhadap rangsangan) , Activity (tonus otot) , dan Respiration
(usaha bernapas) .
2. Tujuan
dilakukannya APGAR
Hal yang penting diketahui , bahwa
penilaian skor ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatan dalam mengkaji
kondisi bayi baru lahir secara umum dan memutuskan untuk melakukan tindakan
darurat atau tidak . Penilaian ini bukan sebagai prediksi terhadap kesehatan
bayi atau intelegensi bayi dimasa mendatang .
Beberapa bayi dapat mencapai angka 10 , dan tidak jarang , bayi yang
sehat mempunyai skor yang lebih rendah dari biasanya , terutama pada menit
pertama saat baru lahir . Sampai saat ini , skor apgar masih tetap digunakan ,
karena , selain ketepatannya , juga karena cara penerapannya yang sederhana ,
cepat , dan ringkas . Dan yang terpenting dalam penentuan skor apgar ini adalah
untuk menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak . (Sujiyatini , 2011) .
3.
KRITERIA
Lima
kriteria Skor Apgar :
Kriteria
|
Nilai 0
|
Nilai 1
|
Nilai 2
|
Appearance
(warna
kulit)
|
seluruhnya
biru atau pucat
|
||
Pulse
(denyut jantung)
|
tidak teraba
|
<100 kali/menit
|
>100
kali/menit
|
Grimace
(respons
refleks)
|
tidak ada
respons terhadap stimulasi
|
meringis/menangis
lemah ketika di stimulasi
|
meringis/bersin/batuk
saat stimulasi saluran napas
|
Activity
(tonus
otot)
|
lemah/tidak
ada
|
sedikit
gerakan
|
bergerak
aktif
|
Respiration
(pernapasan)
|
tidak ada
|
Lemah, tidak teratur
|
menangis
kuat, pernapasan baik dan teratur
|
4.
CARA PENILAIAN APGAR
Skor Apgar
dinilai pada menit pertama , menit kelima , dan menit kesepuluh setelah bayi
lahir , untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi tersebut . Namun dalam
situasi tertentu , Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10 , 15 , dan 20 ,
hingga total skor 10 . (Sujiyatini
, 2011).
1.
Appearance (warna kulit) :
Menilai kulit bayi . Nilai 2 jika
warna kulit seluruh tubuh bayi kemerahan , nilai 1 jika kulit bayi pucat pada
bagian ekstremitas , dan nilai 0 jika kulit bayi pucat pada seluruh badan (Biru
atau putih semua) .
2.
Pulse (denyut jantung) :
Untuk mengetahui denyut jantung bayi
, dapat dilakukan dengan meraba bagian atas dada bayi di bagian apeks dengan
dua jari atau dengan meletakkan stetoskop pada dada bayi . Denyut jantung
dihitung dalam satu menit , caranya dihitung 15 detik , lalu hasilnya dikalikan
4 , sehingga didapat hasil total dalam 60 detik . Jantung yang sehat akan
berdenyut di atas 100 kali per menit dan diberi nilai 2 . Nilai 1 diberikan
pada bayi yang frekuensi denyut jantungnya di bawah 100 kali per menit .
Sementara bila denyut jantung tak terdeteksi sama sekali maka nilainya 0 .
3.
Grimace (respon reflek) :
Ketika selang suction dimasukkan ke
dalam lubang hidung bayi untuk membersihkan jalan nafasnya , akan terlihat
bagaimana reaksi bayi . Jika ia menarik , batuk , ataupun bersin saat di
stimulasi , itu pertanda responnya terhadap rangsangan bagus dan mendapat nilai
2 . Tapi jika bayi hanya meringis ketika di stimulasi , itu berarti hanya
mendapat nilai 1 . Dan jika bayi tidak ada respon terhadap stimulasi maka
diberi nilai 0 .
4.
Activity (tonus otot) :
Hal ini dinilai dari gerakan bayi .
Bila bayi menggerakkan kedua tangan dan kakinya secara aktif dan spontan begitu
lahir , artinya tonus ototnya bagus dan diberi nilai 2 . Tapi jika bayi
dirangsang ekstermitasnya ditekuk , nilainya hanya 1 . Bayi yang lahir dalam
keadaan lunglai atau terkulai dinilai 0 .
5.
Respiration (pernapasan) :
Kemampuan bayi bernafas dinilai
dengan mendengarkan tangis bayi . Jika ia langsung menangis dengan kuat begitu
lahir , itu tandanya paru-paru bayi telah matang dan mampu beradaptasi dengan
baik . Berarti nilainya 2 . Sedangkan bayi yang hanya merintih rintih ,
nilainya 1 . Nilai 0 diberikan pada bayi yang terlahir tanpa tangis (diam) .
Dan kriteria keberhasilannya adalah
sebagai berikut :
1. Hasil skor 7-10 pada
menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam kondisi baik atau dinyatakan
bayi normal.
2. Hasil skor 4-6
dinyatakan bayi asfiksia ringan sedang , sehingga memerlukan bersihan jalan
napas dengan resusitasi dan pemberian oksigen tambahan sampai bayi dapat
bernafas normal .
3. Hasil skor 0-3
dinyatakan bayi asfiksia berat , sehingga memerlukan resusitasi segera secara
aktif dan pemberian oksigen secara terkendali .
5.
PENATALAKSANAAN PADA BAYI BARU LAHIR
1. Asfiksia berat
(nilai APGAR 0-3) :
-
Kolaborasi dalam pemberian suction .
-
Kolaborasi dalam pemberian O2 .
-
Berikan kehangatan pada bayi .
-
Observasi denyut jantung , warna kulit , respirasi .
-
Berikan injeksi vit K , bila ada indikasi perdarahan .
2. Asfiksia ringan
sedang (nilai APGAR 4-6) :
-
Kolaborasi dalam pemberian suction .
-
Kolaborasi dalam pemberian O2 .
-
Observasi respirasi bayi .
-
Beri kehangatan pada bayi .
3. Bayi normal (nilai
APGAR 7-10) :
-
Berikan kehangatan pada bayi .
- Observasi denyut jantung , warna kulit , serta
respirasi pada menit selanjutnya sampai nilai Apgar menjadi 10
1.
Pengertian
hypnobirthing
Hypnobirthing berasal dari kata “hypnosis”
dan “birthing”. Hypnosis yang berasal dari kata hypnos (bahasa Yunani) adalah
nama Dewa Tidur. Arti tidur disini adalah pikiran yang tenang. Sedangkan
birthing (bahasa Inggris berarti proses persalinan) (Lanny dalam Ayu, 2012).
Hypnobirthing adalah upaya alami
menanamkan niat kepikiran bawah sadar untuk menghadapi persalinan dengan tenang
dan sadar (Danuatmaja, 2008).
Hypnobirthing merupakan suatu metode
yang dikhususkan untuk wanita hamil dengan melakukan relaksasi mendalam,
bertujuan untuk mempersiapkan proses kelahiran normal yang lancar, nyaman
dengan rasa sakit yang minimum, karena mampu memicu hormon endorphin yang
merupakan hormon penghilang sakit alami tubuh (Evariny, 2007).
2.
Hypnobirthing Dasar
Metode
hypnobirthing mengajarkan kepada para ibu untuk memahami dan melepaskan
Fear-Tension-Pain Syndrome yang sering kali menjadi penyebab kesakitan dan
ketidaknyamanan selama proses kelahiran. Saat merasa takut, tubuh mengalihkan
darah dan oksigen dari organ pertahanan non esensial menuju kelompok otot besar
di wilayah kaki dan tangan. Dalam situasi yang menakutkan, tubuh
mempertimbangkan bahwa uterus atau rahim dipandang sebagai organ “tidak
pentimg”. Menurut Dr. Dick-Reas, rahim pada perempuan yang ketakutan secara
kasat mata memang tampak putih..
Rasa
cemas dan takut menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin keras
kontraksinya.
1.
Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan cerviks kaku
dan membuat proses persalinan lebih melambat
2.
Kecemasan dan ketakutan menyebabkan pernafasan tidak teratur, mengurangi asupan
sirkulasi oksigen bagi tubuh dan bagi bayi
3.
Akhirnya membuat jantung memompa lebih cepat sehingga tekanan darah semakin
tinggi (Bencoolen, 2007).
Hypno-Birthing mengeksplorasi mitos bahwa memang rasa sakit adalah hal yang
wajar dan dibutuhkan saat melahirkan normal. Saat perempuan yang melahirkan
terbebas dari rasa takut, otot-otot di tubuhnya termasuk otot rahim akan
mengalami relaksasi, yang akan membuahkan proses kelahiran yang lebih mudah dan
bebas stress.
Dasar
dari hypnobirthing adalah relaksasi. Relaksasi merupakan teknik untuk mencapai
kondisi rileks. Maksudnya, ketika seluruh sistem syaraf, organ tubuh dan panca
indra kita beristirahat untuk melepaskan ketegangan yang ada sedangkan kita
tetap sadar (Evariny, 2007).
Relaksasi terdiri dari :
1.
Relaksasi otot
Otot adalah bagian yang paling luas di
tubuh manusia dan banyak digunakan untuk beraktifitas. Saat berfikir, ternyata
otot juga ikut tegang yaitu di daerah leher, tengkuk, bahu kiri dan kanan serta
punggung.
2.
Relaksasi wajah
Mencapai relaksasi wajah yang dalam sangat penting karena membuat bagian tubuh
lain lebih mudah mengikuti. Setelah menguasai relaksasi wajah, rahang akan
benar-benar rileks dengan mulut sedikit terbuka. Sehingga akan memasuki kondisi
rileks yang alami dengan cepat.
3.
Relaksasi pernapasan
Napas yang rileks adalah napas perut yang lambat dan teratur. Perlahan-lahan
hirup napas yang lewat hidung, hitung 10 kali hitungan. Selanjutnya hembuskan
lewat hidung perlahan-lahan.
3. Manfaat
Hypnobirthing
1. Bagi Ibu
a.
Mengurangi rasa sakit dengan kadar yang sangat besar sehingga kadang tidak
terasa seperti sakit melahirkan.
b.
Mengurangi kemungkinan adanya komplikasi kehamilan yang dipengaruhi faktor
stress dan depresi.
c.
Proses persalinan akan berjalan nyaman, lancar, dan relatif lebih cepat.
d.
Mengurangi kemungkinan diambilnya tindakan episiotomi.
e.
Ibu akan lebih merasakan ikatan batin dan emosi terhadap janin.
f.
Ibu akan merasakan ketenangan dan kenyamanan saat proses melahirkan.
g.
Ibu akan lebih dapat mengontrol emosi dan perasaannya.
h.
Bayi yang lahir tidak akan kekurangan oksigen sehingga menjadi lebih sehat.
i.
Meminimalkan dan bahkan menghilangkan rasa takut, ketegangan dan kepanikan
selama proses melahirkan dan periode setelahnya (sehingga tidak menjadi
trauma).
j.
Meminimalkan dan bahkan menghilangkan keinginan untuk menggunakan obat bius dan
obat penghilang rasa sakit saat bersalin.
k.
Mempercepat masa pemilihan pasca persalinan.
2. Bagi Janin
a.
Getaran tenang dan damai juga akan dirasakan oleh janin yang merupakan dasar
dari perkembangan jiwanya.
b.
Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan
hormon-hormon yang seimbang ke janin melalui plasenta.
c.
Mempererat ikatan batin ibu terhadap bayi dan sang suami (Evariny, 2007).
3. Bagi dokter atau bidan :
a.
Dapat lebih fokus dan konsentrasi bekerja karena tidak perlu menghadapi emosi
labil ibu yang hendak melahirkan
b.
Kemungkinan timbulnya komplikasi dan masalah saat proses persalinan dan
kelahiran, sangat kecil
c.
Tidak perlu untuk menggunakan obat bius untuk ibu yang hendak melahirkan
d. Lebih mudah menangani ibu hamil karena tidak panik dan tetap
tenang
4. Waktu Mulai
Program Hypnobirthing
Biasanya
kehamilan TM I sudah dilakukan. Namum tidak juga terlambat kalau melakukan
hypnobirthing setelah usia kehamilan 7 bulan bahkan sampai detik-detik saatmau
melahirkan.
Berdasarkan
pengalaman hipnotherapist, tidak ada efek signifikan kapan dimulai
dilakukan hypnobirthing. Hanya saja jika ibu tekun melakukan self hypnosis
sejak usia kehamialan awal ibu bosa merasakan rilek jauh lebih baiak, karena
faktor sering dilatih.
5.
Tahapan Hipnosis
Pada bagian ini akan dijelaskan
langkah atau bagian-bagian yang akan dilalui dalam sebuah sesi terapi hipnosis.
1. Pre induksi
Pre induksi merupakan tahap awal sebelum proses hipnosis dilakukan. Pre induksi
adalah tahap yang mengondisikan seseorang untuk mau, bersedia dan siap untuk
dihipnosis (Bringiwatty dalam Ayu, 2010).
Tahapan-tahapan
yang perlu diperhatikan dalam proses pre induksi antara lain :
a.
Membangun dan menjaga relasi (building report)
Tahap ini dimulai sejak pertemuan pertama
kali antara terapis dan klien, baik pertemuan secara langsung atau tidak.
Bila
terapis membina hubungan baik dengan klien sehingga klien percaya dan mau
menuruti permintaan terapis, maka langkah berikutnya akan menjadi mudah.
b.
Menggali dan mengumpulkan informasi (intake interview)
Pada tahap ini terapis menggali segala informasi segala keadaan klien. Dalam
pengkajian awal terapis perlu tahu identitas klien. Dalam proses ini terapis
juga dapat mencari tahu keluhan yang dirasakan klien dengan 4W (what, where,
when, why) dan 1H (how).
c.
Membangun ekspektasi/harapan (build expectations)
Membangun ekspektasi maksudnya adalah suatu cara yang ditempuh terapis untuk
meyakinkan klien, hal ini dapat dilakukan dengan cara menjelaskan keuntungan
bagi klien setelah dihipnosis sehingga klien tertarik dan bersedia dihipnosis.
d.
Mengatasi dan menghilangkan rasa takut
Tahap ini terapis perlu memberikan pemahaman yang benar tentang terapi yang
akan dilakukan. Terapis juga menjelaskan tentang prinsip kerja dan bagaimana
hipnosis dapat membantu klien dalam mengatasi masalah atau keluhannya.
B.
Kerangka
konsep
Berdasarkan
kerangka teori yang ada, tidak semua variabel akan diteliti, tetapi peneliti
memilih variabel yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian, karena
keterbatasan dalam masalah dana, waktu dan tenaga. Variabel faktor genetic
meliputi riwayat defek structural atau metabolic dalam keluarga dan riwayat sindrom
genetik adalah variabel yang tidak dapat dikendalikan. Faktor maternal yang
meliputi penyakit diabetes mellitus, ginjal, penyakit hati, hypertensi,
penyakit menular seksual dan riwayat keguguran sebelumnya, faktor prenatal
meliputi tidak adanya perawatan prenatal, perdarahan selama kehamilan, ketidak
sesuaian antara ukuran dan usia kehamilan, dan infeksi, factor perinatal
meliputi persalinan kurang bulan atau lewat bulan, persalinan lama, obat yang
digunakan dalam persalinan, gawat janin, demam maternal, cairan terwarnai
mekonium, pecah ketuban yang lama, perdarahan berlebihan pada persalinan,
hypotensi maternal, dan jenis persalinan di kendalikan dengan cara dimasukkan
ke dalam kriteria inklusi dan ekslusi. Dapat dikendalikan dengan pemilihan
subyek pada ibu hamil. Variabel yang diteliti dapat dilihat pada kerangka
konsep penelitian sebagai berikut :
|
|
Variabel independen
1.
![]() |
|
Variabel counfonding
2.
![]() |
|
Variabel counfonding
BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Desain
penelitian
Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuasi
eksperimen dan rancangan penelitian menggunakan post test only with control group desain. Desain ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap nilai APGAR 1 (1 menit) dan
APGAR 2 (5 menit kemudian) bayi baru lahir pada persalinan normal primipara
yang dilaksanakan di BPM tersebut, dimana ibu bersalin yang memenuhi kriteria
inklusi yang datang ke BPM yang mempunyai sertifikat hypnobirthing termasuk
kelompok yang di beri investasi hypnobirthing,
dan ibu bersalin yang datang pada BPM yang bidannya belum mempunyai
sertifikat hypnobirthing termasuk kelompok non invertensi hypnobirthing (kontrol) di kabupaten cirebon tahun 2013 intervensi hypnobirthing diberikan 1 kali yaitu
sewaktu saat mulai persalinan (inpartu) kala 1 fase laten dan ibu bersalin
didampingi oleh terapis.
Bentuk rancangan in
adalah sebagai berikut :
|
R (kelompok eksperimen) Perlakuan Post test
R (kelompok kontrol)
B. Tempat dan waktu penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam
proses penelitian (Alimul, 2010). Pada bab ini akan diuraikan tentang Waktu dan
Tempat Penelitian, Desain Penelitian, Kerangka Kerja, Populasi, Sampel dan
Sampling, Identifikasi dan Definisi Operasional, Instrumen Penelitian,
Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa Data, Etika penelitian, Keterbatasan.
a. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan yang
dimulai dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan penyusunan laporan
akhir dan Adapun pengumpulan data dilakukan
b. Tempat
penelitian
Sedangkan lokasi penelitian ini
dilakukan di BPM (Bidan Praktik Mandiri).
C. Populasi dan sampel
penelitian
1. Populasi
Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian, populasi target penelitian adalah semua
ibu bersalin di kabupaten cirebon selama bulan november 2013 sampai bulan
januari 2014. Data dari dinas kesehatan kabupaten cirebon jumlah estimusai
persalina selama 2 bulan 7945 ibu bersalin.
2. Sampel
Sampel
merupakan sebagian dari populasi pemilihan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan cara consecutive sampling, yaitu ibu bersalin yang memenuhi kriteria
inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi yang bersalin pada bulannovember
2013 sampai bulan januari 2014 dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah
pasien yang di perlukan terpenuhi.
Rumus
besar sampel untuk penelitian analisis kategorik-numerik tidak berpasangan
adalah :
Rumus
yang digunakan adalah
|
Za
= Deviat baku alfa
Zb
= Deviat baku beta
S
= simpangan baku gabungan
X1-X2
= selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
=
2 [ (1.96 + 0,282) 2,4 ]
2
=
2 [ 5,3808 ]
2
Sehingga
ukuran sampel adalah
n = 30
Jadi
jumlah kelompok intervensi 30 dan kelompok kontrol 30 adapun kriteria inklusi
dan eksklusi adalah
a.
Kriteria inklusi
1.
Primigravida, usia kehamilan
37-42 minggu, janin tunggal, presentasi belakang kepala.
2.
Usia 20-35 tahun.
3.
Inpartu yang belum pernah
mengikuti terapy hypnobirthing pada saat kahamilan.
4.
Tekanan darah normal
berkisar antara 100/60-130/90 mmhg.
5.
Denyut jantung janin normal
120-160x/ menit.
6.
Tes sugestibitas positif
7.
Panca indra normal
b.
Kriteria eksklusi
1.Memiliki
penyakit dalam kehamilan dan persalinan yang meliputi :
a.
Faktor genetic
b. Faktor maternal : preeklampsia dan
eklampsi, perdarahan abnormal, partus lama, demam selama persalinan, infeksi
berat, kehamilan post matur.
c.
Faktor prenatal : perdarahan pada kehamilan, polihydramnion, infeksi, DM
gestasional.
d.
Faktor perinatal : keadaan bayi : bayi prematur, persalinan sulit, kelainan
cougenital, air ketuban bercampur mekonium, lilitan tali pusat pendek, simpul
tali pusat, prolapsus tali pusat
2.
Tidak bersedia dijadikan responden.
Adapun
pemilihan lokasi penelitian yaitu di BPM (Bidan Praktik Mandiri), dengan
pertimbangan :
a.
Jumlah bidan yang mengikuti
pelatihan hypnotherapy dan tersertifikasi sangat terbatas.
b.
BPM dengan jumlah persalinan
yang di anggap bisa memenuhi jumlah sampel.
D. Besar sampel
Beberapa
aspek yang harus dipertimbangkan yaitu :
1.
Derajat keseragaman populasi
(degree of homogenity). Jika tinggi tingkat homogenitas populasinya tinggi atau
bahkan sempurna, maka ukuran sampel yang diambil boleh kecil, sebaliknya jika tingkat
homogenitas populasinya rendah (tingkat heterogenitasnya tinggi) maka ukuran
sampel yang di ambil harus besar. Untuk menentukan tingkat homogenitas populasi
sebaiknya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji statistik tertentu.
2.
Tingkat presisi (level of
precisions) yang digunakan. Tingkat presisi, terutama digunakan dalam
penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional, yakni suatu
pernyataan peneliti tentang tingkat keakuratan hasil penelitian yang
diinginkannya. Tingkat presisi biasanya dinyatakan dengan taraf signifikansi
(a) yang dalam penelitian sosial biasa berkisar 0,05 (5%) atau 0,01 (1%).
3.
Rancangan analisis yang
dimaksud adalah sesuatu yang berkaitan dengan pengolahan data, penyajian data,
pengupasan data, dan penafsiran data yang akan ditempuh dalam penelitian.
4.
Alasan-alasan tertentu yang
berkaitan dengan keterbatasan yang ada pada peneliti, misalnya keterbatasan
waktu, tenaga, biaya dan lain-lain. (catatan : alasan ke-4 ini jangan digunakan
sebagai pertimbangan utama dalam menentukan ukuran sampel, sebab hal ini lebih
berkaitan dengan pertimbangan peneliti (tanpa akhiran an) dan bukan
pertimbangan (metodologi).
Selain
mempertimbangkan faktor-faktor di atas, beberapa buku metode penelitian
menyarankan digunakannya rumus tertentu untuk menentukan berapa besar sampel
yang harus diambil dari populasi. Jika ukuran populasinya diketahui dengan
pasti, rumus slovin di bawah ini dapat digunakan.
n
= N
1+Ne2
Keterangan
:
n = ukuran sampel
N =
ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, misalnya 5%. Batas kesalahan yang
ditolerir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%,
atau 10%.
E. Definisi Operasional dan
kriteria objektif
1. Variabel
a. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel
independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan (Alimul, 2010).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah hypnobirthing.
b. Variabel Dependen (Variabel Tergantung)
Variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
variabel bebas (Alimul, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah nilai APGAR pada BBL.
2. Definisi operasional
adalah mendefinisikan variabel
secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
obyek atau fenomena (Alimul, 2010). Adapun definisi operasional variabel
penelitian tertera pada tabel di bawah ini :
N
o
|
variabel
|
Definisi
Operasional
|
Alat
ukur
|
Cara
ukur
|
Hasil
Ukur
|
Skala
|
1
|
hypnobirthing
|
Upaya
menanamkan niat positif kepikiran bawah sadar sehingga ibu rileks (klien
nampak rileks, santai, sampai dengan tertidur. Tubuh bisa lemas seperti tanpa
tulang dan merosot dari kursi tempat duduknya ke lantai. Pernapasan dan nadi
menjadi lambat, wajah kemerahan, dan tampak bola mata bergerak-gerak/ Rapid eye movement
|
Memberikan
Intervensi
hypnobirthing
|
Lembar
pengkajian
hypnobirthing
|
Ya
(Hypnobirthing)
Tidak
(tidak hypnobirthing)
|
Nominal
|
2
|
Nilai
APGAR 1 dan nilai APGAR 2
|
Penilaian
awal saat bayi lahir yang mencakup 5 aspek ( denyut jantung, pernafasan,
tonus otot, iritabilitas reflex, dan warna )
Nilai
APGAR 1 : penilaian 1 menit pertama BBL
Nilai
APGAR 2 : penilaian 5 menit kemudian BBL
|
Lembar
Nilai
APGAR
|
Observasi
1 detik pertama dan 5 detik setelah bayi lahir
|
Nilai
APGAR 0-10
|
Rasio
|
F. Analisis data
Adalah
kegiatan pengecekan kembali data yang sudah masuk kedalam komputer untuk
melihat ada kesalahan atau tidak.
Analisis
data di awali analisis univariat yaitu data umur, pendidikan, dan pekerjaan
selanjutnya analisis secara deskriptif. Uji normalitas dan menggunakan Shapiro-wilk karena jumlah subyek
penelitian kecil (n<50) data disajikan dalam bentuk tabel. Hsil uji
normalitas menunjukkan bahwa 3 data berdistribusi tidak normal pada APGAR 1
yang dilakukan hypnobirthing dan APGAR 2 pada yang dilakukan maupun tidak
dilakukan hypnobirthing dengan nilai sig 0,000 dan 1 data berdistribusi normal
yaitu APGAR 1 yang tidak dilakukan hypnobirthing dengan nilai 0,008 sehingga
uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hypnobirthing terhadap nilai
APGAR yaitu dengan menggunakan uji mann-withney karena ada salah satu uji
normalitas yang berdistribusi tidak normal.
Kesimpulan
adanya perbedaan atau pengaruh hypnobirthing pada APGAR 1 (1 menit) yang
signifikan secara statistik pada digunakan tingkat kemaknaan (a) = 0,05 atau p
<n0,05 dan tidak ada pengaruh hypnobirthing terhadap APGAR 2 (5 menit) bayi
baru lahir persalinan normal primipara dengan p > 0,05.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Andriana,
Evariny, 2007, Melahirkan Tanpa Rasa
Sakit dengan Metode Hypnobirthing [internet]. Bersumber dari http://www.hypno-birthing.web.id/?page_id=427. [Diakses tanggal 7 Oktober 2012]
2. Andriana, Evariny¸ 2007, Melahirkan
Tanpa Rasa Sakit dengan Metode Hypnobirthing, Jakarta, PT.
Bhuana
3. Ayu,
Adelia, 2012, Pengaruh Hypnobirthing [internet]. Bersumber dari: http://ayu-gaemgyu88.blogspot.com/2012/03/proposal-pengaruh-hypnobirthing.html [Diakses tanggal 7 Oktober 2012]
4. Bencoolen,
2007, Makalah tentang hypnobirthing [internet] Mei 2011. Bersumber
dari : http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/05/makalah-tentang-hypnobirthing.html. [Diakses tanggal 7 Oktober 2012]
5. Danuatmaja,
Bonny, 2008, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, Jakarta, Puspa Swara
6. Yogasmara,
Erryga, 2010, Buku Pintar Keluarga Sehat, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utam
7. https://zulfiprint19.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment