Visitor

Saturday, February 4, 2017

TUGAS PROPOSAL KEBIDANAN "PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR PADA p normal primipara"


KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula shalawat dan salam tekirim atas junjungan nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.
            Penulisan makalah diagnosa masalah potensialdiharapkan dapat memberi infomasi kepada pembaca sehingga mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Penyakit infeksi yang di alami oleh bayi dan balita merupakan mata kuliah Askeb neonatus ,bayi dan balita.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami sebagai penyusun makalah serta sekiranya dapat bermanfaat bagi orang lain.



Makassar, 7 desember 2014

Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
DAFTAR ISI . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I . PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah  . . . . .   . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B.     Rumusan Masalah  . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   2
C.    Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II . PEMBAHASAN
A.    Definisi pada masa nifas. . . . . . . .. . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 3
B.     Gangguan perkemihan. . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 4
C.     Gangguan BAB. . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..  5
D.    Gangguan hubungan seksual. . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .  5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan  . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 9
B.     Saran  . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 9
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
a.Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
b. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne’bnatal, 2001:122)
c. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
d. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115)
e. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari.
B. Rumusan msalah
1. Bagaimana itu gangguan perkemihan ?
2. Bagaiamana itu gangguan BAB ?
3. Bagaimana itu gangguan hubungan seksual ?
C.Tujuan
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
1.    Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2.    Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.




BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian
Menurut beberapa ahli :
a.Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
b. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne’bnatal, 2001:122)
c. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
B.        Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Potensial Pada Masa Nifas
     Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi.
Berikut adalah beberapa diagnosa potensia yang mungkin ditemukan pada pasien nifas.

a.   Gangguan Perkemihan
Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi selama kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum. Segera setelah pascapartum kandung kemih,edema, mengalami kongesti, dan hipotonik, yang dapat menyebabkan overdistensi, pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urine yang berlebihan kecuali perawatan diberikan untuk memastikan berkemih secara periodik. Uretra jarang mengalami obstruksi, tetapi mungkin tidak dapat dihindari akibat persalinan lama dengan kepala janin dalam panggul.
Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali wanita mengalami infeksi seluruh saluran kemih. Sekitar 40 % wanita pascapartum tidak mengalami proteinuria nonpatologis sejak segera setelah melahirkan hingga hari kedua pascapartum. Spesimen urine harus berupa urine yang diambil bersih atau kateterisasi, karena kontaminasi lokia juga akan menghasilkan preeklamsia.
Diuresis mulai segera setelah melahirkan dan berakhir hingga hari kelima pascapartum. Produksi urine mungkin lebih dari 3000 ml per hari. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk membuang kelebihan cairan intertisial dan kelebihan volume darah. Hal ini merupakan penjelasan terhadap perpirasi yang cukup banyak yang dapat terjadi selama hari – hari pertama pascapartum.

B.   Gangguan BAB
Defekasi atau buang air bersih harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris.. Dengan diadakannya mobilisasi sedini – dininya, tidak jarang maslah ini dapat diatasi. Di tekankan bahwa wanita baru bersalin memang memerlukan istirahat dalam berjam – jam pertama postpartum, akan tetapi jika persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita yang baru bersalin itu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan dirawat seperti seorang penderita
C.   Gangguan Hubungan Seksual
Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Tetapi tak jarang masih mengalami rasa sakit, ini disebabkan oleh proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini disebabkan karna kram otot, infeksi atau luka jahitan pada perineum yang masih dalam proses penyembuhan.
Rasa  nyeri pada saat sanggama atau dyspareunia. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu :
1.    Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses  penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali seperti semula.
2.    Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur.
3.    Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).
4.    Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat   astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang seksual.
5.    Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan, seperti:
a.    Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi salah tentang seks, dll).
b.    Adanya trauma masa lalu (fisik, seks).
c.    Tipe kepribadian yang kurang fleksibel.
d.    Komunikasi suami istri kurang baik .
Beberapa faktor lain diantaranya:
e.    Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya.
f.     Karena adanya luka bekas episiotomy
g.    Karena takut merusak keindahan tubuhnya
h.    Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan
Penyebab Apati Seksual pasca salin
1.    Stress dan Traumatik
Kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya. Banyak ibu yang mempunyan pengharapan yang tidak realistik tentang kelahiran. Misalnya : persalinan berlangsung lama atau persalinan yang memerlukan tindakan.
Adanya luka episiotomi, hal ini bila penjahitan luka episiotomi dilakukan dengan tidak benar maka akan mengakibatkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di saat ibu berjalan dan duduk. Hal ini bisa berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan walaupun mungkin sayatan itu sendiri sudah sembuh.
2.    Keletihan
Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis atau bermasalah dalam menyusu. Maka ibu tentu menjadi letih dan lemas sehingga gairah seks pun merosot.
3.    Depresi
Penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat perasaan kelabu pasca persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Hal ini dapat terjadi depresi berat yang berupa : insomnia, anoreksia (hilangnya nafsu makan), halusinasi (membayangkan yang bukan-bukan) dan kecenderungan untuk menghilangkan kontak dengan kenyataan. 
4.    Keluhan yang timbul saat hubungan seksual pasca salin
a.    Rasa Nyeri
Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
b.    Sensivitas berkurang
Karena persalinan normal merupakan trauma bagi vagina yaitu melebarnya otot-otot vagina.
  

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
Berikut adalah beberapa diagnosa potensia yang mungkin ditemukan pada pasien nifas.
a.       Gangguan perkemihan
b.      Gangguan BAB
c.       Gangguan hubungan seksual
B.     Saran
1.    Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2.    Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.


DAFTAR PUSTAKA

JANGAN LUPA INVITE BBM > IG > FB KAMI YAH SAY :)

No comments:

Post a Comment