Visitor

Saturday, February 4, 2017

STANDAR TINDAKAN BAYI "KEBIDANAN"



KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula shalawat dan salam tekirim atas junjungan nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.
            Penulisan makalah standar tindakan bayidiharapkan dapat memberi infomasi kepada pembaca sehingga mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Penyakit infeksi yang di alami oleh bayi dan balita merupakan mata kuliah Askeb neonatus ,bayi dan balita.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami sebagai penyusun makalah serta sekiranya dapat bermanfaat bagi orang lain.



Makassar, 4 april 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... . . . .i
DAFTAR ISI . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... . . . . . . . ii
BAB I . PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah  .. . . . .   . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... . . 1
B.     Tujuan penulisan ...... . . . .. .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .   2
C.    Rumusan masalah. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II . PEMBAHASAN
A.    Pengertian. . . . . . .. . . . . . . . .. . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ........... 3
B.    standar asuhan kebidanan . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 3
C.     Standar 13 perawatan bayi baru lahir. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .3
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan  . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 10
B.     Saran  . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 10
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengetahuan menyeluruh dan penerapan tentang Standar Asuhan kebidanan sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu dan bayi secara akurat untuk memastikan bahwa pemantauan sesuai dengan standar yang diharapkan dan mengurangi masalah kerusakan lingkungan hidup manusia di bumi telah diketahui secara umum dan dapat memberikan dampak kerugian bagi kesehatan ibu dan bayi sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kebidanan  adalah bagian integral dari sistem kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya meyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian.
Asuhan Kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dengan memperhatikan pengaruh - pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan dengan perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin / bayi dan penolong serta kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempraktikan prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitmen untuk memelihara serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin / bayinya.
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai kewenangan dan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan atau dokumentasi.

B.     Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang masalah kebidanan di komunitas yaitu “Standar Asuhan Kebidanan”.
2.    Tujuan Khusus
Dengan pembuatan makalah ini maka mahasiswa diharapkan mampu :
a.    Untuk mengetahui standar asuhan kebidanan.
b.   Untuk mengetahui standar asuhan kebidanan dilihat dari ruang lingkup standar pelayanan kebidanan.

C.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari standar asuhan kebidanan ?
2.      Apa saja standar asuhan kebidanan ?
3.   apa saja 13 standar tindakan pada bayi ?



  

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian 
Standar Asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Standar asuhan kebidanan sangat penting di dalam menentukan apakah seorang bidan telah melanggar kewajibannya dalam menjelaskan tugas profesinya.
B. Standar Asuhan Kebidanan
Adapun standar asuhan kebidanan terdiri dari ;
Standar  1 : Metode Asuhan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan 7 langkah , yaitu : pengumpulan data, analisa data , penentuan diagnosa , diagnosa potensial, antisipasi penanganan segera,  perencanaan pelaksanaan , dan evaluasi.
Standar 2 : Pengkajian
Pengumpulan data mengenai status kesehatan klien yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan data yang diperoleh, dicatat dan dianalisis.
Standar 3 : Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat , jelas dan sistematis mengarah pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien sesuai dengan wewenang bidan berdasarkan analisa data yang telah dikumpulkan.
Standar 4 : Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan dengan diagnosa kebidanan.
Standar 5 : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien dan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Standar 6 : Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama atau partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Standar 7 : Pengawasan
Monitoring atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus-menerus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien
Standar 8 : Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan secara terus-menerus seiring dengan tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
Standar 9 : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan  kebidanan yang diberikan.
Standar asuhan kebidanan dapat dilihat dari ruang lingkup standar pelayanan kebidanan yang meliputi 24 standar dan dikelompokkan sebagai standar pelayanan umum, standar pelayanan antenatal, standar pertolongan persalinan, standar pelayanan nifas, dan standar penanganan kegawatdaruratan obstectic neonatus.

C.        STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
A.      TUJUAN
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimualinya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemia, dan infeksi
B.       PERNYATAAN STANDAR
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menentukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi, dan mencegah hipoglikemia, serta infeksi.
C.      HASIL
1.      Bayi baru lahir menerima perawatan dengan segera dan tepat
2.      Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat memulai pernafasan dengan baik
3.      Penurunan kejadian hipotermia, asfeksia, infeksi, dan hipoglikemia pada bayi baru lahir
4.      Penurunan terjadinya kematian bayi baru lahir
D.   PRASYARAT
1.      Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk mendampingi persalinan dan memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera
2.      Bidan sudah terlatih dan terampil untuk :
1.  memeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan menggunakan skor apgar.
2. menolong bayi untuk memulai terjadinya pernapasan dan melakukan resusitasi bay baru lahir.
3. mengenal tanda-tanda hipotermi dan dapat melakukan tindakan yang tepat   untuk mencegah dan menangani hipotermi
4.  pencegahan infeksi pada bayi baru lahir.
5.  mengenal tanda-tanda hipoglikemia dan melakukan penatalaksanaan yang tepat jika hipoglikemia terjadi.
3.     tersedianya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan  yang bersih dan aman bagi bayi baru lahir, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk mengeringkan, yang lain untuk menyelimuti bayi ), gunting steril/ DTT untuk memotong tali pust, 2 klem steril/ DTT, benang steril/ DTT ( atau klem _ untuk mengikat tali pusat, sarung tangan bersih / DTT, thermometer bersih/ DTT, bola karet penghisap atau penghisap DeLee yang di DTT, timbanagn bayi dan pita pengukur yang bersih
4.    obat salep mata : tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%
5.    kartu ibu, kartu bayi, dan buku KIA
6.    Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif.
E. PROSES
Bidan harus :
1.  Selalu mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih/ DTT sebelum   menangani bayi baru lahir.
2.  Memastikan bahwa suhu ruangan hangat (ruangan harus hangat untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir ).
3.  Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk baru yang bersih dan hangat> riset membuktikan bahwa 90% bayi baru lahirmengalami perubahan dari kehidupan intrauterine menjadi ekstrauterine dengan pengeringan dan stimulasi. Penghisapan lender rutin tidak perlu perlu dan mungkin membahayakan ).
4.  Segera menilai bayi utnuk memastikan bahwa bayi bernafas/ menangis sebelum menit pertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan, hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati menggunakanbola karet pengisap atau penghisap DeLee yang di DTT.
5.   Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafassan walaupun sudah dilakukan pengeringan, stimulasi atau penghisapan lender dengan hati-hati, mulai lalukan resusitasi bayi baru lahir untuk menanganii asfiksia ( lihat standar 24 )
6.  Jika bayi menangis/ bernafas, lakukan pemeriksaan APGAR pada menit pertama setelah lahir
7.  Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat diklem di dua tempat menggunakan   klem steril/ DTT
8.  Pasang benang/ klem tali pusat
9.  Bayi harus tetap diselimui dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan segera mulai menyusui. ( riset menunjukkna pemberian ASI dini penting untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga merupakan cara yang baik untuk menjaga pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir. Pastikan, jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimut ibayi dengan handuk yang bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas )
10. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum dengan menggunakan skor APGAR
Skor APGAR
0
1
2
Warna
Biru/ pucat
Tubuh merah jambu, ekstremitas kebiruan
Seluruh tubuh kemerahan
DJJ
Tidak ada
<100 x/ menit
>100 x/ menit
Refleks
Tdak ada
Menyeringai
Bersin, batu, menarik kaki
Aktivitas
Tidak ada/ lemas
Sedikit fleksi
Gerak aktif
pernapasan
Tidak ada
Lemah dan tidak teratur/ menangis lemah
Menangis kuat, pernafasan kuat dan teratur
11. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah plasenta lahri dan kondisi ibu stabil
12. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan menggunakan thermometer yang diletakkan di ketiak ( janganmemasukkan thermometer dalam anus bayi, hal ini merupakan prosedur yang tidak perlu dan dapat membahayakan bayi ). Bila suhu bayi <36 C atau jika tubuh atau kaki bayi teraba dingin, maka segera lakukan penghangatan tubuh bayi seperti pada “ penangaan hipotermi”. Amati suhu bayi setiap jam sampai suhunya normal dan stabil
13.Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan adanya kelainan. Periksa anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan. Ibu hendaknya menyaksika pemeriksaan tersebut
14.Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat agar bayi tidak mengalami hipotermi
15. Tetap selimuti bayi pada saat ditimbang, meletakkan bayi pada timbangan yang dingin akan menyebabkan kehilangan panas. Berat yang tercatat kemudian dpat disesuaikan dengan mengurangi jumlah berat handuk/ kain tersebut
16.Setelah memeriksa dan mengukur bayi, selimuti dengan baik, pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan berikan bayi kembali untuk dipeluk ibu. Hal in merupakan cara yang sangat baik untuk mencegah hipotermi
17. Cuci tangan lagi dengan sabun, air, dan handuk yang bersih. Dalam waktu satu jam setelah kelahiran, berikan salep/ obat tetes mata pada mata bayi baru lahir, untuk mencegah oftalmia neonatorum : salep mata tetrasikilin 1%, lautan perak 1%, atau eritromisin 1%. Biarkan obatnya tetap di mata bayi, jangan dibersihkan salep/ obat tets mata yang berada di sekitar mata
18. Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. ( riset menunjukkna bahwa memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama ketelah kelahiran adalah penting untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kolostrum, ASI pertama, penting karena mengandung zat kekebalan untukpencegahan infeksi dan penyakit pada bayi baru lahir. Pemberian ASI dini akan mencegah/ menangani hipoglikemia pada bayi baru lahir
19.Hindari pemberian susu formula pada bayi baru lahir, hal ini tidak perlu dan mungkin membahayakan
20. Tunggu 6 jam, atau lebih, setelah kelahiran bayi, sebelum memandikannya, tunggu lebih lama jika bayi mengalami kesulitan mempertahankan suhu tbuhny atau mengalami asfiksia pada saat lahir : periksa suhu tubhbayi sebelum memandikannya, suhu tubuh bayi baru lahir harus antara 36-37 C. Gunakan air hangat untuk memandikan bayi dan pastikan ruangan hangat. Memandikan bayi dengan cepat dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih, hangat, dan kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh yang berlebihan
21.Kenakan baju yang bersih dan selimuti bayi dengan handuk/ kain yang hangat dan bersih
22. Periksa apakah bayi baru lahir mengeluarkan urine dan meconium dalam 24 jam pertama kehidupannya., catat waktu pengeluaran urine dan meconium. Mintalah ibu memperhatikannya bila persalinan berlangsung di rumah. Bila dalam 24 jam bayi tiak mengeluarkan urine dan meconium, segera rujuk ke rumah sakit
23. Lakukan pencatatan semua temuan dan perawatan yang diberikan dengan cermat dan lengkap dalam partograf, Karu Ibu dan Kartu Bayi
24. Rujuk segera ke puskesmas atau rumah sakit yang tepat jika ditemukan kelainan dari normal




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Standar Asuhan Kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktinya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Standar Asuhan Kebidanan terdiri dari metode asuhan, pengkajian, diagnosa kebidanan,rencana asuhan, tindakan, partisipasi klien, pengawasan, evaluasi dan dokumentasi.
Standar Asuhan Kebidanan dilihat dari ruang lingkup terdiri dari standar pelayanan umum, standar pelayanan antenatal, standar pelayanan persalinan, standar pelayanan nifas, standar penanganan kegawatdaruratan obstetric dan neonatus.

B.     Saran
                        Untuk menjalin suatu hubungan yang baik dengan klien kita harus bisa memahami diri sendiri. Mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan masing-masing individu. Sama halnya dengan manejemen dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan tersebut.




  
DAFTAR PUSTAKA

Retna Eny, Ambarwati. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Dewi Ratna, Pudiastuti. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika

JANGAN LUPA INVITE BBM >IG > & FB KAMI YAH SAY :)




No comments:

Post a Comment